Saat wasit membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan, seluruh Stadion Anfield hampir kehilangan kendali.
Awalnya sekelompok fans Juventus yang datang ke kandang lawan meluapkan ketidakpuasan mereka karena tersingkir dari Liga Champions di depan bangku pelatih tim tuan rumah Yang Chengzhuo. Mereka melempar kembang api ke dalam lapangan dengan penuh amarah, banyak fans yang memanjat pagar pembatas untuk melampiaskan protes.
Meski kalah jumlah, letusan tiba-tiba ini membuat aura fans Juventus sesaat mendominasi fans Liverpool. Terutama teriakan kompak berisi penghinaan terhadap Yang Chengzhuo yang menggema di seluruh stadion.
Aksi fans Juventus ini juga memancing kemarahan fans Liverpool.
Siapa Yang Chengzhuo?
Dalam dua musim terakhir, pelatih kepala ini telah membawa gelar juara liga dan Liga Champions untuk tim. Dinamika tim di musim ini semakin bagus, fans Liverpool sudah sepenuhnya takluk pada karismanya. Bagaimana mungkin mereka membiarkan musuh bebuyutan mempermalukan pelatih kepala mereka di wilayah kekuasaan sendiri?
Banyak fans Liverpool mulai bergerak gelisah, bahkan beberapa fans The Reds merangkak keluar pagar pembatas, ingin sekali menerjang ke depan untuk memberikan pelajaran keras pada para anggota yang tak paham situasi ini.
Polisi dari kantor polisi Liverpool telah mempersiapkan diri. Mereka memisahkan fans kedua tim di tribun penonton, menempatkan mereka di area berbeda dengan pengawasan ketat di pintu masuk/keluar, memastikan tak ada risiko fans lawan memasuki wilayah pihak berlawanan.
Namun meski demikian, tetap ada celah dalam kewaspadaan yang sempurna.
Seorang penonton Juventus berbaju putih bergaris-garis zebra tiba-tiba melesat masuk lapangan dari arah tak diketahui, langsung menuju bangku pelatih tim tuan rumah. Jelas targetnya adalah Yang Chengzhuo yang berdiri di depan bangku pelatih.
Karena tribun tempatnya berada terpisah oleh lapangan dari bangku pelatih Yang Chengzhuo, gerakan penggemar yang ingin meluapkan emosi ini langsung menarik perhatian begitu masuk lapangan. Tiga polisi segera mengejar dari belakangnya.
Seluruh transformasi terjadi sangat tiba-tiba, terutama saat melihat penggemar ini mengejar Yang Chengzhuo, penonton Juventus bahkan serempak mengeluarkan teriakan dukungan untuk rekan mereka.
Yang pertama menyadari adalah Robben. Striker Belanda ini yang pertama merasakan sesuatu tidak beres. Melihat penggemar mengejar pelatih kepala, dia langsung berteriak panik: "Berhati-hati, Pelatih!"
Kemudian terlihat striker Belanda itu tidak menghindar, malah langsung mengejar dari samping.
Teriakan Robben seketika membuat Drogba dan Gerrard waspada. Dua pria perkasa itu segera bersiap menghentikan penggemar ini, tapi Si Sayap Terbang Belanda sudah lebih dulu menerjang dan menjatuhkan tubuh kekar itu ke tanah.
Robben yang malang bahkan kena pukulan, namun polisi bersama Drogba dan Gerrard segera menindih penggemar itu dengan tubuh mereka.
“Kau cuma sampah brengsek, berani duel langsung sama gue!” Penggemar itu kedua tangannya dipelintir ke belakang, tapi mulutnya tetap mengutuk-ngutuk ke arah Yang Chengzhuo, jelas sedang mengamuk.
Yang Chengzhuo perlahan mendekat, tapi sengaja mengabaikan penggemar yang sedang mengamuk itu. Alih-alih, perhatiannya tertuju pada Robben. Syukurlah, hanya pipinya yang kena pukulan, tidak ada apa-apa.
“Nasibmu udah tamat, gue bakal bikin kau bangkrut!” Yang menunjuk ke arah penggemar itu sambil menyeringai dingin.
Sekadar menerobos masuk ke lapangan dan memukul Robben saja sudah cukup membuatnya kena pasal pidana.
“Gue nggak takut sama lo, brengsek!” Anggota itu entah habis minum alkohol atau tidak, wajahnya merah padam malu.
“Kita lihat saja nanti!” kata Yang sambil tersenyum.
Dia sudah memenangkan pertandingan, dan ini adalah Stadion Anfield. Sama sekali tidak perlu berurusan dengan pengecut sejati macam ini.
Tapi fans Liverpool di tribun tak bisa menerima. Di wilayah kekuasaan sendiri diperlakukan seperti ini, apa mereka masih punya muka?
Seketika, seluruh Stadion Anfield menggeram. Puluhan ribu fans The Reds serempak membentak penonton Juventus. Ribuan penggemar Legiun Zebra yang datang ke kandang lawan ini bagai perahu kecil di lautan luas, terhuyung-huyung hampir tenggelam oleh air liur fans Liverpool.
Bahkan ketika mereka keluar dari Stadion Anfield, meski dijaga berlapis polisi, fans Liverpool tetap meluapkan amarah. Beberapa kali hampir menerobos barisan polisi untuk memberi pelajaran keras pada kelompok yang membingungkan situasi ini.
“Mereka sangat bersedia menggunakan tinju untuk memberi pelajaran pada anggota-anggota ini, membuat mereka tahu: Di kandang lawan, kalian harus menundukkan kepala nonton bola! Kalau masih banyak bacot, hajar habis kalian!”
……
……
“Mereka menghina aku justru karena ketakutan!”
Di konferensi pers usai pertandingan, Yang Chengzhuo tidak menghindar dari pertanyaan wartawan tentang penghinaan fans Juventus.
“Tim yang mereka cintai sudah kalah, jadi mereka marah. Tapi menurutku, amarah mereka bukan karenaku - melainkan karena Juventus tidak mampu memperjuangkan martabat dalam lomba penentu masalah utama. Fans Turin selalu suka meluapkan amarah seperti ini. Tunggu saja, ketika Juventus kembali ke Turin, yang menanti pasti angin kencang dan hujan deras!”
Anggota ini tampak sangat bersuka cita atas kesengsaraan orang lain, namun tak bisa dipungkiri bahwa kerusuhan fans di kota Turin memang sudah ada presedennya. Di era dulu, mereka bahkan pernah memukuli manajemen tim dan bintang utama, sampai-sampai Zinedine Zidane pun tak tahan untuk ikut berkelahi. Setiap kali Juventus kalah dalam pertandingan penting, fans Legiun Zebra selalu menciptakan masalah.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya ada di Turin. Di Italia, hampir di setiap kota terdapat fenomena serupa, dan ini merupakan hal yang normal.
"Menurutku fans yang memaki bukanlah masalah. Ini terjadi di seluruh penjuru dunia. Jadi setiap pelatih kepala seharusnya terbiasa dengan semua ini. Karena jika setiap kali kamu harus berdebat soal sepele dengan lawan, di mana lagi waktu untuk memimpin tim memenangkan pertandingan?" jawab orang Tionghoa itu sambil tersenyum.
Ini jelas lagi-lagi merupakan ironi dan sindiran terhadap penonton Juventus. Maki saja, maki sepuasnya! Aku yang menang, kalian yang tersingkir. Sekeras apa pun kalian memaki, takkan bisa mengubah realitas ini!
Wartawan di TKP langsung tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Yang Chengzhuo ini, bahkan secara tertentu mereka sangat senang melihat perselisihan seperti ini karena dapat membantu menciptakan poin-poin berita dan meningkatkan penjualan koran.
"Sebagian fans yang menentangmu membentuk Aliansi Pembebas, konon organisator aliansi ini telah menyusun Peraturan sekutu dimana di peringkat pertama adalah hal wajib harian - pernahkah Anda mendengarnya?" Seorang wartawan berdiri dengan semangat bergosip sambil bertanya sambil tersenyum, pertanyaannya langsung memicu gelak tawa rekan-rekannya.
Yang Chengzhuo mengangguk, tetapi tidak berkata apa-apa.
"Peraturan mereka adalah: Boleh tidak makan, boleh tidak tidur, boleh tidak ke toilet, tapi Yang Chengzhuo harus dikutuk!" Wartawan itu langsung menyemprotkan racun sambil tertawa lebar, "Bagaimana pendapat Anda tentang kelompok fans ini?"
Seluruh lokasi konferensi pers langsung riuh oleh gelak tawa. Capello yang terlihat khidmat sebagai pelatih legendaris Italia ini tampaknya pertama kali mendengar hal ini - saat minum air, dia hampir menyemburkannya keluar karena tertahan tawa.
"Saya merasa terhormat, tapi saya tetap ingin menyerukan kepada para fans: demi kesehatan dan keamanan, makan, tidur, dan ke toilet harus tetap berjalan normal. Kalau tidak, saya khawatir kalian belum sempat mengutuk saya, malah diri sendiri yang sakit karena menahan, itu tidak baik."
Para wartawan di TKP langsung tertawa terbahak-bahak lagi.
"Tapi saya tetap berharap fans bisa menjaga ketenangan dan rasionalitas, jangan melakukan hal yang keterlaluan. Jika tidak, saya dan tim saya tidak akan ragu menempuh jalur hukum. Penjahat yang hari ini menerobos lapangan dan memukul Arjen Robben, sekarang sudah dikurung di kantor polisi Liverpool. Dia akan menjadi pelajaran bagi semua fans yang ingin menggunakan kekerasan."
Saat mengucapkan kalimat terakhir ini, Yang Chengzhuo terlihat sangat khidmat. Dia sama sekali tidak akan segan-segan terhadap orang seperti itu.
……
……
Setelah mengalahkan Juventus, Liverpool melanjutkan kemenangan beruntun ke-6 di Liga dengan mengalahkan Middlesbrough 2-0 di kandang sendiri pada putaran ke-16.
Kemenangan beruntun 6 laga membuat Liverpool tak tertandingi dalam popularitas sesaat. Namun sayang, Chelsea juga tampil sangat baik dalam beberapa pertandingan terakhir. Contohnya dalam pertandingan ini, meski tim The Blues kelelahan karena perang di dua front, akhirnya berhasil mengalahkan Wigan yang berkunjung 1-0 lewat gol Terry, terus menjaga tekanan.
Tapi Arsenal yang merintih pilu justru kalah 0-1 di kandang Newcastle United. Owen memberikan assist untuk gol Solano. The Gunners kembali mengalami kekalahan. Yang lebih memilukan, seminggu setelah kalah dari The Magpies, tim Wenger yang bertugas di Stadion Heiburi justru dihajar telak 0-2 oleh Chelsea, mengalami dua kekalahan beruntun.
Tim Wenger akhir-akhir ini ibarat Bencana Bertubi-tubi di Tengah Malam Hujan. Terutama setelah kekalahan dari Chelsea ini, selisih poin antara Arsenal dan Chelsea melebar hingga 20 poin. Sementara Liverpool yang juga mengalahkan Sunderland 4-1 di kandang lawan, tetap mempertahankan keunggulan 1 poin atas Chelsea.
Jarak dengan pemuncak klasemen Liga mencapai 21 poin, musim ini jelas menjadi musim tersulit Arsène Wenger dalam merebut gelar juara liga sejak memimpin Arsenal. Namun masalahnya, usai kekalahan tersebut Wenger tidak hanya menolak mengakui masalah yang dihadapi Arsenal, malah dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa Liverpool dan Chelsea tidak jauh lebih kuat dibandingkan skuadnya.
"Alasan utama mereka bisa menang adalah karena gerakan melanggar Lampard tidak dikenakan bintang top, tapi wasit justru membatalkan gol kami karena offside. Ini membuat kami terjebak dalam posisi pasif. Di sisi lain, kita harus melihat bahwa secara keseluruhan pasukan sekuat ini tidak kalah dari Liverpool, bahkan Chelsea. Kami tetap salah satu tim paling kompetitif di Liga Primer."
Menanggapi pernyataan Wenger tentang Chelsea yang mendapat perhatian khusus dari wasit, José Mourinho langsung membantah dengan tegas.
“Saya bukan tipe orang yang suka mencari-cari alasan. Jadi jika saya kalah, saya akan menanggung semua tanggung jawab itu. Saya tidak akan berdalih karena menurut saya kalah ya kalah, tidak perlu banyak bicara. Seorang petarung kuat tidak seharusnya terus menunjukkan lukanya kepada orang lain untuk membuktikan betapa tersiksanya dia - itu perilaku pihak yang lemah.”
Serangan balik langsung Mourinho terhadap pernyataan Wenger membuat para wartawan di TKP nyaris menjadi gila.
Wenger langsung membalas, keduanya mengobarkan perang air liur di konferensi pers yang membuat semua wartawan di lokasi cemas, khawatir akan melewatkan satu kata pun.
Pada akhirnya, Wenger bukanlah tandingan Mourinho. Sang Gila asal Portugal itu terus menerjang dengan memanfaatkan satu poin: menyindirnya sebagai anggota yang tidak bisa dipercaya karena suka ingkar janji.
"Ada yang bilang padaku sebelum pertandingan, setelah pertandingan kita akan berjabat tangan dan melupakan semua perselisihan. Setelah peluit akhir ditiup, aku terus menunggu di sana. Tapi aku tidak melihat bayangannya sama sekali. Benar-benar kecewa!"
Wenger tidak bisa memberikan jawaban.
Tapi ketika Wenger melihat ekspresi gugupnya muncul di halaman depan berbagai koran Inggris keesokan harinya, dia langsung mengumpat keras gaya bermain kotor Chelsea ala Mourinho yang dianggapnya tidak pantas sebagai tim besar.
"Jika harus memilih, aku yakin Liverpool-lah yang paling layak jadi juara. Gaya permainan mereka lebih berwibawa dan meyakinkan. Aku percaya tim Yang Chengzhuo bisa mengalahkan Chelsea untuk merebut gelar."
Kali ini Yang Chengzhuo memilih diam. Tidak perlu ikut campur dalam konflik yang tidak ada hubungannya dengannya. Tapi diam-diam, dia justru menikmati duel sengit antara Arsenal dan Chelsea.
Bukannya ada pepatah mengatakan?
"Kerang dan burung camar bertengkar, diambil untung orang lain - biarkan para anggota tim ini bersaing, Liverpool tinggal menunggu dan menyiapkan sisa-sisa."
Benar saja, tepat di hari ketika Wenger dan Mourinho sibuk berperang air liur, Liverpool mengalahkan Santo Paulo 1-0 di Tokyo, merebut gelar Piala Dunia Antar Klub 2005 - gelar minor piala ketiga yang diraih The Reds musim ini.
Namun usai pertandingan piala, Liverpool terpaksa buru-buru kembali ke Inggris, mengalahkan Birmingham City di Piala Liga untuk lolos ke semifinal. Bolak-balik perjalanan ini membuat skuad kelelahan. Beruntung, setelah laga Piala Liga, mereka mendapat waktu istirahat 4 hari.
Di tengah jeda 4 hari ini, penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or dari France Football mulai diumumkan. Meski proses seleksinya berurutan dan keduanya mengirimkan undangan ke Yang Chengzhuo, pelatih asal Tiongkok ini memilih berpihak pada satu pihak.
……
……
"Ke Prancis!"
Di kantornya sendiri, Yang Chengzhuo tanpa ragu memutuskan dengan tegas, "Pergilah ke neraka dengan FIFA itu!"
Dia terlihat sangat kesal.
Paulus Bayer dan Benitez yang berada di sampingnya sama-sama tersenyum.
"Apakah perlu marah sampai segitu?" Paulus Bayer menggelengkan kepala.
Bukankah Yang Chengzhuo selalu bilang kalau dirinya sudah bisa bersikap tenang terhadap penghargaan?
"Aku bukan marah untuk diri sendiri, tapi merasa sistem penilaiannya sangat kacau! Kenapa Gerrard tidak masuk tiga besar Pemain Terbaik Dunia? Apa mereka pikir performa Eto'o, Cristiano Ronaldo, atau Henry lebih baik dari Gerrard? Atau karena Gerrard tidak bisa ikut final, lalu dianggap tidak layak terpilih?"
Sang pelatih sangat membela murid andalannya. Menurutnya, Gerrard adalah salah satu pemain dengan performa paling menonjol di Eropa musim lalu. Kecuali ketidakhadirannya di final, permainannya nyaris sempurna.
Tapi justru karena ketidakhadirannya di final, membuatnya bisa bersama pemain seperti Baggio dan lainnya menjadi buah bibir para fans. Adegannya menangis tersedu-sedu usai pertandingan leg kedua semifinal bahkan ditelusuri jutaan fans sebagai momen klasik.
Tapi yang kita bicarakan sekarang adalah pemilihan penghargaan. Jika bahkan aku sebagai pelatih kepala tidak membela Gerrard, bagaimana bisa meminta orang lain menilai dia layak? Saat berhadapan dengan publik, anak kita sendiri harus dilindungi sampai titik darah penghabisan!
Inilah gaya khas Yang Chengzhuo.
"Performa Eto'o dan Henry memang bagus," Benitez mengangguk setuju.
Paulus Bayer di sampingnya melototi orang Spanyol itu. Jelas-jelas si anggota ini sedang mengobarkan api permusuhan.
"Bagus apanya? Ini jelas prasangka!" seru Yang Chengzheng tidak senang. Tapi berbeda dengan harapan Benitez, dia tidak mengumpat. Anggota ini seiring bertambahnya usia mulai bisa mengendalikan amarahnya.
“Bicara tentang pemilihan, menurutku itu lebih mirip pertunjukan!” Paulus Bayer menyetujui penjelasan Yang Chengzhuo.
Gerrard tidak masuk tiga besar, ini jelas perlakuan paling tidak adil untuk gelandang Inggris. Dengan performanya, seharusnya dia masuk tiga besar. Setidaknya di Ballon d'Or France Football, Gerrard masuk tiga besar. Inilah alasan Yang memilih Prancis ketimbang Swiss.
“Bagaimana jika mereka mau memberi penghargaan padamu?” Benitez bertanya sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo memiringkan kepala, mengawasi si gendut asal Spanyol yang licik itu, lalu duduk berhadapan dengannya. “Siapa mau ambil silakan! Bapak gak butuh!”
Paulus Bayer dan Benitez langsung tertawa terbahak-bahak serempak.
“Pemilihan memang pasti ada wilayah ketidakadilan yang muncul, tapi pemilihan FIFA terlalu sembarangan, sifat memihaknya terlalu jelas, lebih mementingkan ketenaran daripada performa nyata. Jadi menurutku, kita bisa perlakukan pemilihan ini sebagai sebuah game.” Ucapan Benitez ini terbilang cukup adil.
Yang Chengzhuo juga menghela nafas. Pemain seperti Gerrard tetap terlalu dirugikan dalam jenis pemilihan seperti ini.
Setidaknya jika Gerrard dan Ronaldinho ditempatkan bersama, selama performa keduanya hampir setara, semua orang akan memilih Ronaldinho dan langsung mengabaikan Gerrard. Ini seharusnya menjadi tragedi bagi semua pemain tipe praktis. Meskipun kontribusi dan fungsi mereka di tim sangat jelas, tetap tidak bisa menghindari bias semacam ini.
Ini juga membuat Gerrard dalam pemilihan Ballon d'Or Prancis dua hari kemudian harus merasakan kekalahan tipis di tangan Ronaldinho dengan posisi runner-up, Henry berada di peringkat ketiga, sementara Sang Raja Camp Nou berhasil menyapu dua penghargaan sekaligus: Pemain Terbaik Dunia dan Pemain Terbaik Eropa.
Namun ketidakhadiran Yang Chengzhuo di acara penghargaan Pemain Terbaik Dunia membuat gelaran ini kehilangan banyak daya tarik. Jutaan wartawan yang menunggu di luar sangat kecewa, bahkan beberapa media mengungkapkan bahwa ini adalah serangan balik Terang-Terangan Yang terhadap FIFA.
Setidaknya komite teknologi kalian langsung mengabaikan pemain saya saat memilih tiga kandidat. Lalu untuk apa saya harus menjaga muka dengan datang menyaksikan orang lain mencuri popularitas? Saya tidak segitu hinanya!
Meskipun Gerrard gagal meraih Ballon d'Or Eropa, Liverpool justru mencatat kemenangan besar dalam tim terbaik tahunan versi France Football.
Skuad ini terdiri dari kiper Chelsea Čech, tiga pemain di lini pertahanan yaitu John Terry dari Chelsea, Lilian Thuram dari Juventus, dan Jamie Carragher dari Liverpool. Lini tengah dari kiri ke kanan diisi oleh Cristiano Ronaldo dari Liverpool, Edgar Davids, Claude Makelele dari Chelsea, Steven Gerrard dari Liverpool. Posisi gelandang serang ditempati Ronaldinho dari Barcelona, dengan duo striker Thierry Henry dari Arsenal dan Didier Drogba dari Liverpool, sementara posisi pelatih kepala dipegang oleh Yang Chengzhuo dari Liverpool.
Dalam pemilihan 12 posisi terbaik, Liverpool berhasil merebut 6 di antaranya, menguasai separuh formasi. Dominasi ini terutama terlihat di lini tengah-depan dimana Liverpool hampir sepenuhnya memonopoli posisi-posisi kunci.
Barcelona hanya memiliki satu orang yang masuk, yaitu Ronaldinho. Chelsea justru memiliki lebih banyak pemain yang masuk nominasi, total 3 pemain. Serie A malah sangat memprihatinkan, hanya Thuram yang bisa menutup malu. Ini juga menunjukkan bahwa Serie A, baik dari segi daya saing maupun kualitas bintangnya, sudah mulai merosot.
Sebaliknya, Liga Primer Inggris dengan kemunculan kuat Liverpool dan Chelsea, kedua tim ini mendominasi pasukan terbaik, terutama Liverpool.
Dari formasi ini terlihat jelas bahwa Serie A dan Bundesliga sudah kehilangan kejayaan masa lalu. Bundesliga bahkan jatuh menjadi liga keempat Eropa, sementara posisi Serie A telah digantikan oleh Liga Primer dan La Liga.
Meski Liga Primer unggul dalam pengaruh dan pengembangan bisnis dibanding La Liga, dalam hal penghargaan individu, La Liga masih memiliki kelebihan khusus. Banyak yang berpendapat, performa Gerrard seandainya dia bermain di salah satu dari dua raksasa Spanyol (Real Madrid/Barcelona), pasti akan menjadi Pemain Sepak Bola Terbaik ganda.
Jadi, pemilihan tetap saja ada keberpihakan!
