Terlepas dari rumor di dunia luar, setidaknya selama dua minggu periode kualifikasi Piala Dunia ini, Liverpool mutlak layak disebut sebagai klub elite Eropa yang paling populer.
Pada 14 pertandingan sebelumnya di Grup F, Inggris tertinggal 5 poin dari Polandia. Hal ini membuat tim kuat tradisional ini terpojok di ambang tebing, dengan kemungkinan tampil di Piala Dunia Jerman yang sangat tipis. Bahkan banyak profesional sudah tidak lagi berharap pada Inggris, dan menganggap Piala Dunia 2006 akan kehilangan Inggris setelah sebelumnya kehilangan Belanda di 2002.
Namun pada pertandingan krusial 8 Oktober, Inggris berhasil mengalahkan Austria 1:0. Gol kemenangan dicetak oleh Gerrard, gelandang Liverpool yang ditempatkan Ericsson pada posisi gelandang serang - peran yang paling dikuasainya. Penampilan gemilangnya langsung membuahkan gol penentu, menyisakan secercah harapan bagi Inggris untuk lolos sebagai juara grup.
Dengan Polandia mendapat bye di putaran ini, selisih poin dipersempit menjadi 2 poin. Pertandingan kedua tim pada 12 Oktober ini juga menarik perhatian, menjadi penentu siapa yang akan lolos sebagai juara grup. Pecundang akan langsung tersingkir dari kompetisi.
Dalam pertandingan krusial ini, Gerrard pertama-tama memberikan assist kepada Owen untuk memecah kebuntuan skor. Namun menjelang akhir babak pertama, sebuah kesalahan level rendah dari kiper memberikan kesempatan bagi Polandia untuk menyamakan skor.
Di babak kedua, kedua tim bermain sangat sengit. Inggris melancarkan serangan bertubi-tubi, sementara Polandia memperketat pertahanan belakang dan mengandalkan strategi pertahanan-balik karena hasil imbang sudah cukup untuk lolos.
Di momen genting, Gerrard mencetak gol spektakuler melalui tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti pada menit ke-86, mengamankan kemenangan bagi Inggris sekaligus mengantarkan mereka langsung ke Piala Dunia Jerman dengan gol penentu tersebut.
Dengan dua kemenangan ini, Inggris berhasil membalikkan keadaan atas Polandia, meraih posisi puncak grup dan lolos dengan mulus.
Usai pertandingan, seluruh media Inggris membanjiri Gerrard dengan pujian berlebihan, hampir menyematkan gelar "Juru Selamat Sepakbola Inggris" pada kapten Liverpool ini yang dianggap telah menyelamatkan timnas.
Yang Cheng juga hadir langsung menyaksikan pertandingan ini, dan dia menemukan hal menarik.
Kedatangan Yang Cheng membuat posisi Lampard mengalami perubahan. Mourinho tidak memajukan posisinya seperti di kehidupan sebelumnya, melainkan mengubahnya menjadi gelandang bertahan bergaya pekerja kasar. Dalam taktik 442 Inggris, Lampard ditempatkan di posisi belakang sementara Gerrard dimajukan, menciptakan pembagian peran yang jelas.
Meski performa Lampard sebagai gelandang bertahan masih diragukan, kemampuan ofensif Gerrard justru berkembang pesat.
Setidaknya sejauh ini di musim ini, rangkaian gol beruntunnya di Liga Primer membuktikan kualitas serangannya. Mustahil bagi Eriksson untuk mengabaikan performa gemilang Gerrard dalam situasi seperti ini.
Namun Yang Cheng juga tetap tidak terlalu optimis dengan prospek Inggris di Piala Dunia. Alasannya sederhana: yang kurang dari Inggris bukanlah pemain atau bintang, melainkan penguasaan irama permainan. Gerrard bukanlah jagoan dalam mengontrol irama, apalagi Lampard. Inilah penyebab mengapa timnas Inggris yang secara keseluruhan kuat nyaris gagal lolos dari babak grup.
Michael Carrick memang ahli dalam mengontrol irama dan umpan jauh menengah. Masalahnya, kontribusi defensifnya tetap tidak bisa diandalkan. Inilah alasan Ericsson enggan memainkannya secara reguler. Inti pengatur permainan Liverpool membutuhkan pendamping khusus untuk pengamanan - sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh formasi 442 Inggris.
Mengenai perubahan formasi, Ericsson belum mempertimbangkan opsi tersebut untuk sementara.
Selain performa gemilang Gerrard di timnas Inggris, kontribusi Larsson untuk Swedia juga sangat krusial. Absennya pada pertandingan 8 Oktober membuat Swedia tumbang 0-1 dari Kroasia. Kedua tim kini mengumpulkan nilai sama, membuat situasi kualifikasi mereka sangat genting.
Namun pada pertandingan tanggal 12, berkat dua assist dan satu gol Larsson, Swedia berhasil mengalahkan Islandia 3-1 dengan mulus merebut tiket lolos sebagai juara grup. Popularitas striker senior Swedia ini bahkan mengalahkan Ibrahimović yang dijuluki "Van Basten II" dan sedang naik daun musim ini.
Rivalnya Didier Drogba juga tak kalah gemilang di kualifikasi zona Afrika. Hat-trick-nya membawa Pantai Gading menang 3-0 atas Sudan di kandang lawan, membalikkan keadaan dari Kamerun dan meraih tiket Piala Dunia.
Michael Essien semakin menunjukkan kelasnya dengan satu assist dan satu gol yang mengantarkan Ghana menang telak 4-0 di tandang, sekaligus mengamankan tiket ke Piala Dunia.
Beberapa pemain lain juga menunjukkan performa gemilang: Arshavin di Rusia, Robben dan Kuyt di Belanda, Hamann di Jerman, serta Alou Diarra di Prancis.
Satu-satunya yang menunjukkan performa sorotan pro dan kontra adalah Vidić. Inti pertahanan Serbia dan Montenegro ini selalu menjadi penyangga utama dengan performa stabil seperti biasa. Namun dalam pertandingan melawan Bosnia, di saat-saat terakhir karena pelanggaran tidak perlu, dia mendapatkan kartu merah dan diusir dari lapangan.
Tapi kartu merah ini tidak bisa menutupi peran vitalnya di timnas Serbia dan Montenegro saat ini. Justru berkat performa menonjolnya, Serbia dan Montenegro berhasil ungguli Spanyol dan lolos sebagai juara grup. Sementara Spanyol terpaksa harus mengikuti play-off untuk memperebutkan kesempatan terakhir. Jika gagal, Spanyol mungkin akan absen di Piala Dunia Jerman.
Dengan kemenangan besar Liverpool 4-1 atas Chelsea di kandang sendiri yang menarik perhatian global, ditambah peran krusial para pemain Liverpool dalam kualifikasi Piala Dunia, media internasional pun tersentak menyadari betapa banyak pemain kunci timnas di skuad The Reds.
Pemain-pemain muda seperti Cristiano Ronaldo, Arjen Robben, Michael Essien, dan Vidic yang bergabung ke Liga Premier di usia dini, selama ini selalu terkesan sebagai bintang muda. Namun kini semua orang tercengang: di manakah letak "kemudaannya"?
The Times memulai tren dengan artikel berjudul provokatif: "Sang Kaisar Menyelamatkan Inggris!"
Dalam laporan ini, mereka merinci peran pemain Liverpool di timnas Inggris saat ini: Carragher sebagai bek tengah inti, Glen Johnson menggantikan Gary Neville yang cedera sebagai starter dengan performa menonjol, Warnock sebagai bek sayap kiri cadangan, sementara Carrick juga menjadi bagian penting di lini tengah tim.
"Liverpool menyumbangkan 5 pemain untuk timnas Inggris, menjadi klub dengan kontribusi terbesar di antara empat besar Liga Primer, yang sama sekali tidak bisa disaingi oleh Manchester United, Arsenal, maupun Chelsea dalam hal dampak krusial yang diberikan."
"Jika menghitung daftar pemain akademi Liverpool di berbagai tingkat timnas, mulai dari U16 hingga tim utama, jumlah pemain internasional Liverpool telah melonjak dari 7 orang menjadi 28 orang dalam waktu lebih dari dua tahun - menjadikan mereka klub dengan kontribusi pemain timnas terbesar di antara semua tim profesional Liga Primer!"
"Mungkin, di kemudian hari saat kita mengomentari kontribusi Yang Chengzhuo dalam mengelola Liverpool, kita tidak hanya sekadar menyebut pengaruh dan transformasinya terhadap The Reds. Seharusnya dikatakan bahwa dia membawa perubahan luar biasa bagi seluruh Inggris. Setidaknya reformasi akademi sepak bola yang didorongnya telah menyediakan pasokan talenta terus-menerus bagi sepakbola Inggris."
"Yang paling langka adalah reformasi teknikal yang digerakkannya sedang mempengaruhi timnas Inggris di berbagai level. Bagaimanapun, timnas ini menggunakan lulusan akademi Liverpool sebagai pasukan inti. Mengingat semakin kuatnya dukungan publik agar Ericsson mengubah formasi, kita bahkan bisa berharap melihat timnas Inggris dengan warna Liverpool yang lebih kental di Piala Dunia Jerman."
……
……
Menghadapi pujian dari dunia luar, Yang Chengzhuo tidak menunjukkan kegembiraan berlebihan.
Sebenarnya tidak ada yang patut disyukuri. Sebaliknya, perasaannya justru seperti ingin menangis andai bisa.
Dari perspektif klub, melihat pemain harus pergi jauh untuk mengikuti pertandingan timnas, lalu kembali dengan tergesa-gesa, dan langsung mempersiapkan laga liga besok setelah berkumpul keesokan harinya, bisa dibayangkan kondisi hati Yang Chengzhuo.
Maka ketika Liverpool tampil buruk sepanjang pertandingan di Stadion Anfield, Yang Chengzhuo langsung memainkan banyak pemain pengganti sebagai starter. Tim nyaris dikalahkan Blackburn yang menekan dengan sengit, akhirnya meraih kemenangan tipis 1:0 berkat gol Larsson. Pelatih pun menyatakan kepuasannya atas hasil ini.
"Chelsea menang 5:1 atas Bolton?"
Mendengar wartawan menyebutkan kabar ini, Yang Chengzhuo terkekeh tanpa sedikitpun rasa terkejut, "Saya ucapkan selamat untuk Mourinho. Setidaknya timnya akhirnya menunjukkan ofensif. Tapi Bolton benar-benar bernasib sial!"
Maksud tersiratnya: Chelsea tak bisa berbuat apa-apa terhadap kami, jadi mereka melampiaskan amarahnya ke Bolton.
Para wartawan yang hadir pun tertawa geli mendengar pernyataan ini.
Putaran ini memang menjadi ujian besar bagi ketebalan bangku cadangan tim, setidaknya Manchester United berhasil mengalahkan Sunderland 3-1 di kandang lawan, namun Arsenal justru tumbang 1-2 dari West Bromwich Albion di tandang.
Seperti yang pernah diduga Yang Cheng sebelumnya, setelah kehilangan Vieira dan Edu, ketergantungan berlebihan pada pemain muda seperti Fabregas ditambah konflik internal dengan pemain-pemain seperti Henry, Pires, Ljungberg yang usianya semakin mendekati 30 tahun, membuat Arsenal sudah jauh dari kejayaan masa lalu.
Usai menyelesaikan putaran ke-9 liga, Liverpool beralih ke kancah Eropa. Dengan gol dari Gerrard, Drogba, dan Cristiano Ronaldo, The Reds membantai Benfica 3-0 di kandang sendiri, meraih kemenangan perdana di babak grup Liga Champions musim ini.
Yang menarik, gol yang dicetak Cristiano Ronaldo dalam pertandingan ini berasal dari titik penalti yang diciptakan Arjen Robben, namun dieksekusi oleh Cristiano Ronaldo sendiri. Karena Benfica adalah klub favorit ayahnya, semua orang merasa tendangan penalti ini memiliki nilai dan makna khusus bagi Ronaldo, sehingga dialah yang ditunjuk sebagai eksekutor. Hasilnya, pemain Portugal itu dengan tenang sukses menjebol gawang lawan.
Di pertandingan lain Grup A, Juventus bermain di kandang sendiri berhasil bermain imbang 0:0 melawan Villarreal.
Benar, kalian tidak salah dengar! Juventus-lah yang memaksa Villarreal bermain imbang!
Kemampuan pelatihan Manuel Pellegrini benar-benar luar biasa. Bahkan di kehidupan sebelumnya, Yang Chengzhuo selalu yakin bahwa jika Real Madrid tidak kehilangan kesabaran dan mau terus memberikan kepercayaan serta wewenang kepadanya, Pellegrini akan membangun Real Madrid yang berbeda - seperti yang berhasil ia wujudkan bersama Villarreal saat ini.
Setelah menunjukkan performa menonjol di Liga Champions musim lalu, beberapa rekrutmen baru Capello musim ini memberikan pertolongan yang signifikan bagi tim. Namun, Inter Milan yang dikelola Bergomi telah memulihkan sikap otoriter, terutama di Serie A yang bahkan berhasil menindih Juventus dan menjadi kandidat terpanas untuk menjadi juara liga.
Hal ini membuat Capello sedikit lengah, menyebabkan performa Juventus di Liga Champions tidak maksimal.
Melalui pertandingan Babak ketiga, situasi berubah dramatis. Liverpool dengan 5 poin dan keunggulan selisih gol berhasil mendominasi Juventus untuk meraih peringkat pertama grup. Juventus di posisi kedua, Villarreal di tempat ketiga, sementara Benfica terbawah klasemen.
Namun saat tim kembali ke Liga Primer usai meraih kemenangan besar di Liga Champions, pada Babak ke-10 dalam pertandingan tandang melawan Fulham, gol yang hilang di Menit ke-90 membuat Liverpool pulang dengan kekalahan pertama musim ini.
Chelsea sendiri mengalami frustasi 1:1, tim Mourinho dengan gigih menyamakan kedudukan melawan Everton milik Moyes.
Hampir semua tim kuat tersandung, MU imbang di kandang sendiri melawan Tottenham, Arsenal imbang kontra Manchester City, empat besar Liga Premier Inggris kolektif tak meraih kemenangan.
Pertandingan ini memperlebar selisih poin Liverpool dan Chelsea menjadi 2 poin, meski The Reds masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan.
Meski tidak masalah besar, satu masalah jelas telah menghadap Yang Chengzhuo: masalah kebugaran dan rotasi!
……
……
Cuaca hari ini tidak bersahabat, agak dingin.
Tapi para pemuda di kamp pelatihan Kirkby justru merasa hangat di hati, semua menegangkan saraf, setiap gerakan latihan dilakukan terstruktur, seolah menguras energi dua kali lipat dari biasanya.
Karena ada tekanan, barulah bisa seperti ini.
Dan tekanan yang diberikan kepada mereka berasal dari sekelompok orang yang berdiri di pinggir lapangan, terutama pria bertopi berpuncak yang berdiri di samping Steve Heighway. Keberadaannya di sini bagaikan makhluk suci, hampir semua pemain merasa terhormat jika namanya disebut olehnya.
"Lihatlah, kedatanganmu sudah mempengaruhi latihan kami!" Steve Heighway yang menyadari perubahan pada para pemain junior itu mengeluh sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo terkekeh, "Itu membuktikan ketahanan mental pemainmu masih belum memadai!"
"Omong kosong! Hari ini kami akan mengejar gelar juara Piala FA Remaja!" seru Steve Heighway dengan sangat percaya diri.
Strategi akademi Liverpool dalam dua tahun ini tetap menganut prinsip produk lokal + rekrutan eksternal. Di antara mereka, Theo Walcott, Andy Carroll, dan Gareth Bale termasuk rekrutan dari luar. Tim ini merekrut bakat-bakat muda menjanjikan dari klub lain untuk belajar dan berkembang di Akademi Sepak Bola Kirkby. Namun di tengah proses rekrutan eksternal, pembinaan bakat lokal juga tidak diperlambat.
"Kalau begitu, mari kita berlatih dulu di piala liga!" saran Yang Cheng.
"Kali ini mau mainkan berapa orang?" tanya Steve Heighway penuh perhatian.
Ini adalah pertandingan piala Liga Premier pertama musim ini. Sebelumnya Yang Cheng sudah menunjuk tiga pemain: Carroll, Gareth Bale, dan Walcott. Kini tampaknya dia ingin memainkan lebih banyak pemain.
"Tujuh delapan orang!" jawab Yang Cheng sambil mengerutkan kening.
"Banyak sekali?" Steve Heighway terkejut.
Paulus Bayer di samping mengangguk, melanjutkan, "Kami butuh waktu satu minggu untuk menyesuaikan kebebasan tim, mempersiapkan rotasi berikutnya. Jadi kami memutuskan untuk menurunkan sebagian besar pemain tim muda di Piala Liga."
Steve Heighway memandang Paulus Bayer, lalu menatap Yang Chengzhuo, matanya berkilau penuh semangat, "Sepertinya season ini kamu benar-benar bersiap untuk bersulang besar!"
"Tentu saja!" Yang tersenyum lebar, "Setelah menghabiskan dua season, akumulasi yang melelahkan ini sudah seharusnya membuahkan hasil!"
Steve Heighway mengangguk, "Tak masalah, posisi pemain mana yang dibutuhkan?"
"Kamu rumuskan daftar dan serahkan padaku. Besok suruh mereka lapor ke Melwood!" Setelah berkata demikian, Yang segera memanggil para asistennya dan pergi.
Para anak muda di lapangan latihan menyaksikan kepergian Yang Chengzhuo, wajah mereka langsung dipenuhi kekecewaan. Tak satupun dari mereka yang terpilih sebagai rekrutan andalannya - apakah ini pertanda Sang Pelatih tak puas dengan seluruh pemain akademi?
“Liat apa liat, brengsek?” Steve Heighway menggebrak dengan suara kerasnya, “Kecewa? Siapa suruh kalian malas latihan? Tuan Yang Cheng tidak puas dengan performa kalian tadi!”
Meski sudah bersiap mental, para anggota tim ini tetap diliputi keputusasaan.
Tidak disukai Yang Chengzhuo berarti pintu masuk ke tim utama tertutup rapat.
Tak disangka, Steve Heighway mengubah arah pembicaraan, “Tapi Tuan Yang Cheng mau kasih kesempatan! Di putaran ketiga Piala Liga besok lusa, dia butuh beberapa pemain tambahan. Yang performanya terbaik hari ini, besok langsung lapor ke Melwood!”
Kalimat itu membakar kembali semangat di lapangan latihan.
Para pemain junior ini semua merasa gembira karena mendapat kesempatan bermain di bawah komando Yang Chengzhuo. Mereka bertarung habis-habisan di lapangan latihan dengan performa yang sangat aktif. Jika Steve Heighway tidak segera menghentikan, mungkin beberapa orang akan terluka.
Akhirnya, Steve Heighway memilih beberapa pemain. Dikecualikan Theo Walcott, Andy Carroll, dan Gareth Bale yang sudah dipromosikan sebelumnya, Jordan? Henderson, Jay Spearing, Martin? Kelly, Aaron Ramsey, Jack Rodwell, dan Joe? Hart juga dimasukkan ke daftar Piala Liga.
Beberapa pemain bahkan belum genap 16 tahun, namun performanya benar-benar menonjol dan memiliki potensi untuk pengembangan di tim utama.
"Tuan Yang Chengzhuo sangat menghargai Akademi Sepak Bola Kirkby. Baru saja beliau mengatakan padaku, setiap pekan akan memilih tiga hingga lima pemain yang menonjol dan menunjukkan peningkatan pesat untuk berlatih di Melwood, mendapatkan kesempatan berlatih bersama tim utama dan menerima bimbingan langsung dari tim pelatih."
Ucapan Steve Heighway ini seketika membuat semua bibit muda yang hadir bersorak gegap gempita.
"Tapi jangan terlalu cepat bersukacita! Ini kesempatan sekaligus ujian. Performa bagus bisa membawa kalian langsung ke tim utama, tapi kalau buruk - kalian tetap akan dikeluarkan kembali ke Kirkby!"
Berhenti sejenak, Steve Heighway tiba-tiba menampakkan ekspresi penuh gairah.
"Musim ini tim punya ambisi besar. Dari manajemen hingga skuad inti, semua menunjukkan semangat juang dan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya - lihatlah kemenangan 4:1 atas Chelsea sebagai buktinya!"
Begitu pertandingan itu disebut, para pemain muda ini serentak menunjukkan ekspresi bak berziarah ke tanah suci.
“Kami berambisi mengejar gelar juara liga dan mempertahankan Liga Champions. Jika sukses, ini akan menjadi season yang tercatat dalam sejarah. Jika kalian bisa bertahan di tim utama, bahkan tampil untuk tim utama, maka kalian juga akan menjadi bagian dari sejarah tim.”
“Bekerja keraslah, anak-anak muda! Kalian adalah masa depan tim, jangan mengecewakan kami!”
