Banyak fans yang menyukai pertandingan dengan gol-gol megah, ingin menyaksikan tim kesayangan mereka membantai lawan. Tapi di sebagian besar sesi pertandingan, jumlah gol sepakbola selalu sangat sedikit, karena sepakbola bukan basket.
Biasanya, kemenangan besar dan pembantaian dalam sepakbola umumnya dibangun di atas kesenjangan dua ekstrem: satu pihak menunjukkan performa di atas kemampuan normal dengan mengekspresikan kekuatan dan ciri khas mereka secara dahsyat, sementara pihak lain bermain di level terendah, tersandung-sandung, kacau balau, memberikan kesan setiap kali menguasai bola pasti melakukan kesalahan.
Situasi seperti ini belum tentu hanya disebabkan oleh kondisi mental pemain kedua tim, lebih banyak berasal dari perbedaan taktik yang digunakan.
Semua orang tahu bahwa manusia adalah hewan yang hidup berkoloni. Kekuatan satu orang terbatas, namun ketika banyak orang berkumpul bersama, tenaga yang bisa dihasilkan tak terukur. Kondisi mental setiap individu akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan manusia di sekitarnya.
Oleh karena itu, fans yang sering menonton pertandingan akan menemukan: pemain yang sama ketika di tim kelas menengah-bawah mungkin hanya menunjukkan performa biasa-biasa saja, namun begitu tiba di tim elit, tiba-tiba menunjukkan kemampuan kelas dunia top. Apakah ini karena dia tiba-tiba membuat kemajuan besar?
Jelas tidak, ini karena stimulasi dari lingkungan sekitar dan rekan satu tim yang memungkinkannya menunjukkan kemampuan yang sebelumnya tidak bisa diwujudkan saat berada di tim kelas menengah-bawah.
Dalam pertandingan sepakbola juga demikian. Di awal mungkin banyak pemain yang menjalani pertandingan dengan mentalitas terombang-ambing, namun seiring dengan kelancaran permainan dan performa rekan yang semakin baik, perlahan para pemain ini akan menyatu ke dalam tim, menunjukkan kemampuan yang membuat diri mereka sendiri terkejut - performa di atas level normal.
Sebaliknya, beberapa pemain yang awalnya bermain dengan mentalitas aktif justru terus menemui jalan buntu, dibatasi di mana-mana, dan kurang mendapat dukungan rekan setim. Perlahan mental mereka berubah menjadi kecewa dan pasif. Ketakin semakin banyak yang menjadi pasif, tim ini pun akan ikut terdemoralisasi hingga akhirnya menampilkan performa yang kikuk.
Seperti pertandingan antara Real Madrid dan Roma ini, Real Madrid tampil di atas level normal sementara Roma bermain di bawah standar. Garis pemisah sebenarnya sudah ditakdirkan sejak kedua tim memasuki lapangan.
Saat Raul mencetak gol ketiga, secara ketat pertandingan ini sudah kehilangan suspense.
Dengan keunggulan 4-2 dan harus mencetak 3 gol untuk mengeliminasi Real Madrid, tidak ada yang masih berharap pada Roma. Bahkan pemain Roma sendiri tak percaya, namun mereka harus mencari alasan untuk bertahan.
Menit ke-38, David Silva di sebelah kiri berkoordinasi dengan Marcelo yang kemudian menyusur garis lapangan untuk melakukan crossing akurat. Raul mengayuh bola dengan sundulan di titik depan ke area belakang, Mata menerobos masuk dan mencetak gol spektakuler dengan tendangan sliding, 4-0!
Hanya 5 menit kemudian, Raul menguasai bola di tengah medan dan memberikan umpan terobosan ke sayap kiri. David Silva melepaskan diri dari Cassetti dan menerobos masuk ke kotak penalti. Menghadapi kiper Doni yang maju menyongsong, ia melakukan tendangan chip ke titik jauh. Bola melambung melewati kepala Doni, menyentuh bagian bawah mistar gawang, lalu mendarat di jaring samping gawang.
Setelah 45 menit babak pertama, Real Madrid sementara memimpin Roma dengan skor telak 5-0, dan dengan total agregat 6-2 berhasil mengamankan hak lolos ke babak penyisihan 16 besar Liga Champions.
Seluruh menit yang memuaskan ini membuat fans Real Madrid di tribun Stadion Santiago Bernabéu hampir tak bisa mengontrol kegembiraan. Andai lawan mereka adalah tim lemah biasa, mungkin tak akan sebermakna ini. Tapi kenyataannya mereka sedang menghancurkan AS Roma - tim elite Serie A - dalam babak paling mengerikan dari Liga Champions Eropa! Inilah yang membuat momen ini sama sekali berbeda!
Tapi ada satu hal yang aneh: kedua pelatih kepala tidak melakukan pergantian anggota saat istirahat tengah. Kalau Yang Chengzhuo tidak mengganti pemain masih bisa dimengerti, tapi Spalletti tidak berganti anggota benar-benar membuat orang bingung.
Namun begitu babak kedua dimulai, Roma mulai merapatkan pertahanan. Ini berhasil menantahkan serangan Real Madrid. Tapi ketika pertandingan memasuki menit ke-67, Marcelo menerobos masuk ke depan wilayah terlarang agak ke kiri. Sementara Mata di sayap kanan membawa bola memotong ke dalam lalu mengoper silang ke kaki kiri Marcelo.
Bek sayap asal Brasil itu langsung mengayunkan kaki kirinya. Tembakan spektakuler yang tak kalah dari tembakan jarak jauh Roberto Carlos di era dulu itu melesat membentuk lintasan melengkung, menyasar sudut kanan bawah gawang. Meski Doni sudah berusaha menyelamatkan, bola tetap berhasil masuk ke jala!
Setelah mencetak gol, Marcelo yang gembira langsung menari samba di pinggir lapangan, membuat fans Real Madrid di tribun yang sudah sangat gembira karena gol berturut-turut semakin histeris bersorak.
Tendangan spektakuler bek kiri asal Brasil ini secara spontan mengingatkan orang pada Roberto Carlos. Serangan ofensif maju ke depan yang dilakukannya sepanjang pertandingan juga sangat mengancam, menunjukkan potensi besar di aspek ini.
Pada menit ke-76 dan 81, Sergio Agüero dan David Silva kembali menambah gol, membantu Real Madrid menghancurkan AS Roma 8-0. Dengan agregat 9-2, Los Blancos berhasil membalikkan keadaan dan lolos ke perempat final Liga Champions!
……
……
Begitu wasit Michel membunyikan peluit akhir, Yang Chengzhuo menghela nafas lega lalu berbalik menghadapi Benitez dan Paulus Bayer. Dengan senyum lebar, ia mengangkat tinju kanannya dan salaman tinju dengan dua partner terbaik serta asistennya dalam perayaan kemenangan.
Lalu ia berjalan menghampiri Tim Hank, Moniz, Mullenstein, dan lainnya, menyambut mereka satu per satu dengan tosepuk tinju, akhirnya tiba giliran para pemain di bangku cadangan.
Usai perayaan di pinggir lapangan, Yang Chengzhuo melihat para pemain di lapangan berdatangan. Ia menyambut mereka, memeluk satu per satu sambil berbisik di telinga, mengucapkan selamat atas kemenangan gemilang ini.
8:0! Ini merupakan kemenangan paling gemilang yang pernah diraih Yang Chengzhuo sejak memimpin Real Madrid!
"Jangan ragu pada diri sendiri, anak-anak muda!" usai memeluk Cannavaro yang terakhir, Yang Chengzhuo berbalik dan berdiri di tengah kerumunan pemain, "Kita menggilas Roma 8-0, ingat, Roma!"
Teriak penuh kebanggaan Yang Chengzhuo langsung memicu euforia. Para pemain Real Madrid di sekitarnya bersorak gegap gempita.
"Lihat skor di papan skor, anak-anak muda!" Yang Chengzhuo menunjuk papan skor Stadion Santiago Bernabéu yang memamerkan angka mengerikan 8-0, "Jika kalian masih ragu pada diri sendiri, ingatlah pertandingan ini. Ingat bagaimana kalian mengalahkan Roma!"
Yang Chengzhuo terlihat sangat gembira. Belakangan ini dia memang menerima tekanan besar. Pertandingan ini sendiri adalah perjudian, tapi membuahkan hasil spektakuler. Roma melakukan serangkaian kesalahan fatal di Bernabéu, membuat mereka mengalami kekalahan telak di kandang lawan yang langka.
Tak ada yang akan memberi belas kasih pada musuh! Apalagi Real Madrid sendiri sekarang sulit menjamin nasibnya!
"Ini bukan pertandingan terbaikku sebagai pelatih Madrid, teman-teman!" Yang Chengzhuo tersenyum, "Kuharap pertandingan terbaik akan muncul 3 hari lagi di Camp Nou Barcelona. Pertandingan ini hanya pemanasan, bagian terpenting ada di sana, benar kan?"
"Benar!" Sekarang, tidak ada pemain yang memprotes lagi, semua serentak berteriak.
"Ingat kata-kataku, biarkan keinginan kita berekspansi lagi, sebaiknya..." Yang Chengzhuo tersenyum, "...sebaiknya sampai kalian semua percaya bisa membalikkan Barcelona dan menjuarai liga!"
Setelah berkata demikian, Yang Chengzhuo berbalik dan pergi, meninggalkan pemain Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu yang menerima sorak-sorai gegap gempita fans. Pada detik ini, mereka menjadi pahlawan di hati semua fans Real Madrid, meski semua tahu ini hanya sementara.
Sejujurnya, bahkan sampai sekarang Yang Chengzhuo tak merasa timnya punya kesempatan di Liga Champions. Kemenangan besar di leg kedua melawan Roma mengandung unsur kebetulan, tapi Liga Champions berbeda dengan liga domestik - jadwal piala bersifat independen dan terpisah.
Artinya, kemenangan besar atas Roma ini tidak ada hubungan yang signifikan dengan lawan berikutnya yang akan dihadapi. Oleh karena itu, sering terlihat tim yang bermain sangat bagus di satu pertandingan, tapi langsung tuntas ketika berhadapan dengan lawan berikutnya.
Yang Chengzhuo tahu kelemahan timnya. Ketidakstabilan tidak akan bisa ditutupi hanya dengan satu pertandingan ini. Di Liga Champions yang penuh strategi spesifik, Real Madrid sulit menang di akhir. Tim-tim yang lolos ke perempat final seperti Liverpool, Inter Milan, Bayern Munich, AC Milan, Manchester United, Chelsea, dan PSV Eindhoven semuanya bukan lawan sembarangan. Jika berhadapan dengan PSV mungkin masih ada harapan, tapi untuk 6 tim lainnya, Real Madrid hampir tidak punya peluang menang.
Kesenjangan kekuatan terlalu mencolok. Sebagai pelatih kepala, dia punya perhitungan jelas di hati tentang banyak hal teknis ini.
Oleh karena itu dalam situasi seperti ini, secara lahiriah Yang Chengzhuo jelas tidak akan menyerah di Liga Champions, namun sebenarnya dia harus menyusun rencana untuk jadwal pertandingan selanjutnya. Bagaimanapun juga, dia harus mengejar Barcelona di liga.
Ya, harapan juara liga musim ini sudah sangat-sangat kecil, bahkan bisa dibilang hanya tersisa kemungkinan teoretis. Tapi Yang Chengzhuo tetap harus mengejar, karena dia harus mempersiapkan musim depan. Dia ingin menanamkan mentalitas kepada semua pemain: tidak peduli dalam kondisi apapun, harus bertahan sampai akhir!
……
……
"Aku tidak bisa menjelaskan mengapa mengalami situasi seperti ini. Ini adalah rekor kekalahan terbesar dalam sejarah klub Roma, skor yang mengerikan tapi nyata terpampang di hadapan kita. Aku tidak bisa menjelaskan, tapi harus menerima semua ini."
Pada konferensi pers pasca-pertandingan di Bernabeu, Spalletti dengan gigih menerima wawancara. Terlihat jelas dia sangat kesal dan tertekan, karena timnya menciptakan rekor kekalahan paling memilukan dalam sejarah Roma.
"Yang ingin saya katakan adalah, selama belasan menit awal, perkembangan kami berjalan lancar. Tapi pemain kami terlalu terburu-buru ingin mencetak gol. Di pertandingan ini, kami benar-benar mengekspos kelemahan kurangnya pengalaman di kancah Eropa. Saat menyerang, kami selalu menyisakan terlalu banyak ruang kosong di lini belakang-tengah yang bisa dimanfaatkan lawan. Dan ketika kehilangan bola, kami tidak bisa mengisi celah tersebut dalam waktu singkat."
Masalah yang disebutkan Spalletti ini bukan pertama kalinya terjadi. Secara statistik, pertahanan Roma musim ini terlihat ideal dengan jumlah kebobolan yang sedikit. Tapi sebenarnya, begitu menghadapi tim yang ahli memanfaatkan celah ruang, mereka langsung runtuh total.
Kekalahan memilukan 0-3 dalam Derby Roma saat melawan Lazio juga terjadi dengan cara yang sama, dan kini di Stadion Santiago Bernabéu mereka kembali membuat kekalahan telak 0-8. Ini jelas merupakan pukulan keras bagi Spalletti.
"Sebelum pertandingan, saya sudah berkali-kali mengingatkan pemain saya bahwa dua gelandang bertahan harus melindungi lini pertahanan dengan baik. Saya katakan pada mereka, Real Madrid sangat ahli melancarkan serangan cepat dari lini belakang-tengah. Tapi jelas terlihat, saat mengejar gol, mereka melupakan nasihat saya. Kami menerima hukuman yang mengerikan."
Bagi Spalletti, Real Madrid tidak sekuat yang terlihat dari data yang ditampilkan.
"Tidak diragukan lagi, tim Yang Chengzhuo selalu memberi kesan kuat. Ini adalah kesalahan persepsi yang disebabkan oleh pengalaman gemilangnya di masa lalu. Tapi saya benar-benar merasa Real Madrid tidak cukup kuat sampai bisa mengalahkan kami 8-0. Kekalahan telak ini bukan karena kami lemah, tapi karena kami sendiri melakukan kesalahan bodoh."
"Ya, Real Madrid adalah tim dengan pengalaman di Eropa paling kaya di dunia. Yang Chengzhuo juga pelatih kepala tersukses di kompetisi Eropa dalam sepak bola modern. Meski pemain mereka umumnya masih muda, tak diragukan lagi mereka bermain lebih matang di kandang sendiri. Ini seperti duel tidak adil antara orang dewasa dan anak-anak. Tapi saya yakin, kami punya kesempatan untuk membalas semua ini!"
Menghadapi tantangan dari Spalletti, Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum, "Saya selalu siap menyambut tantangan Roma pimpinan Spalletti kapan saja!"
Tentang performa timnya dalam pertandingan ini, Yang Chengzhuo mengaku sepakat dengan beberapa pandangan Spalletti.
"Sebenarnya kami tidak sekuat yang terlihat dari skor. Di dunia ini, tidak ada tim yang mampu membantai Roma 8-0. Tapi fakta bahwa kami bisa meraih skor seperti ini membuktikan bahwa kami tetap memiliki beberapa kelebihan."
Setelah berhenti sejenak, Yang Chengzhuo tersenyum, "Sebenarnya kita sedang dalam situasi Pertahanan di Sungai Mati, bertarung tanpa jalan mundur. Tapi pertandingan ini akan membuat semua orang yakin sepenuhnya bahwa kita memiliki potensi untuk menjadi tim yang kuat dan luar biasa."
"Saya katakan pada para pemain, setelah melewati pertandingan seperti ini, mereka harus lebih percaya diri. Minimal mereka telah melakukan hal yang tidak bisa dicapai tim manapun."
Saat wartawan menanyakan analisis Yang Chengzhuo tentang pertandingan ini, pelatih itu menyebut gol Raul dan Agüero sebagai poin-poin kritis yang mengubah jalannya pertandingan. "Tanpa gol pembuka Raul dan gol ketiganya, tanpa gol pertama Agüero, Real Madrid tidak mungkin semudah ini menguasai irama permainan. Roma juga tidak akan melakukan tekanan serangan secara gila-gilaan."
"Ya, ini adalah pertandingan yang penuh kebetulan, tapi ini tidak berarti kami menang hanya karena hoki. Sebenarnya setiap gol kami adalah gol dari serangan terbuka yang diperoleh dengan susah payah. Kami benar-benar menunjukkan kekuatan serangan dan potensi kami. Jika ada yang curiga kemenangan besar ini karena faktor hoki, tolong sebutkan, di mana letak hoki kami?"
Wartawan konduktor dari AS, Truyé, mengangkat tangan dan diizinkan berdiri.
"Tuan Yang Cheng, saya ingat di awal musim Anda pernah mengatakan bahwa kami akan melihat Real Madrid yang kuat pasca masa liburan musim dingin. Tapi sayangnya, Real Madrid yang kami lihat setelah liburan musim dingin masih kacau dan performanya belum stabil. Menurut Anda apakah pertandingan ini akan mempengaruhi Real Madrid? Saat ini Real Madrid tertinggal 12 poin dari Barcelona, apakah masih ada harapan untuk berbalik arah?"
Yang Cheng mengangguk ke arah Truyé. Dia memiliki kesan baik terhadap wartawan Spanyol ini.
"Ya, saya pernah mengatakan hal itu, dan saya tetap konsisten. Tapi saya memang melakukan kesalahan dalam beberapa hal, ini sama sekali bukan kesalahan pemain saya. Semua tanggung jawab ada pada saya. Jika ingin mencari dalang sebenarnya dari performa buruk Real Madrid saat ini..." Dia menggelengkan kepala sambil tertawa getir, "...pastilah saya!"
Di bawah, banyak wartawan terkejut. Dalam situasi seperti ini, Yang Chengzhuo tetap melindungi para pemainnya.
"Tapi jika kalian bertanya sekarang, saya tetap akan mengatakan: Real Madrid yang kuat pasti akan datang. Semua orang telah melihat performa kami di pertandingan ini. Saya tidak bisa menjamin performa kami akan sebaik ini di setiap laga, tapi saya yakin para pemain akan berusaha sekeras ini di setiap pertandingan."
"Barcelona memang secara teori telah menjadi juara La Liga, tapi harus diingat - ini hanya secara teori."
Saat mengucapkan ini, Yang Chengzhuo tiba-tiba tertawa getir, "Jika bicara teori, mustahil kami mengalahkan Roma 8-0, bukan?"
Banyak wartawan yang hadir tertawa terbahak-bahak. Spalletti terlihat canggung.
"Yang dimaksud dengan teori adalah berdasarkan catatan kehilangan poin Barcelona di 25 pertandingan sebelumnya musim ini, mereka seharusnya tidak akan kehilangan terlalu banyak poin di 13 pertandingan terakhir. Tapi yang ingin saya katakan, sepakbola tidak bisa dianalisis hanya dengan teori. Siapa yang menyangka Barcelona akan kalah 1-3 dari Liverpool di Stadion Camp Nou sendiri, lalu kembali kalah 0-2 di Anfield, mengalami Double Kill dari The Reds, bukan?"
Banyak yang tak henti-hentinya mengangguk setuju di tempat kejadian. Pertarungan antara juara dan runner-up musim lalu ini memang di luar dugaan, karena Barcelona benar-benar tidak menunjukkan kemampuan bertarung yang memadai di hadapan Liverpool.
"Karena itu, saya harap semua orang paham bahwa dalam 13 pertandingan mendatang, segala kemungkinan bisa terjadi. Barcelona hanya unggul secara teori, dan hanya dalam persepsi kalian semua yang menganggap mustahil bagi kami untuk membalikkan keadaan. Tapi sebenarnya bisakah kita melakukannya? Siapa yang tahu? Siapa yang berani menjamin?"
Tidak ada yang bisa membantah Yang Cheng saat ini, karena memang tak ada yang berani mengatakan Real Madrid pasti tidak mampu.
"Tapi, Tuan Yang Cheng, dalam sejarah La Liga, belum pernah ada tim yang berhasil membalikkan selisih 12 poin dengan sisa 13 pertandingan untuk menjadi juara."
Tak disangka, setelah mendengar ini Yang Cheng menggelengkan kepala, "Tidak, tidak, tidak! Ini 14 pertandingan untuk membalikkan 14 poin!"
Seluruh wartawan awalnya bingung, tapi segera mereka teringat: sebelum pertandingan ke-25 Liga, Real Madrid memang tertinggal 14 poin dari Barcelona. Di pertandingan ke-25, mereka berhasil memangkas 2 poin, menyisakan selisih 12 poin.
Meski Yang Cheng sedang mempermasalahkan kata-kata, harus diakui frasa "14 pertandingan vs 14 poin" lebih efektif menyemangati tim. Ini menunjukkan serangan balik habis-habisan Real Madrid baru dimulai, sementara Barcelona sudah kehilangan 2 poin. Jika Barcelona saja bisa kehilangan poin, apa lagi yang mustahil?
Situasi yang dihadapi Yang Chengzhuo sekarang jauh lebih sulit dibandingkan masa kepelatihan Capello di kehidupan sebelumnya, namun kemenangan telak atas Roma dalam pertandingan ini jelas akan menyemangati tim. Kuncinya terletak pada kemampuan Yang Chengzhuo mempertahankan semangat ini.
Seperti yang dijelaskannya kepada para pemain, Real Madrid kini sudah tidak punya pilihan lain. Mereka bagaikan berdiri di tepi jurang, hanya bisa bertarung habis-habisan tanpa ampun.
Hasil akhirnya bagaimana? Siapa yang tahu?
