Entah sejak kapan, Real Madrid mulai membentuk kebiasaan melakukan latihan di Austria selama persiapan musim panas.
Bagian tengah-barat Austria memiliki ketinggian yang signifikan, termasuk wilayah dataran tinggi. Saat seluruh Eropa Selatan diselimuti terik musim panas, suhu di sini lebih mirip musim gugur, bahkan di pagi hari bisa disebut seperti musim dingin.
Suhu rendah, elevasi tinggi, udara tipis, dan oksigen minim - ini adalah ciri khas daerah dataran tinggi.
Sejak sebelum kedatangannya ke Austria, Yang Chengzhuo telah mempersiapkan tim secara menyeluruh untuk menghadapi reaksi dataran tinggi. Bahkan peralatan medis yang dibawanya dari Valdebebas melebihi bagasi pemain. Seluruh dokter tim dikerahkan untuk mengikuti tim ke Irdning, Austria.
Suhu turun drastis belasan derajat, para pemain harus berhati-hati dalam hal menjaga kehangatan. Sebelumnya Chris sudah mengingatkan, flu di dataran tinggi sulit sembuh. Karena itu jadwal latihan tim berubah dari tiga sesi sehari menjadi dua sesi. Sesi latihan pertama juga diundur ke pukul 11, tapi pemain harus mulai datang ke lapangan latihan sejak pukul 10.30 untuk melakukan pemanasan menyeluruh.
Tidak ada yang mau sakit di masa persiapan musim. Itu akan membuat persiapan selama musim panas yang melelahkan menjadi sia-sia usaha. Karena itu mereka menyelesaikan tugas yang dijadwalkan tim pelatih dengan sempurna tanpa cacat.
Selama tiga hari pertama setelah tiba di Irdning, Yang Chengzhuo tak berani mengatur latihan intensitas tinggi. Khawatir raga pemain belum bisa beradaptasi, gerakan terhambat, dan mudah menyebabkan cedera. Dia lebih banyak menggunakan metode seperti melewati penghalang, lari kabur dari monyet, dan lari garis hambatan untuk menyesuaikan kondisi fisik pemain.
Di antara itu, permainan seperti bisa memainkan peran besar saat ini, karena aktivitas yang mirip game namun sebenarnya menggerakkan setiap mata rantai tubuh ini dapat mengendurkan otot, memacu sirkulasi darah, sekaligus meningkatkan tingkat keharmonisan tak terucap antar pemain.
Sementara di sore hari, Yang Chengzhuo lebih banyak mengatur latihan koordinasi dengan bola, tapi pada dasarnya hanya berupa passing cepat dalam gerakan, menggiring bola dengan variasi kecepatan, serta formasi segitiga pemain untuk passing satu sentuhan.
Di setengah jam terakhir, Yang akan mengadakan sesi latihan bertanding di arena perluasan, namun untuk mencegah cedera, dia memperluas ukuran lapangan agar intensitas kontak tidak terlalu keras dan iramanya lebih terkontrol.
Setelah tiga hari perawatan hati-hati, tim akhirnya mulai menjalani program latihan intensif besar-besaran.
Datang ke dataran tinggi untuk mempersiapkan diri, tujuannya adalah untuk persiapan fisik yang lebih baik. Meski Yang Chengzhuo tetap menganut prinsip dua sesi latihan sehari, intensitas kedua sesi pelatihan tersebut setara dengan pertandingan sepakbola resmi. Baik itu pelatihan persiapan fisik di pagi hari, maupun latihan taktik teknik tim di sore hari, semuanya memiliki intensitas yang sangat tinggi.
Pada malam hari, Yang Chengzhuo akan mengadakan pertemuan internal setiap dua hari sekali untuk menanamkan konsep taktisnya kepada para pemain.
Gagasan taktik sepakbola secanggih apa pun harus diwujudkan oleh pemain di lapangan. Semakin rumit taktiknya, semakin dibutuhkan akumulasi waktu yang panjang. Tidak ada satu pun konsep taktik brilian yang bisa diselesaikan dalam sehari dua hari, bahkan mustahil dicapai dalam satu dua tahun.
Yang Chengzhuo sudah mengalami kesulitan sejak di Inter Milan, sehingga kemudian dia mulai perlahan menemukan metode khusus yang menjadi miliknya sendiri. Yakni, pada fase awal, dia akan terlebih dahulu memberikan pelatihan dasar kepada para pemain, memastikan mereka mampu mengaplikasikan taktik paling sederhana namun efektif dengan baik, baru kemudian secara bertahap meningkatkan dan menyempurnakan.
Seperti diakui oleh seluruh pelatih kepala, faktor yang sebenarnya menentukan kemenangan dalam pertandingan sepakbola adalah melihat siapa yang melakukan kesalahan dalam detail hingga dieksploitasi lawan. Hampir semua gol tercipta melalui mekanisme ini. Semakin rumit taktik yang digunakan, semakin tinggi risiko kesalahan, sehingga membutuhkan kewaspadaan ekstra.
Secara esensial, taktik sepakbola terbagi menjadi tiga aspek inti: pertahanan, serangan, serta transisi antara kedua fase tersebut!
Yang Cheng dengan tegas dan jelas menuntut: Dalam kondisi apapun, tiga garis utama harus tetap kompak, terhubung erat, dan mempertahankan kedalaman taktis yang cukup. Tidak seperti Real Madrid masa lalu yang formasi keseluruhannya renggang, serangan lebih mengandalkan kemampuan individu, minim lapisan serangan terstruktur, serta pertahanan tanpa kedalaman taktis memadai.
Saat bertahan, Yang Cheng mewajibkan semua pemain terlibat dalam pembentukan sistem pertahanan. Tiga garis harus bekerja sama, mencegah lawan dengan mudah mengoper bola ke area 32 meter - ini juga menjadi ujian besar bagi sistem pertahanan.
Pertahanan Real Madrid saat ini berpusat pada Cannavaro dan Thuram, dengan Ramos dan Arbeloa bekerja sama membangun pertahanan sepenuhnya. Ramos dan Arbeloa menempati sayap kiri dan kanan. Ramos lebih baik dalam serangan tapi ceroboh dalam bertahan, namun gelandang kanan Beckham akan memberi Ramos kesempatan menyerang yang cukup, mirip kombinasi Beckham dan Gary Neville di masa lalu.
Arbeloa di sayap kiri lebih kuat bertahan meski bisa menyerang. Karena di depannya ada Mata dan David Silva, tanggung jawab utamanya lebih ke pertahanan. Kontribusi serangannya lebih ke membantu dan bantuan.
Dalam kondisi menyerang, Yang Chengzhuo paling menekankan pergerakan dan tingkatan. Ia terus menegaskan: "Serangan bukan transaksi sekali pukul. Butuh kesabaran, pemain harus lebih banyak berlari, membentuk formasi, membuka ruang kosong untuk dimanfaatkan pemain yang menerobos." Tuntutan ini lebih tinggi untuk Villa dan Raul.
Tapi ada satu poin penting dalam serangan Yang Chengzhuo: menjaga bola terus berpindah cepat sambil mencari celah.
Jika tak ada kejutan, duo striker musim baru akan diisi Villa dan Raul dengan pola satu maju-satu mundur. Rincian penempatannya disesuaikan kedua striker berdasarkan situasi lapangan. Namun Yang Cheng juga tengah bereksperimen dengan pola serangan menggunakan Negredo, Soldado, dan Aguero sebagai striker.
Namun, penekanan paling utama Yang Cheng tetap pada transisi serangan-pertahanan.
Semua tim yang pernah dilatih Yang Chengzhuo punya ciri khas transisi serangan/pertahanan super cepat. Baik saat beralih ke serangan maupun bertahan, kemampuan ini selalu di atas rata-rata.
Untuk transisi serangan-pertahanan, Yang Cheng menegaskan: Begitu kehilangan bola, seluruh pemain di sekitarnya HARUS langsung melakukan pressing lokal dan penjepitan. Setiap orang wajib membatasi jalur oper lawan secepat mungkin, memperlambat serangan balik mereka, dan memberi waktu penyangga bagi rekan di belakang.
Sedangkan untuk serangan, Yang Chengzhuo paling sering menyebut operan beruntun dan satu sentuhan bola, serta umpan jauh dari Alonso dan David Beckham.
Poin ini berulang kali dilatih Real Madrid, seperti meminta banyak pemain sayap terus berlatih operan satu sentuhan dari garis belakang sendiri hingga garis belakang lawan, serta alur serangan berulang oleh trio pemain.
Taktik Yang Chengzhuo di Real Madrid menganut sistem dua gelandang bertahan. Saat menyerang, formasi 4411 digunakan dengan striker mundur ke lini tengah. Raul sangat cocok di posisi ini berkat kesadaran menghubungkan, pergerakan tanpa bola, dan operannya yang luar biasa. Gerakan menerobos dari belakangnya juga menjadi senjata serang andalan.
Namun jika Raul dalam kondisi kurang baik, Aguero, Granero, Guti dan lainnya bisa bermain di posisi ini.
Jika taktik 433 adalah ujian bagi bek sayap dan organisator lini tengah tim, maka formasi 4411 relatif seimbang dengan distribusi merata di semua garis pertempuran. Jarak antar pemain rasional, sangat cocok dengan konfigurasi personil Real Madrid saat ini. Ini patut disebut sebagai formasi transisi yang diatur Yang Chengzhuo untuk beradaptasi dengan reorganisasi dan reformasi tim.
Faktanya, konfigurasi personil Real Madrid saat ini tidak cocok untuk rute sayap, apalagi meniru Barcelona yang melakukan pressing ofensif hingga membentuk permainan umpan pendek melintang yang efektif di area 30-40 meter depan gawang lawan. Bek tengah Real Madrid saat ini memiliki mobilitas terbatas, mustahil mencapai hal tersebut. Tanpa permainan melintang ini, taktik 433 kehilangan fungsi utamanya.
Ini sesuai dengan kesan para wartawan setelah pertandingan pemanasan pertama: Keseimbangan... dan Kekacauan!
Pertandingan pemanasan pertama Real Madrid adalah melawan Portsmouth dari Liga Primer. Pertahanan Real Madrid menunjukkan peningkatan signifikan, terutama setelah proses pembersihan besar. Yang Chengzhuo cepat menegakkan otoritasnya di tim, dan eksekusi taktis para pemain pun meningkat.
Harus diakui, lini belakang yang terdiri dari Arbeloa, Cannavaro, Thuram, dan Ramos, ditambah lini gelandang bertahan Alonso dan Mascherano, telah memastikan solidnya pertahanan Los Blancos.
Namun serangan Real Madrid justru terlihat kacau-balau. Meski pertahanan diperkuat, organisasi serangan tim berantakan. Baik dalam pola pergerakan pemain maupun koordinasi passing, banyak terjadi kesalahan. Seperti dilaporkan The Sun Inggris: "Andai saja serangan balik Portsmouth tidak terlalu buruk, yang kalah dalam laga justru bisa jadi Real Madrid."
Akhirnya Real Madrid mengandalkan tendangan sudut David Beckham, sundulan near post Cannavaro, dan tembakan susulan Raul yang tepat, mengalahkan Portsmouth 1:0 dan meraih kemenangan pertama dalam pertandingan pemanasan.
"Apakah 1:0 buruk?" ujar Yang Chengzhuo saat diwawancarai media pasca pertandingan, ketika seorang wartawan menyebutkan bahwa gaya bermain Real Madrid terkesan menjadi lebih defensif, ia menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Kami masih dalam proses penyesuaian dan adaptasi. Menurutku, saat ini mengajukan tuntutan apapun kepada kami masih terkesan berlebihan."
"Ya, ada banyak bintang besar di skuad kami. Tapi aku tidak merasa ini alasan untuk menuntut kemenangan yang memuaskan. Sebaliknya, aku sangat puas dengan sikap tim saat ini. Para pemain aktif terlibat dalam pertandingan, bergerak dinamis, pressing agresif, terus memberikan tekanan pada lawan. Aku sangat menghargai sikap mereka!"
Namun dua hari kemudian, tim kembali menang tipis 1:0 atas Reggina dari Serie A, di mana Villa mencetak gol pertamanya setelah bergabung dengan Real Madrid. Gol ini berasal dari umpan silang Beckham dari sayap kanan setelah menerima operan dari Raul, yang berhasil melewati kepala bek lawan, memungkinkan Villa melakukan gerakan menerobos dari belakang dan mendaratkan bola ke dalam jaring gawang.
Mirip dengan pertandingan pemanasan pertama, serangan Real Madrid masih terlihat kacau di sebagian besar waktu. Namun setelah Guti masuk menggantikan Xabi Alonso, beberapa umpan akurat sang gelandang nomor 14 benar-benar menyegarkan mata. Andai saja Raul dan David Silva tidak melewatkan peluang emas, skor akhir pertandingan bisa mencapai 3:0!
Situasi ini memicu gelombang opini publik yang menyerukan Guti seharusnya menggantikan Xabi Alonso di starting XI. Bahkan sejumlah profesional melontarkan pendapat bahwa David Beckham juga mampu menjalankan fungsi Xabi Alonso, dan merekomendasikan untuk memainkan Guti agar formasi tim menjadi lebih kreatif.
Yang Cheng bukan karena mendengar desas-desus dari dunia luar, tetapi karena performa Guti sebagai pemain pengganti memang bagus. Di pertandingan ketiga melawan Fulham, ia memulai Guti menggantikan Xabi Alonso, sementara Xiao Bei diposisikan di tengah sebagai gelandang bertahan bersama Mascherano. 14 Ye diberi kebebasan lebih di lini depan.
Namun alhasil, organisasi Real Madrid tetap kacau. Bahkan Sergio Ramos yang menyusur garis lapangan di sayap kanan sempat direbut bolanya, nyaris membuka serangan balik Fulham. Berkat ketangguhan Thuram dan Cannavaro yang mengatasi krisis, gawang tetap bersih.
Skor akhir 0:0 - Los Blancos bertahan dengan terburu-buru untuk meraih hasil seri.
Setelah pertandingan ini berakhir, media Spanyol mulai riuh rendah. Mereka sepakat bahwa meski Yang Chengzhuo telah membuat taktik menyeluruh Real Madrid cenderung seimbang dan memperkuat pertahanan - terutama dengan kedatangan Cannavaro, Thuram, dan Mascherano yang menjamin pertahanan tim - namun hal ini mengorbangan serangan gemilang yang menjadi ciri khas era Galácticos!
Reputasi Yang Chengzhuo yang dibangun selama di Kaiserslautern, Inter Milan, dan Liverpool memang sangat gemilang. Tapi ini tidak bisa menjadi jaminan kesuksesannya di Real Madrid, karena banyak pelatih legendaris seperti Louis van Gaal yang bersinar di Ajax tapi gagal total di Barcelona.
Hal serupa juga terjadi pada banyak pelatih top lain yang gagal setelah pindah klub.
Yang Chengzhuo juga demikian. Setelah tiba di Real Madrid, segalanya harus dimulai kembali. Reputasi dan ketenarannya di masa lalu, paling-paling hanya membuatnya mendapat dukungan dan kesabaran lebih lama dari dewan direksi dan fans.
Buktinya, performa tim dalam pertandingan pemanasan biasa saja. Media luar terus menyerang keras, namun Marca dan AS justru memberi dukungan. Mereka sepakat bahwa mustahil meminta tim yang baru dibentuk kurang dari sebulan untuk menampilkan serangan memuaskan dalam waktu singkat.
"Zinedine Zidane saja butuh setengah tahun masa penyesuaian saat bergabung dengan Real Madrid. Mengapa kita tidak bisa memberi Sang Kaisar waktu yang cukup?"
Fans Real Madrid juga ramai meninggalkan pesan dukungan di situs web resmi. Mereka yakin pergantian pelatih yang terus-menerus menjadi akar keterpurukan Real Madrid. Kini dengan memilih Yang Chengzhuo, sudah seharusnya mereka memberikan waktu dan kekuasaan yang cukup baginya untuk membentuk tim impian guna meraih kemenangan.
“Kalau bahkan Sang Kaisar pun tidak bisa menyelamatkan Real Madrid, kami tidak yakin masih ada siapa di dunia saat ini yang lebih cocok darinya!”
Selain mendapat persetujuan umum dari pihak eksternal, pemain internal tim utama juga memberikan dukungan luas.
Raul dalam wawancaranya menyatakan, "Dari arah taktiknya kami bisa melihat, beliau bukan pelatih kepala yang tradisional. Sebaliknya, beliau sangat antusias dengan serangan. Tapi kita harus melihat masalah tim yang terakumulasi selama ini sangat serius. Beliau harus segera menormalkan tim terlebih dahulu sebelum mengejar sepakbola yang indah!"
"Selama periode ini, beliau terus menanamkan banyak konsep taktisnya kepada kami. Semua adalah arahan permainan yang sederhana, tapi kami butuh waktu untuk beradaptasi. Kalian juga bisa melihat koordinasi tim kami lebih sering daripada masa lalu, hanya saja keharmonisan tak terucap antar-pemain masih kurang. Ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dibangun."
"Casillas juga memberikan penilaian tinggi pada Yang Chengzhuo,"Dia mutlak adalah pelatih kepala yang fenomenal, pelatih yang paling cocok untuk Real Madrid saat ini. Tim kami terus bergerak ke arah yang baik. Kami butuh lebih banyak waktu untuk memahami dan beradaptasi dengan taktik pelatih. Kami percaya, Real Madrid terbaik akan segera datang."
Namun media memberikan kritik terhadap ucapan Casillas dan Raul.
"Casillas bilang dia menyukai Yang Chengzhuo, itu wajar. Dalam beberapa musim terakhir, dia rata-rata menghadapi tembakan mengancam lawan setidaknya 3 kali per pertandingan. Tapi setelah 3 pertandingan pemanasan, ancaman tembakan ke gawangnya hanya menyedihkan 1 kali!"
"Artinya, San Casillas bisa berdiri nyaman di depan garis gawang sambil sarapan. Tapi jika hanya ingin pertahanan kokoh, Real Madrid seharusnya merekrut Capello, bukan menghabiskan energi dan keuangan untuk mendatangkan Yang Chengzhuo."
“Adapun Raul, ia bisa bertahan di Real Madrid, tetap menjadi kapten, terus bermain sebagai pasukan inti alih-alih dibersihkan ke tim lain untuk persiapan pensiun, memang benar ia harus memberikan dukungan penuh pada Yang Chengzhuo!”
Media Spanyol rupanya juga gemar mengobarkan kontroversi, sementara Yang Chengzhuo justru menyediakan bahan mentah berkualitas bagi mereka, karena performanya dalam tiga pertandingan pemanasan ini memang biasa-biasa saja, sama sekali tak terbantahkan.
Yang mengejutkan, manajemen Real Madrid kali ini secara kolektif terdiam, tak ada yang memberikan dukungan terbuka. Media mengartikan ini sebagai bentuk ketidakpuasan Florentino Pérez terhadap performa Yang Chengzhuo dalam pertandingan pemanasan.
Sebenarnya ini adalah janji antara Yang Chengzhuo dengan Florentino Pérez. Bukan hanya sekarang, di masa selanjutnya pun akan sangat sulit mendengar mereka tampil memberikan komentar tentang tim atau pemain.
Ironisnya, di pertandingan pemanasan ke-4, Real Madrid bertanding melawan tim amatir dari Area Irdning, Austria. Tim yang terdiri dari tukang roti dan bos restoran ini dihancurkan 14-0 oleh Galácticos, seketika membuat seluruh media Spanyol gempar.
Galácticos menampilkan kembali komposisi serangan megah!
Yang Chengzhuo memimpin Real Madrid membuka era sepak bola ofensif!
……
Segala pujian berdatangan, bahkan satu koran langsung mempublikasikan statistik: 4 pertandingan pemanasan mencetak 16 gol, serangan lebih kuat dibanding era Galácticos sebelumnya.
Menanggapi pujian ini, Yang Chengzhuo hanya bisa tersenyum. Setidaknya dia tak bisa bilang "Jangan puji berlebihan, aku sendiri malu". Namun saat kembali ke Madrid, di bandara dia menyindir wartawan:
"Kalian harusnya melaporkan: Madrid baru rata-rata 4 gol per laga dengan 0 kebobolan!"
Percaya di TKP akan banyak wartawan yang ingin mencari lubang tanah untuk menyelam, karena sebelumnya mereka memang benar terlalu dihype.
Tim kembali ke Madrid, hanya beristirahat selama 2 hari, akan terbang ke Salt Lake City Amerika pada tanggal 8. Di sini mereka akan menghadapi dua pertandingan pemanasan melawan D.C. United dan Real Salt Lake, lalu kembali ke Madrid pada 13 Agustus. Setelah itu akan memimpin tim dalam dua turnamen tradisional: Piala Carranza dan Piala Bernabeu.
Ini adalah jadwal perjalanan yang sudah dimesan sejak lama sebelum Yang Chengzhuo mengambil alih Real Madrid, sehingga dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi tepat di hari yang sama ketika Los Blancos tiba di Salt Lake City, Barcelona juga terbang ke utara dari Meksiko dan mencapai Houston.
"Barcelona yang dipenuhi bintang-bintang top, bersama Real Madrid yang terlihat agak terpuruk dalam beberapa tahun terakhir, kedua raksasa La Liga ini berkumpul di Amerika. Semula semua orang mengira Barcelona pasti lebih populer, setidaknya lebih baik dari Real Madrid. Tapi siapa sangka, Tim Dua Barcelona baru saja tiba di Houston langsung mendapat pukulan keras dari fans Amerika!"
