"Hei, Natalie!"
Setelah keempat mereka duduk, seorang pria paruh baya di kejauhan tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Natalie.
"Halo, Andrea!" Natalie merespons dengan sopan. Pria itu adalah dalang Guild Santo Roh sekaligus fans paling setia Yang Chengzhuo, yang saling mengenal dengan Natalie dan langsung mengenalinya.
"Siapa ketiga orang ini?" Andrea menatap Avril dan dua temannya.
"Teman Paman Cheng, Avril Lavigne, dan dua temannya," perkenalan Natalie.
"Oh, Lonceng Kebebasan, lagu favoritku!" kata Andrea sambil tersenyum.
“Terima kasih!” Avril Lavigne mengangguk, bahkan dia sendiri tak paham, sebenarnya Andrea menyukai lagu ini karena kualitas vokalnya yang bagus? Atau karena ini adalah lagu karya Yang Chengzhuo?
“Apa Kamu sering menonton pertandingan secara langsung?” Setelah duduk, Avril langsung menarik lengan Natalie yang di sebelahnya sambil bertanya.
“Tidak juga. Kadang kalau sibuk terpaksa menonton siaran langsung TV.” Natalie sebenarnya adalah tipe yang tak banyak bergerak di hadapan orang luar, bukan orang yang banyak bicara. Tapi hari ini ada niat untuk membantu Yang Chengzhuo menjamu tamu, matanya memandang sekeliling sambil menambahkan, “Fans Chelsea hari ini sangat gila, suasana yang mereka buat seperti tekanan dahsyat, hampir membuat sesak nafas!”
Avril Lavigne tidak sepenuhnya mengerti maksut ucapan itu, tapi dari nada bicaranya bisa ditangkap kalau Natalie sedang mengkhawatirkan Yang Chengzhuo.
Hubungan emosional seperti apa yang mereka miliki?
“Tenang saja Natalie, Sang Kaisar pasti bisa menangani ini!” Andrea tersenyum.
Natalie mengangguk, kedua matanya diawasi ketat di pintu keluar, menunggu Yang Chengzhuo dan Liverpool keluar.
……
……
"Para penonton dan teman, selamat datang di Stadion Stamford Bridge!"
"Ini adalah pertandingan putaran ke-8 Liga Primer, pemuncak klasemen Chelsea menghadapi Liverpool yang berada di peringkat ketiga. Sekaligus, ini juga merupakan pertandingan krusial yang sangat dinantikan, dijuluki oleh berbagai media sebagai pertempuran dominasi antara raja lama dan baru Eropa. Sang Penguasa masa lalu Yang Chengzhuo kini menghadapi tantangan dari pelatih juara baru José Mourinho."
"Di musim ini dengan bergabungnya José Mourinho, performa Chelsea mengalami transformasi yang sangat pesat dibanding masa lalu. Saat ini mereka mencatatkan awal musim dengan 7 kemenangan beruntun. The Blues Mourinho belum terkalahkan di Liga Primer, popularitas sesaat mereka benar-benar luar biasa. Hal ini membuat evaluasi dunia luar terhadap The Blues musim ini terus meningkat."
“Sebagai juara bertahan musim lalu, permulaan Liverpool juga tidak bisa dikatakan buruk dengan 4 menang, 2 imbang, 1 kalah. Hasil ini kapan pun tetap layak dibanggakan, hanya saja kondisi Chelsea dan Arsenal musim ini terkalkulasi lebih baik, terutama Chelsea yang bahkan terunggul di Eropa.”
“Dari konfigurasi personil, kekuatan kedua tim sama-sama menonjol. Chelsea fokus pada pertahanan, Liverpool mengandalkan serangan. Ini merupakan manifestasi gaya kepelatihan kedua pelatih kepala. Kini tinggal dilihat dalam duel serang-pertahanan ini, apakah serangan Liverpool lebih unggul atau pertahanan Chelsea lebih kokoh.”
“Kita telah berhasil merebut daftar lineup pembuka kedua tim.”
"Daftar starter Chelsea tidak ada perubahan sama sekali. Kiper adalah Čech, garis pertahanan terdiri dari Gallas, Carvalho, Terry, dan Ferreira. Tiga gelandang adalah Lampard, Makelele, dan Tiago. Trio striker adalah Joe Cole, Crespo, dan Gudjohnsen. Tampaknya Mourinho juga tidak punya ide untuk menyesuaikan formasi."
"Daftar starter Liverpool juga tidak terlalu mengejutkan. Kiper adalah Reina, garis pertahanan terdiri dari Riise, Hyypiä, Carragher, dan Glen Johnson. Tiga gelandang adalah Essien, Carrick, dan Gerrard. Trio striker tetap Robben, Larsson, dan Cristiano Ronaldo."
"Dari skuad ini, pengaturan formasi kedua tim menggunakan pasukan inti terkuat mereka tanpa perubahan besar atau penyesuaian berarti, juga tanpa kejutan signifikan. Kunci utamanya terletak pada Strategi di Balik Layar kedua pelatih kepala selama pertandingan, serta performa pemain dalam 90 menit pertandingan."
Kedua poin ini sebenarnya sangat penting, bahkan bisa dikatakan, jika kedua tim masuk ke arena pertandingan dengan probabilitas kemenangan masing-masing 50%, maka kedua faktor inilah yang menjadi masalah utama penentu hasil sebuah pertandingan.
Tentu saja, ada tim yang memasuki lapangan dalam kondisi lemah, tetapi dengan mengandalkan performa kedua aspek ini, tetap bisa meraih kemenangan. Inilah fungsi pelatih kepala dan bintang bola basket.
"Baiklah, penonton dan teman-teman! Kita bisa melihat para pemain kedua tim mulai berjalan masuk ke lapangan secara berurutan!"
"Liverpool kemarin mengumumkan pergantian Kapten tim. Menurut laporan intelijen terpercaya yang kami terima sebelumnya, kali ini Sami Hyypiä-lah yang secara aktif meminta pergantian kapten, bukan tindakan Yang Chengzhuo untuk menahan Gerrard seperti yang diduga dunia luar. Oleh karena itu, kita bisa melihat Gerrard berjalan di depan sebagai starter pertama kalinya dengan status Kapten!"
Seluruh Stadion Stamford Bridge langsung menjadi riuh rendah, suara siulan dan sorak-sorai saling bertumpang tindih bagaikan kekacauan tak terbendung.
Pemain kedua tim keluar dari saluran pemain, Yang Chengzhuo mengikuti diam-diam dan berhenti di depan bangku pelatihnya.
Dia menunggu Mourinho datang menyapa, toh pelatih Portugal ini adalah tuan rumah, mustahil tidak mau mendekat.
"Dia pura-pura tidak tahu aturan ini!" Paulus Bayer paling paham tipu muslihat Yang Chengzhuo.
Yang Chengzhuo terkekeh, "Kalau begitu aku tak segan berperan sebagai tuan rumah!"
Tapi Mourinho jelas tak memberinya kesempatan. Tak lama pelatih itu mendekat, namun Yang Chengzhuo sengaja terus berpura-pura mengobrol dengan Benitez, membelakangi sang pelatih Portugal.
Ekspresi Mourinho juga masam. Tak ada yang suka melihat bayangan punggung lawan, tapi demi kewibawaan, ia tetap mendekat dengan langkah agak lambat.
Yang Chengzhuo memperhitungkan waktunya. Baru ketika Mourinho sudah sangat dekat, ia tiba-tiba menoleh.
"Ha, Halo José!" Sapanya penuh keakraban, persis seperti teman baik yang lama tak berjumpa.
"Dasar sialan, berpura-pura!"
Mourinho mengutuk dalam hati, tapi di luar tetap sok senyum, "Halo, Yang Chengzhuo, akhirnya kita bertemu lagi!"
"Benar, di pertemuan terakhir kali kita sibuk merayakan, tak sempat berbincang baik-baik denganmu!"
Senyum Yang Cheng membuat Mourinho ingin muntah, tapi anggota ini terpaksa ikut berpura-pura, pura-pura tak menangkap cemohen dalam ucapannya. Bagaimanapun, saat pertemuan terakhir, Inter Milan menghajar Porto habis-habisan. Mustahil Mourinho melupakan rasa malu yang ditimbulkan pertandingan itu.
"Bagus! Setelah pertandingan selesai, datanglah ke kantorku untuk minum - jika masih ada mood!" saran Mourinho sambil tersenyum. Ini semacam peraturan tak tertulis di Liga Primer: lawan di lapangan biasanya minum bersama setelah pertandingan, kadang bahkan mengajak seluruh tim pelatih.
Lawan di lapangan, teman di luar lapangan - contoh seperti ini sangat banyak.
"Baik, kondisi hatiku selalu baik. Aku justru takut nanti kamu tidak punya anggur. Konon katanya kamu jarang minum alkohol!" Yang Chengzhuo tersenyum mengejek, tapi seolah sedang bercanda.
Kantor Mourinho memang tidak ada Anggur Merah. Tapi di saat seperti ini, mana mungkin gentar?
"Tak masalah! Anggur untuk minum dengan riang seperti ini, kapan saja di mana saja ada!" Secara implisit bermakna: "Musim ini kami sudah menang 7 pertandingan, masa takut dengan satu pertandinganmu?"
"Permintaanku agak tinggi. Anggur yang kamu berikan ke orang lain, belum tentu cocok di lidahku!" Jawab Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
"Tenang, pasti akan memuaskanmu!" Mourinho tersenyum palsu menemani.
"Lihat saja nanti!" Alis Yang Chengzhuo berkerut.
Baru di momen ini kedua pria itu mulai bersikap seolah ada percikan api.
Kamera siaran langsung Andy Gray mengarah ke pinggir lapangan. "Apa sebenarnya yang mereka berdua bahas?"
Ini juga pertanyaan semua orang.
Terlihat setelah berjabat tangan, Mourinho kembali ke posisinya.
Pertandingan dimulai!
……
……
"Waaaah~~ Huh~~"
Seluruh tribun Stamford Bridge terlihat menarik, penuh dengan kaget dan panik.
Berbeda dengan ekspresi manis dan menggoda Natalie Portman yang kerutan dahinya, Avril Lavigne malah meneriakkan secara langsung.
"Sebenarnya tim Chelsea ini menendang orang atau bermain bola?"
Pasalnya dia melihat Lampard langsung menekel Carrick yang sedang menguasai bola, menjatuhkan gelandang bertahan Inggris itu ke tanah, lalu berbaik hati mendekat untuk membantunya bangkit - toh dulu sama-sama rekan di West Ham United. Tapi siapa sangka, Carrick langsung menepis tangannya dengan kasar, ekspresi wajahnya pun terlihat tidak senang.
Dia terlalu keras!
Andai Carrick tidak menghindar, tendangan itu mungkin akan mendarat tepat di pergelangan kakinya - semua tahu betapa berbahayanya!
"Natalie, bukankah aksi menghantam seperti ini harus diberikan kartu?" tanya Avril, memang seru sih, tapi itu hanya berlaku saat kita yang mengganggu orang.
Kini Avril Lavigne sudah menganggap diri sebagai penggemar Liverpool, tentu merasa seperti ini diganggu harus diberikan kartu.
"Ini taktik, nakut-nakutin!" kata Natalie dengan tenang, tapi dalam hati harus mengakui bahwa ini cukup berguna.
Banyak pemain yang langsung tidak bisa bermain normal setelah ditakuti seperti ini.
Taktik berbahaya seperti ini cukup umum di Liga Primer, Roy Keane dan Vieira adalah penggemar setia taktik semacam ini. Seringkali pemain yang ditakuti akan gemetaran sepanjang pertandingan, baru saja terhindar dari bahaya bagaimana bisa bermain baik?
Selain itu, ini juga bisa menguji ketegasan wasit yang bertugas, melihat bagaimana standar wasitnya.
Kelihatannya wasit ini masih cukup netral. Dia memanggil Lampard mendekat, memberikan peringatan serius. Tampaknya maksudnya adalah: Lain kali masih begitu, langsung akan diberikan kartu.
"Pelanggaran kali ini memberikan Liverpool kesempatan tendangan bebas di area depan. The Reds mengembangkan serangan melalui sayap kanan oleh Glen Johnson yang berhasil menembus sisi kanan kotak penalti Chelsea. Setelah dihadang, dia memberikan umpan melintang ke Gerrard yang maju menerobos ke depan."
John Terry yang sudah bersiap di depan langsung mengulurkan kaki untuk mencegat, menjatuhkan Gerrard berikut bolanya.
"Rekaman slow-motion menunjukkan ini memang pelanggaran. Tapi baru 2 menit pertandingan berjalan, wasit Vili belum berani memberikan kartu!" ujar Andy Gray sambil menganalisis adegan dimana Terry jelas tak menyentuh bola dan langsung menjatuhkan Gerrard. "Dari sudut pandang Vili, situasinya memang agak ambigu - bukan berarti dia berpihak."
Namun Liverpool segera melancarkan gelombang serangan baru. Riise menerobos di sayap kiri lalu memberikan umpan terobosan ke Arjen Robben. Striker Belanda ini melewati Ferreira sebelum memberikan crossing akurat yang berhasil diamankan Carvalho dengan sundulan kepala.
“Setelah pertandingan dimulai, Liverpool terlihat bermain lebih aktif dan agresif. Sementara itu, Chelsea tetap konsisten dengan taktik yang dipegang sepanjang musim ini. Seluruh pemain di tiga garis utama melakukan pressing intensitas tinggi, mengubah wilayah pertahanan mereka sendiri menjadi daerah ranjau bertekanan tinggi. Segala cara digunakan untuk mencegah Liverpool berhadapan langsung dengan gawang mereka.”
Senjata andalan Mourinho dalam serangan balik sebenarnya masih ada Duff yang memiliki kecepatan tinggi. Namun karena Duff cedera, dalam pertandingan ini dia memainkan Joe Cole sebagai starter, sementara Shaun Wright-Phillips duduk di bangku cadangan. Hal ini cukup mempengaruhi efektivitas serangan balik Chelsea.
Tapi Liverpool juga mengalami kerugian. Ketidakhadiran Didier Drogba membuat mereka kehilangan titik tumpu di lini depan.
Melihat pertandingan-pertandingan dimana Liverpool meraih kemenangan besar musim ini, semuanya tanpa terkecuali belum pernah menghadapi tim seketat Chelsea. Satu-satunya laga serupa adalah saat melawan Bolton Wanderers, dan hasilnya Liverpool kalah.
Kini tampak jelas Mourinho benar-benar berniat untuk mempertahankan strategi defensif ini sampai akhir.
……
……
"Carrick!" Paulus Bayer mendatangi pinggir lapangan, membuat gerakan mundur ke arah Carrick.
Gelandang bertahan Inggris itu langsung paham niat pelatih kepala.
Setelah 10 menit pertandingan berjalan, Liverpool mendominasi. Chelsea memilih mundur ke wilayah sendiri bertahan, membiarkan lawan menyerang.
"Dia benar-benar paham keunggulan sistemnya!" Benitez menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit.
Lini belakang-tengah yang kuat memastikan Chelsea punya kekuatan cukup untuk mengubah separuh lapangan mereka menjadi Area tekanan tinggi. Bola apapun yang masuk ke zona 32 meter akan dihancurkan tanpa ampun - mereka akan melakukan segala cara untuk mencegahmu mengoper bola ke area berbahaya itu.
Perlu diketahui, hampir sebagian besar gol tercipta di area ini. Jika bola tak bisa masuk, ancaman akan melemah dengan sendirinya.
Chelsea musim ini kinerja ofensifnya buruk. Milan Baroš sebenarnya sangat sesuai dengan strategi pertahanan-balik Mourinho, tapi entah kenapa pelatih Portugal itu tak pernah mempercayainya. Hernán Crespo sendiri adalah tipe penyerang tengah yang ahli membobol pertahanan padat, berguna saat menghadapi tim dengan pertahanan solid, tapi untuk serangan balik...
Dalam pertandingan ini Mourinho memilih mundur bertahan, membiarkan lawan menyerang, mengamankan pertahanan dulu baru merencanakan serangan balik.
Yang Chengzhuo teringat final Liga Champions 2010 antara Inter Milan melawan Bayern München. Meski detailnya berbeda, secara taktis kerangka berpikirnya sangat konsisten.
"Menurutku, José Mourinho ini sangat mirip denganmu, persis sekali!" Paulus Bayer mengeluarkan senyum pahit.
"Mirip bajingan!" nada bicara Yang Chengzhuo penuh permusuhan.
"Tidak mirip?" Paulus Bayer balik bertanya, "Kamu menganjurkan serangan, jadi mengatur serangan tiga dimensi dengan segala cara. Tapi dia melihat serangan tidak berhasil, lalu fokus pada pertahanan. Menurutku sistem pertahanannya ini layak disebut tiga dimensi juga."
Yang Chengzhuo melirik Paulus Bayer. Sekarang siapa pun yang mengulas Mourinho, dia tidak senang.
Tapi dalam hati harus mengakui, pertahanan Chelsea memang benar-benar tiga dimensi, terbangun dengan sangat rasional.
Jika bek tengah masa lalu masih memiliki kelemahan, kombinasi Carvalho dan Terry benar-benar pasangan sempurna. Satu berani, satu jaga ruang. Ditambah bek sayap kiri-kanan Ferreira dan Gallas, di depan ada Makelele dengan kemampuan mencegah yang luar biasa di area luas, serta Lampard dan Tiago yang bisa maju menyerang maupun mundur bertahan.
Namun dengan demikian, pertahanan Chelsea memang menjadi kuat, tapi serangan jadi tidak jalan. Seringkali terputus koneksinya.
“Bahkan kalau dia bawa beton bertulang ke lapangan, aku tetap bisa mengorek masalah darinya!” Yang Chengzhuo sangat yakin dengan serangan timnya.
“Paulus, awasi ketat Carrick, jangan biarkan dia maju terlalu jauh. Formasi keseluruhan mundur, jangan pressing. Kalau sudah tahu itu Area ranjau, jangan kita injak. Biarkan mereka yang maju.” Perintah Yang Chengzhuo.
Tapi jelas Mourinho tidak bertindak seperti yang diantisipasi Yang Chengzhuo.
Sepakbola seharusnya seperti neraca - satu sisi turun sementara sisi lain naik. Tapi kini Liverpool merapat, sementara Chelsea tidak pressing agresif. Hasilnya pertandingan jadi membosankan, hanya sesekali ada bentrokan fisik sengit, tanpa perubahan berarti.
Setelah Liverpool mundur, taktik Chelsea berubah jadi: mengintip sebentar, kalau menemukan celah langsung serang balik. Kalau gagal, langsung mundur lagi bertahan. Prinsip utama: jaga gawang tetap bersih dulu.
“Brengsek ini kura-kura ya?” Yang Chengzhuo benar-benar punya dorongan untuk mengumpat.
Waktu terus berlalu, Liverpool menguasai inisiatif. Bahkan jika dinilai dengan standar Barcelona, rasio penguasaan bola Liverpool sangat tinggi, tapi tak bisa melancarkan serangan efektif. Hanya dua tembakan berbahaya: satu tembakan jarak jauh Gerrard, satu lagi akselerasi Cristiano Ronaldo setelah dribbling di sayap kanan diikuti operan rendah ke depan gawang. Sayangnya tembakan lanjutan Larsson berhasil ditangkap kokoh oleh Čech, mengatasi krisis yang nyaris menjadi gol.
“Inikah tim juara Liga Primer?” Yang Chengzhuo agak sulit mempercayainya, terlalu 'itu'.
Benitez dan Paulus Bayer saling memandang, sama-sama tersenyum pahit. Keluhan Yang Chengzhuo memang ada benarnya.
Sepanjang pertandingan, Chelsea ternyata tidak sekali pun menembak. Bayangkan?
……
……
Di kejauhan, Mourinho duduk di bangku pelatih, tapi diam-diam mengintip ke arah Yang Cheng yang berdiri di pinggir lapangan, lalu tersenyum.
Dia benar-benar merasa kebiasaan buruk Yang Cheng memimpin pertandingan dari luar lapangan, karena setiap gerak-gerikmu akan terlihat oleh lawan.
"Dia mulai panik sekarang!" ujar Mourinho sambil tertawa.
Di sampingnya duduk asisten kepala-nya, Villas-Boas, tahun ini berusia 27 tahun, bahkan lebih muda dari Yang Cheng, tapi sudah memiliki pengalaman pelatih yang kaya. Sejak usia 17 tahun dia sudah menjadi pelatih sepak bola.
Tentu saja di usia 27 tahun dia masih menjadi asisten Mourinho, tapi Yang Cheng di usia yang sama sudah menjadi pelatih kepala juara Eropa. Karena itu dia selalu menggunakan pengalaman Yang Cheng sebagai dorongan besar untuk diri sendiri, dan yakin Mourinho pun melakukan hal serupa.
"Tetap harus menunggu, Dia bukan tipe orang yang mudah terburu-buru!" Boas terlihat cukup memahami karakter Yang Chengzhuo, wajar saja sebagai idola, para penggemar selalu berusaha mati-matian untuk memahami sang idola.
Bukan hanya dia, bahkan Mourinho pun sangat mengenal Yang Chengzhuo. Buktinya, selama periode kepelatihannya di Porto, pelatih berusia 34 tahun itu dengan antusias mengikuti pembelajaran psikologi dari istrinya, hanya karena mengetahui Yang pernah belajar psikologi secara otodidak.
Ini jelas-jelas terpengaruh gaya Yang, meski Mourinho bersikap keras kepala enggan mengakuinya.
"Yang paling tidak ia sukai adalah menghadapi tim bertahan yang membuatnya tak berdaya seperti ini!" kata Mourinho bangga akan mahakaryanya.
Bukankah kamu Yang Chengzhuo yang dijuluki peringkat pertama dalam strategi serang di Tianxia?
Aku bisa mempertahankan seranganmu, bukan hanya kali ini. Di kesempatan berikutnya, dan setiap kali ke depannya, aku harus tetap bisa menahan seranganmu. Membuatmu gelisah, cemas, melakukan kesalahan, lalu perlahan mencari celah untuk menghabisi dirimu.
Boas merasa lucu. Menurutnya Yang Chengzhuo dan Mourinho adalah dua kutub ekstrem. Satu berfokus pada serangan untuk memenangkan pertandingan, sementara yang lain mengutamakan kemenangan dengan cara apapun - meski harus menggunakan metode konservatif ekstrem, asalkan bisa menghancurkan lawan.
Oleh karena itu, bagi Boas, perseteruan kedua orang ini sangat menarik untuk disimak.
Dan melihat kondisi saat ini, tim yang bermain konservatif tampak lebih mudah meraih kemenangan!
