Dalam final Liga Champions yang menentukan hidup-mati, tim yang unggul lebih dulu pasti akan mendominasi alur permainan, bahkan berpeluang besar meraih kemenangan.
Menurut statistik lembaga otoritatif, tim yang mencetak gol pertama di final memiliki tingkat kemenangan mencapai 85%.
Fakta ini secara tertentu membuktikan: siapa yang unggul duluan, dialah calon kuat juara. Comeback dramatis seperti di Istanbul musim lalu sangat langka, makanya pertandingan itu disebut sebagai salah satu pertandingan terbesar dalam sejarah sepakbola.
Dalam sesi latihan jelang pertandingan, Yang Chengzhuo terus menekankan: fase awal sangat krusial, karena bisa menentukan dinamika permainan secara keseluruhan.
Percaya atau tidak, jika Liverpool bertanding melawan tim dari League One bahkan League Two, tapi gagal memulai dengan baik hingga kebobolan lebih dulu, sangat mungkin mereka kalah. Karena kejutan sering tercipta justru dari situasi seperti ini.
Salah satu pertandingan yang membekas dalam ingatan Yang Chengzhuo adalah saat timnas Tiongkok menyamakan kedudukan melawan Brasil. Aneh, bukan?
Tidak sama sekali. Karena Brasil jelas-jelas terlalu santai di awal, sampai-sampai saat ingin menggenjot di akhir, tenaga mereka sudah terkuras habis.
Kegagalan di fase awal akan berimbas pada penurunan kebugaran seluruh pemain. Saat stamina turun ke level tertentu, mustahil mengharapkan performa sama seperti awal laga.
Namun Yang juga tak menyangka Glen Johnson langsung terkalahkan oleh Ronaldinho di kontak pertama. Padahal selama pelatihan, dia berulang kali mengingatkan Glen: "Jangan sembarangan melakukan tackling!" Tapi nyatanya, bek itu tetap nekat mengulur kaki.
Setiap aksi bek umumnya punya tiga kemungkinan hasil: melanggar aturan, sukses merebut bola, atau gagal total!
Jelas terlihat, Glen Johnson gagal!
Tapi sebelum Eto'o yang menerobos masuk bisa menerima umpan Ronaldinho, Vidic yang sudah bersiap dari awal tiba-tiba menyerobot dari samping dan melakukan sliding tackle mengeluarkan bola ke garis lapangan.
Terlihat Eto'o melompati tubuh Vidic, tapi bola berhasil dicegatnya.
"Gerakan ini terlalu berbahaya dan sangat nekat, Vidic untung menyentuh bola lebih dulu, kalau tidak Eto'o mungkin sudah terkapar!" Komentator masih terkesima dengan sliding tackle Vidic, sementara fans Liverpool memberi sorak-sorai gegap gempita untuk penyelamatan tim ini.
"Tapi tidak bisa disangkal, ini adalah pembebasan yang sangat-sangat spektakuler dari bek tengah Serbia-Montenegro, Vidic!"
Setelah Vidic berhasil melakukan penyelamatan, dia mulai mundur, sementara Carragher mulai mempersiapkan pertahanan tendangan sudut tim karena Ronaldinho berjalan mendekat untuk mengambil tendangan pojok.
"Hei, Glen!" Gerrard berlari mendekat, memeluk erat kepala Glen Johnson, "Apa yang terjadi denganmu?"
"Maaf..." Glen Johnson dipenuhi rasa bersalah.
"Jangan minta maaf, kawan!" Gerrard menyelanya, "Ingat, kita sedang bertanding, fokuskan perhatian! Ingat instruksi Bos sebelum pertandingan, ingat latihan kita! Aku ada di sampingmu, kawan. Kamu harus percaya pada kami!"
Glen Johnson mengangguk.
Gerrard menepuk keras pipinya, "Sadarkan dirimu! Tarik napas dalam-dalam, jangan membebani diri!"
Glen Johnson menarik napas panjang, mengangguk, lalu menuju area pertahanannya dalam formasi taktik tendangan sudut.
Tendangan sudut Barcelona kali ini tidak efektif. Carragher mengungguli Edmílson dan membersihkan bola. Liverpool melancarkan serangan balik, memaksa Barcelona mundur kembali.
……
……
"Kenapa tidak pakai Finnan dan Warnock, tapi malah memilih Glen Johnson?"
Duduk di kursi cadangan yang disediakan Yang Chengzhuo, Mourinho mengamati pertandingan sambil mengerutkan kening. Menurutnya, serangan Barcelona baru saja terlalu berbahaya dan mungkin meninggalkan bayangan pada Glen Johnson. Ini jelas bukan hal baik.
"Finnan dan Warnock pun belum tentu bisa mempertahankan Ronaldinho. Kau tahu itu!" Ferguson membela keputusan Yang Chengzhuo.
Harus diakui, pengaturan formasi pelatih kepala selalu mengambil risiko. Sebelum pertandingan, tak ada yang tahu apakah pemain tertentu akan efektif atau justru melakukan kesalahan — semua itu baru terlihat saat lomba berlangsung.
"Kelebihan Glen Johnson adalah kecepatan dan fleksibilitas, tapi kekurangannya adalah ketahanan mental yang kurang stabil. Mampukah dia menerima tekanan ini? Siapa yang tahu. Namun situasi Barcelona pun tak lebih baik."
Hitzfeld yang juga mengawasi pertandingan tersenyum menambahkan penjelasan Ferguson, "Menggantikan Belletti dengan Oleguer menghilangkan kemampuan ofensif sayap kanan, dan belum tentu bisa mempertahankan serangan sayap kiri Liverpool!"
Meskipun serangan mengancam pertama berasal dari crossing akurat Glen Johnson di sayap kanan, selanjutnya Liverpool bermain sangat aktif di sisi kiri. Terutama kombinasi sayap kiri Cristiano Ronaldo dan Riise yang terus-menerus menyerang pertahanan kanan Oleguer, memaksa Lionel Messi selaku sayap kanan Barcelona harus terus mundur membantu pertahanan.
Hal ini secara tidak langsung telah menghancurkan berantakan serangan sayap kanan Barcelona - persis seperti filosofi 'serangan adalah pertahanan terbaik' yang sering didengungkan orang.
Namun untuk mencapai hal ini di seluruh lapangan, jelas tidak realistis.
"Sudah 10 menit berjalan, titik tinggi Didier Drogba sama sekali tak berguna olehnya!" kata Jose Mourinho dengan kesal.
Beberapa pelatih kepala tersenyum pahit, karena sebagai pengamat yang objektif, sementara Yang Chengzhuo seperti orang yang terlibat langsung sering kali buta. Mungkin dia punya pertimbangan khusus yang tidak dipahami mereka yang tidak berada dalam situasi tersebut.
……
……
Arjen Robben menatap Yang Chengzhuo dengan pandangan bertanya, namun pelatih itu hanya menggelengkan kepala.
"Belum waktunya!" ujar Yang sambil mengernyitkan alis.
Ronaldinho yang sendirian menguasai bola di sayap kiri terlalu berbahaya. Harus segera ditahan, kalau tidak Liverpool tak akan bisa mengembangkan serangan karena pemain Brasil itu sendiri sudah bisa menerobos pertahanan sepenuhnya. Glen Johnson jelas tak sanggup menghentikannya.
"Paulus, perintahkan Carrick memperhatikan posisi bertahan, bantu Glen Johnson mengawal Ronaldinho!"
Paulus Bayer segera mengangguk setuju, langsung menyampaikan ucapan Yang Chengzhuo.
Terlihat Ronaldinho yang menguasai bola di sayap kiri melepaskan diri dari Glen Johnson dan memotong ke dalam, Carrick sudah berdiri di depan wilayah terlarang, keduanya segera membentuk kepungan.
Pemain Brasil itu memang luar biasa, dalam kepungan dua bek masih berhasil mengoper bola ke kotak penalti. Tapi karena Eto'o dihalangi Carragher sementara Reina sudah menyambar duluan, serangan Barcelona pun gagal.
Keberadaan pemain penjaga di depan kotak penalti dengan situasi kosong sama sekali merupakan dua konsep yang berbeda.
Ini seperti seseorang yang menghadapi peluru yang melesat dari laras. Jika memakai rompi antipeluru, seburuk apapun itu, setidaknya ada lapisan perlindungan tambahan. Tanpa rompi antipeluru, langsung terekspos di bawah bidikan senjata, itu jelas tindakan bunuh diri.
"Perintahkan Essien untuk memperhatikan perlindungan terhadap Carrick!" Yang Chengzhuo kembali menyuruh Paulus Bayer menyampaikan penyesuaiannya.
Ini juga merupakan sinyal taktis, karena Essien yang melindungi Carrick membuat keduanya terlihat seperti duo gelandang bertahan. Posisi kosong yang ditinggalkan Gerrard akan mulai mempertimbangkan untuk lebih terlibat dalam serangan.
Seperti yang dianalisis Benitez sebelum pertandingan, Barcelona selalu berusaha menguasai irama permainan sejak awal. Mereka memanfaatkan kemampuan individu Ronaldinho dan Eto'o untuk menciptakan ancaman. Namun Liverpool dalam pertandingan ini berhasil menggagalkan rencana mereka - tidak hanya tidak menyerahkan kendali irama, sebaliknya serangan The Reds justru lebih mengancam dibanding Barcelona.
"Begitu situasi berhasil ditahan genggaman, Liverpool mulai mempertimbangkan untuk mengerahkan lebih banyak pasukan ke serangan."
"Pada akhirnya, unggul lebih dulu dan mengukuhkan keunggulan adalah jalan yang benar!"
……
……
"Ronaldinho dijepit dua pemain Liverpool, bola terlepas, Liverpool melancarkan serangan balik..."
"Setelah performa gemilang di awal permainan, Yang Chengzhuo segera menyesuaikan taktik tim. Tekanan terhadap Ronaldinho berhasil meredam permainannya. Barcelona yang khawatir akan serangan sayap Liverpool, mengurangi pasukan di area sayap sehingga daya gedor mereka melemah."
Komentator menggelengkan kepala, "Taktik Rijkaard tampak terbaca jelas oleh Yang Chengzhuo. Efektivitas serangan sayap Barcelona tidak maksimal, tengah medan pun diredam. Serangan Barcelona terjebak kebuntuan, malah beberapa serangan balik Liverpool menunjukkan hasil yang bagus."
Memanfaatkan kesempatan bola mati, kamera siaran langsung TV mengarah ke Platini di tribun. Orang Prancis itu juga menunjukkan wajah masam, tak hanya khawatir dengan realitas saat ini Barcelona, tetapi juga keamanan diri sendiri.
Saat komentator masih berpikir apakah akan bercandaan tentang Platini, situasi pertandingan tiba-tiba berubah.
Di sayap kiri, Riise merebut pergerakan bola di kaki Messi, lalu mengoper ke Essien. Yang terakhir bagai tembok - bola memantul dari kakinya dan cepat menggelinding ke Gerrard.
Gerrard yang mengenakan ban kapten menghentikan bola, lalu menggesekkan kaki menghasilkan umpan lambung.
Bola melambung melewati kepala pertahanan Barcelona, mendarap di belakang sisi kiri kotak penalti.
Cristiano Ronaldo sebelumnya mendekati Oleguer. Pada detik Gerrard mengoper bola, dia memanfaatkan daya ledak mengejutkan dalam jarak pendek untuk melampaui Oleguer, lalu cepat-cepat berlari ke depan dan berhasil menghentikan bola sebelum Oleguer.
Tapi bek kanan Barcelona juga tidak lambat merespons. Dengan cepat menempel di belakangnya, berdiri di posisi antara Cristiano Ronaldo dan area penalti.
Pemain Portugal itu membelakangi Oleguer. Pertama berpura-pura akan menarik diri dari garis lapangan untuk menciptakan ruang kosong, memaksa Oleguer menggeser fokusnya ke garis lapangan. Tapi dengan lincah berbalik arah, memanfaatkan tubuh Oleguer sebagai tumpuan, membawa bola dengan kedua kaki ke kanan Oleguer dalam satu putaran, gerakan yang agak mirip dengan putaran Marseille ala Zinedine Zidane.
Begitu Cristiano Ronaldo meminjam tenaganya, tubuh Oleguer mulai goyah. Ketika dia berusaha menstabilkan diri, pemain Portugal sudah membawa bola masuk ke area penalti. Puyol pun mengejar, seluruh tubuhnya bagaikan singa yang mengamuk, menempel pada Cristiano Ronaldo.
Pemain Portugal melihat ke arah gawang, di sana Didier Drogba dan Arjen Robben sudah bersiap serangan balik, hanya menunggu operannya.
Tepat saat dia bertahan melawan Carles Puyol dengan tubuhnya, mengangkat kaki kirinya untuk melakukan operan silang ke tengah medan, tiba-tiba punggung kaki kanannya yang menopang tubuh tersangkut sesuatu. Seluruh kakinya limbung, kehilangan keseimbangan, membuatnya terjatuh di dalam wilayah terlarang.
Biiip！！！！
Suara peluit membahana, semua orang menoleh ke wasit Hauge yang berlari dari belakang.
Carles Puyul segera mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, berlagak polos seolah tendangan pengait yang menjatuhkan Cristiano Ronaldo bukan berasal dari kakinya.
Hauge tanpa ragu mendekat dan mengunjukkan kartu kuning ke Cristiano Ronaldo yang masih berlutut di tanah.
"Ini peringatan untuk diving palsu Ronaldo!" teriak komentator langsung.
Cristiano Ronaldo yang semula mengira akan mendapat titik penalti, tiba-tiba dituduh melakukan diving palsu, langsung protes.
"Dia baru saja menjatuhkan saya dengan kaitan kaki kanan, lihatlah kaki kanan saya!" Ronaldo menepuk-nepuk punggung kaki kanannya dengan gusar.
Ini seharusnya jadi penalti, dan Puyol juga pantas dapat kartu kuning, minimal itu!
"Saya melihat jelas!" kata Frisk sambil menunjuk Ronaldo dengan sikap adil tanpa kompromi yang tak terbantahkan.
Seluruh Stade de France meledak. Fans Liverpool yang sudah lama kesal dengan keputusan menunjuk wasit kontroversial seperti Frisk dan Bo Kang, kini langsung menyerang keras keputusan ini.
Sorakan "Wasit jahat! Wasit jahat!" bergema di seluruh stadion.
"Dari rekaman slow-motion terlihat, keputusan Hougge memang mengandung kesalahan. Puyol menunjukkan aksi menyapu yang cukup jelas. Terlepas apakah itu ditujukan ke bola atau tidak, setidaknya ia jelas telah menjatuhkan Cristiano Ronaldo yang sedang menggiring bola. Ini adalah pelanggaran tak terbantahkan di area terlarang, setidaknya harus diberikan penalti untuk Liverpool!"
"Tapi semua ini terjadi terlalu cepat. Serangan balik Liverpool datang secepat kilat. Mungkin posisi Hougge terlalu jauh dan sedang berlari, sehingga pandangannya terbatas. Kesalahan penilaian seperti ini memang tak terhindarkan. Bisa dibilang tempo serangan balik Liverpool terlalu kencang, sementara teknik dribel Cristiano Ronaldo sangat menipu."
Komentator di lokasi terkekeh sambil bercanda, sebenarnya dalam setiap pertandingan sepakbola memang selalu ada keputusan kontroversial yang muncul.
“Tapi kita semua bisa melihat…” Rekaman ulang TV memperlihatkan seluruh koordinasi serangan Liverpool, mulai dari Riise merebut bola, Essien, hingga Gerrard, semuanya melakukan passing satu sentuhan dengan kecepatan yang sangat tinggi. "Koordinasi passing satu sentuhan Liverpool benar-benar mumpuni, terutama dalam serangan balik. Pertahanan Barcelona seperti kewalahan, mereka selalu menyisakan ruang kosong terlalu besar di belakang garis pertahanan."
“Sialan, berani kau bilang tidak menyentuh kakiku?” C.Ronaldo berdiri dengan wajah merah padam sambil melototi Puyol.
Meski pemain Portugal ini tidak akan gegabah menyerang Puyol, bukan berarti dia mau menerima begitu saja pelanggaran ini.
Puyol sama sekali tidak menghiraukannya, langsung mengabaikan dan berjalan meninggalkan sang penyerang muda, bersiap menunggu Valdés melakukan tendangan gawang.
Memandang punggung bek Barcelona yang menjauh, C.Ronaldo hampir menggigit gigi hingga berbunyi. Yang paling dibencinya adalah para pemain yang jelas-jelas melanggar dirinya tapi berpura-pita menjadi pihak paling polos - kemunafikan tingkat tinggi!
"Jangan ambil pusing, Cristiano Ronaldo!" Gerrard mendekat, memberikan dorongan pada rekan setimnya, "Bos bilang, kamu dan Arjen Robben sering bertukar posisi, sering crossing akurat di sayap, aku akan mengikuti perkembangan!"
Cristiano Ronaldo mengangguk setelah mendengarnya, "Harus bikin mereka terlihat keren!"
……
……
Biiip!!!
"Hauge memberikan offside untuk Liverpool. Adegan slow-motion menunjukkan Arjen Robben memang berada di posisi offside saat Michael Carrick mengoper bola. Ini keputusan tak terbantahkan, tapi pemain Liverpool tidak puas dengan keputusan wasit."
"Pantas saja, ini kali keempat dalam 5 menit terakhir Hauge membuat keputusan tidak menguntungkan Liverpool, termasuk satu kesalahan jelas saat Michael Carrick melakukan umpan lambung dari belakang, Didier Drogba melawan offside dan melepaskan diri dari Márquez - koordinasi anti-offside yang sangat cantik. Namun Hauge malah meniup peluit offside setelah diingatkan hakim garis."
“Ditambah kartu kuning Cristiano Ronaldo sebelumnya, Liverpool merasa mendapat yang tidak adil!”
“Yang Chengzhuo di pinggir lapangan meneriaki pemain di lapangan, memberi isyarat agar mereka tenang dan jangan kehilangan akal sehat. Bersamaan itu ia juga seolah membuat gerakan tangan tertentu ke pemain, apa maksudnya ini?”
Tentu saja komentator tidak akan paham gerakan khusus yang hanya dimengerti pemain skuad Liverpool, namun para pemain The Reds sendiri sadar betul.
Dari segi penguasaan bola, kedua tim terlihat seimbang. Namun Liverpool jelas lebih mampu menciptakan ancaman. Sejak babak pertama dimulai, mereka terus-menerus melancarkan serangan mengancam. Barcelona terpaksa bermain bertahan karena sayap kanan mereka ditekan habis oleh sayap kiri Liverpool. Baik Arjen Robben maupun Cristiano Ronaldo sama-sama berhasil menguasai Oleguer dengan mantap.
Messi tidak bisa berkembang, Xavi harus membantu Edmílson bertahan, ditambah Michael Essien yang berlari ke seluruh lapangan, serangan penerobosan tengah Andres Iniesta pun sulit efektif. Serangan Barcelona selalu mengandalkan sisi Ronaldinho.
Tapi dengan bantuan Gerrard dan Michael Carrick, Glen Johnson mulai membangun keyakinan setelah beberapa kali bertahan dengan tepat. Pertahanannya melawan Ronaldinho juga semakin tenang, setidaknya tidak lagi melakukan kesalahan menggerakkan kaki sembarangan.
Setelah mengendalikan serangan Barcelona, serangan balik Liverpool terlihat lebih mengancam.
Menit ke-27, Carragher maju ke depan menghentikan operan Ronaldinho ke Eto'o, lalu langsung menyerahkan bola kepada Gerrard yang mundur membantu pertahanan. Gerrard yang mendapat tekanan menempel dari Xavi segera mengoper ke Cristiano Ronaldo di sayap kanan yang kembali menyambut.
Setelah menyelesaikan pertukaran posisi dengan Robben, Cristiano Ronaldo mundur mengambil bola. Van Bronckhorst segera maju ke depan menekan.
Pemain Portugal itu menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Van Bronckhorst. Menghadapi umpan dari Gerrard, kaki kanannya diayunkan perlahan. Dengan sentilan tumit yang presisi, bola berubah arah setelah menyentuh kakinya, meluncur cepat ke belakang Van Bronckhorst.
Van Bronckhorst terkejut. Baru saja hendak berbalik, tubuh Cristiano Ronaldo sudah melesat melewatinya bagai angin.
Usianya sudah tidak muda lagi. Saat harus berputar badan, sprint jarak pendek Cristiano Ronaldo yang merupakan yang terbaik di dunia ini - ditambah momentum frontal - membuat Van Bronckhorst sama sekali tak sanggup menghentikan.
Setelah sukses melewati Van Bronckhorst dengan teknik melewati lawan dengan memisahkan bola dan diri, Cristiano Ronaldo hampir mencapai kecepatan maksimalnya. Namun setelah menguasai bola, dia justru menerobos ke sektor kanan pertahanan.
Pertahanan Barcelona kembali bertahan dengan cepat, ditambah lagi Cristiano Ronaldo berada di sayap. Saat Cristiano Ronaldo masuk ke wilayah terlarang, mereka sudah kembali ke posisi bertahan. Márquez menyerahkan Didier Drogba kepada Carles Puyol, lalu maju untuk memblokir Cristiano Ronaldo.
Pemain Portugal itu masuk ke area terlarang tanpa mengurangi kecepatan. Gerakan tipuan mengayuh sepeda (stepover) yang sangat realistis dan cepat ditampilkannya di bawah kakinya. Márquez sejenak ragu bereaksi, namun Cristiano Ronaldo tiba-tiba mengubah arah 45 derajat ke dalam menjadi akselerasi mendadak menyusur garis lapangan.
Márquez musim ini menjadi bek tengah inti Barcelona dengan daya ledak dan kesadaran bertahan yang menonjol. Meski posturnya tidak tinggi, ciri khas tekniknya sangat komprehensif. Begitu menyadari situasi, ia langsung berakselerasi mengejar, terutama saat melihat Cristiano Ronaldo berpura-pura akan melepaskan crossing akurat. Tak hanya Márquez yang segera bergerak kilat melakukan blokade, Carles Puyol di kejauhan pun dengan sigap mendekati Didier Drogba.
Tak disangka, Cristiano Ronaldo mengangkat kaki lalu tiba-tiba mengelabui bola, berbalik badan, mengakali Márquez, sebelum mengoper bola ke belakang.
Di belakangnya, siluet berbaju merah menyala sedang menyusup dari belakang dengan cepat. Menyambut umpan Cristiano Ronaldo, ia berpura-pura akan melepas tendangan, menipu Carles Puyol yang menerjang untuk menutup lubang senjata. Setelah mengelabui, bagai mengakali target latihan kayu, ia meliuk melewati Puyol. Di sekitar titik penalti, dengan kaki kiri, ia melepas tembakan keras yang dahsyat!
