Tiga tahun terakhir ini, dengan Galácticos Real Madrid yang hancur, Barcelona, Valencia dan tim-tim lain mulai muncul, terutama Barcelona. Dengan latar belakang Catalunya, derby abad ini antara mereka dan Real Madrid selalu menyedot perhatian fans seantero alam semesta.
Tidak bisa disangkal, sepakbola Barcelona memang lebih baik dan menonjol daripada Real Madrid dalam beberapa tahun ini. Tapi ada satu hal yang tak bisa mereka saingi: pengaruh!
Florentino Pérez adalah seorang pedagang. Selama 6 tahun mengelola Real Madrid, kontribusi dan kesalahannya sulit dinilai. Namun satu hal yang mutlayak diakui: dia telah membangun Real Madrid menjadi tim sepakbola paling berpengaruh di alam semesta.
Belum lama ini, majalah ekonomi Spanyol "Economía Hoy" mempublikasikan laporan dari lembaga otoritatif. Di dalam negeri Spanyol, merek paling berpengaruh diduduki Coca-Cola di peringkat pertama, diikuti Nestlé, Visa Card, Danone, Rolex, BMW, sementara Real Madrid berada di posisi ke-7 sebagai brand lokal Spanyol paling dominan.
Ironisnya Barcelona yang dalam beberapa tahun terakhir memiliki bintang paling hebat dan memainkan sepakbola sensual, hanya menempati peringkat ke-82. Dari sini terlihat kesenjangan pengaruh kedua tim di tanah Spanyol.
Real Madrid, bisa dikatakan sebagai simbol sepakbola Spanyol di luar wilayah Catalunya, sementara Barcelona adalah simbol daerah Catalunya. Namun karena faktor politik di dalam negeri Spanyol, anehnya, entah apakah benar atau palsu, beberapa perdana menteri Spanyol berturut-turut ternyata fans Barcelona.
Tapi, keluarga kerajaan Spanyol hampir seluruhnya pengikut setia Real Madrid, termasuk Raja Spanyol Juan? Carlos I.
Di kehidupan sebelumnya, Yang Cheng pernah mendengar kabar unik: saat Capello mengelola Real Madrid, karena gaya bermainnya yang jelek, tak hanya mendapat saputangan putih dari fans, bahkan Raja Juan? Carlos I langsung menelepon Ketua Real Madrid bertanya, "Kapan si pelatih tradisional Capello itu akan pergi?"
Real Madrid sebenarnya tidak langsung mengusir Capello, melainkan menunggu sampai musim berakhir. Capello sendiri berhasil membawa piala La Liga yang sangat dibutuhkan. Jadi telepon dari Juan Carlos I sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa.
Tapi dari sini jelas terlihat bahwa dia benar-benar pengikut setia Real Madrid.
Banyak orang tak paham, menganggap fans Real Madrid terlalu pilih-pilih dan menuntut standar tinggi. Sebenarnya ini logis, karena bagi fans Real Madrid - terutama di wilayah Spanyol - klub ini bukan sekadar klub sepakbola, tapi juga simbol budaya spiritual.
Coba tanya: Siapa yang mau mengubah budaya spiritual yang sudah mereka terima dan biasakan sejak kecil?
Siapa yang rela berubah untuk menerima budaya spiritual yang selama ini selalu mereka tentang dan sanggah?
Setiap tim pasti pernah mengalami masa kecemerlangan dan titik terendah, termasuk Real Madrid. Masalahnya, Real Madrid di sekitar pergantian abad baru terlalu menyilaukan dan memukau, terutama setelah Florentino Pérez naik ke panggung. Ia membawa atmosfer yang lebih gegabah dan terburu-buru mengejar keuntungan dibanding sebelumnya, ditambah erosi berlebihan dari bisnis, sehingga membuat seluruh lingkungan besar menjadi berantakan.
Kini situasi seperti ini telah muncul di tubuh Real Madrid, membuat klub yang kini berada di ruang energi yang goyah. Bahkan sebelumnya Marca telah memuat artikel utama di halaman depan mereka dengan laporan seperti ini.
Antara Sang Kaisar atau gejolak internal!
Selama bertahun-tahun ini, setiap kali Real Madrid mengalami krisis dan muncul berita pergantian pelatih, Yang Chengzhuo selalu menjadi pusaran popularitas. Sebab dialah satu-satunya pelatih kepala yang diakui fans Real Madrid sekaligus pernah mendapat undangan terbuka dari Florentino Pérez.
"Tapi tahun ini situasinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, seperti dilaporkan oleh surat kabar AS: Jika Florentino Pérez gagal merekrut Sang Kaisar, dia yang patah semangat akan meninggalkan posisi Ketua Real Madrid pada musim panas, dan konflik internal akan membuat Real Madrid tercerai-berai."
"Didorong oleh media Spanyol dan seluruh dunia, fans Real Madrid bahkan menunggu kedatangan Yang Chengzhuo dengan mentalitas layaknya menanti Juru Selamat. Namun orang Tionghoa ini tetap enggan mengucapkan sepatah kata pun tentang keinginannya bergabung ke Real Madrid."
"Bahkan jika yang bertanya adalah Raja Spanyol, Juan Carlos I sekalipun?"
……
……
"Pertama kali aku menyaksikan sepakbolamu adalah di final Piala Winners UEFA tahun 1997. Saat itu Barcelona sedang di puncak kejayaan dengan Kekuatan Kasar yang tak tertandingi. Aku mengira tim Robson pasti akan melakukan Pembantaian terhadap tim asal 2. Bundesliga yang bahkan namanya tak kukenal itu. Tapi hasil akhirnya membuatku terkejut sekaligus mengukir namamu dalam ingatanku!"
Meskipun Juan Carlos I adalah seorang raja, dalam banyak kesempatan sebenarnya dia sama seperti orang biasa, setara, tidak punya sikap sok kuasa, berbicara pun tidak perlu dengan sikap patuh, persis seperti rakyat biasa.
Di Eropa, meskipun ada yang disebut kalangan bangsawan, namun sebenarnya tidak ada pembedaan kelas. Yang Chengzhuo pernah bertemu banyak bangsawan, seperti Putra Mahkota Charles, Raja Monaco, juga Raja Spanyol yang ada di hadapannya ini - semuanya sama.
Stratifikasi yang diatur secara tertulis tidak menakutkan, yang mengerikan justru kelas-kelas tersembunyi dalam alam bawah sadar!
Raja tua Spanyol yang agak gemuk ini terlihat sangat menikmati obrolan tentang sepakbola. Begitu mulai bicara tak bisa berhenti, membuat Ratu yang duduk di sampingnya terus-menerus menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
"Final Liga Champions 1999, sejak pertandingan itu, aku menjadi fansmu. Kamu dan Kaiserslautern-mu benar-benar luar biasa! Kemudian di Inter Milan, di Liverpool - oh terutama Liverpool, keajaiban Istanbul itu, sungguh menakjubkan, sulit dipercaya!"
Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum, terus-menerus berkata: "Terima kasih, terima kasih!"
"Kamu harus datang ke Real Madrid, tahu?" Juan Carlos I berkata dengan serius, "Bukan karena reputasi, bukan juga status, tapi karena aku bisa melihat kamu adalah Madridista sejati!"
"Bagaimana Bisa Tahu?" tanya Yang Chengzhuo sambil tertawa getir.
Juan Carlos I tertawa terbahak-bahak, dengan sikap bersemangat. Tangan kanannya tak henti membuat gerakan-gerakan ekspresif yang memancarkan keramahan, "Tidakkah kamu sadar? DNA sepakbolamu mengandung aroma kuat Real Madrid!"
Tepat saat pembicaraan sampai di sini, staf di TKP mendekat untuk mengajak Juan? Carlos I, mempersiapkannya menuju belakang panggung guna menyampaikan pidato ucapan terima kasih pada upacara pemberian penghargaan Laurensius Sports Award.
"Percaya padaku, datanglah ke Real Madrid!" Juan? Carlos I tak lupa mengingatkan sekali lagi sebelum pergi.
Setelah mengirim pergi Juan? Carlos I, Yang Chengzhuo merenung dengan keseriusan. Dia benar-benar tak merasakannya. Memalingkan wajah ke Melissa yang memikat, "Ada?"
Orang Prancis itu mengangguk bahagia, "Aku juga merasa ada!"
Yang Chengzhuo bingung, mengapa dirinya tak menyadarinya?
Apakah benar ada beberapa barang yang secara bertahap mempengaruhinya?
……
……
Barcelona sangat menantikan acara penghargaan kali ini, alasannya sederhana: mereka masuk nominasi tiga penghargaan yaitu Ronaldinho sebagai Atlet Pria Terbaik Tahunan, Messi sebagai Pendatang Baru Terbaik, serta tim Barcelona yang masuk nominasi Tim Terbaik Tahunan. Sementara Johan Cruyff akan menerima Penghargaan Prestasi Seumur Hidup.
Sebelum acara, media di wilayah Catalunya terus-menerus menyerukan bahwa pemilihan Barcelona sebagai tuan rumah Laurensius edisi ini dimaksudkan agar tuan rumah menjadi pusat perhatian. Ditambah lagi posisi Laporta sebagai Ketua Kehormatan Laurensius sebelumnya semakin memperbesar peluang Barcelona bersinar dalam upacara penghargaan.
Namun yang tak terduga, hasil akhirnya justru mengejutkan banyak pihak.
Penghargaan terkait sepakbola yang pertama diberikan adalah pendatang baru terbaik. Pemain muda Barcelona, Messi sebelumnya diunggulkan, tapi kandidat panas justru Nadal yang merupakan fans Real Madrid. Di usia 19 tahun, dia pertama kali ikut French Open langsung mengalahkan Federer dan meraih gelar juara. Pada 2005, dia memenangkan 11 turnamen termasuk 4 gelar turnamen maestro.
Akhirnya, Nadal sukses mengalahkan Messi dan meraih gelar pendatang baru terbaik tahunan.
Terhadap anggota yang baru saja menghentikannya dan mengaku sebagai fans ini, Yang Cheng sama sekali tidak pelit memberikan tepuk tangan. Setidaknya mulai sekarang grup fansnya akan bertambah satu selebritas besar.
"Setelah pulang ikuti Weibo-nya!" seru Yang Cheng terkekeh.
Melissa melirik anggota ini, merasa dia terlalu mementingkan keuntungan pribadi. Tapi kata-kata dan ekspresinya justru membuatnya tertawa gek gek.
Setelah itu beberapa penghargaan lagi diberikan, termasuk Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup. Johan Cruyff memang layak menerima penghargaan ini. Meski Yang Chengzhuo tidak menyukainya, merasa pensiun ya sudah pensiun saja, tak perlu setiap hari cerewet ngomong banyak basa-basi, tapi kontribusinya untuk Barcelona dan sepakbola patut diakui.
Kemudian tibalah penghargaan Tim Terbaik Tahunan. Nominasi kali ini mencakup Liverpool, Barcelona, Tim Tenis Kroasia, Tim Rugby Selandia Baru, Rombongan Renault F1, dan San Antonio Spurs NBA.
Saat Pelé, salah satu juri Laurensius, naik ke panggung penghargaan, TKP langsung bergema dengan tepuk tangan meriah dan sorak-sorai. Yang Cheng menoleh melihat area tempat duduk pendukung Barcelona.
"Wah sial, masa kita Liverpool dianggap orang mati?!" protes Yang Cheng dengan geram.
Begitu Pelé muncul, siapa pun tahu yang menang pasti tim sepakbola.
"Dari sudut pandang pribadi saya, saya sangat mendukung Barcelona. Karena tim ini memiliki sekelompok bintang berbakat yang sangat menonjol, seperti rekan senegaraku Ronaldinho. Menurut saya sepakbola Barcelona lebih bernilai seni. Tentu saja, Liverpool juga luar biasa, tim yang sangat hebat."
"Tapi secara perasaan pribadi, saya rasa Barcelona pantas mendapat penghargaan ini dan seharusnya memenangkan Liga Champions Eropa sebagai bentuk apresiasi!" ujar Pelé sambil tersenyum.
Tepuk tangan meriah kembali menggema di tempat kejadian. Terlihat jelas para pelatih dan pemain Barcelona bersorak dengan riang.
"Dia terkenal punya mulut burung gagak. Siapa percaya dia pasti bernasib sial, lebih akurat dari Paulus si gurita!" bisik Yang Chengzhuo ke telinga Melissa sambil menggerutu.
"Paulus si gurita itu siapa?" Melissa tampak bingung.
Yang Chengzhuo tercekat, "Hah, seorang tukang agama yang belum lahir!"
Terlihat Pelé di atas panggung membuka sampul surat, mengeluarkan selembar kertas, membukanya dan setelah membaca, alisnya berkerut. Ia mendekatkan diri ke mikrofon sambil memperlihatkan gigi putihnya yang lengkap, "Hehe, Liverpool!"
Sekelompok fans Barcelona yang awalnya hendak bersorak kini terlihat tersiksa menahan perasaan. Mata mereka membelalak penuh kecurigaan, seolah-olah Pelé salah menyebut nama. Bagaimana mungkin Liverpool?
Tapi sang raja sepakbola Brasil mengulangi, "Selamat untuk Liverpool, tim yang meraih Penghargaan Tim Terbaik Laurensius tahun 2006!"
Layar TV di belakang langsung menampilkan rekaman Liverpool, khususnya final Liga Champions musim lalu. Dalam kondisi tertinggal 0-3, mereka bertahan mati-matian dan membalikkan 4 gol untuk mengalahkan Juventus. Ini menunjukkan semangat pantang menyerah dan kegigihan olahraga yang sangat menyentuh, dengan seluruh tim memancarkan semangat juang yang mengagumkan.
Rick Parry perlahan-lahan naik ke podium. Saat tiba di hadapan Yang Chengzhuo, ia sengaja memeluknya.
"Terima kasih!" ujar Rick Parry sopan sambil menerima piala dari tangan Pelé, sembari mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan pemberi penghargaan.
"Terima kasih kepada semua pemain Liverpool, staf, dan fans. Tapi yang paling patut kami syukuri adalah pelatih kepala kami, Tuan Yang Cheng. Tanpa Anda, tak akan ada malam yang ajaib itu, dan tak akan ada penghargaan ini. Terima kasih!"
Rick Parry mengangkat tinggi piala Tim Terbaik Tahunan, membungkuk hormat ke arah penonton di bawah podium, lalu berbalik dan segera menuju belakang panggung.
Liverpool berhasil merebut gelar Tim Terbaik Tahun Ini, membuat kunjungan Yang Cheng dan rekan-rekannya ke Barcelona tidak sia-sia. Adapun penghargaan Atlet Putra Terbaik Tahun Ini, jujur saja, Yang Cheng merasa Steven Gerrard kecil peluangnya. Bukan karena kemampuan, tapi karena penghargaan ini pada dasarnya diberikan untuk olahraga yang lebih mengutamakan performa individu seperti tenis F1, golf, dan sejenisnya.
Dugaan Yang Cheng ternyata tepat, akhirnya yang berhasil meraih penghargaan besar ini adalah Roger Federer yang saat ini menduduki peringkat pertama tenis dunia.
Dengan demikian, harapan yang membara warga Barcelona akhirnya pupus. Meski masuk nominasi tiga kategori, hasilnya nihil sama sekali. Soal Johan Cruyff, baiklah, dia bisa dibilang setengah orang Barcelona, tapi pada hakikatnya dia adalah legenda sepakbola Belanda.
"Terlihat jelas, proses seleksi penghargaan ini sangat adil!"
Setelah acara pemberian penghargaan, dimulailah pertunjukan musik dan tari. Yang Cheng tersenyum sambil mulai mengobrol dengan Melissa.
Setelah memenangkan penghargaan, kondisi hatinya sangat baik. Tentu saja dia merasa pemilihannya adil. Kalau Liverpool tidak dapat penghargaan, delapan puluh persen dia akan curiga.
Tapi tak bisa dikatakan Yang Chengzhuo narsis. Karena melihat musim lalu, Barcelona selain gelar juara La Liga, apa lagi yang memenuhi syarat? Tidak ada!
Liverpool selain gelar juara Liga Champions, juga punya Piala FA. Sepanjang tahun 2005, Liverpool bahkan merebut Piala Dunia Antar Klub, Piala Super Eropa, dan Community Shield. Kalau rekam seperti ini gagal dapat Tim Terbaik tahunan, Barcelona cuma andalkan gelar La Liga mau menang? Kalau tak ada tirai hitam, bikin orang mati kaget!
"Ya!" Melissa merasa anggota ini terlalu 'itu', "Paling disayangkan tak ada Pelatih Terbaik tahunan. Kalau tidak, seharusnya kamu yang dapat, benarkah penjelasan ini?"
"Hei, wanita cantik, sekarang kamu jadi jahat, ternyata masih mencemoohku?" Yang Chengzhuo tersenyum mengeluh.
“Belajar dari kamu!” Melissa memiringkan kepala sedikit dengan ekspresi manis dan menggoda.
“Banyak kelebihanku tidak kamu tiru, malah jago membantah. Kayaknya harus cari kesempatan untuk memberimu pelajaran!” kata Yang Chengzhuo sambil tersenyum hehe dengan nada intimidasi.
Melissa tidak tahan menghadapi kata-katanya yang sarat dengan pancingan dan ambiguitas. Hatinya berdesir, wajahnya memerah. Diam-diam ia pura-pura menikmati pertunjukan tari, tapi tangan si anggota ini menyelinap meraba-raba punggung tangannya yang tergeletak di kursi.
Gadis ini merasa bersalah, buru-buru menarik tangannya kembali, tak berani menatapnya lagi.
Yang Chengzhuo justru menyukai ekspresi feminimnya yang manja seperti ini.
……
……
Seperti semua acara penghargaan, setelah upacara Laurensius selesai, diadakan pula pesta anggur yang hanya boleh dihadiri tamu undangan dan para pemenang penghargaan.
Yang Chengzhuo dan Melissa menghadiri pesta anggur didampingi Rick Parry dan lainnya. Orang Tionghoa ini kembali menjadi fokus banyak tokoh politik dan bisnis Spanyol. Nadal, Federer, dan lainnya secara aktif mendekat untuk berkenalan, dengan yang terakhir bahkan mengaku sebagai fans Yang Chengzhuo.
"Robert Baggio adalah idolaku. Karena dialah, aku menjadi penggemarmu!" ujar Federer sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo cukup menikmati hal ini. Bagaimanapun, memiliki lebih banyak fans selebritas bisa memuaskan gengsinya. Tiger Woods yang menjadi tetangganya di sekitar Danau Como - meski terpisah sekitar satu kilometer - sudah dikenalnya sejak lama.
Setelah bercakap-cakap sejenak, Yang Chengzhuo melirik jam dan bersiap pergi. Tapi tiba-tiba Pelé menghampiri.
"Selamat, Tuan Yang Cheng!" Pelé terkekeh sambil mengulurkan tangan secara aktif.
Yang Chengzhuo mengangguk sopan: "Terima kasih!"
Karena Yang Chengzhuo telah melatih Denílson dan Ronaldo yang meraih gelar Pemain Terbaik Dunia, pengaruhnya di dunia sepakbola Brasil juga cukup besar. Agen terkenal Pini Zahavi menjalin hubungan dengannya melalui kasus Ronaldo sebelumnya, ditambah dengan pemain seperti Emerson dan Lúcio, sehingga hubungan keduanya cukup baik.
Dalam situasi seperti ini, tidak mengherankan jika Pelé secara aktif mendekati Yang Chengzhuo untuk berbincang.
Kini Pelé sebenarnya hidup dari sponsor dan berbagai aktivitas, sehingga dia harus terus berbicara dan melakukan hal-hal tertentu untuk mempertahankan reputasinya. Hal ini wajar, sehingga Yang Chengzhuo sama sekali tidak berniat menyalahkannya.
Terlebih terhadap legenda sepakbola ini, Yang Chengzhuo selalu menyimpan sikap hormat.
Dia yakin, siapapun yang mencintai sepakbola akan sulit membenci legenda seperti Pelé dan Maradona, bahkan Baggio dan Zidane. Karena legenda merekalah, sepakbola memiliki daya tarik seperti sekarang ini.
“Maafkan kata-kata saya di atas panggung tadi……” Setelah lelucon, Yang Cheng tidak menyebutnya, malah Pelé sendiri yang mengangkat topik ini.
“Tidak apa-apa!” Jawab Yang Cheng dengan senyum lega.
Pelé juga tersenyum, terus-menerus mengangguk: “Sebenarnya, ucapanku tadi sengaja kubuat seperti itu!”
Yang Cheng membeku sejenak, namun segera menyadari maksudnya dan tak kuasa tertawa terbahak-bahak.
Melihat Yang Cheng sudah paham, Pelé pun ikut tertawa.
Anggota ini memang benar-benar badut lucu.
Maksudnya, karena sadar diri sering diolok-olok sebagai mulut burung gagak, dia sengaja mengatakan dukungannya untuk Barcelona, padahal sebenarnya ingin mendukung Liverpool-nya Yang Cheng.
Konon dia dan Pini Zahavi adalah sahabat dekat. Di masa sulit dulu, Zahavilah yang membantunya melewati kesulitan sekaligus menghubungkannya dengan Nike sebagai brankas finansial, sehingga terciptalah Pelé yang kita kenal sekarang.
Namun menurut persepsi Yang Cheng, apakah tindakan seperti ini bisa dianggap sedikit... menyusup ke barisan musuh?
“Kerja bagus, Juan menyampaikan salamnya untukmu!” Pelé tersenyum lalu pergi.
Juan, sang raksasa manajer Brasil Juan? Figer, persahabatan lama. Meski beberapa tahun terakhir pengaruh Figer mulai tergeser oleh Mendes, sang bapak baptis sepakbola Brasil tetap menjadi tipe yang diam-diam mengumpulkan kekayaan. Tak ada yang berani meremehkan jaringan pengaruh dan hubungannya.
