Relatif terhadap operasi transfer Real Madrid yang tersembunyi, AC Milan terlihat lebih terbuka.
Mereka pertama-tama menghubungi Diarra yang membela Lyon, berharap menggunakan Diarra untuk memperkuat ketebalan lini tengah tim. Namun Ollyes sang vampir terkenal sulit dibujuk - tanpa menawarkan harga fantastis dan ketulusan yang cukup, mustahil mendapatkan Diarra.
Sekali gus, Milan menugaskan staf khusus pengintai tim untuk mengawasi Ronaldinho. Bahkan terdengar kabar Galliani sempat bertemu manajer Ronaldinho usai Derby Abad, pertanda Pertarungan Transfer Musim Panas telah dimulai lebih awal.
Pasca kekalahan di Derby Abad, isu reorganisasi Barcelona pun dihype habis-habisan. Beredar rumor kuat bahwa Rijkaard pasti turun jabatan setelah musim berakhir, dengan pelatih pengganti yang sangat mungkin berasal dari Belanda.
“Louis van Gaal, Ronald Koeman, Adriano Galliani semuanya termasuk kandidat terpanas, tapi ada juga yang menyebut Mourinho. Namun siapa pun tak paham sebenarnya apa yang terjadi.”
Yang Chengzhuo duduk di restoran Valdebebas menikmati sarapan sambil mengawasi koran yang penuh rumor transfer yang digoreng media. Ia tak menyangka isu transfer tahun ini muncul begitu awal. Tapi saat ini, yang paling dekat dengan Real Madrid adalah Diego dari Werder Bremen. Bahkan beberapa media mengklaim Diego sudah bergabung dengan Real Madrid, hanya belum diumumkan resmi.
“Aku sendiri tak tahu, bagaimana mereka bisa tahu?” Yang mengulurkan koran itu ke Fernando Redondo yang duduk di hadapannya, bertanya sambil tersenyum. Ia merasa kebanyakan media sekarang cuma menggali sampai akar, sama sekali tidak berdasar.
Redondo menerimanya, mengamati sekilas judulnya lalu menggelengkan kepala dengan senyum getir. Tapi kemudian ia menghela napas, “Para penggemar memang suka menyaksikan hal-hal seperti ini!”
"Keberadaannya sendiri sudah merupakan pembenaran. Jika bukan karena fans suka melihat ini, koran dan media tidak akan berburu melaporkan. Jika fans lebih suka laporan lapangan yang mendalam, pasti setiap pertandingan akan diulas beberapa halaman oleh media dan wartawan."
Sebenarnya ini adalah masalah yang sangat realitas, tidak bisa menyalahkan siapa pun.
"Benar..." Fernando Redondo menyelipkan sepotong roti panggang ke mulutnya, suaranya agak samar-samar, "Kemarin kamu tidak datang menonton pertandingan..."
Yang Chengzhuo mengangguk, "Kemarin aku ke Italia menyaksikan Derby Milan, sekalian melakukan observasi terhadap Kaká, bahkan sempat bertemu langsung."
Hal ini sebenarnya sudah diketahui pihak klub, jadi sama sekali bukan rahasia, hanya beberapa wartawan luar yang suka menggali sampai akar-akar rumput.
"Kita menang atau kalah?" tanya Yang Cheng sambil tersenyum.
"Menang!" kata Fernando Redondo sambil tertawa lebar. "Tim Michel luar biasa, mengalahkan Ecija 6-0. Sepanjang pertandingan seperti ngebully newbie. Negredo dan Bueno masing-masing mencetak dua gol, sementara Parejo, Callejon, Jurado dan pemain muda lain tampil menakjubkan. Bahkan Canales yang dibawa sistem pengintaian dari Racing Santander, anak-anak muda ini sekarang bermain lebih agresif daripada tim utama."
Redondo memiliki ikatan emosional yang dalam dengan Real Madrid. Terhadap performa menonjol pemain muda Tim Dua, sikapnya lebih menunjukkan kebahagiaan dan sukacita.
Yang Chengzhuo tetap mengangguk. Canales direkomendasikan sistem pengintaian. Setelah berdiskusi dengan Michel, pelatih kepala Castilla, mereka memutuskan membawa remaja 15 tahun itu ke Valdebebas. Awalnya dia hanya di tim U-level, tapi di tengah musim dipromosikan ke Castilla oleh Michel.
Michel yang dimaksud adalah Michel Gonzalez dari generasi La Quinta del Buitre Real Madrid dulu. Setelah meninggalkan Real Madrid, di momen genting musim 2008/2009 ia mengambil alih Getafe dan memimpin tim bertahan dari degradasi. Pada season kedua, Getafe diubahnya menjadi tim elite La Liga yang meraih prestasi sejarah terbaik klub yaitu peringkat 6 liga.
Karena mengetahui rekam jejak kepelatihan Michel, Yang Chengzhuo secara khusus meneliti kondisi terkini Michel. Ditemukannya mantan gelandang artistik anggota La Quinta ini pada 2005 mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai komentator sepakbola untuk melatih Rayo Vallecano di liga tingkat tiga Madrid, namun gagal mempromosikan timnya.
Mendengar harapan Yang Chengzhuo agar dia mengambil alih Castilla, bagi Michel ini jelas merupakan sebuah peningkatan. Sebab Castilla adalah tim La Liga 2, dan dalam percakapan dengan Yang Cheng, Michel menemukan banyak kesamaan konsep sepakbola di antara mereka. Selain itu, Yang Cheng telah melukiskan gambaran untuk menciptakan sistem terpadu antara tim utama Real Madrid dan akademi pemuda.
Dalam situasi seperti ini, Michel hampir tidak menunjukkan keraguan. Dia meninggalkan Rayo Vallecano dan mengambil alih Castilla.
Di musim ini, Yang Cheng juga memberikan biaya transfer yang cukup kepada Castilla, memungkinkan Michel merekrut sejumlah pemain usia sesuai yang berkualitas. Hal ini memperkuat kemampuan tempur menyeluruh Castilla, ditambah dengan kehadiran pemain seperti Negredo dan Xavi García yang berlatih bersama tim utama namun tetap bisa bermain untuk tim muda. Secara keseluruhan, kemampuan tempur Castilla benar-benar luar biasa.
“Duo gelandang yang terdiri dari Parejo dan Canales telah menyuntikkan gen seni ke dalam Castilla. Operan dan teknik keduanya sangat menonjol, mereka adalah orang cerdas yang bermain dengan kepala, sangat layak dilatih.” Redondo memuji anak-anak muda di Castilla.
“Di Stéfano juga menyaksikan pertandingan ini. Dia sangat mengagumi Parejo dan Canales, menganggap mereka sebagai dua pemain dengan teknik terbaik di tim Real Madrid saat ini, masa depan tak terbatas!”
Yang Chengzhuo tersenyum, “Setelah menang pertandingan ini, peringkat Castilla sepertinya naik ke 7 ya?”
“Ya, peringkat 7!” Redondo tersenyum.
Saat ini La Liga 2 memiliki 22 tim, Castilla berada di peringkat 7. Artinya, mimpi buruk degradasi Castilla di musim ini seperti kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo tidak akan terjadi lagi. Meski harus mematuhi batasan usia pendaftaran tim B di La Liga 2, pemain muda bisa mendapatkan lebih banyak latihan pertandingan profesional yang bernilai tak terukur bagi sistem pelatihan remaja.
"Omong-omong, di mana tim B Barcelona sekarang?" Yang Chengzhuo bertanya sambil tersenyum. Castilla adalah satu-satunya tim persiapan di La Liga 2 musim ini, sementara lainnya adalah tim utama klub profesional, menunjukkan sulitnya prestasi Castilla.
"Jika tim B Barcelona juga bisa promosi ke La Liga 2, nanti Real Madrid bertemu Barcelona di tim utama (El Clásico), sementara Castilla bertemu tim B Barcelona di La Liga 2 (Mini Clásico). Suasana pertandingannya pasti akan jauh lebih menarik!"
Sayangnya, sekarang Tim Dua tidak bisa ikut Piala Raja lagi. Kalau tidak, Yang Chengzhuo sangat berharap bisa menyaksikan pertemuan epik antara Tim Satu Real Madrid vs Tim Dua Real Madrid seperti di final Piala Raja 1980, pasti akan menjadi momen yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Masih jauh panggang dari api!" Redondo tertawa terbahak-bahak, nada bicaranya sarat dengan ironi dan sindiran.
Yang Cheng juga tersenyum kecut. Tapi ingatannya pada Castilla membuatnya melanjutkan, "Mulai sekarang kita harus menyusun strategi stabil untuk membantu Castilla bertahan di La Liga 2. Selain tetap mempertahankan intensitas investasi akademi sepak bola, setiap season juga harus memberikan suplemen yang memadai untuk tim ini."
Sebagai tim cadangan Real Madrid, Castilla di La Liga 2 dibatasi usia pemainnya: maksimal 25 tahun dan harus pemain Eropa. Untuk transfer pemain antara tim utama dan cadangan, ada dua syarat: pemain di bawah 23 tahun atau pemain di bawah 25 tahun yang sudah menandatangani kontrak profesional.
Setelah memahami aturan yang berlaku ini, strategi rekrutmen Castilla pun menjadi jelas: merekrut pemain muda di bawah 23 tahun yang memiliki kewarganegaraan Uni Eropa.
Tentu saja, Yang Chengzhuo tidak akan secara absurd mengubah para pemain akademi Real Madrid menjadi bakat-bakat masa depan seperti yang ia ketahui - itu sama sekali tidak bermakna. Ia lebih menekankan pengembangan pemain akademi sendiri, baru kemudian melakukan rekrutmen tepat untuk memperkuat kekuatan tim.
"Sayangnya, jika Castilla bisa lolos ke La Liga, pasti luar biasa!" keluh Fernando Redondo sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo hanya tersenyum tanpa menjawab, lalu melirik jam tangannya. "Sudah waktunya berangkat!"
Sarapan ditambah obrolan mereka berlangsung lebih lama dari biasanya - sebuah pengecualian bagi Yang yang sangat menghargai ketepatan waktu.
……
……
Karena masih menggunakan jadwal latihan musim dingin, sesi pelatihan pertama di pagi hari dimulai pukul 9:30. Namun sebenarnya, sekitar pukul 8, klub sudah mulai kedatangan pemain - kebanyakan yang cedera seperti Thuram. Pemain cedera diwajibkan datang satu jam lebih awal ke klub.
Selain pemain, tim pelatih juga tiba di Valdebebas sebelum pukul 8. Mereka harus mempersiapkan segala sesuatu di lapangan latihan terlebih dahulu, dan setelah latihan selesai, mereka pulang lebih akhir daripada para pemain.
Menjelang pukul 9, hampir semua pemain sudah tiba di lapangan latihan. Setibanya di basis pelatihan, mereka langsung menuju ruang ganti untuk berganti baju, lalu melakukan pemanasan di lapangan. Ini karena kebiasaan Yang Chengzhuo yang langsung memulai latihan tepat waktu, dengan setiap sesi berdurasi 90 menit.
Tapi hari ini, saat para pemain tiba di ruang ganti, mereka menemukan papan jadwal pertandingan berukuran besar yang ditempelkan oleh tim pelatih di pintu masuk koridor. Dari atas ke bawah tercantum 12 lawan La Liga yang akan dihadapi Real Madrid dan Barcelona selanjutnya.
Dari 12 lawan Real Madrid di La Liga, terdapat tim lemah seperti Tarragona hingga lawan tangguh seperti Valencia, Athletic Bilbao, Sevilla, dan Deportivo La Coruña. Secara keseluruhan, 12 lawan putaran berikutnya Real Madrid jauh lebih kuat dibanding Barcelona.
Di bagian belakang pertandingan putaran ke-38 liga melawan Mallorca, terpampang piala La Liga hasil editan komputer PS. Jelas ini menyampaikan pesan bahwa target tim adalah gelar juara La Liga.
Setelah berganti pakaian, di area latihan sudah menunggu anggota tim pelatih yang membimbing pemanasan pemain sambil membantu memecahkan masalah teknis. Suasana lapangan latihan pun semakin ramai.
Yang Chengzhuo yang biasanya selalu datang tepat waktu, hari ini justru lebih awal dari biasanya. Ketika para pemain melihatnya mendekat, mereka bersiap antri namun dihentikannya dengan isyarat agar semua kembali ke aktivitas masing-masing.
"Sepertinya liburan sehari kalian nggak mulus ya!" ujar Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
Beberapa pemain tak bisa menahan tawa. Kerinduan yang menggelayut di hati membuat bersenang-senang pun tak nikmat.
"Aku suka sikap kalian seperti ini!" Sang pelatih mengangguk memberi pujian, "Hanya orang yang punya rasa tanggung jawab bisa mencetak prestasi gemilang."
Para pemain yang sedang pemanasan atau lari di tempat, kini mengalihkan perhatian ke arah pelatih setelah mendengar ucapannya.
"Aku yakin kita semua ingin menang dan benci kalah. Itu sebabnya di pintu masuk saluran ruang ganti kupasang pengumuman - 12 lawan berikut tak boleh diremehkan. Setiap pertandingan harus dimainkan dengan seluruh tenaga. Entah bagaimana akhirnya nanti, tapi aku percaya kita pasti akan menang di akhir!"
Berhenti sejenak, Yang Chengzhuo berbalik menghadap gedung pelatihan. Pemain-pemain di sekelilingnya yang hampir selesai pemanasan mulai berkumpul mendekat. "Barcelona saat ini punya banyak masalah. Taktik mereka sudah terbaca, banyak tim akan menemukan cara untuk menahan mereka. Ada konflik internal antar pemain, Rijkaard sedang menghadapi krisis kepercayaan..."
"Semua faktor ini menjadi keunggulan terbesar kita. Kita tidak bisa mengharapkan Barcelona membuat kesalahan terus-menerus. Itu tidak realistis, bagaikan mimpi di siang bolong. Tapi jika kita terus mengejar dan memberikan tekanan kuat, kesalahan mereka akan menjadi hal yang wajar."
"Kalian harus paham! Masih ada 3 bulan tersisa dalam Liga. Segala sesuatu mungkin terjadi selama ini. Sebagai pengejar, kita harus berusaha lebih keras daripada pemimpin klasemen, memberikan tekanan lebih besar, memaksa mereka melakukan kesalahan - membuat mereka TIDAK BISA TIDAK melakukan kesalahan!"
Para pemain mulai berkumpul mengelilingi Yang Chengzhuo. Setiap orang berhenti dengan penuh keseriusan, jelas-jelas sedang mencoba mengingat erat setiap kata yang diucapkan pelatih.
"Kalian harus mengingat satu hal: Lawan tidak akan memberikan kemenangan secara cuma-cuma. Gelar juara tidak akan diserahkan dengan santun. Semua ini harus kita rebut sendiri!"
"Gulingkan semua musuh yang menghalangi jalan! Piala akan jatuh ke genggaman kita!"
Usai berpidato, Yang Chengzhuo menepuk keras kedua telapak tangannya sebagai isyarat dimulainya sesi latihan.
……
……
Meski ini sesi latihan pertama setelah masa istirahat, Yang Chengzhuo tetap mempertahankan pola latihan intensitas tinggi untuk persiapan fisik dan penyesuaian kondisi pemain.
Dimulai dengan latihan pemulihan stamina, dilanjutkan latihan dasar membawa bola dan koordinasi passing. Setelah pemain mulai panas, barulah dimulai bagian inti: simulasi pertandingan antar kelompok yang sudah dibagi.
Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala yang suka terus menekankan dan menanamkan konsep selama pelatihan. Meskipun dia juga mengadakan rapat dan membagikan rekaman video kepada pemain, sebenarnya sebagian besar upayanya lebih fokus pada komando dan koordinasi di lapangan latihan.
Dalam dua pertandingan terakhir yang menggunakan strategi memajukan garis pertahanan (pertahanan tinggi), Real Madrid telah merasakan manisnya kemenangan. Oleh karena itu, Yang Chengzhuo berencana untuk terus mempertahankan taktik permainan ini, mengingat ini adalah idealisme permainan yang diidamkannya. Dia selalu yakin bahwa kombinasi gelandang bertahan Xabi Alonso atau David Beckham dengan Mascherano akan bersinar maksimal dalam sistem pertahanan tinggi.
Inti dari pertahanan tinggi terletak pada bagaimana pemain di tiga garis (pertahanan, tengah, serang) membentuk tekanan ke depan, baik melalui pressing satu lawan satu, maupun memanfaatkan keunggulan jumlah personil di area tertentu akibat majunya garis pertahanan. Dengan kata lain, ini adalah taktik memaksimalkan keuntungan kuantitas melalui situasi "banyak lawan sedikit".
Media luar saat ini menjuluki gol spektakuler setelah 13 operan dalam pertandingan Real Madrid vs Barcelona dengan berbagai frasa pujian seperti "klasik" dan "megah". Namun Yang Chengzhuo sendiri tidak puas, karena ini membuktikan Madrid masih belum bisa memenuhi permintaannya.
Sepakbola modern sedang bergerak ke arah asimilasi besar. Baik aliran teknologi Latin, pertahanan ala Italia, taktik tenaga Nordik, maupun gaya bermain menyeluruh Jerman—semua aliran ini perlahan saling melebur. Sulit dibedakan lagi batasan spesifik masing-masing aliran.
Yang mendukung asimilasi ini adalah konsep pergerakan tanpa bola yang selalu ditekankan Yang Chengzhuo.
Semakin banyak pergerakan tanpa bola, semakin banyak kesempatan tercipta. Jalur oper semakin beragam, kecepatan sirkulasi bola di kaki pemain semakin tinggi. Di lapangan, ini terwujud sebagai irama serangan dan pertahanan yang semakin cepat—bahkan terus bertambah kencang.
Chelsea-nya Mourinho dan Barcelona bisa dibilang dua taktik permainan yang sama sekali berbeda.
Barcelona fokus pada pengendalian bola, menekankan koordinasi, menggunakan operan pendek yang lebih aman dengan tingkat kesuksesan tinggi, mayoritas masih operan melintang dan pengembalian, memastikan rasio penguasaan bola, serta memampatkan tiga garis utama menjadi sangat kompak hampir kedap udara, memaksimalkan keunggulan jumlah personil di area lokal. Keuntungan taktik ini adalah rasio penguasaan bola tinggi karena artinya waktu lawan memegang bola sedikit, kesempatan menciptakan ancaman juga minim.
Tapi kekurangannya juga jelas: enggannya melakukan operasi berisiko membuat pertandingan terasa mekanis. Saat melawan tim lemah mungkin belum terasa, tapi begitu menghadapi tim kuat—terutama yang memiliki tekanan kuat dan pergantian serangan/pertahanan cepat—sering muncul situasi dimana begitu mendapat bola, baru menyebarkan dua operan, lawan sudah menyusun pertahanan rapi.
Siapa pun tahu, menghadapi suasana seperti ini, serangan berikutnya akan menjadi sangat sulit dikalahkan, hampir setiap kali menemui tembok baja, dan akhirnya berubah menjadi hasil akhir: rasio penguasaan bola tinggi tapi tak bisa dikonversi menjadi gol.
Tim Yang Chengzhuo selalu menekankan pergantian serangan dan pertahanan. Inilah alasan penting mengapa dia bisa terus mengendalikan Barcelona.
Chelsea adalah ekstrem lainnya yang menekankan penguasaan ruang. Mereka biasanya bertahan di area tertentu - Juventus mempertahankan lini belakang-tengah, sedangkan Chelsea di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo memiliki lini tengah yang sangat kuat dengan area pertahanan luas, tidak mengejar penguasaan bola, mengosongkan lini tengah-depan untuk memancing lawan menyerang, lalu merebut bola dan langsung beralih dari bertahan ke menyerang.
Tim jenis ini biasanya memiliki transisi serangan-pertahanan yang sangat cepat. Umpan serangan mereka didominasi umpan terobosan dan umpan jauh, menggunakan pasukan minimal untuk mengguncang pertahanan lawan yang belum terbentuk sempurna dalam waktu singkat, sehingga menciptakan ancaman.
Untuk taktik yang terakhir ini, tidak ada yang bisa menyebut mereka tradisional, ini murni perbedaan pendapat dalam konsep taktik, tidak ada hubungannya dengan sifat konservatif atau aktif.
Jika diwujudkan dalam pertahanan, Barcelona pada detik kehilangan bola, hal pertama yang dilakukan seluruh pemain bukanlah reposisi, melainkan langsung melakukan pressing lokal. Pemain terdekat segera membentuk lapisan-lapisan kepungan, memblokir rute operan pemegang bola, berjuang mati-matian merebut kembali bola secepat mungkin. Pada momen ekstrem bahkan rela mengorbankan organisasi pertahanan demi merebut kembali bola.
Sementara Chelsea dan Juventus memiliki pendekatan bertahan yang berlawanan. Prioritas utama mereka adalah segera kembali ke posisi semula, memastikan kontrol efektif di area lokal, membentuk pertahanan lapisan-lapisan padat yang mencegah bola masuk ke area 32 meter yang berbahaya.
Namun konsep pertahanan keduanya sebenarnya identik - sama-sama bertujuan mencegah terbentuknya ancaman.
Selama bertahun-tahun ini, taktik Yang Chengzhuo selalu dipelajari banyak orang, tapi pada akhirnya mereka masih belum bisa memahami sebenarnya apa yang dikejar Yang Chengzhuo. Alasannya sederhana: karena bahkan Yang Chengzhuo sendiri masih dalam proses eksplorasi bertahap.
Dia bagaikan seekor ikan yang berkeliaran di antara kendali bola dan wilayah kontrol. Sistem pertahanannya mencakup pressing depan maupun reposisi defensif. Bagi dia, merebut bola bukan tujuan utama, hanya berfungsi untuk memperlambat serangan. Namun dia juga sangat memperhatikan penataan pertahanan, bisa dikatakan dia berusaha memadukan keunggulan kedua sistem sekaligus memperbaiki kekurangan masing-masing.
Ketidakpuasannya terhadap gol yang tercipta dari 13 operan berturut-turut hanya ada satu alasan: tidak memenuhi unsur serangan cepat, tepat, dan keras. Meski memiliki teknik kontrol bola yang halus, kombinasi rute operan panjang-menengah-pendek, serta percobaan terus-menerus operan lurus dan diagonal, tim gagal menampilkan kecepatan dan daya tembus.
Ini terkait kurangnya pemain berkecepatan tinggi di lini depan, juga berkaitan dengan tingkat pemahaman tim saat ini terhadap taktiknya.
Oleh karena itu, dia harus melalui lebih banyak pelatihan agar semua pemain bisa lebih memahami permintaan taktiknya.
Tapi jika ditanya, level seperti apa yang harus dicapai baru bisa disebut sepenuhnya memahami, dia pun tidak tahu, karena dia hanya menggambarkan sebuah gambaran di otaknya, menentukan satu arah, lalu maju ke arah tersebut.
Selama proses ini, dia akan terus menemukan masalah-masalah baru, menyelesaikannya, melakukan penyempurnaan dan perbaikan terus-menerus terhadap seluruh set taktik, hingga akhirnya mendapatkan satu set taktik terbaik yang mampu diwujudkannya.
