14 Januari 2007, Stadion Santiago Bernabéu.
Ketika Real Madrid di kandang sendiri terus-menerus tidak bisa membuka situasi, pertahanan Zaragoza terlihat kokoh seperti besi, tribun Stadion Bernabeu menyaksikan pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Yang Chengzhuo mengambil alih jabatan.
Di sudut tribun Stadion Santiago Bernabéu, sekelompok fans Real Madrid dengan tertib mengarahkan serangkaian siulan ke lapangan. Awalnya tidak jelas siapa targetnya, tapi ketika mereka mengangkat spanduk besar bertuliskan "Yang Chengzhuo, tinggalkan Real Madrid!", semua orang paham sorakan itu ditujukan untuk pelatih kepala.
Menyaksikan kejadian ini, bukan hanya Yang Chengzhuo yang terkejut. Seluruh orang di TKP, bahkan para pemain di lapangan pun kaget. Ini adalah pertama kalinya musim ini fans secara terbuka mengajukan tuduhan langsung padanya.
Benitez dan Paulus Bayer sama-sama langsung menatap Yang Chengzuo. Raul, Xabi Alonso, Cannavaro dan lainnya juga segera melihat pelatih kepala mereka. Kamera siaran langsung TV pun mengarah ke Yang. Mereka semua khawatir - apa yang akan dilakukannya?
Siulan terus bergema, namun segera di tribun selatan basis pendukung setia Real Madrid, terdengar nyanyian "Hala, Sang Kaisar!"
Pendukung paling loyal Los Blancos ini langsung membalas fans di sudut. Mereka mempertahankan wibawa Yang sebagai pelatih kepala dengan nyanyian, dan semakin banyak fans Madrid yang bergabung. Suasana langsung dikuasai pendukung pro-Yang, mendominasi seluruh Stadion Bernabeu.
Dua kubu fans ini saling adu semangat di Bernabeu. Akhirnya suara pendukung Yang menang mutlak. Mereka bahkan menampilkan slogan-slogan baru di spanduk dadakan seperti "Sang Kaisar Pemersatu!" dan "Raja Bernabeu!"
“Para fans Real Madrid yang masih muda, jangan termakan tipu muslihat orang lain, biarkan ruang ganti kita tenang!”
“Di mata semua fans Real Madrid yang ortodoks, kalian adalah sekelompok teroris!”
“Jika Sang Kaisar pergi, kami juga akan ikut pergi!”
Sepanjang pertandingan berlangsung dalam konflik internal antar fans Real Madrid ini, para pemain di lapangan pun terpengaruh. Namun Raul menanggung tanggung jawab sebagai Kapten tim dengan terus menerus memberi semangat pada rekan-rekannya, karena dia tahu cara terbaik mendukung pelatih kepala adalah dengan mengalahkan lawan.
Sebenarnya semua orang di ruang ganti Real Madrid paham, dalam banyak kekalahan Yang Chengzhuo bisa dengan mudah mencari kambing hitam - seperti Ramos yang tampil buruk saat melawan Deportivo La Coruña. Namun tidak sekalipun dia menyalahkan pemain di depan publik, malah selalu memikul seluruh tanggung jawab sendiri.
Tidak peduli apakah selama setengah tahun lebih dia melatih Real Madrid pernah melakukan kesalahan, setidaknya dalam hal ini, dia memenangkan dukungan dan persetujuan dari semua pemain Real Madrid.
Oleh karena itu, ketika Villa pada menit ke-84 menerima operan Raul lalu mencungkil bola melewati kiper di wilayah terlarang untuk mencetak gol, 11 pemain Real Madrid tiba-tiba serentak memilih berlari keluar lapangan. Pahlawan serangan Villa dan Raul dalam formasi kiri-kanan mendekap erat Yang Chengzhuo, sementara pemain Real Madrid di sekelilingnya berkerumun mengelilingi mereka.
Para pemain cadangan di bangku cadangan juga muncul bergegas. Mereka mengurung Yang Chengzhuo di bagian tengah. Gerak-gerik mereka seolah ingin memberi tahu semua orang dengan tindakan ini: mereka akan menggunakan segala cara untuk membela dan melindungi pelatih kepala mereka.
Kamera siaran langsung TV menampakkan adegan siulan baru saja, balasan penggemar setia, dan dukungan pemain Real Madrid ke hadapan fans seantero alam semesta. Bersamaan, lensa menjaring tribun penonton, terlihat jelas ribuan fans Los Blancos di tribun yang menutupi wajah sambil menangis tersedu-sedu - sejak era Vicente del Bosque, belum pernah pemain Real Madrid menunjukkan dukungan sepenuhnya seperti ini kepada seorang pelatih kepala.
Fans yang menyoraki dari tribun sudut terdiam membisu, sementara sorak-sorai dan nyanyian fans Real Madrid di tribun selatan semakin menggelegar, memuncak hingga seluruh penonton di stadion serempak melantunkan lagu 【¡Hala, César!】 sebagai bentuk dukungan untuk pelatih kepala mereka, berharap sang Kaisar terus berkobar semangat.
……
……
"Apakah kami bermain buruk?"
Di area wawancara terpadu pasca-pertandingan, Kapten Raul dengan amarah mengajukan tuduhan saat diwawancarai media.
“Saya tidak tahu mengapa semua orang memperlakukan pelatih kepala kami sebagai sasaran, ingin menginjak-injaknya. Tapi kami sama sekali tidak merasa performa kami buruk. Benar, kami tertinggal 9 poin dari Barcelona, itu memang menyedihkan. Tapi kalian harus paham, di dua season sebelumnya pada periode yang sama, kami biasanya tertinggal lebih dari sepuluh poin.”
“Jangan selalu fokus pada Barcelona. Kemampuan bertarung kami sudah mengalami kemajuan besar dibanding tiga tahun terakhir. Kami punya alasan untuk yakin bahwa kami sedang menempuh jalan yang benar. Masa sulit memang pasti terjadi, karena kami harus membayar harga atas kebijakan peremajaan tim. Tapi hanya dengan tim muda kami bisa memiliki masa depan.”
Setelah berhenti sejenak, Raul masih menunjukkan wajah penuh kemarahan, "Dulu, semua orang menyalahkan tim karena usia pemain yang terlalu tua, terlalu banyak bintang top, dan berkelompok-kelompok. Sekarang kalian semua sudah lihat, setelah para bintang pergi, usia rata-rata tim kami menjadi yang termuda di La Liga. Di skuad kami ada banyak pemain berbakat seperti David Silva, Sergio Agüero, Ramos, Mascherano. Seiring waktu, mereka semua akan menjadi bintang top paling menonjol di posisi masing-masing."
"Aku tidak suka cara media kalian seperti ini. Kalian selalu bersikap: mencintainya maka ingin dia bersinar gemilang, membencinya maka ingin dia mati tanpa tempat dikuburkan. Kami sangat tidak menyukai ini. Jadi saat istirahat tengah tadi, di ruang ganti, kami sudah memutuskan: mulai hari ini, kami tidak akan menerima wawancara dari media mana pun kecuali beberapa koran seperti Marca dan AS."
"Saya harap kalian semua bisa memahami, ini bukan balas dendam atau ingin mengancam apa pun. Ini karena kami sangat berharap tim bisa fokus dan lebih serius dalam pertandingan tanpa pengaruh dunia luar. Juga, jangan salahkan pelatih kepala kami untuk hal ini. Ini adalah keputusan kami para pemain sendiri, tidak ada hubungannya dengan pelatih kepala kami!"
Setelah berkata demikian, Raul berbalik dan pergi, meninggalkan media-media yang gempar di belakangnya.
Dari ucapan Raul ini, bisa ditangkap beberapa hal: dukungan mutlak ruang ganti terhadap Yang Chengzhuo, dukungan menyeluruh dari mantan pemain Real Madrid seperti Raul dan Guti, serta persatuan yang belum pernah terjadi di ruang ganti Real Madrid selama beberapa tahun terakhir - semua ini jelas membuat banyak media terkejut.
Perlu diketahui, dulu ketika Queiroz dan Luxemburgo berbicara, para pemain justru mengucapkan hal-hal yang bertolak belakang di luar. Ini membuat seluruh anggota Real Madrid kacau balau, otoritas pelatih kepala tidak bisa dipertahankan. Namun kini terlihat jelas, Yang Chengzhuo telah sepenuhnya menguasai ruang ganti Real Madrid.
Setidaknya, sangat sulit untuk memecah belah ruang ganti Real Madrid dari dalam!
……
……
"Kapan saya akan turun jabatan?"
Di konferensi pers Stadion Bernabeu, Yang Chengzhuo tetap menunjukkan ekspresi santai saat menghadapi pertanyaan wartawan. Bahkan ketika ditanya kapan menurutnya dirinya akan dipecat - pertanyaan tajam seperti itu - dia tidak berubah mimik sedikit pun.
"Sebagai seorang pelatih kepala, atau lebih tepatnya semua pelatih kepala tanpa terkecuali, harus selalu siap mental untuk dipecat kapan saja di mana saja. Tak ada pengecualian, sekalipun punya masa lalu gemilang. Suatu hari nanti pasti akan datang waktunya dipecat, dan saya pun tidak mungkin terkecuali."
"Pelatih top seperti Capello, Lippi, Mourinho pun suatu hari pasti akan dipecat. Adakah pelatih legendaris dunia yang belum pernah mengalami pemecatan? Tentu saja Yang Chengzhuo juga tidak terkecuali."
"Tapi menurutku, seorang pelatih top harus memiliki perbedaan. Kebanggaan ekstra inilah yang membentuk kepercayaan diri mereka. Karena itu aku tak pernah memikirkan apakah akan dipecat atau tidak, sebab kusadar itu bukan urusan yang perlu kukhawatirkan."
"Sebagai manajer Real Madrid, fokus utamaku adalah memanfaatkan kontrak tiga tahun ini - bahkan mungkin perpanjangan selanjutnya - untuk membangun tim yang cukup kuat mengalahkan semua lawan. Inilah misi yang kuperjuangkan, bukan sekadar bertahan dari tekanan pemecatan."
"Jika aku takut dipecat, jika aku tidak ingin melakukan kesalahan, tidak mau menanggung tanggung jawab, lalu mulai menjadi ragu-ragu—banyak persiapan yang seharusnya dilakukan tidak berani kukerjakan, banyak kewajiban yang harus dipikul tidak berani kutanggung—maka aku sama sekali tidak pantas menjadi pelatih kepala Real Madrid, tidak layak memiliki hari ini!"
Wartawan di TKP dibuat tak berkutik oleh ucapan Yang Chengzhuo ini, karena mereka memang tidak bisa memberikan bantahan.
"Tuan Yang Cheng, menurut Anda mengapa hari ini di Stadion Bernabeu, fans Real Madrid memberi Anda siulan?"
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, tapi konon itu adalah kelompok fans yang masih sangat muda, tidak akan kupermasalahkan."
"Aku ingat, ketika Bosque kalah dalam perayaan 100 tahun Real Madrid, ketika Hierro terus-menerus melakukan kesalahan di lini pertahanan—banyak juga fans Real Madrid yang menyoraki mereka. Tapi kini mereka justru menjadi pelatih dan pemain paling dirindukan Madrid dalam beberapa tahun terakhir ini."
“Zinedine Zidane selama setengah tahun pertama bergabung dengan Real Madrid juga disoraki fans, tapi kemudian dia menjadi salah satu bintang paling hebat dalam sejarah klub. Figo, David Beckham, Owen dan bintang-bintang lain juga pernah disoraki. Pelatih legendaris seperti Capello, Hiddink, Valdano pun mengalami hal serupa. Aku tidak menganggap sorakan itu sebagai masalah besar, ini tidak akan mempengaruhiku sama sekali.”
Setelah Yang Chengzhuo menjawab, wartawan Marca tersenyum, "Fans yang menyoraki hanya sebagian kecil, sebagian besar pendukung tetap memberikan dukungan padamu, Tuan Yang Cheng!"
Marca dan AS termasuk segelintir media yang tidak terlibat dalam gelombang isu pemberhentian Yang Cheng. Selain kedekatan mereka dengan Real Madrid, hubungan baik dengan Yang Cheng sendiri menjadi faktor utama. Banyak rumor yang sama sekali tidak berdasar - kedua media ini bahkan pernah mendapat jaminan langsung dari Florentino Pérez: "Tuan Yang tidak akan turun jabatan berapa pun buruknya rekam musim ini."
Karena alasan ini, mereka tidak ikut campur dan tetap mempertahankan hubungan baik dengan klub.
Adapun fans yang menyoraki Yang Chengzhuo, menurut umpan balik, konon berasal dari kelompok muda fans Real Madrid berusia sekitar 20 tahun—generasi baru fans yang mulai mencintai Real Madrid tepat di akhir abad lalu dan awal abad ini, momen puncak kejayaan Real Madrid. Setelah melewati tiga tahun tanpa gelar yang lesu, dan tidak adanya peningkatan setelah Yang Chengzhuo mengambil alih, ditambah dorongan media luar, mereka mulai menyerang keras pelatih kepala.
Masih muda, wajar jika agak impulsif. Tidak seperti fans senior yang lebih banyak berpikir.
Sebaliknya, fans senior yang lebih menghargai tradisi dan semangat—sering dikritik sebagai kelompok yang "ingin menang tapi juga harus terlihat keren"—sebenarnya tidak seburuk gambaran yang dibombastiskan media.
Pernah ada seorang fans senior Real Madrid yang menerima wawancara mengatakan, menurutnya gaya sepakbola Real Madrid haruslah sepak bola ofensif yang aktif dan semangat kerja sama tim. Real Madrid harus tetap konsisten pada jalan ini dalam situasi apapun, dengan keteguhan terus melangkah maju, persis seperti Barcelona yang bertahan pada konsep sepakbola warisan Johan Cruyff dan Louis van Gaal meski mengalami masa sulit bertahun-tahun.
Sebenarnya, suksesnya Barcelona adalah buah dari Keteguhan. Jika Real Madrid konsisten dengan gaya khas mereka dan bertahan selama puluhan tahun, mereka pun bisa meraih sukses seperti Barcelona.
Begitulah konsep para fans senior Real Madrid. Namun di bawah hype berlebihan dan pembombastisan banyak media, hal ini perlahan berubah menjadi tuntutan harus menang sekaligus menang dengan cantik - yang sebenarnya tidak merepresentasikan keinginan fans senior Real Madrid.
Di antara fans senior ini, banyak yang pernah menyerang keras Vicente del Bosque, mengalami masa sulit tiga tahun tanpa gelar, dan melakukan introspeksi atas tindakan mereka dulu. Kini mereka paham, menyerang Yang Chengzhuo percuma. Ia sudah melakukan yang terbaik untuk Real Madrid.
Tidak ada yang bisa naik ke langit dalam satu langkah!
Kedatangan Yang Chengzhuo ke Real Madrid, setelah mendapatkan Cannavaro dan Thuram, tidak memilih strategi pertahanan-balik yang pragmatis. Sebaliknya, ia tetap konsisten pada konsep sepakbola ofensif agresifnya. Keteguhan pada prinsip sepakbolanya inilah yang dibutuhkan Los Blancos dari seorang pelatih kepala.
……
……
Menanggapi penolakan pemain terhadap wawancara kecuali dari Marca, AS, dan beberapa media terbatas, klub Real Madrid diam-diam mengizinkan sikap ini. Di Valdebebas keesokan harinya, Yang Chengzhuo menginstruksikan seluruh staf: mulai sekarang, semua media dilarang masuk ke basis pelatihan.
Mulai sekarang, Valdebebas akan sepenuhnya tertutup untuk semua media di seluruh dunia!
Ini jelas merupakan peningkatan lebih lanjut dalam persaingan antara Yang Chengzhuo dan media. Sebelumnya, Real Madrid menerapkan kebijakan semi terbuka terhadap media yang masuk ke basis pelatihan demi kebutuhan promosi dan hype. Namun Yang Cheng merasa latihannya yang terlihat jelas oleh orang lain sama sekali tidak bisa diterima. Kemudian ia menerapkan strategi satu sesi latihan terbuka pagi setiap hari, dan sekarang beralih ke sistem sepenuhnya tertutup.
Untuk masalah ini, José Sánchez dari Departemen Bisnis kembali membuat keributan ke Florentino Pérez. Ia telah menerima banyak keluhan dari media-media yang biasanya memiliki hubungan baik, yang menganggap hal ini akan mempengaruhi penjualan koran mereka.
Sebenarnya, hubungan Real Madrid dan media sebelumnya adalah hubungan saling tergantung. Tapi sekarang Yang Cheng ingin langsung memisahkan mereka. Bukan hanya media yang enggan, pasti banyak juga pihak di manajemen Real Madrid yang tidak setuju.
Konon, secara pribadi, beberapa wartawan koran yang ingin mendapatkan izin wawancara Real Madrid diam-diam memberikan hadiah kepada eksekutif internal klub. Desas-desus semacam ini sudah bukan rahasia lagi, jadi tindakan Yang Cheng pasti akan menyinggung lebih banyak orang.
Tapi Dia tak peduli!
Setelah mengalahkan Zaragoza, Real Madrid melanjutkan pertandingan di Bernabeu dengan menyambut laga Piala Raja melawan Real Betis.
Pada menit ke-38 pertandingan, Sergio Agüero menerima umpan terobosan dari Guti, melewati kiper dan mencetak gol, mengukuhkan keunggulan untuk Real Madrid. Meski terus aktif menyerang, pertahanan Betis yang solid membuat Los Blancos tak menemukan celah.
Selama 90 menit berikutnya, kedua tim gagal menambah gol. Skor 1-0 di masing-masing leg membuat total skor 1-1, memaksa pertandingan masuk ke perpanjangan waktu.
Dengan menurunnya kebugaran kedua tim, kesenjangan kekuatan semakin jelas terlihat. Pada menit ke-95 perpanjangan waktu, Marcelo yang diposisikan sebagai sayap kiri oleh Yang Chengzhuo melakukan crossing akurat dari sayap kiri. Negredo di tengah menyundul seperti daun bawang yang tercabut dari tanah gersang, menambah gol untuk Real Madrid.
Tertinggal agregat, Real Betis mulai ingin menyerang. Tapi di menit ke-100, Granero merebut bola lalu mengirim umpan terobosan ke sayap kiri. Marcelo menggiring bola dan menerobos masuk, menghadapi bek kanan lawan, melakukan pemberhentian mendadak untuk melepaskan diri sebelum mengirim operan rendah ke kotak penalti.
De la Red menerobos masuk ke wilayah terlarang dan melepaskan tembakan rendah yang menembus gawang Real Betis, mengunci skor 3-0!
Dengan demikian, Real Madrid mengalahkan Real Betis dengan agregat 3-1 dan lolos ke perempat final Piala Raja. Namun lawan mereka di babak 8 besar adalah Sevilla yang tampil menonjol di La Liga musim ini.
Kembali ke pentas La Liga, Real Madrid mengalahkan Mallorca 1:0 di kandang lawan berkat gol David Silva.
Pertandingan ini sebenarnya mirip dengan laga melawan Zaragoza, suasana pertandingan tidak menarik, tetapi Real Madrid mengumpulkan poin dengan stabil. Perubahan ini oleh media luar diyakini sebagai perubahan arah kepelatihan Yang Chengzhuo di bawah tekanan berat.
Namun seminggu kemudian, Real Madrid yang bertandang ke Estadio El Madrigal menghadapi Villarreal justru disergap tim Pellegrini. Akhirnya Real Madrid kembali menderita kekalahan 0:1.
Sehari setelah Real Madrid, Barcelona mengalahkan Celta 3:1 di kandang sendiri. Selisih poin kedua tim melebar menjadi 12. Real Madrid bahkan tersalip Sevilla dan Valencia, jatuh ke posisi ke-4 La Liga yang hanya unggul 2 poin dari Villarreal di peringkat 5. Kualifikasi Liga Champions pun menjadi sangat kritis.
Setelah kalah dari Villarreal, media Spanyol bahkan Eropa kembali membanjiri keraguan dan kritik terhadap Yang Chengzhuo. Dianggap performanya di season pertama La Liga memang sangat buruk. Jika sebelumnya masih bisa menggunakan penampilan menarik untuk membangun persuasi, maka tiga laga terakhir ini Real Madrid telah berubah menjadi tim pragmatis dengan filosofi 1:0isme.
"Tidak diragukan lagi, Barcelona sudah bisa mengumumkan secara prematur keuntungan gelar juara La Liga musim ini. Memimpin 12 poin setelah 20 laga, ini jelas-jelas telah membedakan kepemilikan gelar juara liga. Sangat mungkin Yang Chengzhuo akan memecahkan rekaman gemilangnya sendiri yang selama beberapa tahun terakhir selalu meraih gelar juara di tahun pertama pimpinannya di liga top."
Memimpin 1. FC Kaiserslautern meraih gelar juara Bundesliga di musim pertama sebagai tim promosi, membawa Inter Milan menjadi juara Serie A di season pertama, serta mengantarkan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di debutnya. Namun kini, Real Madrid mustahil lagi merebut gelar La Liga.
Tapi Yang Chengzhuo yang dijuluki Raja Piala, banyak yang beranggapan: ketimbang berjuang melawan dominasi Barcelona di Liga Spanyol, lebih baik fokus ke Liga Champions. Meraih trofi ke-10 dalam sejarah Madrid tentu akan memuaskan fans Los Blancos.
Tapi baru akhir Januari, masih sekitar sebulan sebelum Liga Champions dimulai. Justru hasil pemilihan Ketua UEFA yang baru saja diumumkan.
