Semangat Liverpool Menciptakan Keajaiban Istanbul!
Klasik = Kehendak, Diciptakan oleh Orang Liverpool yang Luar Biasa!
Orang Liverpool Pemberani Menulis Epos Keabadian Liga Champions!
Liverpool Bertaruh Nyawa Selama 20 Tahun, Legiun Zebra Melunasi Utang 20 Tahun Silam!
Juventus Cetak 3 Gol di Awal Pertandingan, Liverpool Balas 4 Gol Memperagakan Keajaiban!
Yang Chengzhuo Menciptakan Klasik dan Mitos Terhebat dalam Sejarah Liga Champions!
Pertempuran Istanbul, Sang Kaisar Naik ke Altar Dewa!
Liverpool yang Terhanyut ke Neraka, Berkat Yang Chengzhuo Kembali ke Surga!
Semangat Fans Menentukan Hidup-Mati Liverpool, KOP Mengguncang Alam Semesta!
Orang Liverpool membuktikan diri dengan darah bersaing, Juventus terpaksa mengalami pembalikan arah yang mengejutkan!
……
Keesokan harinya, artikel utama di halaman depan berbagai koran di seluruh dunia memuat serangkaian berita sensasional.
Berbeda dengan biasanya di mana setelah Liga Champions selalu ada media yang menyesali pihak yang kalah, hari ini hampir semuanya memuji Liverpool dan menganggap Juventus kalah dengan lapang dada.
Seperti judul New York Times yang mengomentari, "Di hadapan klasik, musuh sekuat apapun terpaksa menyerah; di hadapan mitos, musuh seperkasa apapun harus menundukkan kepala mulia!"
Di akhir artikelnya, wartawan New York Times menyimpulkan pertandingan ini dengan satu kalimat: "Pertarungan terakhir Pelatih Kepala Tiongkok Yang Chengzhuo untuk menjadi legenda!", yang menunjukkan bahwa bahkan di gurun sepakbola Amerika, mereka sepakat dengan fans seluruh dunia bahwa melalui pertandingan ini, Yang Chengzhuo akan naik ke altar dewa sepakbola.
Pemimpin redaksi Gazzetta dello Sport Italia, Pozzo, bahkan secara pribadi menulis artikel yang memuji besar-besaran teman lamanya Yang Chengzhuo. Ia menganggap bahwa di manapun Yang pergi, tak pernah melupakan konsep sepakbolanya sendiri, dan selalu menunjukkan kemajuan.
"Saya ingat jelas, pernah suatu kali saya pergi ke Liverpool untuk makan bersama Yang Chengzhuo. Saat itu saya bertanya padanya: Apa perbedaan sepakbola Inggris, Italia, dan Jerman? Waktu itu dia menjawabku dengan satu kata: hubungan emosional!"
"Dia bilang padaku: Sepakbola Jerman sangat rigor. Meski sudah menggunakan teknik, itu pun teknik yang berjalan dalam kerangka rigor. Sepakbola Italia sangat tenanglah, selamanya taktik pertama, selamanya stabil dan seimbang. Sepakbola Inggris penuh gairah, karena bagi pemain dan fans di sini, sepakbola tak hanya sekadar sepakbola."
“Dia bilang padaku, dia menyukai atmosfer sepakbola Jerman yang relatif santai karena bisa menikmati hiburan dari olahraga ini; juga menyukai penekanan sepakbola Italia pada taktik teknik yang memungkinkan pelatih kepala menunjukkan kemampuan maksimal; tapi dia juga menyukai fans Liga Primer yang memberi makna lebih dalam pada sepakbola.”
“Pernah kukatakan padanya, setelah kontak cukup lama, kudapati dia terus belajar. Dalam taktik sepakbolanya telah terintegrasi rigor ala orang Jerman, pola pikir taktis ala Italia. Kini kita saksikan, dia telah menguasai esensi sepakbola Inggris - gairah dan keteguhan hati mereka.”
“Dia adalah pengintegrasi agung. Kusimpan harapan besar untuk terus menyaksikan Yang Chengzhuo yang baru 33 tahun ini. Kami berharap dia bisa terus menghadirkan lebih banyak kegembiraan sejati dan keseruan sepakbola murni untuk kita di lapangan hijau.”
Berbeda dengan ulasan bernuansa pribadi dari Pozzo di Gazzetta dello Sport, artikel utama di halaman depan The Times Inggris justru memberikan definisi yang lebih agung bagi Keajaiban Istanbul.
"Pertandingan ini pasti akan mengubah arah perkembangan sepakbola!"
Dalam kolom khusus Martin Samuel, penulis ternama, ia tidak langsung mengomentari pertandingan ini, melainkan menceritakan masa lalu melalui proses perkembangan sepakbola modern.
"Kita semua tahu, perkembangan sepakbola modern sebenarnya dimulai dari Tragedi Heysel 20 tahun silam, yang menjadi garis pemisah. Sebelumnya, sepakbola Eropa dikuasai Inggris - Liverpool, Nottingham Forest, Aston Villa; tim-tim Inggris secara berturut-turut menjadi penguasa Eropa, memicu kewaspadaan negara-negara lain."
“Di mata banyak orang, sepakbola Inggris terlihat biadab, selalu menekankan semangat samar yang sama sekali tidak bernilai. Mereka kekurangan dasar ilmiah, pelatihan kacau balau, pemain pemabuk dan berkelakuan buruk dengan skandal yang tak putus-putus. Tapi mereka selalu bisa menyelesaikan penebusan diri mereka dengan konsep sepakbola mereka sekali demi sekali.”
“Shankly mengatakan, sepakbola tak relevan dengan hidup mati, sepakbola lebih tinggi dari hidup mati. Inilah penafsiran terhadap sepakbola Inggris.”
“Darah berdesir panas, kerja keras, ketekunan, perjuangan habis-habisan, air mata, keringat, keteguhan... Orang Inggris dengan cara paling jantan membawa sepakbola mereka ke setiap sudut dunia ini, membuat seluruh alam semesta merasakan tenaga sepakbola mereka. Mereka boleh kalah, karena mereka yakin pasti akan merebut kembali kemenangan!”
"Namun semua ini berhenti mendadak setelah Tragedi Heysel terjadi. Liverpool yang paling kental nuansa sepakbola Inggris merosot total. Bersamaan dengan kemunduran Nottingham Forest, Wimbledon dan klub-klub lain, kedatangan pelatih asing seperti Wenger dan Houllier, serta penggantian Liga Inggris Divisi Pertama oleh Liga Primer sebagai liga top sepakbola Inggris, semua orang akan menyadari bahwa segalanya telah berubah."
"Tribun berdiri di stadion dihapuskan. Kelompok berpendapatan rendah disingkirkan dari iman. Semakin banyak pria terhormat berdasi jas yang penuh keraguan menggantikan mereka, berusaha memahami keyakinan ini. Tapi pada akhirnya mereka menemukan bahwa iman yang disebut-sebut itu sebenarnya adalah keterbelakangan, kemunduran, dan ketertinggalan zaman."
“Di lapangan latihan, semakin banyak teknologi tinggi yang menggantikan peran manusia. Mereka menghitung segalanya melalui komputer hingga detail terkecil, bahkan merencanakan setiap menit dalam setiap pertandingan dengan sangat rinci. Pemain bukan lagi penguasa sepakbola, melainkan pelaksana program komputer.”
“Kita bahkan bisa percaya, jika bukan karena sepakbola tetap membutuhkan pelaksana manusia, mungkin mereka akan mempertimbangkan untuk mengganti pemain dengan robot. Robot pasti lebih patuh pada atasan, selalu hadir tepat waktu, tidak pernah menua, mengeluh, atau punya watak buruk.”
“Kita bisa melihat karakter pemain semakin biasa-biasa saja. Buat masalah di luar lapangan menjadi tabu, sebab sebagian besar pendapatan mereka tergantung pada citra yang dijual. Mereka mati-matian menjaga reputasi agar tidak ternoda, karena noda berarti kerugian finansial.”
“Ini adalah era sepakbola dengan teknologi tinggi, kecerdasan superior, dan nilai komersial menggiurkan!”
"Tapi pertandingan ini, Liverpool yang mewakili semangat sepakbola Inggris purba, kembali menafsirkan makna sepakbola dengan cara paling Inggris, paling bergairah, paling jantan, serta memperlihatkan keindahan sepakbola yang tidak bisa diberikan oleh komputer maupun robot."
"Siapa bilang semangat sepakbola Inggris itu biadab? Lewat pertandingan ini, Liverpool membuktikan bahwa sepakbola yang dikagumi dunia sekarang adalah teknologi tinggi dengan perhitungan presisi, sehingga darah bersaing dan gairah sepakbola dianggap biadab, dianggap berlebihan. Tapi Liverpool justru menggunakan pertandingan ini untuk menunjukkan kesombongan dari kebiadaban itu kepada alam semesta!"
"Tentu saja, alam semesta terus berkembang maju. Banyak hal buruk yang harus disingkirkan. Karena itu kami berterima kasih pada Yang Chengzhuo. Dia mengeluarkan hal-hal membusuk dan buruk dari Liverpool, membawa hal-hal yang lebih baik. Tapi kontribusi terbesarnya adalah mempertahankan bau manusia Liverpool yang mewakili kebiadaban, darah bersaing, dan gairah kejantanan!"
“Ini adalah dunia yang penuh takhayul, tetapi takhayul terbesar umat manusia adalah mempercayai teknologi akan membuat segalanya menjadi lebih baik!”
Pernyataan Martin Samuel ini sangat provokatif. Bahkan secara tertentu, tak hanya menyangkut sepakbola, tetapi juga berbagai aspek lain. Meski bias pandangan, namun layak diteliti dan memicu respons besar.
Berbeda dengan penafsiran mendalamnya tentang Pertempuran Istanbul, seluruh anggota Liverpool justru tidak memiliki pencerahan sama sekali. Mereka hanya menyelesaikan sebuah final, mereka hanya tidak ingin kalah.
Mungkin begitulah banyak hal - setiap orang akan mati-matian menambahkan pemahaman pribadi mereka pada hal-hal yang mereka setujui.
……
……
Yang Chengzhuo benar-benar tidak memikirkan semua ini. Ia hanya duduk di pesawat sambil memikirkan beberapa masalah.
Misalnya, kemarin malam setelah makan malam, ia langsung kembali ke hotel untuk tidur tanpa menepati janji. Entah apakah mereka ingin menghunus pedang membabatnya sampai mati?
Seorang pramugari... oh, seharusnya disebut tante pramugari datang mengingatkannya, pesawat akan segera mendarat.
Setelah mengucapkan terima kasih, Yang Cheng menoleh ke belakang. Banyak pemain yang bermain hingga kelelahan sedang tidur di pesawat, satu per satu dibangunkan sambil menguap. Para anggota ini semalam berpesta sampai subuh, tapi dibatasi di dalam hotel. Kalau tidak, sulit menjamin mereka tidak membuat Angin dan Ombak saat keluar, itu baru seru.
"Bos!" Gerrard berada tepat di belakang Yang Cheng.
"Ada apa?" Yang Cheng menoleh balik, melalui celah kursi ia melihat mata Gerrard yang dipenuhi urat darah.
Yang terakhir tersenyum,"Nanti kamu yang membawa piala, pimpin kami turun ya!"
Pasti banyak fans Liverpool menunggu di Bandara John Lennon. Para pemain merasa Yang Cheng seharusnya berjalan di posisi paling depan.
Ini bentuk penghormatan untuknya, sekaligus pengakuan atas dirinya.
Yang Cheng tersenyum,"Perlu? Kalian saja yang jalan depan, aku yang di paling belakang!"
Dia sama sekali tidak perlu bersaing ketat dengan para pemain, karena tak ada yang bisa menyangkal perannya. Lagipula, jika membiarkan para pemain yang jadi sorotan saat ini, justru bisa membangun kesan baik di hati mereka, mempromosikan keharmonisan internal tim. Mengapa tidak dilakukan?
"Tapi..." Gerrard masih ingin membantah.
"Kukatakan kalian yang jalan di depan! Kecuali kau ingin kita semua berjongkok di pesawat tidak turun!"
Gerrard dan Carragher saling memandang, akhirnya mengangguk pasrah menerima keputusan pelatih kepala ini.
Sejujurnya, setelah dua tahun bergaul, mereka sudah sedikit banyak memahami sifat asli Yang Chengzhuo. Karena itu, mereka pun tidak memaksakan kehendak.
Beberapa menit kemudian, saat pesawat mendarat di Bandara John Lennon, setelah berdiskusi, ketiga kapten tim Gerrard, Carragher, dan Hyypiä memutuskan dua orang pertama membawa Piala Telinga Besar dengan formasi satu di kiri satu di kanan. Saat mereka turun dari pesawat, seluruh Bandara John Lennon langsung meledak sorak-sorai penuh semangat.
"Hidup Liverpool!"
“Gerrard!! Kapten!!”
“Jamie, kamu adalah seorang pahlawan!!”
Tapi teriakan paling keras tetap adalah “Sang Kaisar!! Sang Kaisar!!!”
Para pemain keluar satu per satu, mengikuti diam-diam yang terakhir keluar dari pintu pesawat. Begitu Yang Chengzhuo menampakkan diri, seluruh apron bandara menghasilkan sorak-sorai penuh semangat disertai sorakan, sementara fans semakin histeris meneriakkan nama Sang Kaisar.
Yang Chengzhuo melambaikan tangan ke arah para fans, perlahan mengikuti di belakang Gerrard dan yang lain turun dari pesawat.
Walikota Liverpool membawa rombongan pejabat tinggi dan anggota dewan menyambut di sini, termasuk seorang Tionghoa yang sebelumnya dibantu Yang Chengzhuo dalam kampanye pemilihan - ini adalah anggota dewan Tionghoa pertama di Inggris.
Seperti semua ritual penyambutan sebelumnya, selalu ada sesi memotret dan penyambutan, lalu beberapa perwakilan maju mengucapkan segudang kata-kata terima kasih. Sebenarnya satu set prosedur ini juga sama populernya di seberang lautan.
"Fans sudah mencapai puncak kegilaan, hampir seluruh Liverpool mengerahkan semua warga. Semua fans Liverpool berkumpul di wilayah kota, jalanan sampai disekat!" Rick Parry berbisik di samping Yang Chengzhuo.
"Bisa dimaklumi!" Yang Chengzhuo tersenyum.
Meraih satu gelar juara liga saja membuat Liverpool ramai dengan kerumunan orang. Kini setelah 20 tahun akhirnya merebut gelar Liga Champions, mana mungkin fans Liverpool tidak menjadi gila? Konon sejak kemarin malam banyak orang terpaksa mundur dari Turki dan begadang kembali ke Liverpool, demi mempersiapkan parade perayaan sore ini.
"Berdasarkan pemberitahuan mobilisasi yang dikirim timnas sebelumnya, banyak pemain harus segera melapor ke timnas hari ini. Jadi kami putuskan langsung melakukan parade keliling kota. Nanti kamu bicarakan dengan para pemain!" jelas Rick Parry.
Yang Chengzhuo mengangguk. Untuk hal seperti ini, ia selalu berusaha kompromi dengan klub sebisa mungkin.
Sebenarnya Liverpool juga sangat mengalah pada Yang Chengzhuo. Contohnya di dua season musim panas sebelumnya, tim selalu melakukan tur Asia dan Amerika. Kini di season ini, Yang Cheng memutuskan untuk berlatih intensif dengan rendah hati di Eropa. Klub sama sekali tidak menguji kesabarannya, malah memilih dengan cermat beberapa lokasi latihan yang tepat. Akhirnya Yang Cheng memilih Italia.
Ini benar-benar kebetulan, bukan disengaja.
Setelah tim melalui serangkaian prosedur, saat keluar dari bandara, mereka langsung naik ke bus tingkat tanpa atap. Para pemain berdiri di lantai atas bus, masing-masing erat memegang Piala Telinga Besar, perlahan-lahan bergerak keluar dari Bandara John Lennon.
Sepanjang jalan, banyak mobil pribadi yang dicat dengan logo Liverpool atau dipasangi bendera Liverpool di kap depan mengikuti bus tim. Bahkan di bak belakang pickup, penuh sesak fans Liverpool yang wajahnya penuh cat warna. Begitu melihat bus tim, mereka langsung berteriak histeris sampai suara serak. Pasti mereka masih euforia gila-gilaan sejak kemarin malam.
Polisi berkuda, patroli polisi, polisi pembantu... Hampir seluruh personel kepolisian Liverpool dikerahkan.
Terutama saat memasuki wilayah kota Liverpool, fans nyaris mengepung bus tim. Polisi terpaksa membentuk garis pertahanan di sekeliling bus untuk mencegah fans terlalu dekat, khawatir bus bisa terbalik.
Kerumunan massa yang berdesak-desakan memang sangat berpotensi menyebabkan insiden!
Bus terjebak di persimpangan jalan wilayah kota selama 1 jam penuh. Akhirnya pihak berwajib harus membubarkan sebagian fans agar bus bisa melintas perlahan.
Keramaian ini bahkan menarik perhatian musuh bebuyutan Liverpool, banyak fans Everton yang turun ke jalan besar. Tapi kali ini mereka tak berani memakai jersey Everton, khawatir tak sengaja ditenggelamkan ludah orang.
Kerumunan yang begitu padat menimbulkan berbagai kecemasan.
……
……
Parade yang seharusnya selesai dalam satu atau dua jam, baru berakhir pukul 8 malam. Bus tim hampir diusung fans mengelilingi jalan-jalan besar Liverpool, akhirnya kembali ke Anfield disambut keramaian lagi.
Tim langsung membubarkan diri di ruang ganti Stadion Anfield.
Yang Chengzhuo mengawasi para pemain yang sudah tak bersemangat ini - justru terlihat lebih kelelahan - diam-diam merasa geli. Mereka memang begadang semalam, cuma tidur sebentar di pesawat.
Carragher memanfaatkan momen semua orang berkumpul untuk mengirim undangan pernikahan. Si brengsek ini mau menikah, khawatir ada yang absen.
"Baiklah, Saudara sekalian!" Dengan teriakan Yang Chengzhuo, keramaian pasar sayur akhirnya mereda.
"Aku berterima kasih atas usaha dan kepercayaan yang kalian berikan selama musim lalu. Musim yang melelahkan telah usai, dan gembira kita semua mendapat imbalan. Jadi di waktu mendatang ini, kalian bebas bersenang-senang."
Begitu ucapan Yang Chengzhuo selesai, sorak-sorai gegap gempita bergema dari ruang ganti.
Tahun 2005 adalah tahun ganjil tanpa kompetisi besar, memberi mereka waktu luang untuk istirahat dan bersantai.
"Bar, klub malam, pesta..." Yang Chengzhuo sengaja menyebutkan satu per satu.
Semangat para pemain langsung melemah drastis karena mengira bos pasti akan melarang semuanya.
Tapi siapa sangka, Yang Chengzhuo malah mengangguk: "Dalam beberapa waktu ke depan, kalian boleh pergi!"
Para pemain serempak mengangkat tangan sambil berteriak "Hidup Bos!" dan yel-yel serupa.
"Tapi, jangan sampai menimbulkan masalah apa pun. Bersenang-senang boleh, tapi jangan berlebihan. Aku tidak ingin melihat kalian membuat kekacauan. Dan yang terpenting, sebelum pelatihan intensif, pastikan kondisi raga kalian sudah menyesuaikan kembali. Kalian tahu apa yang akan kita hadapi selanjutnya."
"Tenang saja, Bos! Kami cuma akan bersenang-senang selama seminggu. Setelah satu minggu, kami akan mati-matian diet!" teriak Gerrard penuh semangat.
Para pemain langsung menyetujui serempak. Bahkan beberapa mesum sudah mulai mempelajari destinasi liburan - ada yang mengusulkan pantai nudis Spanyol, ada yang ingin langsung ke Dubai, juga yang memilih wilayah dengan banyak wanita cantik.
Entah apa yang akan dilakukan oleh sekelompok orang penuh energi ini selama liburan!
"Baik, hanya itu yang ingin kusampaikan!"
"Pokoknya, semoga masa liburan kalian menyenangkan!" Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum.
"Saudara sekalian, Teman-teman, kita ketemu lagi bulan Juli!"
"Selamat tinggal, Bos!"
Meski para pemain terlihat sopan, para anggota tim ini sama sekali tidak merasa sentimentil. Begitu dibubarkan, mereka langsung berhamburan keluar ruang ganti dan masing-masing kabur pulang ke rumah mereka.
Yang Chengzhuo pun menghela nafas lega. Dengan senyum, dia keluar dari ruang ganti.
Dirinya sendiri belum punya rencana liburan. Sebagai pribadi yang spontan, dia lebih suka melakukan sesuatu sesuai keinginan hati tanpa banyak perencanaan.
Tapi tepat saat dia nebeng kendaraan ke markas Melwood untuk mengambil mobil, mengendarai Ferrari kerennya yang melesat bak angin sepanjang jalan menuju rumah, dia terkejut menemukan seseorang sedang menunggu di depan pintu rumahnya.
Bahkan... tidak cuma satu!
