"Bertahan hingga detik ini sungguh pencapaian yang luar biasa!"
Di ruang VIP anggota pendiri Bernabeu, Valdano mengawasi situasi kritis yang dialami Real Madrid di lapangan. Barcelona terus mendapatkan peluang, seolah hanya perlu sedikit peningkatan dalam memanfaatkan kesempatan untuk memperlebar selisih skor.
"Jelas terlihat, Valdano juga merasa, dalam situasi seperti ini, di mana teknologi dan kemampuan tempur menyeluruh lebih rendah dibanding lawan, Real Madrid seharusnya tahu kapan harus berhenti. Jika skor diakhiri 1-2, Real Madrid sudah bisa memenangkan harga diri. Setidaknya tak akan ada yang mengkritik Yang Chengzhuo, karena mereka berani duel sihir terbuka melawan Barcelona."
"Sepertinya, kamu belum sepenuhnya memahami dirinya!" ujar Vicente del Bosque sambil terkekeh.
Pemain senior Real Madrid ini saat tersenyum membuat janggut tipis di bibir atasnya terlihat mempesona. Suara terkekehnya terdengar ramah dan baik hati, sehingga selalu memberi kesan pria baik hati. Dia sama sekali bukan pribadi yang khidmat.
"Oh?" Bukan hanya Valdano yang bingung, Hierro dan Sanchís serta yang lain juga menganggap aneh.
Vicente del Bosque melihat ke bagian bawah lapangan, ke arah Yang Chengzhuo yang berdiri di depan bangku pelatih tim tuan rumah, dengan nada penuh hormat, "Dia adalah tipe orang yang bahkan di detik terakhir sekalipun tidak akan pernah menyerah. Begitu memilih duel sihir, dia pasti akan serang sampai ke dasar, meski harus kalah telak sekalipun, dia akan tetap bertahan."
"Terlalu keras kepala!" kata Fernando Hierro sambil menggelengkan kepala.
Vicente del Bosque terkekeh, "Tapi dialah yang bertahan hingga hari ini!"
Tak ada yang bisa membantah, karena orang keras kepala belum tentu sukses, tapi yang sukses pasti keras kepala!
Hanya dengan keteguhan mempertahankan arah yang diyakini, seseorang mungkin meraih kesuksesan!
"Dia mau ganti pemain!" seri Sanchís melihat ada yang keluar dari bangku cadangan Real Madrid.
"Guti?" alis Fernando Hierro berkerut.
Meski anggota ini menunjukkan performa menonjol dalam beberapa penampilan substitusi di putaran liga terakhir, tapi dalam situasi genting seperti ini, apa yang bisa dia lakukan? Mampukah dia menyelamatkan tim?
"Sungguh keras kepala yang patut dihormati!" Valdano menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Vicente del Bosque juga tersenyum, "Dia adalah sosok yang berintegritas tinggi!" Sekali gus, dia juga sahabat karib melewati batas usia-nya, salah satu sedikit teman dekat, terutama belakangan ini setelah Yang Chengzhuo datang ke Madrid, mereka kerap dihubungi.
……
……
"Sungguh sulit dipercaya, Yang Cheng melakukan pergantian pemain kedua kalinya! Dia menggantikan David Silva yang performanya biasa saja sepanjang pertandingan dengan Guti. Ini jelas bukan substitusi yang efektif melawan, melainkan menunjukkan tekad Yang Cheng untuk terus memperkuat serangan!"
Terlihat David Silva dan Guti saling memeluk di pinggir lapangan sebelum Silva turun. Dia langsung ditarik Yang Cheng untuk dipeluk erat, diberi kata-kata penenang, lalu ditepuk punggungnya sebelum diizinkan pergi. Jelas sang pelatih sedang menjelaskan alasan penggantian ini.
"David Silva memang sudah mulai kelelahan. Gelandang Spanyol berusia 20 tahun ini pertama kalinya bermain dalam El Clásico selama 70 menit. Meski performanya biasa saja, Yang Chengzhuo terlihat sangat mempercayainya."
"Tapi kami harus menyimpan kecurigaan, benarkah Guti bisa mengubah situasi di lapangan saat ini?"
Ini jelas juga pertanyaan semua orang. Tapi mereka juga paham, sejauh musim ini Guti beberapa kali tampil bagus sebagai pemain pengganti. Yang Chengzhuo punya formasi pertahanan dan taktik khusus yang dirancang khusus untuk memaksimalkan ciri khas tekniknya.
"Ini seharusnya menjadi senjata pamungkas terakhir Yang Chengzhuo. Jika Guti turun tapi Real Madrid tetap tak berubah, Barcelona pada dasarnya sudah bisa yakin menang."
Yang Chengzhuo sudah menjelaskan posisi Guti dengan gamblang. Pernah dikatakannya bahwa Guti adalah pemain spesialis peran yang akan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam lingkungan tertentu, situasi tertentu. Sedangkan kekurangan Guti sudah jelas, namun semua juga tahu kelebihannya: kemampuan menemukan dan menciptakan kesempatan.
Rijkaard sudah lama bertanya-tanya kenapa Yang Chengzhuo tidak memainkan Guti. Tapi ketika akhirnya Guti benar-benar dimainkan, pelatih Barcelona itu justru bimbang. Pasalnya, Guti muncul di area yang membuatnya pusing kepala.
Di antara garis tengah lini tengah Xavi-Iniesta dan lini belakang Puyol-Milito, area ini menjadi kosong setelah Márquez turun lapangan.
Untuk memastikan rasio penguasaan bola di lini tengah-depan, Xavi dan Iniesta tidak bisa mundur. Jika mundur, penguasaan bola di lini depan tak bisa dijamin. Tapi jika tidak mundur, dengan ketiadaan Márquez sebagai gelandang bertahan, celah antara garis tengah dan bek tengah akan melebar. Saat Barcelona menyerang tadi belum terasa, namun sekarang...
Bukan hanya Rijkaard yang menyadari, David Silva yang duduk di bangku cadangan Real Madrid juga melihat. Karena sebelumnya Yang Chengzhuo memintanya mengamati baik-baik: bagaimana pergerakan Guti setelah masuk, cara menemukan peluang, memanfaatkan kesempatan, dan jika tak ada peluang, bagaimana Guti menciptakan ruang.
David Silva mengamati, setelah Guti masuk, jangkauan larinya sangat strategis. Ia terus aktif di area antara garis Xavi dan Puyol Barcelona. Tanpa Márquez yang membatasi, di zona ini ia segera mendapatkan kesempatan.
Menit ke-73, Guti yang baru turun ke lapangan untuk kedua kalinya menguasai bola dengan tenang. Ia berbalik badan dan menggiring bola maju menuju wilayah terlarang Barcelona. Raul, Negredo, dan Villa tetap menempel ketat di garis pertahanan Barca yang sedang mundur cepat.
Namun Gti langsung memberikan umpan terobosan presisi ke celah antara Gabriel Milito dan Eric Abidal.
Raul yang datang dari sisi kanan berhasil menyambar bola tepat sebelum Milito. Dengan memanfaatkan momentum, ia menggiring bola sekali lalu mempercepat langkah untuk melepaskan diri dari bek Argentina. Namun Raul tak berlama-lama membawa bola karena kecepatan balik Milito yang tinggi, sehingga memilih untuk melakukan crossing.
Milito yang berhasil mengejar memang sudah mengayunkan kaki untuk memblok, namun terlambat sepersekian detik.
Bola menggelinding ke tengah medan wilayah terlarang. Negredo yang sedang bertarung fisik dengan Carles Puyol menggunakan satu tangan untuk menghalangi kapten Barca itu, sementara tubuhnya sendiri terdesak oleh jostling Puyol. Tanpa pikir panjang, ia melepaskan tembakan keras ke gawang.
Terdengar suara "brak!", tendangan Negredo langsung menghantam tiang kanan.
Seluruh Stadion Bernabeu mengeluarkan jeritan kaget, semua fans Real Madrid menghela napas kecewa, tapi segera membalas dengan tepuk tangan untuk serangan tim kali ini.
Usai menembak, Negredo berlutut di tanah menghantam tanah dengan kedua kepalan tangan, terlihat sangat menyesal.
Umpan silang Raul yang berputar sedikit, ditambah usahanya mengejar sudut tendangan yang berlebihan, membuat tembakan dari jarak sedekat itu meleset!
"Tak apa, Alvaro, kita masih punya kesempatan!" Raul mendekat menghibur adik seakademi dari tim muda ini.
Negredo dibangkitkan Raul, berjalan mundur sambil mengeluarkan napas berat.
Barcelona melakukan tendangan gawang. Raul aktif mundur ke area tengah membantu pertahanan. Karena datang dari belakang, Iniesta yang tak waspada berhasil direbut bolanya dari belakang oleh Raul yang kemudian memberikannya ke Beckham. Yang terakhir langsung mengoper ke Guti.
Kali ini Guti menguasai bola dengan posisi membopong, Xavi sedang mendekat dengan cepat. Namun Serigala Emas tidak bermain solo, malah mengoper bola kembali ke Xabi Alonso. Setelah menguasai bola, Alonso menyesuaikan posisi lalu melepaskan umpan jauh melambung.
Umpan ini melewati kepala Carles Puyol. David Villa yang sedang berlari cepat berhasil mengontrol bola dengan sentuhan pertama sebelum Puyol, tiba-tiba berhenti palsu untuk mengecoh bek Barcelona itu. Begitu Puyol terkecoh, Villa langsung berakselerasi menuju garis akhir lapangan. Setelah mengelabui Puyol, penyerang Spanyol itu mencoba tendangan melambung dengan kaki kirinya menghadapi Victor Valdés yang sudah menutup sudut tembak. Tapi kiper Barcelona kali ini bereaksi gesit, menepis bola ke atas mistar gawang. Tendangan sudut untuk tim tamu.
David Beckham dan Xabi Alonso saling memandang, keduanya mengangguk. Bek Inggris itu berjalan menuju titik tendangan sudut. Pemain Real Madrid yang memiliki kemampuan aerial terkumpul di kotak penalti Barcelona - titik lemah pertahanan set-piece mereka karena keterbatasan tinggi badan.
Beckham perlahan mundur beberapa langkah. Di dalam kotak penalti, para pemain saling mendorong dan berdesakan seperti arena gladiator. Setiap gerakan diawasi ketat, terutama oleh pemain Barcelona yang melangkah dengan langkah demi langkah penuh kewaspadaan.
Álvaro Negredo muncul di titik depan, namun fokus serangan Los Blancos berada di titik belakang. Gestur Beckham membuat semua pahap: ini akan menjadi koordinasi tendangan sudut taktis seperti yang biasa dilatih.
Saat semua orang mengira Beckham akan melayangkan tendangan sudut, tiba-tiba Negredo berlari ke depan. Beckham juga mengoper bola padanya, lalu dengan cepat mundur untuk menghindari offside. Setelah menguasai bola, Negredo berhenti sejenak sebelum mengembalikan operan ke Beckham yang sudah tidak dalam posisi offside.
Saat itu, sebagian pemain Barcelona di kotak penalti langsung berhamburan ke arah Beckham dan Negredo. Pemain seperti Cannavaro dan Thuram berkumpul di titik belakang, seolah menanti crossing akurat dari Beckham.
Tapi sang pemain Inggris ini justru tidak memilih untuk melakukan crossing kedua. Melihat Guti yang mulai bergerak keluar, ia langsung mengoper bola ke kaki Guti. Dengan momentum sempurna, Guti mendorong bola menggunakan kaki kirinya.
Bola keluar dari kaki Guti melewati wilayah terlarang. Entah sejak kapan, Xabi Alonso yang luput dari pengawasan bek Barcelona mulai menerobos maju dengan cepat. Messi yang berada paling dekat dengan pemain Spanyol itu langsung terkejut, seluruh tubuhnya menerjang ke arah Alonso. Kemampuan dasar Xabi Alonso dalam mengontrol bola sangat solid. Melihat Messi yang menerjang keluar, ia menggunakan kaki kiri untuk meredam laju bola, lalu menariknya dengan kaki kanan. Dengan gesit ia berpindah ke area tengah, menghindari Messi yang tak bisa mengerem momentum terjangannya, sehingga membuka ruang kosong.
Xabi Alonso mengayunkan kaki kanannya dengan gagah, menghajar bola dengan tendangan keras!
Bola itu melesat hampir tanpa putaran, namun kecepatannya luar biasa bak peluru yang meluncur dari laras senapan. Melalui celah sempit yang tercipta di wilayah terlarang, bola menggelinding rapat di atas rumput lapangan, membidik sudut kanan bawah gawang dengan presisi mematikan.
Valdés terlalu condong ke kiri, meski sempat bereaksi, saat dia melompat menghampiri, tembakan jarak jauh Xabi Alonso sudah menembus gawang Barcelona!
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！！！！！” Komentator di lokasi nyaris menjerit histeris.
"Menit ke-76, menit ke-76, Real Madrid akhirnya menyamakan skor!"
"Ya Tuhan, ini benar-benar tak terduga! Koordinasi tendangan sudut taktis yang sangat indah! Barcelona gagal menyadari keberadaan Xabi Alonso di luar kotak penalti, terutama saat David Beckham, Negredo, dan Guti melakukan kombinasi tendangan sudut - ternyata tak seorang pun mengawasi ancaman terbesar Xabi Alonso!"
“Ini benar-benar gol yang tiba-tiba! Barcelona baru saja menguasai medan pertandingan, tapi setelah Guti turun lapangan, Real Madrid berturut-turut mendapat dua kesempatan mengancam gawang lawan. Serangan Los Blancos menjadi lebih berbahaya. Dia bagaikan komponis yang mampu menggubah not-not indah, menyatukan semua pemain Real Madrid menjadi bagian orkestra yang memikat.”
“Yang Chengzhuo memang benar. Guti benar-benar menunjukkan kemampuan lebih kuat di tangannya. Setidaknya dari beberapa pertandingan terakhir, meski selalu masuk sebagai pemain pengganti, performanya sangat menonjol. Tugasnya di lapangan pun sederhana: menemukan peluang, menciptakan kesempatan, dan memanfaatkannya.”
Usai mencetak gol, Xabi Alonso yang gembira bukan kepalang langsung meningkatkan ke arah tiang bendera sudut, namun dihentikan oleh David Beckham di tengah jalan. Keduanya merayakan dengan penuh semangat di sekitar garis samping, sementara pemain-pemain Real Madrid lainnya berdatangan satu per satu. Mereka mengelilingi trio Xabi Alonso, David Beckham, dan Guti dalam perayaan kemenangan.
Di tribun penonton, fans Real Madrid meneriakkan nama pahlawan gol Xabi Alonso. Karena tembakan jarak jauhnya lah yang berhasil menyamakan skor untuk Real Madrid, mengembalikan harapan "Fajar" kemenangan bagi Los Blancos!
Seolah mengadopsi trik siaran dari Langit TV di Inggris, kamera siaran langsung langsung mengarah ke Yang Chengzhuo usai gol Xabi Alonso. Terlihat orang Tionghoa ini menunjuk ke lapangan dengan ekspresi terkejut, tertawa bahagia penuh kejutan, lalu menepuk tangan dengan para asistennya.
Tapi segera, Yang Chengzhuo kembali ke pinggir lapangan, berteriak ke arah para pemain, "Terus menyerang, pertahankan tekanan! Kita harus mengejar kemenangan, mengubah skor menjadi unggul, dan mengalahkannya Barcelona!"
Gerak-geriknya memimpin pertandingan di pinggir lapangan langsung disambut sorak-sorai gegap gempita fans Real Madrid yang hadir. Mereka sangat berharap tim bisa terus menekan, idealnya menjatuhkan Barcelona untuk membersihkan aib.
……
……
Dalam formasi pertahanan dan taktik yang dirancang khusus untuk Guti oleh Yang Chengzhuo, sang pemain hampir bisa dikatakan sebagai pemain inti yang independen dari taktik tim. Dia tidak butuh terlibat dalam pertahanan, tidak perlu khawatir konsekuensi jika kehilangan bola, bahkan tidak diwajibkan melakukan pressing lokal.
Kehadirannya di lapangan hanya untuk melakukan satu hal esa: mengoper bola.
Operan berbahaya!
Inilah masakan andalannya Guti!
Selama belasan tahun di Real Madrid ini, sebagai lulusan akademi Real Madrid dengan garis keturunan Real Madrid yang paling murni, kampung halamannya terletak di sebelah timur Bandara Madrid, berjarak sekitar 15 kilometer dari Valdebebas. Sejak kecil dia telah menerima pelatihan di kamp pelatihan Real Madrid.
Dia pernah bermain di berbagai posisi di tim utama Real Madrid - striker, gelandang serang, lini tengah, sayap kiri, sayap kanan... Tapi tidak pernah ada keluhan. Pernah dia mengucapkan kalimat legendaris: "Aku lebih memilih duduk di bangku cadangan Real Madrid hanya bermain 10 menit per season, daripada bermain satu season penuh di klub selain Real Madrid."
Mungkin ada yang berpikir: "Tentu saja, kan kamu dapat gaji menggiurkan di Real Madrid." Tapi sebenarnya gajinya di Real Madrid tidaklah tinggi. Gaji tahunannya saat ini sama dengan Ramos yang baru bergabung satu season, yaitu 2 juta euro sebelum pajak. Di dunia sepakbola saat ini, jumlah ini mutlak bukan termasuk gaji tertinggi, bahkan hanya pantas disebut sebagai bayaran tim di bagian bawah klasemen.
Di tengah tidak kurangnya pembeli, dalam kondisi tidak bisa mendapatkan posisi di pasukan inti, tetap memilih bertahan di Real Madrid - satu-satunya alasan yang bisa dipercaya adalah kesetiaan!
Tak pernah perlu meragukan kesetiaan Guti, Raul dkk. Karena mereka telah membuktikannya selama bertahun-tahun. Meragukan mereka sama menggelikannya dengan kecurigaan Queiroz terhadap kesetiaan Keane pada MU, sama-sma membuat gerah.
Maka di Stadion Santiago Bernabéu, seluruh fans Los Blancos bisa menyaksikan: meski tersisa 20 menit, 10 menit, bahkan 5 menit terakhir, Raul, Guti dan kawan-kawan tetap mati-matian mencari peluang di lini tengah-depan.
Setelah masuk sebagai pemain pengganti dalam laga ini, Guti telah memberikan 6 umpan brilian berturut-turut. Sayang rekan-rekannya gagal mengkonversi peluang. Tapi mereka tak saling menyalahkan, tak berkeluh kesah - justru bangkit berjuang lagi demi lagi.
Pergantian ketiga kalinya Yang Chengzhuo adalah menggantikan Lilian Thuram yang tidak mampu lagi mengikuti permainan dengan Juan Mata yang mewakili akademi sepak bola Real Madrid. Pada menit-menit terakhir, Real Madrid yang berhasil menyamakan skor nyaris menyerang Barcelona tanpa henti seperti orang gila, memaksa lawan mengalihkan lebih banyak energi ke pertahanan.
Terutama setelah Guti terus-menerus mengirim umpan berbahaya, Barcelona terpaksa harus mengontraksikan pertahanan mereka.
Di sisi kiri, Mata berulang kali berhasil menembus pertahanan. Belletti benar-benar tak mampu membendung pemain muda akademi ini. Berbeda dengan David Silva yang lebih ahli dalam organisasi permainan dan lebih seperti pengumpan bola, Mata yang berlatar belakang striker justru tampil sebagai penyerang sayap yang lebih cepat, kemampuan mencetak gol lebih baik, serta crossing yang lebih akurat.
Di fase akhir pertandingan, lini belakang Real Madrid hanya menyisakan Arbeloa, Cannavaro, dan Mascherano. Xabi Alonso bermain sebagai gelandang bertahan, bahkan David Beckham terus-menerus aktif di sayap kanan.
Setelah semua pemain bermain gila-gilaan, hanya ada satu niat di hati mereka: mencetak gol lagi!
Seluruh fans Real Madrid di Stadion Bernabeu hampir histeris, mereka bersorak penuh semangat menyanyikan lagu tim 【Hala, Madrid】 yang bergema di tribun stadion.
Membawa kehormatan yang mendominasi seluruh Spanyol,
Real Madrid berlari mendekatimu,
Mereka membawa bendera putih,
Simbol klub yang luar biasa,
Kami menyerahkan seluruh hati kami padamu,
Kau menghadiahkan kami jutaan legenda,
Kami selalu dipenuhi rasa hormat dan gairah,
Mendongak memandang mahkota di kepalamu,
Semangat, Real Madrid!
Berjuang keras meraih kemenangan,
Belalah warna putih muliamu!
Semangat, Real Madrid!
Musuh telah tiba,
Kau akan mengalahkan mereka,
Bahkan rival pun tak iri pada kemenanganmu,
Fans adalah saudara sejatimu,
Setiap Minggu sore,
Kami fans Real Madrid,
Dengan semangat bergerak ke stadion,
Karena pasukan kami sedang bertempur!
……
Lagu tim bergema berulang kali, menyertai pasukan, semakin nyaring, semakin membahana, semakin membakar darah berdesir panas, seolah darah hendak menyembur dari pembuluh darah.
Pemain di lapangan terus menyerang markas Barcelona sekali demi sekali dalam lantunan lagu, meski waktu hampir habis dan pertandingan masuk tahap injury time, mereka tetap tak memilih menyerah.
Hampir setiap kali menguasai bola, setiap operan akan membuat suara fans semakin bersemangat.
Terutama Guti, setiap operannya selalu bisa menciptakan ancaman dan merobek pertahanan Barcelona.
Seperti saat ini, Villa mundur menerima umpan lalu mengoper ke Guti, yang kemudian menerobos ke area penalti. Mata di sayap kiri menerobos dengan kecepatan penuh, melewati Puyol, dan menghadapi kiper Valdés. Dalam gerakan cepatnya, Mata menendang bola dengan kaki kiri.
Bola melewati wilayah kendali Valdés, menggelinding cepat ke sisi kanan.
Seluruh alam semesta menatap bola ini, Mata pun membelalakkan matanya karena mereka tahu ini pasti tembakan terakhir, wasit sudah siap meniup peluit kapan saja.
Tapi bola berputar kencang, menyentuh tiang kanan, bukannya masuk ke gawang malah langsung keluar batas!
Hampir bersamaan, Brewer membunyikan peluit tanpa ampun.
Hampir bersamaan, ribuan orang berjatuhan duduk di rumput Stadion Bernabeu.
Imbang!
