Jika sepakbola diibaratkan sebagai perang, maka setelah 90 menit pertempuran sengit, yang tersisa di lapangan adalah pemenang perang tersebut. Karena biasanya sang pemenang akan tetap bertahan di lapangan untuk menerima pujian yang menjadi hak miliknya sebagai yang terbaik.
"Komentator di siaran langsung TV memberikan penilaian tinggi selama pertandingan, namun para pemain di lapangan tidak bisa mendengarnya. Itu adalah hak eksklusif fans yang menonton di depan televisi. Saat mendengar komentator memuji tim kesayangan mereka, para fans akan ikut merasakan emosi kegembiraan, bersorak gembira, dan bertepuk tangan riang.
Namun, sorakan yang berasal dari tribun penonton di stadion adalah milik para pemain yang sedang bertanding.
Biasanya dalam situasi seperti ini, pelatih kepala sering menjadi karakter pendamping yang terlupakan. Seluruh fans hanya akan melihat dan memuji performa luar biasa para pemain, hampir tidak pernah menyaksikan mereka menyanyikan pujian untuk pelatih setelah meraih kemenangan - kecuali jika mereka benar-benar sangat mencintai pelatih kepala mereka.
Seperti fans Liverpool yang saat ini sedang kompak meneriakkan nama Yang Chengzhuo.
"Sang Kaisar! Sang Kaisar!! Sang Kaisar!!!"
Teriakan puluhan ribu fans menggema di setiap sudut stadion, menjadi bentuk penghargaan istimewa mereka untuk Yang Cheng."
Yang pertama mereka soraki adalah nama Gerrard yang mencetak dua gol dalam pertandingan ini. Kapten Liverpool ini telah merencanakan gol pertama di babak pertama, lalu mencetak gol sendiri, dan di babak kedua bahkan mencetak gol penentu di momen genting. Dua golnya mengirimkan Liverpool ke final.
Berikutnya yang disoraki adalah Reina. Kiper asal Spanyol ini menyambar satu lawan satu Inzaghi, membalikkan keadaan pertandingan dan mengatasi krisis Liverpool. Kontribusi terbesarnya menjadi kunci kemenangan atas AC Milan!
Yang ketiga disoraki adalah Davids. Gelandang senior Belanda ini merupakan pemain dengan performa paling menonjol dalam laga ini. Andai bukan karena dua gol Gerrard, dialah kandidat Pemain Terbaik. Performanya di lini tengah nyaris sempurna, baik dalam bertahan maupun menyerang, menunjukkan lembar nilai yang hampir sempurna.
Akhirnya semua pemain, termasuk starter utama dan pemain pengganti seperti Alou Diarra, Dirk Kuyt, Warnock, dll, satu per satu disambut sorak-sorai fans.
Di penghujung acara, barulah para fans melontarkan sorakan paling gegap gempita sepanjang pertandingan, lalu serempak meneriakkan nama pelatih kepala Yang Chengzhuo. Mereka sangat-sangat berharap sang pelatih bisa keluar, menerima pujian mereka seperti seorang pahlawan.
Tanpa dirinya, tak akan ada Liverpool seperti hari ini!
Tanpa Yang Chengzhuo, mungkin Liverpool masih berjuang mati-matian untuk kualifikasi Liga Champions; Tanpa dirinya, mungkin Liverpool masih meratapi putusnya rantai regenerasi; Tanpa dirinya, Liverpool takkan bisa lagi merasakan kebanggaan yang dahulu begitu jauh dari genggaman.
Jika era 60-an milik Bill Shankly, era 70-an milik Bob Paisley, maka di abad baru ini, Liverpool adalah era Yang Chengzhuo.
Sebuah gelar juara liga top yang telah lama terlepas dari genggaman, gelar juara Liga Primer pertama dalam sejarah klub, sebuah piala Liga Champions yang mampu membangkitkan kembali jiwa dan semangat juang orang Liverpool, serta berbagai gelar piala lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Tidak diragukan lagi, tiga tahun Yang Chengzhuo di Liverpool telah memberikan transkrip nilai yang hampir sempurna sebagai balasan bagi semua fans Liverpool yang sejak awal memberikan dukungan dan kepercayaan kepadanya.
Kini, tim yang mereka cintai terus bergerak menuju pencapaian empat gelar juara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika berhasil merebut Liga Champions, gelar liga, dan Piala FA, Liverpool musim ini akan menyelesaikan grand slam - sebuah prestasi pertama dalam sejarah Liga Primer. Ini tak pelak akan menjadi musim terhebat dalam sejarah Liverpool!
Fans-fans ini benar-benar sangat berharap, pelatih kepala yang mereka hormati dapat tampil memberi mereka kesempatan. Dengan sorakan, tepuk tangan, dan sorak-sorai gegap gempita, mereka ingin memberikan afirmatif dan dorongan kepada sang pelatih legendaris.
“Kamu harus keluar dan menerima sorak-sorai fans, Bos!” Gerrard berlari mendekat.
Yang Chengzhuo tersenyum sambil meletakkan tangan di bahunya, "Itu panggung milik kalian! Pergilah! Itu kejayaan yang layak kalian dapatkan!"
Gerrard memandang pelatih kepala, tahu Yang Chengzhuo tidak suka bersaing popularitas dengan pemain. Beberapa kali merayakan bersama pun karena dipaksa pemain, akhirnya dia memilih tidak mengganggu lebih lanjut.
……
……
“Benar-benar sulit dipahami!” komentator bergumam saat mendengar teriak penonton, “Kita semua bisa melihat betapa tinggi posisi Yang Chengzhuo di hati fans Liverpool!”
“Tapi pantas saja. Dia memang membawa perubahan luar biasa bagi Liverpool. Tak hanya menghidupkan kembali kebanggaan keluarga elit yang sempat merosot ini, tapi juga mengembalikan kejayaan yang tak pernah bisa diberikan oleh Houllier dan mantan pelatih sebelumnya - inilah yang terpenting bagi fans Liverpool.”
"Kini, Yang Chengzhuo memimpin Liverpool kembali lolos ke final, bahkan mereka berpotensi menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar Liga Champions setelah reformasi. Ini pasti akan membuat final kali ini semakin mencolok!"
"Setelah menyaksikan kemenangan mutlak 3-0 atas AC Milan, tak ada lagi yang meragukan kekuatan Liverpool. Meski Barcelona menunjukkan performa menonjol di liga dan Liga Champions, kita punya alasan kuat untuk percaya bahwa Liverpool akan menjadi lawan terkuat bagi Barcelona."
"Faktor penting lainnya: Yang Chengzhuo adalah musuh bebuyutan Barcelona. Sejak memimpin Kaiserslautern, kemudian Inter Milan, hingga Liverpool sekarang, ia tak pernah membiarkan Barcelona mendapat keuntungan sekecil apapun darinya."
"Jika Tim Dua Barcelona berhasil menaklukkan seluruh Eropa, maka Yang Chengzhuo dan Liverpool-nya adalah pengecualian mutlak, karena Barcelona tak pernah sekalipun mengalahkan Yang Chengzhuo dan Liverpool. Ini pasti akan membuat final Liga Champions semakin menarik - akankah Barcelona melanjutkan Fobia Kaisar mereka? Ataukah Yang Chengzhuo memimpin Liverpool menciptakan sejarah?"
"Tapi bagaimanapun juga, kita bisa mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa musim ini adalah season yang sangat sukses bagi Liverpool. Saya yakin semua fans juga sangat berharap Yang Chengzhuo bisa terus membawa pulang piala di Liga Champions, liga domestik, dan Piala FA, meraih grand slam musim pertama dalam sejarah Liga Primer."
“Ini pasti akan menjadikan musim ini sebagai epos di hati banyak penggemar, mengubah Liverpool ini menjadi mimpi buruk bagi tim-tim elite, menghidupkan kembali angin puyuh merah yang pernah mendominasi Benua Eropa di era 70-80an, menginjakkan kembali kuku The Reds yang tak terkalahkan ke setiap sudut Eropa, menaklukkan semua musuh!”
“Mari kita doakan Yang Cheng dan Liverpoolnya!”
“17 Mei, Stadion Stade de France di Paris, Prancis. Sampai jumpa di final, Saudara sekalian!”
……
……
“Saya merasa sangat-sangat-sangat-sangat kecewa dengan performa tim kami!”
Di konferensi pers setelah pertandingan, Yang Cheng tersenyum lebar sementara Ancelotti di sampingnya bermuka masam. Jika bukan karena peraturan wajib UEFA yang mewajibkan pelatih kepala menghadiri konferensi pers, pasti ia serius mempertimbangkan untuk absen - meski akan mengurangi kewibawaannya, itu masih lebih baik daripada harus menderita di bawah sindiran tajam anggota ini.
Ekspresi kedua orang ini yang kontras, saat digabungkan, menciptakan perbandingan yang sangat kuat dan jelas, membuat para wartawan yang hadir merasa seru. Tapi saat Yang Cheng menerima pertanyaan pertama dari wartawan di TKP, dia menggunakan 4 kali kata "sangat" untuk mengekspresikan tingkat kekecewaannya. Yang aneh, saat mengatakan ini, wajahnya justru tersenyum.
Orang bodoh pun tahu dia sedang berbicara secara ironis!
Benar saja, setelah selesai bicara, Yang Cheng tersenyum lebar tak bisa menutup mulutnya, "Alasan saya sangat kecewa adalah karena saat istirahat tengah tadi, saya sudah memperingatkan pemain-pemain saya: Jika di babak kedua tidak mencetak 2 gol lagi, saya akan menjadi bahan cemoohan semua orang. Tapi para anggota ini, setelah mencetak 3 gol, malah mulai beristirahat!"
Para wartawan di TKP langsung meledak dalam gelak tawa. Bukan hanya karena nada bicara Yang Cheng yang aneh, tapi juga karena sindiran dan ejekan yang terselip dalam ucapannya.
"Ya, aku harus minta maaf terlebih dahulu, dan mengakui satu hal. Pernyataanku sebelum pertandingan bahwa kami akan menang 4-0 adalah berlebihan, tidak sesuai fakta, dan hanya ngibul belaka. Karena kami hanya menang 3-0. Jika hal ini menyebabkan masalah yang tidak perlu bagi siapapun atau lembaga manapun, saya dengan ini menyampaikan permintaan maaf dan berharap mendapat pengampunan."
Lalu, anggota ini menambahkan dengan sangat serius, "Tapi jika ini menyebabkan kerugian apapun, maaf, saya tidak bertanggung jawab untuk ganti rugi!"
Seluruh aula konferensi pers di stadion Anfield langsung meledak dalam gelak tawa.
Semua wartawan jelas-jelas merasakan kegembiraan Yang Chengzhuo ini. Kemenangan 3-0 atas AC Milan yang membuat total skor menjadi 3-2, sehingga mengirim pulang AC Milan, berarti tim Yang Chengzhuo lolos ke final - ini jelas merupakan pencapaian yang luar biasa besar.
Pertandingan di Stadion Anfield ini pasti akan menjadi buah bibir jutaan fans, karena dalam situasi kalah 0:2 di pertandingan pertama, mereka bisa melakukan kebangkitan besar di kandang sendiri. Ini jelas merupakan momen klasik.
Berbeda dengan suasana ceria dan canda tawa Yang Chengzhuo, Ancelotti di sampingnya terlihat seperti labu pahit - masam, bergumam kesal, diam seribu bahasa, tanpa ekspresi, bagaikan hiasan belaka.
Tapi para wartawan tak peduli. Selama Yang Cheng ada, Ancelotti bisa diabaikan. Fans jelas lebih suka menyaksikan gaya khas Yang Cheng dan mendengar ucapannya. Dialah tokoh utama hari ini di konferensi pers.
"Tuan Yang Cheng..." Seorang wartawan perempuan berdiri sambil tersenyum, "Bisakah Anda... eh, dengan serius menjelaskan bagaimana Liverpool berhasil membalikkan keadaan dalam pertandingan ini?"
Yang Cheng tersenyum, memulai dengan kalimat, "Aku selalu serius!" yang kembali membuat para wartawan yang hadir tertawa terbahak-bahak. Wartawan perempuan itu pun tidak bisa menahan tawa getir dan duduk kembali.
"Pertama-tama, menurutku kemenangan kami atas AC Milan terutama berkat UEFA yang memberikan lingkungan pertandingan yang adil dan fair. Meski ada satu dua kesalahan pemberian hukuman selama pertandingan, untungnya tidak mempengaruhi proses laga."
Jelas terasa ini adalah sindiran halus, maksudnya: jika putaran pertama tidak adil, timku tak perlu berjuang sekeras ini.
"Kedua, para pemain kami menunjukkan performa terbaik mereka. Di lapangan mereka menjalankan strategi taktik pra-pertandingan dengan ketelitian tinggi. Sikap kompetitif mereka sangat positif, setiap pemain bermain dengan sepenuh hati. Ini memungkinkan kami tetap stabil menerima tekanan meski awal pertandingan tidak menguntungkan."
"Mengenai AC Milan, saya rasa mereka adalah tim yang sangat menonjol, tapi konfigurasi lini tengah mereka punya beberapa masalah. Kurangnya serangan sayap membuat taktik serangan mereka terlalu monoton. Ini sangat tidak menguntungkan bagi AC Milan, dan dalam pertandingan ini kami memang sengaja mengeksploitasi kelemahan tersebut."
Banyak wartawan di TKP langsung mengangguk-angguk setuju saat mendengar penjelasan ini. Bahkan Ancelotti pun terlihat tenggelam dalam perenungan.
Tentu saja, semua masalah yang disebutkan Yang Cheng ini masih sangat di permukaan. Sekalipun dia tidak membahasnya hari ini, besok para jurnalis tetap akan mengulas poin-poin ini dalam kritik mereka. Ini sama sekali bukan rahasia, apalagi dianggap sebagai memberi taktik ke musuh.
Seandainya dia sekarang memberi tahu AC Milan tentang profil pemain yang perlu direkrut, bahkan merekomendasikan nama-nama tertentu - barulah itu bisa disebut pengkhianatan!
"Selain itu, masalah seperti penuaan personel lini belakang juga merupakan risiko sistemik. Tapi yang terpenting, menurut saya AC Milan kurang persiapan mental. Pemain-pemain mereka jelas-jelas terlihat gelisah antara takut gagal dan khawatir kehilangan, kurang semangat juang dan keinginan menang yang teguh di momen genting."
Yang Chengzhuo merujuk pada performa buruk Kakha Kaladze dan Clarence Seedorf. Gol ketiga Liverpool berasal dari kesalahan heading Kaladze, sementara permainan Seedorf yang kacau sepanjang pertandingan secara langsung menyebabkan stagnasi di lini tengah, membuat Rui Costa dan Kaká kesulitan menampilkan level terbaik mereka.
"Menurut Anda, apa kunci kemenangan Liverpool?" tanya wartawan lain yang berdiri.
Setelah berpikir sejenak, Yang Chengzhuo mengangguk: "Menurut saya semangat juang dan keinginan menang para pemain."
Berhenti sejenak, pelatih itu berkata khidmat: "Setelah kalah 0:2 di pertandingan pertama, mustahil mengatakan hasil itu tidak memengaruhi tim. Tapi pemain kami justru mampu menerima tekanan dengan baik. Tidak seperti klub lain yang hancur oleh tekanan, mereka malah mengubah tekanan ini menjadi motivasi. Inilah kunci kemenangan kami."
Banyak wartawan yang tidak bisa tidak mengangguk setuju, semangat juang Liverpool ini memang layak dikagumi oleh siapa pun dan tim mana pun.
"Menurutmu, pembalikan besar di final Liga Champions musim lalu, apakah berdampak pada tim?"
"Tentu ada!" Yang Cheng mengangguk, "Final itu bisa dilihat dari dua aspek. Babak pertama adalah Liverpool masa lalu, kami kalah telak, gelisah antara takut gagal dan khawatir kehilangan, hampir mengalami retakan parau. Tapi di babak kedua, kami berhasil bermetamorfosis, kami menafsirkan ulang sepakbola dan kondisi mental yang menjadi ciri khas Liverpool kami!"
"Lewat pertandingan inilah kami semua menyaksikan kekuatan sejati diri kami, sekaligus membuat kami semakin paham bagaimana cara memenangkan setiap laga. Ini sangat penting karena memberi kami keyakinan belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengalahkan lawan apa pun."
Para wartawan tampak mengakui pernyataan Yang Cheng, satu per satu mengangguk setuju.
"Tuan Yang Cheng, saat ini Liverpool sudah lolos ke final Liga Champions, Barcelona mengeliminasi Arsenal dan juga masuk final. Menurut Anda, apakah tingkat kemenangan Anda sebelumnya melawan Barcelona berpengaruh pada pertandingan ini?"
"Tidak!" Yang Cheng menggelengkan kepala, "Sebaliknya, saya rasa ini justru mungkin membebani saya dan tim saya!"
Melihat para wartawan tampak bingung, Yang Cheng tersenyum, "Tidak ada tim yang tetap sama, termasuk Barcelona. Rekor kemenangan saya terhadap mereka adalah masa lalu. Jika saya masih menggunakan pikiran dan niat masa lalu untuk melihat Barcelona yang kini, pasti sayalah yang akan kalah dalam pertandingan."
"Karena itu, sebelum final, saya akan meminta diri sendiri, tim pelatih, dan semua pemain untuk melupakan semua pertandingan masa lalu melawan Barcelona. Kami akan memperlakukan Barcelona sebagai lawan yang sama sekali baru. Kami akan mempelajari setiap detail mereka, setiap mata rantai permainan, lalu mencari cara untuk menahan diri."
"Hanya dengan cara ini kami punya kesempatan mengalahkan Barcelona!"
"Wartawan langsung mengangguk serempak, jelas menunjukkan persetujuan terhadap sikap Yang Chengzhuo ini."
"Ketika Tuan Platini sebelumnya menerima wawancara media di Stadion Camp Nou, dia menyatakan sebagai fans Barcelona yang tergila-gila pada sepakbola mereka dan mendukung mereka meraih gelar juara Liga Champions. Menurutmu apakah ini akan mempengaruhi Liverpool?" Wartawan itu seolah khawatir Yang tidak paham, menambahkan: "Dia adalah anggota Komite Eksekutif UEFA sekaligus Ketua Komite Disiplin."
Setelah mendengar, Yang Chengzhuo menyadari ini adalah jebakan yang dipasang wartawan. Baik menjawab "akan" maupun "tidak akan", sama-sama tidak tepat.
"Haha, dia tidak punya pilihan! Karena kami bertaruh - jika dia tidak ingin berakting makan bola sepak di tempat, maka dia terpaksa harus memilih mendukung Barcelona. Tidak ada opsi lain!"
Jelas terlihat, jawaban Yang Chengzhuo hanya menargetkan Platini semata. Ini murni masalah pribadi, tidak ada hubungannya dengan UEFA.
Tidak sedikit wartawan di TKP yang bertepuk tangan untuk jawaban Yang Chengzhuo, merasa anggota ini dalam menangani media semakin mulai lancar, bahkan banyak media yang dikurungnya dalam sistem grup.
"Hingga musim ini, Liverpool menunjukkan performa menonjol di empat garis pertempuran: Piala Liga sudah direbut, Piala FA dan Liga Champions lolos ke final, sementara di Liga Primer saat ini unggul 1 poin atas Chelsea, Kamu..."
Yang Chengzhuo melambaikan tangan menyela reporter yang sedang berbicara ini, merebut ucapannya: "Kita masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan!"
Sebelumnya karena semifinal Piala FA, pertandingan ke-36 liga Liverpool dijadwal ulang menjadi 2 Mei. Pertandingan tandang melawan West Ham United yang juga menjadi lawan final Piala FA ini dianggap sebagai pemanasan sebelum final.
"Menurut saya kita masih memegang keunggulan dalam perebutan gelar juara liga. Chelsea masih punya 2 pertandingan tersisa, tapi di putaran ke-37 mereka harus menghadapi Manchester United di kandang sendiri. Kami masih memiliki 3 pertandingan, namun yang terpenting adalah kami unggul 1 poin dari Chelsea!"
Setelah berhenti sejenak, Yang Cheng tersenyum lebar, "Turnamen Liga Champions dan Piala FA sudah memasuki tahap akhir. Mulai sekarang kami akan mengonsentrasikan seluruh energi untuk persaingan liga. Yang ingin kukatakan adalah - Chelsea tidak akan mendapat kesempatan lagi!"
Wartawan-wartawan di bawah panggung satu per satu terpengaruh oleh aura percaya diri Yang Cheng. Tapi jika dianalisis dengan serius, memang benar adanya.
Tingkat kemenangan Liverpool musim ini sangat tinggi. Serangan mereka terlalu menonjol, sudah mencetak 93 gol di Liga Primer. Meski kehilangan 24 gol, hanya 3 gol lebih banyak dari Chelsea. Liverpool hanya kalah 1 pertandingan, poin-poin yang hilang lainnya berasal dari hasil imbang.
Bisa dikatakan, sejak masa liburan musim dingin usai, Chelsea mengalami dua hasil imbang tak terduga yang membuat mereka kehilangan poin. Setelah tertinggal jarak dari Liverpool, mereka juga tidak bisa memangkas selisih poin saat Liverpool bermain di tiga front kompetisi. Ini jelas sudah menetapkan posisi pasif Chelsea dalam perebutan gelar juara.
Kini setelah Liverpool menyelesaikan pertandingan Liga Champions dan Piala FA, kemungkinan mereka kehilangan poin lagi hampir tidak ada.
Semua ini jelas sesuai dengan strategi liga yang disusun Yang Chengzhuo sebelum musim dimulai!
