Setelah final Piala Liga, Yang Chengzhuo memberikan liburan satu hari untuk tim. Saat berkumpul kembali, siang harinya dia mengadakan pertemuan internal di Basis Pelatihan Melwood.
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini selain pemain tim utama serta pemain yang dikerahkan dari tim muda seperti Theo Walcott, Andy Carroll, Gareth Bale dan lainnya, juga hadir manajer umum klub Rick Parry beserta beberapa petinggi manajemen. Seluruh ruang rapat dipadati hingga beberapa orang terpaksa berdiri dengan pose tidak nyaman.
Yang Chengzhuo berdiri di depan podium ketua, punggungnya bersandar pada podium sambil menghadap semua yang hadir di bawah, persis seperti guru yang sedang mengajar.
"Sebelum memulai, aku ingin semua yang hadir di sini membuang jauh-jauh segala kegembiraan, semangat, bahkan kesombongan setelah memenangkan Piala Liga. Karena semua itu hanya akan merugikan rencana besar kita selanjutnya. Jika kalian masih percaya padaku, lakukan sekarang!"
Kalimat pembuka Yang Chengzhuo langsung mengubah suasana di dalam ruangan menjadi sangat tegang - persis seperti yang dia inginkan.
Pada fase akhir persiapan kompetisi liga, tidak boleh terlalu tegang. Jika terlalu tegang, tekanan akan meningkat dan mudah mengalami penurunan performa. Tapi juga tidak boleh terlalu santai atau ceroboh, karena itu bisa menumbuhkan perasaan sombong dan puas diri.
"Saya yakin semua paham situasi saat ini: masih tersisa 11 pertandingan liga, kita unggul 8 poin dari Chelsea. Dari segi poin, kita memiliki keunggulan mutlak. Keunggulan ini tidak lepas dari keberhasilan kita merebut poin selama masa liburan musim dingin!"
Tanpa 15 kemenangan beruntun sebelumnya, mustahil Liverpool bisa melebarkan keunggulan poin hingga 8 poin seperti sekarang. Tapi ini tidak berarti Liverpool sudah yakin menang.
"Tapi saya ingin setiap orang di sini ingat: kita hanya memimpin, bukan berarti pertarungan sudah dimenangkan!"
Ucapan Yang Chengzhuo membuat semua yang hadir mengangguk, harus diakui rencana pengembangan musimnya sangat sukses. Merebut poin selama masa liburan musim dingin untuk mengukuhkan keunggulan, memberi Liverpool lingkungan yang relatif longgar selama dua bulan berikutnya tanpa tekanan berlebihan.
Karena alasan ini pula, para pemain sangat percaya pada rencana Yang Chengzhuo.
"11 putaran berikutnya menghadapi 5 kandang sendiri dan 6 tandang dengan lawan berkualitas, terutama tantangan tandang melawan Arsenal. Jadwal Chelsea juga mirip - 5 kandang 6 tandang, namun kekuatan menyeluruh lawan mereka sedikit lebih lemah. Musuh terkuat adalah Manchester United yang akan mereka hadapi di kandang sendiri."
Setiap orang yang memasuki tempat pertemuan telah menerima jadwal pertandingan yang mencantumkan daftar lawan Liverpool-Chelsea untuk 11 putaran berikutnya beserta lokasi kandang-tandang, sekaligus prediksi kemenangan/kekalahan.
“Selain 11 pertandingan liga, jika kami ingin merebut lagi Liga Champions dan Piala FA, kita harus bertanding 6 kali di Liga Champions termasuk satu final, serta 3 pertandingan Piala FA. Piala FA juga harus memastikan tidak ada seri, kalau tidak jumlahnya akan lebih banyak.”
Seiring ucapan Yang Chengzhuo ini, Paulus Bayer segera menyuruh staf membentangkan jadwal pertandingan raksasa. Dari atas ke bawah tertera perkiraan waktu 20 pertandingan Liverpool, namun beberapa slot lawan tanding masih blank. Misalnya Liga Champions dan Piala FA masih harus menunggu hasil undian baru tahu lawannya.
“Dari sekarang hingga 17 Mei, tepat tersisa 50 hari. Artinya, Saudara sekalian, jika kita ingin meraih gelar juara empat gelar yang didambakan semua orang, maka dalam 50 hari ke depan kita harus memenangkan Pertempuran yang terdiri dari 20 pertandingan. Dalam Pertempuran ini, kita harus mengalahkan semua lawan yang menghalangi jalan kita!”
Berhenti sejenak, Yang Chengzhuo melanjutkan: "Hanya dengan cara ini, kita mungkin bisa mencapai tahap ini!" Tangannya menepuk dengan keras pada kolom tanggal 17 Mei di Stade de France, Paris, Prancis.
Sorot mata semua orang mengikuti gerakan tangan Yang Chengzhuo, tertuju pada kolom ini. Pandangan mereka dipenuhi harapan saat memandangnya.
Sejak reformasi Liga Champions, belum pernah ada yang mempertahankan gelar. Namun dalam sejarah Liverpool, mereka pernah melakukannya - meski itu sudah sangat-sangat jauh di masa lalu - tapi itu tetap menjadi impian setiap pendukung Liverpool.
Menghidupkan kembali kejayaan kerajaan sepakbola Liverpool, membuat angin puyuh merah mereka kembali menyapu Benua Eropa!
"Jadwal pertandingan ini akan kutempelkan di ruang ganti. Kami akan memperbaruinya setiap pertandingan. Aku ingin kalian semua paham konsekuensi kemenangan maupun kekalahan. Kita harus memiliki kesadaran ini: momen pertempuran pamungkas telah tiba!"
Sambil berbicara, Yang Cheng berjalan menuju papan tulis taktik di ruang rapat. Di sana sudah terpampang detail jadwal 11 pertandingan liga berikutnya, dengan pembagian kandang-tandang yang jelas.
"Di liga, meski kita unggul 8 poin, Chelsea tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus memburu kita dengan sikap nalang. Karena itu, kita harus terus mengumpulkan poin. Untuk pertandingan kandang, saya menuntut kemenangan penuh!"
Para pemain saling bertukar pandangan penuh ketegasan. Setelah melihat jadwal, mereka paham situasi sebenarnya tidak semudah yang terlihat dari selisih poin.
"Charlton, Fulham, Everton, Bolton, dan Aston Villa - selama kita bersatu padu, saya yakin kita mampu menang di kandang sendiri. Untuk laga tandang, target kita tetap kemenangan mutlak. Tapi yang paling penting, sama sekali tidak boleh ada kekalahan!"
"Teman-teman, ingat ucapan ini - kita harus kejar kemenangan beruntun, tapi sama sekali tak boleh kalah!" Yang Chengzhuo mengulangi sekali lagi.
"Lawan Chelsea semuanya lemah. Mereka pasti akan mengalahkan MU di Stamford Bridge untuk balas dendam. Dengan asumsi mereka menang terus tanpa kehilangan poin, kita juga tak boleh kehilangan terlalu banyak poin. Tak hanya tak boleh kalah, bahkan hasil seri harus diminimalkan - 4 seri sama dengan 8 poin, ingat ini baik-baik!"
Seluruh pemain mengangguk tak henti. Mereka semua bukan bodoh. Dengan pengalaman bertahun-tahun di liga profesional, tentu tahu apa masalah utama sekarang. Apalagi kekuatan menyeluruh Liverpool memang kalah dibanding Chelsea yang punya ketebalan bangku cadangan terbaik di dunia.
"Untuk babak penyisihan Liga Champions, kita harus pegang prinsip: Menang di kandang sendiri, bermain aman sambil cari kemenangan di kandang lawan. Tapi ini bukan berarti kita jadi tradisional di luar, melainkan aku ingin ada konsensus di kepala kalian semua."
"Ini adalah perang! Bagaimana cara kita memenangkan perang ini?"
Di tiga garis utama, lawan di Piala FA justru tidak terlalu kuat. Manchester United dan Arsenal sudah berturut-turut dikeluarkan dari Piala FA. Tim yang lebih kompetitif adalah trio Liverpool, Chelsea, dan Newcastle United. Sisanya adalah Manchester City, Birmingham City, West Ham United, Middlesbrough, dan Charlton.
Yang menguntungkan Liverpool adalah lawan di babak penyisihan 8 besar Piala FA mereka adalah Birmingham City, sedangkan lawan Chelsea adalah Newcastle United. The Reds bertanding di kandang lawan, sementara The Blues bermain di kandang sendiri. Tapi jelas, lawan Mourinho jauh lebih kuat daripada Birmingham.
"Kita akan terus bermain di tiga front. Saya ingin kalian semua sepenuhnya fokus. Setiap pertandingan harus dikerahkan sepenuhnya! Saya yakin, jika kita bisa mengalahkan semua lawan hingga musim berakhir, kita akan menjadi juara empat gelar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita akan menjadi tim paling hebat dalam sejarah Liga Primer!"
Ucapan Yang Chengzhuo sangat memompa semangat di ruang rapat, seluruh pemain bertepuk tangan dengan gesit memberikan dukungan untuk pelatih kepala mereka.
Selanjutnya, Rick Parry juga naik ke podium ketua. Ia mewakili manajemen klub menyampaikan pengakuan atas prestasi para pemain hingga saat ini, sekaligus mengumumkan bahwa bonus kemenangan Piala Liga telah dicairkan ke rekening setiap pemain.
Ini merupakan bentuk realisasi janji yang dipercepat, mengingat pendapatan operasional Liverpool musim ini meningkat signifikan dibanding musim lalu. Manajemen tim berada dalam kondisi sangat baik, sehingga pemberian bonus ini sama sekali bukan masalah. Bahkan, manajemen meningkatkan tingkat bonus - hadiah untuk Piala FA relatif kecil, namun bonus Liga Premier dan Liga Champions sangat besar, dengan jaminan peningkatan setiap kali tim berhasil merebut trofi juara.
Kebijakan ini membuat setiap pemain yang mendengarnya diliputi kegembiraan di hati.
"Merebut juara empat gelar, tidak hanya memperoleh reputasi, bahkan bisa membawa bonus yang melimpah, mengapa tidak dilakukan?"
"Manajemen kami akan melakukan koordinasi tanpa syarat di semua bidang, namun ini bukan untuk memberikan tekanan, melainkan harapan agar semua pemain Liverpool dapat mengonsentrasikan seluruh energi pada pertandingan-pertandingan mendatang!"
Ucapan Rick Parry juga mendapat tepuk tangan pemain, bagaimanapun juga dia ibarat pembawa keberuntungan finansial, siapa yang tidak menyambut?
Dalam karir kepelatihan Yang Chengzhuo, sistem bonus tinggi selalu menjadi strategi yang didukungnya sekaligus aspek yang sering diserang lawan. Banyak pihak menganggap bonus besarannya akan membuat pemain semakin mementingkan keuntungan pribadi. Kontroversi ini sudah muncul sejak era Bundesliga, hingga di Serie A semakin sering menjadi sasaran serangan lawan.
Tapi Yang Cheng tetap tidak mengubah gaya bermainnya, karena dia yakin: pemain main bola untuk mencari uang menanggung keluarga. Bicara tentang penghargaan, tercatat dalam sejarah, atau tanggung jawab klub – bergunakah? Berguna, mutlak berguna, tapi masa berlakunya singkat. Mungkin dua pertandingan saja sudah memudar, tidak sebanding dengan stimulasi uang yang efeknya jangka panjang.
Apakah seperti ini benar-benar akan membuat pemain menjadi mementingkan keuntungan pribadi?
Mungkin. Tapi dari sudut pandang lain: kalau mau mencegah pemain jadi materialistis, kenapa dulu memprofesionalkan sepakbola?
Kalau sudah diprofesionalkan, kenapa tidak bisa bermain sesuai aturan profesional?
Setelah rapat internal satu setengah jam, Yang Cheng masih mengobrol dengan Rick Parry di kantor selama satu jam penuh. Di tengah pertemuan itu, dia menerima telepon undangan dari Florentino Pérez.
……
……
Di sebuah kafe hotel apartemen liburan bintang lima dekat Dermaga Albert Liverpool, Yang Chengzhuo bertemu dengan Florentino Pérez, Piri, dan Butragueño yang sengaja datang dari Spanyol.
Harus diakui, saat menerima telepon dari Florentino, Yang Chengzhuo agak terkejut. Ia tidak menyangka Ketua Real Madrid ini ternyata menyempatkan diri datang ke Liverpool di tengah situasi genting. Menurutnya, Florentino seharusnya bertugas di Madrid memimpin keputusan penting.
Kini seluruh media Spanyol seperti gelombang besar yang menggulingkan Florentino. Selain Marca, AS, dan beberapa koran kiblat Madrid, media lain semuanya memberikan tekanan pada kepemimpinan Florentino. Terutama dua koran kiblat Barcelona, mereka bahkan secara terbuka mengkritik nama-nama tertentu.
"Sekarang sudah malam, Yang Chengzhuo baru saja menyelesaikan pelatihan seharian, bahkan belum sempat pulang untuk mandi dan ganti baju langsung datang ke sini. Karena dia tahu, ketiga orang Spanyol ini sudah menunggu di sini sejak sore tadi."
"Untuk level Florentino Pérez yang merupakan bos sibuk dengan bisnis bernilai jutaan per menit, mau menunggu berjam-jam di tempat ini saja sudah menunjukkan bahwa ini sama sekali bukan persoalan kecil."
"Maaf, ada sedikit urusan!" kata Yang Chengzhuo dengan nada menyesal.
Florentino Pérez menyembunyikan senyumnya, daging gemuk di kedua pipinya bergoyang perlahan. Dengan kacamata tebal yang dikenakannya, ia terlihat sangat ramah dan baik hati. Sebenarnya dia adalah teman yang cukup akrab, sangat lihai berdiplomasi, namun tidak memiliki sifat keserakahan dan mementingkan keuntungan pribadi seperti pebisnis pada umumnya.
"Tidak apa-apa!" katanya. "Pertama-tama kami ingin ucapkan Selamat, Anda malah menjadi juara lagi!"
Saat mengucapkan kalimat ini, Florentino bahkan merasa sedikit perasaan asam. Karena sejak tahun 2000 hingga sekarang, selama 6 tahun penuh, ia sekali demi sekali hampir bersinggungan dengan Yang Chengzhuo. Pernah ia mengira meski tanpa Yang Chengzhuo, ia tetap bisa memimpin Real Madrid mendominasi Eropa. Tapi kini tampaknya, tetap tidak bisa.
"Terima kasih!" Kata Yang Cheng sambil tersenyum dan duduk.
Dengan menyapu pandangan ke trio di hadapannya, Yang Cheng bisa melihat Florentino lebih bisa menahan diri tanpa ekspresi jelas. Tapi Piri dan Butragueño tampak jelas dilanda kekhawatiran.
Tampaknya kondisi terkini Real Madrid benar-benar sudah sangat buruk!
Keempat orang duduk menghadap empat arah, sama-sama tak tahu harus memulai dari mana. Suasana hening tercipta.
Yang Cheng membersihkan tenggorokannya. Melalui jendela lantai atas, ia memandang pemandangan malam Dermaga Albert di kejauhan. "Kalian sebaiknya berjalan-jalan di dermaga nanti. Sungguh jarang melihat pemandangan malam seindah ini."
Piri dan Butragueño tersenyum kaku, jelas tidak memiliki mood untuk itu, sementara Florentino Pérez mengangguk sambil tersenyum, "Karena kamu merekomendasikan, pasti harus dicoba! Aku memang sibuk selama ini, seharusnya mencari kesempatan untuk istirahat!"
Alis Yang Chengzhuo berkerut, jelas menangkap makna tersirat, tapi sebelum sempat bicara, Piri sudah berbicara dengan senyum pahit.
"Kamu belum bisa istirahat! Setidaknya saat tim dalam kondisi seperti ini, tetap butuh kamu untuk memimpin keputusan penting!"
Kali ini Yang Chengzhuo paham, "Florentino, kamu berniat meninggalkan Real Madrid?"
Taipan Spanyol itu mengangkat bahu, balik bertanya sambil tersenyum, "Bukankah kamu sering bilang, kinerjaku di posisi ketua ini tidak cukup baik?"
Memang benar, selama bertahun-tahun persahabatan mereka, Yang Cheng sering bercanda bahwa performa Florentino sebagai ketua buruk, terutama dalam tiga tahun terakhir. Tapi masalahnya, itu hanya candaan. Jika benar-benar mau pergi, Yang Cheng merasa kurang tepat—dia langsung teringat semua yang akan terjadi pasca kepergian Florentino.
“Jika hanya karena dianggap tidak cukup baik, lalu ingin menyerah dan pergi, bukankah itu bukanlah gaya Florentino Pérez?” Yang Chengzhuo tersenyum membalas dengan memprovokasinya.
Florentino Pérez terkekeh, jelas ucapan Yang Chengzhuo ini mengenai hati terdalamnya. Ia bukanlah orang yang mudah menyerah, apalagi telah mencurahkan begitu banyak upaya untuk Real Madrid. Benar-benar meninggalkan semuanya begitu saja, dalam hatinya masih ada keengganan.
“Situasi saat ini sangat buruk, sungguh sangat buruk!” Florentino Pérez mulai menjadi agak serius.
Yang Chengzhuo tidak bersuara, mendengarkan dengan penuh perhatian.
“Ada yang ingin menggulingkan saya dari jabatan, ingin memanfaatkan klub untuk mencari keuntungan. Kau tahu, pendapatan tahunan terus meningkat dan kini telah mencapai 2,757 miliar euro. Musim depan akan benar-benar melampaui 300 juta. Ada yang ingin mengeruk keuntungan dari sini!”
Yang Chengzhuo tidak merasa aneh dengan angka ini. Menurut data terbaru yang dirilis oleh lembaga otoritatif Deloitte Consulting, pendapatan tahunan Real Madrid mencapai 2,757 miliar euro menempati posisi pertama. Manchester United dengan 2,464 miliar euro berada di peringkat kedua. Kebetulan yang menarik, kedua klub ini dalam dua tahun terakhir memang tim yang relatif gagal di bidang kompetisi, namun sangat sukses dalam operasi bisnis.
Liverpool juga menunjukkan pertumbuhan pesat dengan pendapatan 2,314 miliar euro di peringkat keempat, ketinggalan dari Juventus yang mencapai 2,34 miliar euro. Kedua tim ini sama-sama tampil di final Liga Champions musim lalu. Namun Juventus memiliki keunggulan dalam hal sponsor dibanding Liverpool. Meskipun demikian, dengan rencana The Reds melakukan restrukturisasi skuad sponsor baru musim ini, banyak yang percaya pendapatan mereka mungkin akan naik ke peringkat ketiga.
"Tim kacau balau, tidak ada pelatih kepala yang mau mengambil alih, pemain di ruang ganti terbagi menjadi kelompok-kelompok dan berjuang sendiri-sendiri..." Florencio Pérez menghela nafas, "Semua ini harus menjadi tanggung jawabku, seperti yang selalu kau katakan sebelumnya, ini disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam pengambilan keputusan dan arah pengembangan klub."
Yang Chengzhuo tetap diam. Dia sangat paham tujuan kedatangan tiga raksasa Real Madrid ke Liverpool, terutama Florentino Pérez yang menunggu berjam-jam hanya untuk bertemu langsung - ini sendiri sudah menjadi manifestasi ketulusan.
Berapa orang di alam semesta ini yang bisa membuat taipan konstruksi Spanyol ini menunggu begitu lama?
Florentino juga tidak menyembunyikan apapun. Dengan memilih berbicara terbuka dan jujur tentang semua masalah tanpa reservasi, jelas menunjukkan kepercayaannya yang total pada Yang Chengzhuo, bahkan bisa disebut mempercayai sepenuh hati.
“Saya berharap bisa menyesuaikan kembali arah pengelolaan tim, sekaligus membersihkan parasit game di internal tim dan manajemen. Tapi kamu pasti paham, fans Real Madrid saat ini kurang memiliki kesabaran seperti ini. Jadi kita harus memberikan harapan yang stabil agar mereka bisa melihat transformasi dan pembangunan kembali tim dengan sabar.”
Saat mengucapkan ini, Florentino Pérez menatap Yang Chengzhuo, “Pernah kukatakan, kamu adalah pelatih kepala yang paling cocok untuk Real Madrid, seolah terlahir khusus untuk klub ini. Situasi kini sudah begitu berat sehingga aku dan tim manajemenku tidak punya pilihan lain. Kamu adalah satu-satunya kandidat yang pas untuk Real Madrid saat ini, kamu satu-satunya pilihanku!”
Saat mengucapkan kata-kata ini, mata Florentino Pérez memancarkan ketulusan dan ketegasan.
Jelas terlihat, ini adalah sinyal, sebuah pesan khusus untuk Yang Chengzhuo.
Jika Yang Chengzhuo setuju bertarung bersamanya dalam pertandingan ini, maka dia akan memilih bertahan; tapi jika menolak, dia akan pergi.
Ini bukan ancaman, karena Florentino Pérez sudah tidak memiliki alat untuk memeras. Ini adalah undangan yang bahkan bisa disebut sebagai permintaan, dan Florentino Pérez mengeluarkannya dalam kapasitas pribadi sekaligus sebagai Ketua Real Madrid.
"Datanglah ke Real Madrid!" kata Florentino Pérez dengan khidmat.
Dia bersama Piri dan Butragueño, tiga orang dengan enam pasang mata, mengawasi ketat Yang Chengzhuo sambil menunggu jawabannya.
