Menit-menit terakhir di Stadion Old Trafford menjadi mimpi buruk yang tuntas bagi para pemain Manchester United.
Meski hanya beberapa menit singkat, tekanan yang diberikan Liverpool kepada MU cukup membuat seluruh anggota Setan Merah gemetar ketakutan. Karena dalam waktu kurang dari 10 menit, mereka berhasil melakukan 6 tembakan dengan 4 diantaranya tepat sasaran.
Data yang sulit dibayangkan ini nyaris seperti kegilaan!
Menghadapi serangan gila yang tak masuk akal ini, MU terpaksa menggunakan pertahanan gila untuk menghentikannya.
Akhirnya mereka berhasil menjaga skor imbang 1-1.
Tapi di Stadion Old Trafford, Liverpool kembali memenangkan rasa hormat, meraih seri yang terasa seperti kemenangan.
Persis setelah pertandingan ini berakhir, Ferguson menggelengkan kepala sambil berkesedihan saat ditanya wartawan, "Pertandingan ini seharusnya menjadi kemenangan kami. Sayangnya Liverpool lebih beruntung karena mereka memiliki seorang Gerrard."
Berhenti sejenak, dia seolah enggan mengakui, namun terpaksa berkata, "Tapi MU lebih beruntung, karena Liverpool hanya punya satu Gerrard!"
Jelas terlihat, menurutnya yang mengubah situasi pertandingan ini adalah Gerrard.
Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum setelah ucapan itu, "Kalau begitu aku percaya, MU akan bernasib sial, karena kita mulai sekarang akan punya jutaan Gerrard!"
Para wartawan langsung meledak dalam ledakan tawa, sekaligus paham akan sugesti Yang Chengzhuo.
Aura dan keanggunan legendaris sebuah tim terbentuk melalui tantangan terus-menerus pada musuh kuat, mengalahkan mereka berulang kali, menginjak-injak mereka di bawah kaki - tim yang menindas yang lemah dan takut pada yang kuat takkan bertahan lama.
Mengutip kata-kata Yang Chengzhuo di masa lalu: "Saat status baik wipe kalian, status biasa tetap wipe kalian, bahkan status sial pun tetap bisa cari cara wipe kalian - barulah ini namanya keanggunan legendaris!"
Pada pertandingan ini performa Liverpool tidak dalam kondisi terbaik, dengan 2-3 pasukan inti penting absen. Namun Manchester United gagal mengalahkan Liverpool yang seperti ini, pukulan terhadap semangat MU bisa dibayangkan.
……
……
Membawa hasil imbang 1:1 yang dipuji dari Stadion Old Trafford, seminggu kemudian di Anfield, Liverpool meraih kemenangan mutlak 4-1 atas tim promosi Norwich. Larsson kembali menonjol dengan mencetak dua gol, disusul satu gol masing-masing dari Gerrard dan Arjen Robben. Ofensif Liverpool unggul di Liga Primer.
Namun pertahanan mereka dikritik, terutama penampilan Hyypiä yang tidak stabil musim ini.
Setelah 7 putaran liga, meski Liverpool tertinggal di papan poin dari Chelsea dan Arsenal yang memuncaki klasemen, jumlah gol The Reds adalah dua kali lipat Chelsea. Namun tim Mourinho selalu tampil stabil: serangan garis depan tidak sehebat tapi pertahanan sangat kokoh, selalu bisa mengumpulkan poin dengan stabil.
7 kemenangan beruntun, performa Chelsea musim ini benar-benar luar biasa gila!
29 September, Liverpool menghadapi tantangan tandang ke Olympiakos.
Baru 7 menit babak pertama, Liverpool sudah harus mengakui kebobolan. Kesalahan oper balik Hyypiä ke Reina disergap striker lawan yang sukses melakukan tendangan keras ke gawang kosong, mengantarkan keunggulan.
Tim tuan rumah kemudian menggelar pertahanan Pantang Menyerah. Meski terus menekan, Liverpool sulit mencetak gol.
Waktu semakin menipis. Yang Chengzhuo terpaksa memasukkan Gerrard dari bangku cadangan.
Gelandang lokal Liverpool ini langsung memimpin serangan. Pada menit ke-81, tembakan jarak jauhnya di area luar kotak penalti berhasil diselamatkan kiper, namun penyelesaian kedua Kuyt berhasil menyamakan skor 1-1.
Akhirnya Liverpool pulang ke Inggris dengan membawa hasil imbang 1-1.
Siang hari berikutnya, Hyypiä justru menemui Yang Chengzhuo.
……
……
Di koridor lantai satu Gedung Pelatihan Liverpool, Yang Chengzhuo berjalan sambil terus menerima telepon.
"Paman, katanya mau ngasih tiket pertandingan buat aku?" Suara Avril Lavigne terdengar dari telepon.
Yang Chengzhuo agak sensitif dengan panggilan "paman" itu, tersenyum pahit menjawab: "Lagi di jalan ambil tiketnya."
"Hihihi, dari dulu aku tahu paman orang baik! Aku cinta banget sama kamu!" Gadis itu tertawa sambil beraksi lucu.
"Jangan macam-macam! Aku nggak suka cewek-cewek kecil!" Kali ini Yang langsung menolak leluconnya tanpa ragu.
Gadis kecil ini dalam kesan Yang memiliki sifat asli yang sangat hiperaktif. Melihat sikap sehari-harinya, sulit membayangkan keteguhannya di bidang musik. Tapi memang manusia selalu punya dua sisi, setiap orang pasti punya sesuatu yang dipegang teguh.
"Ngomong-ngomong, butuh berapa tiket?" Yang sudah sampai di depan kantor Norman Gard.
"Satu, dua, tiga... Tiga saja!" Jawab Avril.
Yang Cheng mengangguk, mematikan telepon, dan langsung masuk ke kantor Norman Gard. "Hei, Norman, beri aku... lima tiket pertandingan!"
Norman Gard menatap Yang Cheng sambil terkekeh. "Ada permaisuri yang mau menonton pertandingan?"
"Bodoh kau, Norman! Kau jadi mirip Zinedine Zidane!" Yang Cheng menunjuk kepala Norman sambil menggerutu.
"Masalah genetika!" Gade tersenyum sambil mengeluarkan lima tiket dari laci dan menyerahkannya ke tangan Yang Cheng.
Setiap pertandingan, Liverpool selalu menyisihkan tiket - baik untuk kerabat pemain atau dikirimkan ke pihak lain. Tiket tandang biasanya lebih terbatas jumlahnya dengan pembatasan kuota per orang.
Saat Yang Cheng hendak meninggalkan kantor Norman Gard, Sami Hyypiä kebetulan lewat.
"Hai, Sami!" sapa Yang Cheng.
"Halo, Bos!" balas Hyypiä dengan santai, seolah sengaja mencari Yang Cheng.
Yang Chengzhuo tidak memperhatikan, berbalik dan segera pergi.
"Kamu mau berapa lembar, Sami?" tanya Norman Gard.
"Maaf, Norman, aku mencari Bos!" Setelah berkata demikian, Hyypiä berbalik dan pergi.
Membuat Norman Gard sama sekali bingung, orang ini sedang melakukan apa?
"Bos!" Hyypiä menyusul Yang Chengzhuo di koridor.
Yang Chengzhuo berhenti, memandang Hyypiä, merasa orang Finlandia ini hari ini agak aneh.
"Bisa kita bicara?" tanya Hyypiä.
Yang Chengzhuo mengangkat bahu, "Ke kantorku."
Hyypiā malah menggelengkan kepala, "Mari jalan-jalan di luar."
"Tidak masalah!" Yang Chengzhuo menyimpan tiket pertandingan dengan baik.
Keduanya keluar dari gedung pelatihan, perlahan berjalan-jalan di area lapangan latihan Melwood.
"Penghijauan di sini dilakukan dengan sangat baik. Setelah Yang Chengzhuo datang, tembok yang ada dibungkus dengan sabuk hijau. Dinding beton yang keras tidak terlihat lagi, hanya tumbuhan rambat yang penuh vitalitas yang terlihat. Jauh lebih nyaman."
Keduanya berjalan berdampingan. Hyypiä tidak berbicara, Yang Chengzhuo juga tidak bertanya. Dia menunggu lawannya bicara terlebih dahulu.
"Bos!"
"Hm?"
Mereka telah berjalan sekitar tiga hingga empat ratus meter sebelum akhirnya ada suara seperti ini.
"Apakah Kapten merasa saya tidak memenuhi standar sebagai kapten tim?" tanya Hyypiä.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Bagaimana mungkin? Sejak saya melihatmu membela Davids musim lalu, beradu kekuatan dengan Keane, saya sudah yakin kau akan menjadi kapten yang memenuhi standar."
Ya, lulus ujian!
"Kalau... dibandingkan dengan Steven?" Hyypiä berhenti, wajahnya khidmat saat bertanya.
Orang Finlandia ini jarang bersikap serius. Di luar lapangan, dia selalu terlihat mudah tersenyum.
“Apa yang ingin kamu katakan?” Yang Chengzhuo tidak mahal menghadapi pemain langsung untuk menyalahkan dia lebih buruk dari pemain lain, hal itu akan melukai harga diri pemain.
Hyypiä menundukkan kepala sambil menghela nafas. Alih-alih menjawab, matanya tertuju pada lapangan rumput di kejauhan yang sedang disiram. Para staf persiapan latihan terlihat sibuk bekerja di bawah terik matahari yang menyengat.
“Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka memimpin. Aku juga tidak pandai bicara...” Hyypiä mengangkat tangan kosong sambil tersenyum pahit, “Terkadang aku sendiri heran, kenapa Houllier dulu memilihku jadi kapten?”
Sinar matahari sore yang menyilaukan membuat Yang Cheng memicingkan mata. Ia memandang Hyypiä di hadapannya, “Kamu sepertinya tidak menyadari keunggulanmu sendiri.”
Saat Hyypiä akhirnya memperhatikan, Yang Chengzhuo baru tersenyum dan berkata: "Ya, mungkin kamu pendiam, bukan orang yang banyak bicara. Tapi kamu punya etika profesi, di lapangan selalu rajin dan tekun. Eksekusi taktismu sangat baik, tenang dan layak dipercaya. Kamu tipe pemain yang akan diapresiasi semua pelatih kepala. Aku yakin Houllier memilihmu sebagai kapten juga karena alasan ini."
Hyypiā mendengarnya, agak tersentuh. Bagaimanapun ini keluar langsung dari mulut pelatih kepalanya.
"Tapi aku semakin merasa, ban kapten ini menjadi beban bagiku."
Yang Cheng tertegun, bingung bagaimana merespons.
"Saat tim dalam kesulitan, aku tak tahu cara menyemangati rekan. Saat terjadi konflik antar pemain, aku juga tak bisa jadi penengah. Bahkan saat pemain baru bergabung, Stevenlah yang pertama mengirim SMS sambutan, membuat mereka merasa dihargai klub dan diterima di ruang ganti."
“Aku... selalu baru tersadar belakangan... selalu merasa penyesalan, selalu menyalahkan diri sendiri...”
Ban kapten bagi sebagian orang mungkin mewakili sebuah penghargaan, tapi bagi yang lain, ini adalah tanggung jawab, sebuah pengharapan terakhir, sebuah ekspektasi, bahkan sebuah tekanan.
Hyypiä adalah orang jujur, manusia baik. Dia sangat populer di skuad, bisa akur dengan siapa pun. Tapi ini tak berarti dia kapten yang unggul. Dalam hati Yang Chengzhuo tahu, tapi tak diungkapkannya karena menghormati Hyypiä.
Namun, jika menjadi kapten - satu-satunya kapten non-Inggris dalam sejarah Liverpool - berubah menjadi beban bagi Hyypiä, maka Yang Chengzhuo akan menghargai pendapatnya.
"Sudah hampir dua tahun aku menjabat. Dulu tak terasa, tapi sekarang..." Hyypiä terlihat benar-benar agak terbebani.
Seiring gelar juara Liverpool dan sorotan media, semakin banyak pihak yang mengawasi ketat klub ini. Sebagai Kapten tim, Hyypiä akhir-akhir ini juga mendapat banyak keraguan, terutama dalam dua pertandingan melawan Manchester United dan Olympiakos di mana dia melakukan kesalahan bodoh, sementara Gerrard menunjukkan performa menonjol dengan peran krusial.
Dulu saat masalah belum muncul, semua orang pura-pura tidak melihat. Hyypiä tetap menjadi Kapten, Gerrard tetap sebagai Wakil kapten. Tapi kini masalah telah tampak, mau tak mau harus diselesaikan.
"Apa yang Kamu ingin aku lakukan?" tanya Yang Chengzhuo.
Hyypiä menundukkan kepala, "Biarkan aku kembali menjadi pemain biasa saja."
……
……
Memandang Hyypiä kembali ke gedung pelatihan, Yang Chengzhuo memicingkan mata. Di bawah sinar matahari yang menyilaukan, siluet pemain Finlandia itu terlihat terlalu tinggi.
Mungkin, sepakbola profesional penuh dengan kekejaman, tapi di dalamnya juga selalu terkandung sifat asli manusia, serta dedikasi tak ternama dari jutaan orang yang diam-diam menyuarakan kecintaan mereka pada sepakbola dan timnya.
Karakter Hyypiä memang bukan tipe yang bisa membangkitkan semangat. Dia hanya bisa terus bekerja keras, menggunakan perilakunya di lapangan untuk mengejawantahkan tanggung jawabnya.
Ucapannya benar. Ban kapten baginya merupakan beban yang akan mempengaruhi performanya di lapangan.
Setelah memikirkan ini, Yang Chengzhuo pun tersadar. Segera dia menelepon Paulus Bayer.
"Paulus, suruh mereka rapat sebelum latihan sore!" perintah Yang Cheng.
"Rapat?" Paulus Bayer terkejut dengan perintah mendadak ini.
"Hyypiä ingin melepas jabatan kapten!" kata Yang Cheng.
"Apa?" Paulus Bayer kaget. Hal ini bukanlah persoalan sepele bagi tim manapun.
Kapten, orang yang memimpin ruang ganti, bagaimana bisa asal-asalan?
"Pokoknya, kamu beri kabar mereka rapat, aku akan berpikir lebih matang!" Setelah itu, Yang Chengzhuo menutup telepon.
Menghela nafas, berjalan perlahan-lahan sambil pikiran beterbangan di kepala.
Ada orang yang sangat suka jadi kapten, karena merasa bisa mengatur rekan setim, terlihat keren, dan menjadi kapten tim elit adalah simbol kejayaan dan identitas, setiap ucapannya punya bobot.
Tapi ada juga yang tidak suka, karena merasa gelang kapten itu bagai memikul tanggung jawab berat. Sejak itu, mereka bukan lagi diri sendiri, tapi mewakili tim dan rekan-rekan di belakang.
Di sisi lain, dia harus mengakui: sifat asli Hyypiä mungkin cocok jadi kapten di liga lain, tapi di Liga Primer, kaptennya akan tertutupi oleh Roy Keane, Vieira dan kapten-kapten lainnya.
Dalam dunia sepakbola Liga Primer yang menekankan darah bersaing dan prinsip membalas dendam, tipe pemain galak seperti Roy Keane dan Vieira lebih cocok menjadi kapten tim.
Tidakkah kalian lihat? Saat Vieira masih bermain, Arsenal adalah tim paling suka mengganggu lawan dengan julukan "tim bintang merah". Tapi setelah kepergiannya, Arsenal menjadi bulan-bulanan yang mudah diusap-usap bahkan sampai ada kasus kaki patah. Bayangkan jika Vieira masih ada - beranikah mereka?
Dari sudut ini, Hyypiä memang tidak bisa disebut kapten unggul. Setidaknya, penampilannya kurang terlihat galak.
Sebaliknya, Gerrard justru punya keberanian dan sifat asli yang khas pria tangguh Inggris. Jika dia dijadikan kapten, setidaknya bisa memastikan Liverpool tidak dirugikan saat berhadapan dengan tim-tim seperti Keane atau Vieira.
Tapi bagaimana tanggapan pemain lain? Bisakah mereka menerima ini?
Bagaimanapun, usia 24 tahun untuk menjadi Kapten tim juara memang terlihat agak muda.
……
……
Pukul 4:30 sore，jarak satu jam menuju sesi pelatihan petang hari.
Pemain yang menerima kabar satu per satu berkumpul di ruang rapat gedung pelatihan，berbisik-bisik membahas，sebenarnya apa yang tiba-tiba terjadi，kenapa Yang Chengzhuo mendadak mengadakan rapat?
"Apakah terkait pertandingan Chelsea?" Gerrard bingung，"Kamu tahu，Sami?"
Hyypiä di hati sudah mulai menebak，tapi tak diungkapkan.
Begitu waktu tiba，Yang Chengzhuo memasuki ruang rapat bersama tim pelatih，sengaja menggembok pintu.
Seketika semua terdiam，pandangan tertuju pada Yang Chengzhuo yang berdiri di posisi paling depan，menanti ucapannya.
"Hari ini，Sami menemui saya. Dia menyatakan ingin melepaskan tanggung jawab sebagai kapten tim!" kata Yang Chengzhuo dengan datar.
Seketika riuh rendah memenuhi ruang rapat，semua mata beralih ke Hyypiä.
Orang Finlandia itu merasakan sorotan penuh tanya dari rekan-rekan sekitar，lalu mengangguk.
“Kenapa, Sami?” Gerrard yang pertama berdiri, “Sudah bagus-bagus menjalankan tugas, kenapa berhenti?”
“Iya, kenapa tiba-tiba mundur?” rekan satu tim bertanya ramai.
Terlihat jelas, dia sangat populer di dalam skuad.
Hyypiä berdiri, tersenyum getir, “Aku bangga bisa menjadi Kapten Liverpool. Tapi sifat asli saya tidak cocok untuk peran seperti ini. Saya ingin fokus total ke performa di lapangan tanpa gangguan.”
“Jika harus memilih antara tampil maksimal di lapangan atau ban kapten, aku pilih yang pertama!”
Banyak pemain yang hadir terkesima. Menjadi kapten tim sebesar Liverpool—keluarga elit sepakbola—adalah kejayaan luar biasa. Lihatlah betapa tim-top berebut ban kapten sampai mati-matian.
Tapi Hyypiä justru mengundurkan diri. Kelapangan hatinya benar-benar mengagumkan.
Dengan membandingkan, banyak pemain bertanya dalam hati: Seandainya posisiku, bisakah berbuat sama?
“Saya menerima permintaan Sami, tapi satu tim tidak mungkin bermain tanpa kapten dalam satu pertandingan. Jadi saya harap, hari ini kita bisa memilih seorang kapten di sini dengan cara paling demokratis, melalui voting rahasia.”
Ucapan Yang Chengzhuo membuat para pemain tim utama Liverpool yang hadir sedikit terharu. Ini sama saja dengan menyerahkan pilihan kapten ke tangan mereka sendiri, memungkinkan mereka memilih pemimpin mereka secara mandiri.
Begitu Yang Chengzhuo selesai berbicara, Paulus Bayer yang berada tak jauh segera membagikan selembar kertas catatan ke setiap pemain. Mereka diminta menulis nama kandidat yang menurut mereka paling pantas menjadi kapten tim, semua pemain wajib menulis.
Para pemain menulis pilihan masing-masing tanpa saling mengintip isian orang lain, karena memang tidak perlu.
Semua merenung dan mempertimbangkan dengan matang. Setelah selesai menulis, mereka melipat kertas dan menyerahkannya ke Paulus Bayer. Tumpukan kertas suara terkumpul di depan Yang Chengzhuo.
Setiap pemain memandangi tumpukan tiket suara di hadapan Yang Chengzhuo. Di dalamnya terdapat nama-nama yang sengaja dikacaukan oleh Paulus Bayer sebelumnya, sehingga siapa yang memilih siapa sama sekali tidak diketahui.
Melihat semua orang tegang, Yang Chengzhuo terkekeh, "Jangan tegang, Teman-teman. Tidak mungkin kalian semua jadi kapten. Kita hanya punya satu kapten!"
Suasana kampanye yang sempat mencekam langsung mencair dengan gelak tawa para pemain.
Sebenarnya para pemain yang setiap hari berinteraksi ini saling mengenal dengan baik. Siapa yang berpeluang jadi kapten dan siapa yang tidak mungkin terpilih sudah jelas terlihat. Faktanya hanya ada satu dua pemain yang memenuhi syarat sebagai kapten - tidak ada ruang untuk kejutan.
"Kita mulai verifikasi tiket sekarang. Apapun hasilnya, aku akan menghormati pilihan kalian semua. Pemegang suara terbanyak akan menjadi kapten baru kita!" seru Yang Chengzhuo.
Meski Yang Chengzhuo lebih condong ke Gerrard, tapi jika para pemain tidak mengakui kepemimpinannya, demi menghindari kekacauan di ruang ganti, dia akan memilih menghormati keputusan pemain. Tentu, yang terbaik adalah Gerrard terpilih, sehingga semuanya menjadi sempurna, bukan?
Dengan santai Yang Cheng menyambar satu lembar dari tumpukan tiket pemilihan, mengibaskannya ke arah para pemain. Setelah membuka, melihat nama di dalamnya. Untuk menunjukkan keadilan, dia membalikkannya memperlihatkan kepada semua pemain, baru kemudian membacakan nama tersebut...
