Hampir setiap edisi Piala Dunia selalu muncul perselisihan kepentingan. Yang paling besar namun kurang mendapat perhatian fans adalah alokasi keuntungan antara tuan rumah dan FIFA.
Berdasarkan mode operasi komersial yang telah dibangun selama bertahun-tahun, FIFA telah membentuk mekanisme perolehan keuntungan yang sangat matang. Sejak momen pemberian hak tuan rumah, mereka melakukan ekspansi dan menjalankan seluruh sistem operasi komersialnya. Ditambah dengan batasan regulasi terhadap tuan rumah, hampir setiap edisi selalu terjadi insiden negara penyelenggara mengkritik FIFA.
Bahkan di Jerman yang disebut sebagai negara dengan ekonomi terbaik di Eropa pun tak luput, bahkan semakin parah.
Ada yang mengatakan Jerman adalah negara paling kaku di alam semesta karena sebelum melakukan apapun, mereka selalu mempertimbangkan tanggung jawab terlebih dahulu.
"Jadi Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman Zwanziger memimpin serangan keras terhadap FIFA, menganggap mereka telah mengkomersilkan sepakbola secara berlebihan."
"Penjualan barang-barang terkait sepakbola bukan sekadar menjual produk lalu mengganti dengan segepok uang lalu selesai. Yang lebih penting adalah kita harus mempertimbangkan konsep apa yang akan disampaikan produk-produk ini kepada fans, emosi apa yang akan mereka bangkitkan, dan apakah ini akan melukai kecintaan mereka terhadap sepakbola."
"Seperti yang dilakukan FIFA yang mengkomersilkan segalanya tanpa batas, mengukur segala sesuatu dengan uang - ini akan menurunkan tingkat penerimaan fans terhadap sepakbola. Kita bisa melihat bahwa antusiasme konsumsi fans tahun 06 dalam hal terkait sepakbola secara keseluruhan sudah turun dibanding tahun 02 dan 98, hanya kenaikan harga yang menutupi fakta ini."
"Jika benar-benar sampai fans mulai meninggalkan sepakbola, maka kita harus mengeluarkan usaha berkali-kali lipat lebih besar daripada pendapatan komersialisasi, dan bahkan mungkin masih belum bisa memulihkan hati fans!"
Asosiasi Sepak Bola Jerman sebenarnya memiliki legitimasi untuk mengucapkan pernyataan-pernyataan ini. Sejak nyaris runtuh di awal abad ini, Bundesliga telah memulai reformasi besar-besaran. Mereka menyesuaikan arah pengembangan bisnis, terutama dalam memperlakukan fans. Biaya menonton pertandingan bagi fans Bundesliga selalu menjadi yang termurah, dan dalam jangka panjang manfaat bagi liga sangat jelas terlihat.
Selain Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman, Ketua Panitia Penyelenggara Piala Dunia Beckenbauer juga secara terbuka mempertanyakan FIFA. Menurutnya, komersialisasi berlebihan telah melukai olahraga sepakbola, terutama FIFA yang lebih memprioritaskan uang daripada esensi sepakbola itu sendiri.
"Ketika lembaga pimpinan industri berubah menjadi mesin pengejar keuntungan dan uang, kita harus merenungkan kembali cara kita mengoperasikan Piala Dunia dan mendefinisikan olahraga sepakbola ini!"
Berada di Jerman, mendapat serangan keras dari dua tokoh berpengaruh di dunia sepakbola Jerman. Saat diwawancarai, Blatter menyatakan bahwa FIFA juga sedang mempertimbangkan secara serius masalah operasional komersialisasi berlebihan. Namun dia menegaskan bahwa beberapa tuduhan tuan rumah terhadap FIFA tidaklah benar.
"Mereka selalu mengeluh melakukan pekerjaan terbanyak tapi mendapat keuntungan terkecil. Tapi mereka tidak mempertimbangkan mengapa 32 tim itu datang ke Jerman? Itu karena kepemimpinan FIFA di balik layar. Tanpa kami, mereka tidak mungkin datang. Dan sebelumnya, kami telah menjadwalkan 847 pertandingan kualifikasi Piala Dunia sebagai pemanasan menuju putaran final."
"Tapi FIFA juga mendapat keuntungan besar dari kualifikasi itu!" seorang wartawan Jerman menyela dengan senyum dingin.
Ekspresi Blatter langsung masam. Tapi karena wartawan itu tidak sedang bertanya resmi dan bicaranya pelan, dia pura-pura tidak mendengar.
Sebenarnya, semua keraguan terhadap FIFA bukan karena hal lain, tapi sebagai organisasi non-profesional yang tidak diawasi sama sekali. Mereka memperoleh keuntungan besar dari setiap Piala Dunia, Piala Konfederasi, dan turnamen lainnya - digunakan untuk keperluan apa sebenarnya? Dan demi alasan apa mereka mati-matian merebut kepentingan dengan tuan rumah setiap kali?
Inilah masalah yang paling mendapat perhatian semua orang.
Tapi yang jelas, setidaknya tidak ada yang berani secara terbuka melemparkan pertanyaan ini kepada Ketua FIFA yang diklaim pengaruhnya melebihi Presiden Amerika, karena tak ada yang mau menyinggung dia.
Namun tepat di saat itu, seorang wartawan yang ingin dunia kacau malah meluncurkan pertanyaan tambahan.
“Tuan Blatter, Presiden Jerman Köhler dalam wawancara baru-baru ini menyatakan bahwa jika Piala Dunia sukses diselenggarakan, pahlawan terbesar adalah Beckenbauer. Sang kaisar sepakbola Jerman ini juga akan mencapai level reputasi yang luar biasa di Eropa bahkan seluruh dunia melalui partisipasinya dalam persiapan Piala Dunia, bahkan berpotensi mengancam posisi Anda di FIFA...”
Wartawan ini jelas sedang mencari gara-gara, meski yang diucapkannya memang fakta.
Sebelumnya banyak yang mengatakan Piala Dunia Jerman adalah milik Beckenbauer dan Jerman sendiri, sama sekali tak terkait dengan FIFA. Kunjungan Beckenbauer ke 32 negara peserta Piala Dunia sebelum turnamen selalu disambut dengan protokol istimewa yang melebihi standar penerimaan untuk Ketua FIFA Blatter, memicu spekulasi tentang masa depannya pasca-Piala Dunia.
Namun Blatter tak membiarkannya melanjutkan. Dengan tegas ia menyela pembicaraan tersebut.
"Saya sudah berbicara dengan Franz, setelah Piala Dunia berakhir, dia akan masuk ke Komite Eksekutif FIFA sebagai anggota, sekaligus memimpin Tim Teknis Khusus Ahli FIFA yang khusus bertanggung jawab untuk ekspansi dan pengembangan sepakbola di seluruh dunia. Ini adalah posisi yang sangat bisa mengoptimalkan bakatnya."
Jelas terlihat, Blatter memblokir jalur Beckenbauer untuk langsung naik dari Panitia Penyelenggara Piala Dunia ke posisi Ketua FIFA, karena kesenjangan antara kedua posisi ini terlalu besar.
Namun belum lama ini, Ketua UEFA Johansson menyatakan jika Beckenbauer berminat memimpin FIFA, seharusnya dia mulai dari UEFA dulu. Ini membuat banyak orang curiga bahwa Johansson sedang berusaha merangkul salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia sepakbola yang memegang kekuasaan nyata ini.
Namun ucapan Johansson juga bukan tanpa alasan. Dunia sepakbola Eropa sejak dulu terkenal dengan persatuannya. Dari posisi Ketua UEFA naik ke tahta Ketua FIFA, jika di-transfer dengan baik, wilayah UEFA saja sudah memiliki lebih dari 50 tiket pemilihan. Jika ditambah sebagian tiket dari wilayah lain, hampir bisa disebut sebagai alat terbesar Beckenbauer untuk menjadi kaisar sepakbola.
Alasan utama Johansson kalah dari Blatter di era dulu adalah karena Platini memecah-belah tiket Johansson di Eropa, menyebabkan perang saudara di benua itu, sementara wilayah-wilayah lain juga memberikan dukungan kepada Blatter. Itulah mengapa dia akhirnya tertinggal.
Namun dengan reputasi dan status Beckenbauer kini, dia memiliki kemungkinan yang sangat nyata untuk mencapai apa yang gagal dilakukan Johansson dulu.
Selain itu, Beckenbauer selalu mewakili arus utama kekuatan sepakbola Eropa, dan pantas disebut sebagai anggota pihak Johansson.
Di antara dua bos besar sepakbola, terentang Beckenbauer yang bertempur dari kejauhan, menjadi topik terhangat jelang Piala Dunia. Namun Beckenbauer yang terjepit di tengah tetap enggan memberikan jawaban frontal.
Jika dulu keengganannya karena kurang persiapan/keyakinan diri, kini sang Kaisar benar-benar telah memiliki cukup alat.
Untuk langsung menantang Blatter yang berada di atas level, ia masih belum mumpuni. Tapi jika maju dalam kampanye Ketua UEFA dengan mengikuti jalan yang direncanakan Johansson, prospek suksesnya sangat terbuka.
Media seantero alam semesta ramai berspekulasi tentang niat Beckenbauer. Kompetisi Ketua UEFA yang sebelumnya hampir satu arah, kini kembali memulihkan suspense berkat momentum Piala Dunia.
……
……
"Medali itu, yang belum dapat mati-matian ingin merebut, tapi setelah dapat malah terasa hambar!"
Di kursi termegah pada jamuan kenegaraan yang diatur oleh Kanselir Jerman, Yang Chengzhuo memegang sebuah kotak indah berisi medali. Di dada setelan jasnya tersemat 【Medali Kehormatan Jerman Federal】 – penghargaan tertinggi negara tersebut.
"Apa menurutmu ucapanku ini terdengar sok karena dimanjakan?" tanya Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
Beckenbauer mencibirkan bibir, "Dulu aku juga bilang begitu!"
"Benarkah?" Yang Chengzhuo tertawa, tapi memang benar-benar merasa medali ini tak berarti apa-apa.
"Ini cuma bisa dianggap sebagai penghargaan simbolis, tak ada fungsi praktis besar bagimu!" kata Beckenbauer.
Yang Chengzhuo mengangguk, memang tak bisa dimakan.
Namun sebagai orang asing, bisa mendapatkan medali ini tetaplah prestasi membanggakan. Duta Besar Tiongkok untuk Jerman datang memberi selamat secara langsung, sementara media domestik juga memberi sorotan dan liputan besar-besaran.
"Omong-omong, benar kau bernikah dengan Haiti?" tanya Yang Chengzhuo penuh perhatian.
"Haiti di sini bukan simpanan Yang Chengzhuo, Haiti Krume. Cantik Nomor Satu Jerman jauh lebih muda dan cantik darinya. Saat ini dia sibuk mempersiapkan acara pembukaan, apalagi selama periode Piala Dunia harus aktif di berbagai arena pertandingan besar, mana ada waktu?"
Haiti yang dimaksud Yang Chengzhuo adalah Haiti? Bohnemase, mantan kekasih Beckenbauer selama bertahun-tahun. Jika benar menikah, ini akan menjadi pernikahan ketiga sang kaisar sepakbola.
"Kau tahu, hal seperti cinta sulit dipastikan. Aku sudah 7 tahun bersamanya, punya dua anak. Sudah seharusnya aku menanggung tanggung jawab ini!" ujar Beckenbauer dengan wajah serius.
"Sialan kau!" gerutu Yang Chengzhuo sambil tersenyum, "Seluruh dunia bilang kau telah merusak norma sepak bola Jerman! Sejak era-mu, bintang-bintang Jerman berubah jadi playboy semua!"
"Yang lebih parah bahkan dikatakan, alasan mengapa bintang-bintang Jerman suka meninggalkan istri pertama mereka adalah karena preseden yang dibuka Beckenbauer. Playboy Jerman ini kini sudah menikah ketiga kalinya, dan hampir setiap pernikahan berakhir dengan campur tangan pihak ketiga. Konon, masih ada simpanan di luar yang belum terungkap. Entah di mana dia menyembunyikannya?"
"Sepertinya kamu lebih parah dariku!" Beckenbauer balas menyerang sambil tertawa.
Keduanya saling paham, serempak tertawa lebar.
Setelah bercanda, Beckenbauer menyaksikan Blatter naik podium menerima penghargaan dari Merkel. Ekspresinya berubah serius, menghela napas, namun tak sepatah kata pun terucap.
Tapi Yang Chengzhuo mengerti kondisi hatinya saat ini. Sebelumnya dia pernah bocorkan melalui telepon tentang dilema moral yang dihadapi.
Berkonflik dengan Platini, peluang menang masih tak pasti. Tapi ini akan langsung menyinggung Blatter dkk. Namun seperti katanya: Setiap orang haus akan kekuasaan lebih. Hanya saja ada yang dapat kesempatan, ada yang tidak.
"Seringkali, aku juga belum tentu sepercaya diri seperti yang kuperlihatkan. Aku juga bisa kehilangan keyakinan, kadang membutuhkan dorongan dan keberanian dari orang lain." Yang Chengzhuo tak mengatakannya langsung, karena dia paham orang setingkat Beckenbauer mungkin tak tahan dikhotbahi secara terbuka, meski oleh sahabat seumur hidup terbaik sekalipun.
"Setiap kali seperti itu, aku selalu bertanya pada diriku: Jika orang lain yakin padaku, mengapa aku tak yakin pada diriku sendiri? Jika semua orang merasa aku mampu, tapi aku sendiri ragu, bahkan aku sendiri akan memandang rendah diriku!"
Dengan senyum tipis, Yang melanjutkan: "Setiap keraguan muncul, beginilah pikiranku - efeknya cukup baik. Dari Chemnitzer FC, 1. FC Kaiserslautern, Inter Milan, Liverpool, hingga Real Madrid sekarang..." Dia memamerkan medali di tangannya, "Lihatlah... betapa sempurnanya penghargaan ini!"
Beckenbauer terkikik geli, tapi dalam hati dia mengerti maksud tersirat dari ucapan Yang Chengzhuo.
“Hal-hal menyebalkan tidak usah dibahas dulu, sudahkah kamu melihat helikopter di bandara?”
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, “Kamu sudah lihat?”
“Hmm, keren, tapi ada satu kekurangan serius!” Beckenbauer tertawa getir.
Yang Chengzhuo membeku, ada cacat, lalu bagaimana cara menaikinya?
“Pasti sangat tidak nyaman kalau mau ke toilet!” Beckenbauer berkata dengan gaya parodi.
Yang Chengzhuo memaksakan diri menahan dorongan tertawa, dengan sangat serius menunjuk si pemain senior usil ini, “Lelucon sampah ini sama sekali tidak lucu, Franz!” Tapi setelah mengatakannya, dia sendiri justru tertawa terbahak-bahak.
Emirates Airlines sebelumnya memang berharap memperluas pasar Eropa. Selain mensponsori Arsenal, mereka juga ingin mensponsori Piala Dunia. Oleh karena itu, mereka memutuskan menyediakan pesawat khusus untuk Beckenbauer dilengkapi empat pilot yang siap siaga kapan saja, memungkinkannya berpindah-pindah di setiap pertandingan di arena Piala Dunia.
Lalu ketika mereka mendengar tentang kerja sama Yang Chengzhuo dengan Bild, mereka merasa aksi ini juga akan menarik perhatian fans sepakbola. Oleh karena itu, mereka juga menyediakan pesawat khusus dan pilot secara gratis untuk Yang Chengzhuo, membantunya menyusul pertandingan Piala Dunia. Helikopter kecil ini hanya bisa memuat dua orang - satu pilot dan Yang Chengzhuo, sama sekali tidak dilengkapi fasilitas tambahan lainnya. Jadi...
Hmm, pergi ke toilet memang benar-benar masalah besar!
"Kamu tahu, di wilayah Jerman ada banyak hutan dan hutan belantara. Jika benar-benar diperlukan, bisa pergi ke tempat-tempat tersembunyi, lalu..." Orang tua tak bermoral ini terus saja bercanda.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala dengan kuat, tapi sama sekali tidak bisa makan apapun lagi.
……
……
Sebagai Kanselir perempuan pertama dalam sejarah Jerman, Angela Merkel selalu dikritik rakyat Jerman karena dianggap kurang antusiasme terhadap sepakbola. Hal ini membuatnya kehilangan dukungan sebagian besar fans.
Jangan pernah meragukan hal ini, sebenarnya bagi negara-negara Eropa-Amerika, pertemuan antar pemimpin negara mereka seringkali membahas sepakbola. Bahkan Presiden Amerika pun memberikan perhatian khusus terhadap situasi ini. Alasan utama Jepang meluncurkan reformasi sepakbola dulu sebagian besar karena Perdana Menteri mereka tidak menemukan topik sepakbola saat berbincang dengan pemimpin Eropa-Amerika, sehingga baru memutuskan reformasi sepakbola Jepang setelah pulang.
Karena alasan inilah Merkel sangat serius menyambut Piala Dunia Jerman kali ini. Tidak hanya mengadakan jamuan kenegaraan, dia juga menganugerahkan penghargaan kepada Yang Chengzhuo yang sangat dicintai rakyat Jerman. Merkel berjanji akan hadir langsung di stadion untuk menyaksikan setiap pertandingan tim Jerman.
Entah benar-benar mencintai sepakbola atau sekadar mencari dukungan fans, perhatian Merkel telah memainkan peran krusial di politik Jerman. Dalam jamuan kenegaraan itu, Merkel secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Beckenbauer untuk mencalonkan diri sebagai Ketua UEFA.
Yang Chengzhuo bisa melihat Beckenbauer benar-benar tergoda, sungguh-sungguh tergoda.
Hanya saja semua orang suka sok, jadi dia terus menegaskan akan membahas ini setelah Piala Dunia selesai.
Ini sendiri sudah merupakan sugesti!
Tentu saja, dia belum mengatakan apapun ke dunia luar, jadi Yang Chengzhuo juga tidak banyak berkomentar.
Setelah menghadiri pesta makan malam, Yang Chengzhuo langsung terbang ke Kaiserslautern tanpa henti.
Di kota yang selalu melahirkan keajaiban ini, hampir seluruh warga berbondong-bondong ke alun-alun depan stadion Fritz Walter di bukit, menyambut kedatangan Sang Kaisar mereka yang dulu.
Di sini mereka mendirikan patung batu untuk Yang Chengzhuo, sebagai penghormatan atas segala yang dibawanya selama tiga tahun (96-99) bagi Kaiserslautern: termasuk keajaiban menjuarai liga oleh tim promosi, dan prestasi treble Bundesliga yang hingga kini belum ada yang bisa menyaingi.
Tidak diragukan lagi, Yang Chengzhuo telah menjadi pelatih terhebat dalam sejarah 1. FC Kaiserslautern selain saudara Walter, sekaligus pelatih paling dicintai fans - terutama mengingat patungnya diresmikan oleh Ottmar Walter, saudara Fritz Walter.
Sepanjang ritual peresmian, Yang Chengzhuo bertemu dan berbincang dengan Brehme, Mei Erce, lalu menikmati makan malam di restoran utama Isola Bella Kaiserslautern sambil mengenang detail-detail peristiwa heroik yang pernah terjadi di kota ini.
Meski sibuk bepergian, Yang Chengzhuo tidak tinggal diam. Hari-hari ini ia banyak membela pemain Real Madrid seperti Raul, Casillas, Zinedine Zidane, dan David Beckham dari kritik pedas - terutama membela Beckham.
Banyak media menyerang keras David Beckham di koran, menyebutnya sudah tua dan tak berguna, sama sekali tidak layak ikut Piala Dunia. Namun Yang Chengzhuo memberikan serangan balik terhadap hal ini.
"Aku sama sekali tidak bisa memahami kritik mereka terhadap David. Menurutku, teknik David tak terbantahkan. Meski tidak seperti pemain lain yang memutar-mutar bola, kecepatannya kurang, tapi stamina larinya sangat mengejutkan. Cuma dengan satu operan ringan, dia bisa menyelesaikan hal yang bahkan banyak aksi pemain lain belum tentu bisa capai. Jadi bagiku, dia luar biasa, benar-benar hebat!"
"Sepakbola semakin menekankan kesederhanaan dan kecepatan. Karena semakin banyak mata rantai dari menyambar bola hingga mencetak gol, semakin banyak pemain yang terlibat, semakin mudah melakukan kesalahan. Jika ada cara untuk langsung mengirim bola ke wilayah terlarang lawan saat menyambar bola, lalu striker yang mencetak gol, seluruh proses ini nyaris sempurna. Tak ada yang bisa menghentikan gol seperti ini, karena ini terlalu sederhana dan terlalu cepat!"
"Tentu saja, kita harus mengakui bahwa sepakbola Zinedine Zidane adalah seni, seni yang nyaris sempurna tanpa cela. Tapi kita tidak seharusnya karena itu mengkritik sepakbola David Beckham sebagai buruk. Menurutku, mereka sama-sama menonjol dan sama-sama pantas mendapat rasa hormat!"
Media-media yang ingin bertengkar dengan Yang Chengzhuo akhirnya dirugikan. Setidaknya setiap kata yang dia tulis menghasilkan honor, jauh lebih menguntungkan dibandingkan Chen Aiting si penulis sengsara yang mengetik di Qidian. Ditambah lagi dia bisa leluasa menembakkan kritikannya, setiap hari muncul di kolom khusus paling mencolok di Bild, digilai oleh jutaan fans. Para wartawan itu pasti kalah telak.
Di tengah gemuruh tembakan meriam yang disutradarai oleh Yang Chengzhuo, Piala Dunia akhirnya dibuka. Namun Yang tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai pelatih kepala Real Madrid meski sedang sibuk dengan Piala Dunia!
Bagaimanapun juga, Piala Dunia hanyalah pekerjaan paruh waktu. Peran utamanya tetaplah sebagai pelatih kepala Los Blancos!
