Di sebuah villa bergaya Mediterania yang dikelilingi pohon hijau tinggi, memutuskan harapan para wartawan yang ingin mengintip dari luar. Tembok dan pepohonan menjamin privasi di dalam properti mewah ini.
Hamparan rumput menghijau penuh vitalitas, sementara kolam renang pribadi yang luas justru menyajikan pemandangan menggairahkan.
Dua putri duyung berenang bebas di kolam renang biru muda, dua set bikini juga menonjolkan sifat asli dua gadis remaja ceria dan cantik yang sama sekali berbeda.
Natalie memakai warna hitam, lebih tradisional, dengan bra yang diikat sangat ketat sampai menekan daging, jelas-jelas khawatir kalau-kalau tak sengaja terbuka. Tapi ini juga melelahkan, terutama terlihat dari caranya diam-diam menyesuaikan bra setiap kali berenang bolak-balik agar lebih nyaman.
Lho, kenapa Yang Chengzhuo tahu? Bukankah dia duduk di atas rumput sedang buka laptop main game World of Warcraft? Kok bisa memperhatikan hal-hal begini?
Sejujurnya, pikirannya tidak bisa fokus ke game karena realitas lebih menarik dari game.
Dalam situasi seperti ini, siapa yang masih bisa lanjut baca novel dialah Liu Xiahui (legenda pria anti godaan).
Putri duyung satunya sangat terbuka, mengenakan baju renang bertali bahu yang memperlihatkan payudara yang indah. Tali hitam dipadukan dengan bra merah muda yang sangat mencolok, ditambah rambut pirangnya yang benar-benar menggelitik mata. Tapi yang membuat orang bingung adalah gadis ini memakai kacamata hitam besar yang luar biasa besarnya.
"Paman, setidaknya jangan menatap secara terbuka seperti ini. Bisakah kamu lebih diam-diam? Tatapanmu membuatku merasa tertekan!" Avril Lavigne keluar dari kolam renang, kedua tangannya meraih ke belakang pantat montoknya, menarik tepian sambil mengeluarkan suara krek krek untuk mengeluarkan air yang meresap ke dalam celana renang. Gerakan ini terlalu menggoda dan memicu khayalan.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, pura-pura asyik bermain game. Dia benar-benar merasa ini adalah ujian besar bagi keteguhan hatinya.
"Natalie, bra-mu terlalu ketat, OPEN dikit dong! Lihat, seperti aku ini, dada dikeluarin, kan nyaman!" Avril membantu Natalie menyesuaikan bra, "Badanmu bagus begini, kok dipaksa diikat ketat, sakit tahu!"
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan, "Kalau bukan takut Paman nggak tahan, aku udah enggak pakai sama sekali!"
Yang Chengzhuo hampir terjatuh, "Hei gadis, jangan bercanda begini dong?"
"Siapa yang suruh janji mau berenang bareng, sekarang malah ingkar janji?" Avril tersenyum lebar sambil berdiri.
Dengan menginjak rumput empuk tak berdaya, mereka pun mendatangi tikar Yang Chengzhuo. Di bawah sinar matahari yang hangat, rasanya nyaman tak terkira. Kadang Yang Chengzhuo bahkan berpikir, tidur di luar malam pasti lebih enak daripada di dalam dengan AC.
"Paman, apakah kamu lagi baca novel harem di Qidian Chinese Web tanah airmu itu?" Avril langsung duduk di samping Yang Chengzhuo.
Yang Chengzhuo benar-benar merasa retakan parau, dia menyesal telah memberitahu gadis ini semua rahasianya.
Hmm, di kehidupan sebelumnya dia memang suka baca novel harem, entah apakah ini membuktikan bahwa selama ini dia bukan orang baik?
Dibandingkan dengan sikap agresif Avril, Natalie terlihat agak malu-malu. Dia mendorong Avril pelan-pelan, "Paman Cheng sedang main game!"
"Aku tahu Paman Cheng sedang main game!" Avril melirik Natalie, merasa gadis ini terlalu lembek.
Kalau suka sama seorang jantan, bukankah harus aktif menangkapnya dalam genggaman tangan, mau remas ya remas?
"Aduh, World of Warcraft! Paman, kamu benar-benar masih mengikuti era modern!"
Yang Chengzhuo memiliki dorongan retakan parau, karena merasa Avril Lavigne terlalu dekat. Gelombang bergerak di balik baju renang itu seolah ada di hadapannya, tangan sedikit meraih, lalu...
"Lho, Paman Lolicon, Om, ID-mu sangat YD! Ini membicarakan aku atau Natalie? Kami berdua anak kecil imut lho!" Avril Lavigne menunjuk karakter Shamans Tauren Imam di komputer Yang Chengzhuo. Dia tertawa sambil meniarapkan seluruh tubuhnya di badan Yang Chengzhuo, sama sekali tidak mempertimbangkan betapa besar ujian kemampuan ini bagi Yang Chengzhuo.
Natalie yang mendengar itu juga mendekat untuk melihat. Keduanya kini berbalut rapat dengan Yang Chengzhuo, terlalu dekat, hampir seperti...
"Sudah! Aku ganti baju dulu, nonton film!" Tiba-tiba Yang Chengzhuo berdiri, berbalik dan pergi.
Sungguh mengerikan. Bersama dua gadis ini, ini benar-benar ujian ekstrem bagi keberuntungan.
"Hihi, Dia sangat Q!" Avril Lavigne tersenyum melihat bayangan dari belakang Yang Chengzhuo.
Natalie tidak mengatakan apa-apa, hanya berbalik dan berbaring, tepat di posisi tempat Yang Chengzhuo baru saja berbaring. Hanya saja Yang Chengzhuo bermain game sambil menelungkup, sementara dia berbaring telentang berjemur di bawah matahari.
"Avril, apakah kamu benar-benar menyukai Paman Cheng?" tanya Natalie tiba-tiba.
Avril juga berbaring, tepat di samping Natalie, "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Tidak ada alasan khusus, sekedar bertanya," kata Natalie.
Avril tersenyum tanpa menjawab, malah balik bertanya: "Aku justru heran, kenapa kamu begitu menyukainya?"
Persahabatan mereka sudah cukup dalam. Avril tahu, sebenarnya Natalie adalah wanita tradisional. Hollywood adalah medan ketenaran dan keuntungan sekaligus tong sampah besar. Wanita yang bisa bertahan di tong sampah ini tanpa ternoda, layak disebut wanita baik.
Tapi seorang wanita seperti ini malah jatuh cinta pada pria seperti itu, membuatnya sangat bingung.
Dulu dia pernah bertanya, tapi Natalie selalu menolak menjawab. Kali ini...
Kembali Natalie mengingat malam dingin di Leipzig bertahun silam. Segala peristiwa yang pernah ia alami bersama Yang Chengzhuo berkelebat di otaknya bagai slide presentasi, frame demi frame, hidup dan nyata.
Berkali-kali dia bertanya pada diri sendiri: mengapa?
Tapi hampir setiap kali, tak ada jawaban yang ditemukan.
Apakah mencintai seseorang memang tak pernah punya alasan dan jawaban?
Entah mengapa, kali ini Natalie bercerita. Mulai dari pertemuan pertamanya dengan Yang Chengzhuo, semua diungkapkan detail. Avril yang mendengarkan sampai tertegun seperti patung.
Hal-hal tertentu yang dilihat melalui koran, jaringan internet, atau bahan berita - disampaikan lewat literasi, gambar peta, atau konten video - seringkali tidak semendalam yang diucapkan langsung oleh pihak terkait.
"Aku tidak tahu kenapa mencintaimu, tapi setelah jatuh cinta, mustahil lagi menyukai orang lain."
Ucapan Natalie ini tiba-tiba membuat Avril Lavigne merasakan ketakutan dalam psikologinya.
Sebagai pribadi yang spontan, ia suka bercanda keras dan bersenang-senang. Mungkin mudah baginya menyukai seseorang, tapi juga cepat bosan. Emosi datang dan pergi secepat angin. Karena itu, perasaan tergodanya pada Yang Chengzhuo sama sekali tidak ditahan, malah dijadikan bahan lelucon.
Namun kali ini, ia agak khawatir.
Dari sudut pandang mana pun, Yang sama sekali bukan tipe yang disukainya. Setidaknya mustahil dibayangkan: berjemur di bawah matahari bersama pria 10 tahun lebih tua? Butuh kebosanan tingkat apa untuk melakukan hal seperti ini?
“Jangan jadikan emosi sebagai bahan candaan, Avril Lavigne!” Natalie membelai lembut wajah Avril Lavigne sambil berdiri, lalu pergi berganti baju.
Avril Lavigne yang tertinggal sendirian terbaring di tikar anyaman, di balik kacamata hitam besar-nya yang menutupi mata yang terpejam, pikiran-nya berantakan tak karuan.
Mengapa dia merasa dirinya tergoda pada Yang Chengzhuo?
Atau secara ketat, lebih tepatnya dia merasa telah ditaklukkan, dikalahkan secara telak!
Semuanya bermula dari pertandingan itu, membuatnya merasa harus menyerah, sekaligus yakin tak mungkin ada yang masih ingin menang - karena situasi saat itu benar-benar berada di ujung tanduk, pertandingan yang nyaris mustahil untuk dibalikkan.
Susah payah mengejar 2 gol, malah dihukum dengan titik penalti berakibat fatal, Siapa lagi yang masih punya keinginan untuk menang?
Namun tepat di depan mata semua orang, dia menyaksikan sang jantan otoriter itu memimpin pelatih dan pemain dengan penuh wibawa, secara dominan membawa mereka keluar dari kesulitan. Bukan hanya menyelamatkan titik penalti, tapi juga menyeimbangkan skor, bahkan pada akhirnya berhasil membalikkan arah pertandingan melawan lawan. Seberapa besar keberanian, keteguhan hati, dan keyakinan yang dibutuhkan untuk itu?
Pada detik itu, saat melihat Yang Chengzhuo diusung para pemain Liverpool, berkeliling lapangan bagai seorang kaisar yang disembah-sembah oleh semua orang, benar-benar muncul sensasi kesenangan karena merasa ditaklukkan. Dia sungguh merasakan: "Jatuh cinta pada pria seperti ini pasti luar biasa."
Perasaan ini bahkan hingga kini masih tersisa dalam raganya. Karena itu dia senang bercanda dengan Yang Chengzhuo, mengucapkan lelucon-lelucon tak berbahaya, bahkan sesekali menggoda. Semua terjadi secara alamiah tanpa rekayasa, dan dia tak pernah bosan melakukannya.
Namun setelah diingatkan oleh Natalie, tanpa sadar dia harus menghadapi sebuah masalah.
Apakah sebenarnya aku menyukainya atau mencintainya?
……
……
Suka dan cinta adalah dua perasaan yang sama sekali berbeda.
Menyukai seseorang, kamu akan merasa senang saat melihatnya, nyaman saat bersamanya, tapi tak akan merindukannya saat ia tak ada, tak mengharapkan kehadirannya di sampingmu. Namun mencintai seseorang, kamu akan selalu ingin ia ada di sisimu, melindungimu bagai Pangeran menjaga Putri.
Melalui dinding kaca antara ruang tamu dan balkon, terlihat Yang Chengzhuo dan Natalie sedang asyik bermain "" di depan TV besar. Natalie tertawa lepas dengan kebahagiaan tulus yang membuatnya merasa: inilah puncak kebahagiaan seorang wanita.
Dia suka tertawa dan bercanda, tapi bukan berarti dia bukan wanita sejati.
Sebaliknya, dari dalam tulangnya mengalir darah seorang wanita dengan metode tradisional.
21 tahun, masih menyisakan keceriaan masa muda, namun mulai bertransformasi menuju kedewasaan, karena tak ada yang bisa selamanya muda.
“Dia pasti sangat bahagia!” pikir Avril.
Memandangi bulan dan bintang-bintang terang di langit, entah mengapa matanya terpaku lama.
Dulu dia tak pernah sesunyi malam ini, selalu sibuk tiada henti. Tapi malam ini, tiba-tiba banyak hal yang tak pernah terpikir sebelumnya muncul di benaknya.
“Kenapa tiba-tiba berubah jadi perenung, gadis kecil?” Yang Chengzhuo keluar dari ruang tamu, duduk di samping Avril sambil tersenyum.
Avril menoleh, tak melihat Natalie—pertanda pertandingan mereka sudah ada pemenang.
“Dia sedang menyiapkan makanan malam!” ujar Yang Chengzhuo sambil tertawa.
Berhenti sejenak, dia melanjutkan, “Kau malam ini agak aneh, tak seperti biasanya!”
“Diriku yang biasa?” Avril tiba-tiba penasaran, “Seperti apa itu?”
“Ceria, masa muda, gairah, gadis yang sangat disukai dengan sifat asli kuat. Meski ada hal-hal yang menurutku sedikit melewati batas, justru itulah yang membuatku menyaksikan keberanianmu.”
“Apakah ini mengganggu?” tanya Avril Lavigne dengan penuh perhatian.
Alis Yang Chengzhuo berkerut, ia menggelengkan kepala. “Setidaknya aku tidak merasa begitu. Hanya saja, bagiku kamu seperti anak-anak yang belum dewasa tapi memaksa menyamar sebagai orang dewasa.”
Avril Lavigne terkekeh, pola pikir saat ini memang tepat seperti yang diungkapkan Yang Chengzhuo.
“Paman, tahukah kau? Pemahamanmu yang mendalam ini bisa membuatku salah paham kau jatuh cinta padaku!” canda Avril Lavigne.
Yang Chengzhuo mengangkat bahu, menggeleng. “Tidak mungkin!”
“Kumohon, Paman! Apakah aku sebodoh itu?” ujarnya hampir ingin menangis.
“Bukan tidak bagus, tapi menurutku, kita seperti manusia yang hidup di dua dunia. Niat remaja seperti kalian berbeda denganku, contohnya kamu tak bisa mengerti bagaimana aku bisa duduk di rumah, tiarap di meja kerja melukiskan peta taktik seharian.”
“Tapi aku juga bisa memainkan gitar seharian di rumah!” bantah Avril Lavigne, “Paman, ini soal minat, tak ada hubungannya dengan usia atau jurang generasi, oke?”
“Tapi aku benar-benar merasa kita tidak nyambung!”
Avril Lavigne terus-menerus mengangguk, tak sedikitpun terpengaruh pukulan penolakan, “Sepertinya harus menunggu beberapa tahun lagi sampai aku cukup dewasa untuk mendekatimu!”
Yang Chengzhuo tertawa haha, “Tak ada hubungannya dengan usia. Aku ingat ada yang bilang, yang membuat manusia matang sepenuhnya bukanlah waktu, tapi pengalaman yang dihadapi.”
“Apa banyak pengalaman yang sudah kau hadapi?” tanya Avril Lavigne.
“Tentu!” jawab Yang Chengzhuo sambil mengangguk, setidaknya dia pernah melintas ke dunia ini - sesuatu yang tak dimiliki orang lain, satu-satunya di alam semesta.
“Kamu harus menghargai masa mudamu, mengeluarkan semua bakatmu, melakukan hal yang ingin kau lakukan. Karena hanya dengan begitu, di masa depan saat menoleh ke belakang, kau tak akan menyesal telah melewatkan begitu banyak hal.”
Avril Lavigne mendengarkan, tapi sengaja berpura-pura kesal, "Kumohon, paman, jangan bertingkah seperti ayah ibuku yang selalu menguliahi dengan prinsip-prinsip besar. Setidaknya kau adalah jantan yang ingin kudekati, jangan selalu pakai prinsip itu untuk menjauhkan kita!"
"Hah…" Tiba-tiba Yang Chengzhuo teringat adegan menggairahkan siang tadi, tak kuasa menelan air liur.
Gadis ini memang tidak tinggi, tapi bentuk tubuhnya benar-benar membara.
"Jujur ya, paman…" Avril Lavigne tiba-tiba mendekat ke telinga Yang Chengzhuo, bibirnya seolah menyentuh cuping telinganya, "Menurutmu aku cantik atau tidak?"
"Cantik…" Hati Yang Chengzhuo berdebar, spontan berseru tapi segera ditahannya.
“Wah sial, paman, kamu mempermainkan aku!” Avril tertawa gek gek.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala pasrah, gadis nakal ini terlalu sulit dipahami, tak tahu sebenarnya siapa yang mempermainkan siapa.
Saat mereka semua tak bisa menutup mulutnya karena tertawa, Natalie berteriak dari dalam bahwa makan malam sudah siap.
Avril berdiri, memperlihatkan kaki jenjangnya di bawah celana pendek seksi. Saat melintas di depan Yang Chengzhuo, tiba-tiba ia membungkuk, memperlihatkan parit dadanya yang mengerikan, “Hehe, paman, aku rasa aku agak mulai jatuh cinta padamu!”
Lalu ia masuk ke ruang tamu dan mulai bercanda dengan Natalie.
Yang Chengzhuo duduk di balkon sambil berpikir, bukankah dia sudah bilang jatuh cinta padaku sejak lama?
Gadis ini bertingkah aneh, entah dari mana, jangan-jangan ini cuma tipuannya?
Siapa yang percaya padanya? Nanti-nanti aku pasti dibawanya ke perkampungan Indian dan dijual.
……
……
Yang Chengzhuo tinggal beberapa hari di Amerika, menetap di villa Natalie. Tentu saja Avril Lavigne juga ada di sana. Dia bahkan khusus mengunjungi studio Avril untuk melihat proses rekaman lagu 【Because of You】. Suara seraknya yang khas saat menyanyikan lagu itu benar-benar meninggalkan kesan unik.
Gadis ini tetap saja terus-terusan ceria dan berisik, tak pernah serius sama sekali. Entah kejutan apa lagi yang akan diciptakannya di detik berikutnya?
Selama hari-hari Yang Chengzhuo di Amerika, pasar transfer Eropa sedang bergolak hebat.
Yang paling membuat orang tercengang tentu dua transfer besar yang terjadi.
Kapten Arsenal, Vieira, resmi pindah ke Juventus dengan harga fantastis 20 juta euro.
Pemain timnas Prancis ini telah berbakti untuk The Gunners selama 9 tahun, memberikan kontribusi luar biasa bagi kebangkitan klub. Namun di bawah kebijakan gaji keras kepala Wenger, ditambah performa Arsenal yang stagnan dalam beberapa tahun terakhir, akhirnya dia memilih meninggalkan Heiburi.
Setiap pemain yang punya |kesombongan pasti tidak akan menerima klausul |kontrak satu tahun ala |Wenger untuk pemain di atas 30 tahun. Itu sama saja |mempermalukan pemain!
Kepergian |Vieira sebenarnya tidak mengejutkan. Sudah beberapa tahun |orang Prancis ini terus |dihype ingin meninggalkan |stadion Heiburi. Yang mengherankan justru tujuannya bukan |Real Madrid yang sering dikaitkan dengannya, melainkan |Juventus.
Ini memang bikin |bingung!
Dari kontak telepon antara |Yang Chengzhuo dan ·|Rick Parry, dikabarkan |Vieira pindah ke |Juventus untuk |mencapai puncak Liga Champions. Klub Italia itu juga menunjukkan |ketulusan dengan memberi kontrak 5 tahun untuk pemain 29 tahun itu.
"Kehilangan Vieira, daya saing Arsenal musim depan setidaknya akan turun secara signifikan!" Di hati Yang Chengzhuo ada sedikit kegembiraan, tapi juga penuh penyesalan.
Vieira pindah ke Juventus, Edu transfer bebas ke Valencia, area tengah Arsenal langsung kehilangan dua jenderal andalan. Khususnya di posisi gelandang bertahan, kemampuan tempur mereka langsung berkurang dua meskipun di skuad masih ada Fabregas yang sangat dihargai Wenger. Namun pemain muda Spanyol ini masih belum bisa disamakan dengan Vieira untuk sementara.
"Kita bisa mengeluarkan Arsenal dari daftar tim penantang gelar juara musim ini!" kata Yang Chengzhuo sambil tersenyum kepada Rick Parry.
Meski ada pemain seperti Fabregas dan Flamini di skuad, orang-orang seperti kita yang ingin mengambil alih peran generasi pertengahan seperti Vieira dan Edu masih membutuhkan waktu. Jika ingatannya tidak salah, di kehidupan sebelumnya pada tahun ini, Arsenal tampil buruk di paruh pertama liga - baik dalam serangan maupun pertahanan. Pemain seperti Pirès dan Ljungberg mulai menua, namun tak ada yang bisa menggantikan posisi mereka.
Kepergian Vieira dan Edu meninggalkan ruang hampa di lini tengah.
Mengenai alasan Arsenal di kehidupan sebelumnya bisa lolos ke final Liga Champions dengan rekor tak terkalahkan hingga final plus 10 clean sheet, lihat saja lawan-lawannya saat itu.
Terkadang benar-benar membuktikan pepatah: Hasil undian yang bagus mengalahkan segalanya!
Mendengar kabar kepergian Vieira, Yang Chengzhuo dalam hati sudah sangat yakin: Jika tak ada insiden tak terduga, gelar juara liga musim ini masih akan diperebutkan Chelsea vs Liverpool. Arsenal sudah tak berpeluang. Satu-satunya yang mungkin memberikan sedikit kejutan mungkin hanya Manchester United.
Setidaknya, Ferguson telah menunjukkan kewibawaan dan tekad yang cukup di pasar transfer!
