"Raúl García mengoper ke Forlán! Forlán menghadapi pressing Cannavaro, mengembalikan bola. Raúl García tiba-tiba melepas tembakan jarak jauh... Bahaya!"
Dengan rintihan tertekan dari komentator, seluruh Stadion Santiago Bernabéu serempak mengeluarkan desisan tegang, jelas para fans Real Madrid di tribun terkejut melihat tendangan jarak jauh dadakan Raúl García.
Tapi Casillas dengan kokoh mempertahankan posisinya, mantap menyergap bola dalam pelukannya. Tembakan Raúl García lebih mirip operan balik untuk kiper, sudut tendangannya terlalu frontal dengan kekuatan dinamis yang minim.
"Setelah serangan gencar di fase opening yang menghasilkan 2 gol ke gawang Atletico, ritme permainan Real mulai melambat. Klub tetangga ini mulai menciptakan beberapa peluang berbahaya - tendangan kedua Raúl García dalam 5 menit terakhir ini tetap belum bisa menggoyang pertahanan El Real."
Sambil berbicara, Atletico Madrid melancarkan serangan balik dari sayap kiri. Reyes menguasai bola di depan wilayah terlarang sebelah kiri dengan posisi menyamping, berusaha berbalik untuk langsung menghadap gawang. Namun Pepe tiba-tiba maju merebut, menggunakan tubuhnya untuk menghalangi pergerakan Reyes.
Begitu kontak fisik terjadi, terlihat Reyes sempoyongan akibat dorongan tubuh Pepe. Terpaksa mengejar bola yang lepas, ia mengoper kembali ke Raul Garcia di belakang. Tapi Mascherano sudah menghadang di depan gelandang Spanyol itu dengan cepat.
"Pepe, bek tengah yang baru masuk timnas Portugal, kemampuan fisiknya benar-benar luar biasa!" puji komentator. "Meski dari segi teknik dan pengalaman belum setara Cannavaro, kecepatan dan agresivitasnya sangat menonjol."
Sedang berbicara, seolah Reyes sedang mengeluh sesuatu pada Pepe, tapi bek tengah Portugal ini menoleh, melototi Reyes, langsung membuat sayap Spanyol itu tak berani berbicara, penuh aura seperti harimau mengaum.
"Wah, ini benar-benar jenderal tangguh!" komentator langsung tertawa, "Baru saja bersentuhan ringan dengan Reyes, Reyes hampir limbung. Ini membuktikan kemampuan fisik Pepe sangat hebat. Keluhan Reyes malah membuat Pepe melototi. Entah apakah sekarang Reyes merasa merinding?"
"Konon Pepe sudah mengenal pelatih kepala Real Madrid saat ini, Yang Chengzhuo, sejak sepuluh tahun lalu. Dulu saat Yang Chengzhuo ke Brasil mencari pemain asing untuk 1. FC Kaiserslautern, dia menemukan Deco, sekaligus bertemu Pepe di tim yang sama. Saat itu Pepe baru 12 tahun, tapi sudah menjadi bos di tim. Yang Chengzhuo langsung tertarik padanya."
"Tapi kemudian Pepe tidak memenuhi janji datang ke Eropa mencari Yang Chengzhuo. Alih-alih, dia memilih bermain di Portugal dan semakin bertanding semakin gemilang. Akhirnya saat musim panas musim ini setelah Yang Chengzhuo mengambil alih Real Madrid, dia akhirnya berhasil menjadi pemain bawah komando Yang Chengzhuo. Mungkin ini akan menjadi episode baru yang legendaris dalam sejarah sepakbola!"
"Tapi kita semua bisa melihat kemampuan fisik Pepe yang luar biasa. Dia juga tipe pemain penuh gairah yang sangat disukai Yang Chengzhuo. Bukan hanya dia, Marcelo, Ramos, Mascherano - semuanya adalah pemain dengan gairah bertanding yang menggebu. Yang Chengzhuo pernah berkata, daya tarik pertandingan sepakbola justru terletak pada keseimbangan antara rasionalitas dan gairah dalam permainan ini."
Begitu mengucapkan ini, kebetulan terlihat Marcelo sekali lagi menggiring bola maju ke depan. Komentator langsung tertawa terbahak-bahak.
"Bek Brasil yang dijebol seperti saringan oleh Navas ini terlihat sama sekali tidak melakukan introspeksi diri. Seolah-olah dia sama sekali tidak mengalami pertandingan bencana melawan Sevilla, tetap aktif dalam serangan, tetap percaya diri tanpa gentar. Performanya dalam pertandingan ini sangat energik. Koordinasi dengan David Silva dalam meredam sayap kanan Atletico sangat sukses."
Terlihat Marcelo menerobos masuk, membentuk koordinasi dengan David Silva. Namun pertahanan Atletico sudah condong ke kiri. Setelah menyelesaikan gerakan one-two dengan Silva, dia turun ke garis bawah dan melakukan crossing akurat ke titik belakang.
Ramos menerobos dengan kecepatan penuh dari sayap kanan, masuk ke wilayah terlarang Atletico, melompat tinggi dan menyundul bola ke gawang. Namun tendangan dihalau Franco menggunakan tangan ke luar garis, berubah menjadi tendangan sudut untuk Real Madrid.
"Umpan silang ini massa-nya sangat tinggi! Ramos tidak menyambut dengan baik, kalau tidak pasti sudah terwujud!" puji komentator langsung.
Marcelo dengan wajah kesal menepuk dahinya sendiri ke arah Ramos, memberi isyarat bahwa dia seharusnya menggunakan dahi untuk mencetak sudut. Yang terakhir menggerakkan tangan dengan kuat, jelas menunjukkan ketidaksabaran karena gagal mencetak gol, tapi tetap mengacungkan ibu jari ke Marcelo.
Bagaimanapun juga murid Beckham, dari awal pertandingan hingga sekarang, jika beberapa crossing akuratnya tidak menghasilkan satu pun yang berbahaya, bukankah itu akan mencemarkan nama sang mentor?
Memang benar Marcelo kini terus-menerus berdiskusi dengan Beckham tentang tips rahasia crossing, berlatih dengan semangat. Mullenstein dan Moniz juga memberi petunjuk cara memaksimalkan keunggulannya dalam pertandingan, seperti crossing berkualitas tadi yang baru saja dilakukan.
“Sejak awal pertandingan hingga sekarang, Atletico Madrid meski bermain tidak defensif, namun terus ditekan erat oleh Real Madrid. Aguirre tampaknya juga tak punya banyak cara mengatasi ini, mengingat keunggulan menyeluruh Real Madrid yang masih jauh lebih dominan. Tim ini sejak awal sudah melancarkan serangan beruntun tanpa henti, terus-menerus menciptakan peluang tembakan.”
“Terlihat jelas bahwa transformasi Yang Chengzhuo terhadap Real Madrid bahkan lebih maju dibanding musim lalu. Baik kreativitas lini tengah maupun variasi taktik serangan tim, semuanya tampak semakin beragam. Setelah Ramos ditempatkan di sayap kanan oleh Yang Chengzhuo, kemampuan ofensifnya benar-benar tersalurkan maksimal, menunjukkan performa yang sangat aktif.”
“Kedatangan Kaká tidak hanya mempercepat tempo serangan lini depan Real Madrid, tetapi juga membentuk kesinambungan dengan Xabi Alonso di belakangnya. Keduanya membentuk poros inti depan-belakang, terus mengalirkan peluang tanpa henti, membuat lini tengah-depan Real Madrid dipenuhi vitalitas yang menggebu.”
Jika Xabi Alonso adalah organisator tetap yang bertengger di depan pertahanan Real Madrid, maka posisi Kaká jauh lebih mengambang rapuh.
Bintang top Brasil ini memiliki pola pergerakan yang luar biasa. Karena sebelumnya pernah bermain sebagai gelandang serang di AC Milan, dia sangat paham cara mencari celah di garis pertahanan lawan, kapan harus memberikan dukungan untuk rekan setim di belakangnya, serta bagaimana membantu rekan-rekannya. Yang lebih langka, beberapa umpan Kaká terlihat sangat murah hati tanpa menunjukkan sifat individualistis layaknya pencetak gol.
Performa buruknya dalam beberapa laga melawan Sevilla terutama disebabkan oleh tidak terbentuknya hubungan efektif antara Kaká dengan Xabi Alonso di belakangnya. Hal ini membuat keduanya mudah terisolasi saat menghadapi tekanan lawan selama pertandingan.
Melalui proses pelatihan selama seminggu penuh, Yang Chengzhuo terus-menerus mengingatkan kedua pemain untuk menjaga jarak optimal yang memungkinkan koordinasi efektif. Upaya ini berhasil membuka organisasi lini tengah dan mengorkestrasi serangan Real Madrid dalam pertandingan kali ini.
Banyak orang mengabaikan kemampuan passing Kaká karena terkesan dengan dribel dan kemampuan mencetak golnya. Padahal, teknik umpan dan pandangannya sebagai gelandang serang yang sering menerobos termasuk kategori sangat menonjol. Terutama pembagian bola setelah menggiring cepat dan umpan terobosan, bisa disebut sebagai senjata pamungkas lain yang membuatnya terkenal.
Setelah melalui beberapa pertandingan pemanasan sebelumnya, termasuk dua leg Piala Super melawan Sevilla, Yang Chengzhuo memberikan saran kepada Kaká: begitu momentum tepat tiba, kurangi menggiring dan perbanyak mengoper!
Untuk pemain level Kaká, soal kapan harus melakukan serangan mendadak, sampai posisi mana harus menerobos, kapan harus mengoper ke rekan, ke area mana bola diarahkan, dan sebagainya—sejujurnya tidak perlu pelatih kepala memberi tahu. Mereka sudah punya pemahaman sepakbola milik sendiri yang menjadi kunci kesuksesan menjadi bintang top.
Oleh karena itu, Yang Chengzhuo memberikan kebebasan mutlak pada transformasi Kaká. Dia tidak memaksakan permintaan apapun, satu-satunya saran adalah "sedikit menggiring lebih banyak mengoper". Dalam beberapa percakapan, dia memberikan usulan arah transformasi seperti memperluas cakupan aktivitas diri, lebih banyak membantu, dan terlibat dalam organisasi lini tengah tim.
Tapi poin paling sering ditekankan Yang adalah: "Pertahankan semaksimal mungkin kelebihan asli kalian!"
Harus diakui, setelah bergabung dengan Real Madrid, saran dan bimbingan tim pelatih banyak membantu Kaká. Setidaknya dalam pertandingan ini, pada 30 menit babak pertama dia sudah memberikan 6 umpan ke wilayah terlarang - hal yang sangat langka di masa lalu. Umpanannya cepat dengan presisi tinggi.
Namun ini bukan fungsi taktis terbesar Kaká. Dalam sistem taktik Yang, peran utama orang Brasil ini tetaplah pergerakan ofensif dengan dribel berkecepatan tinggi.
Seperti momen ini, saat pertandingan memasuki menit ke-34, Xabi Alonso memberikan umpan terobosan ke kaki Kaká. Maniche yang semula mengikuti pergerakan mundur Kaká tetap bergerak mundur, bersiap memblokirnya dari belakang.
Namun orang Brasil itu mengontrol bola dengan kaki kanan, menghentikannya ke kiri, lalu menarik dengan kaki kiri sehingga seluruh tubuhnya berputar.
Maniche menyapu bola, tapi Kaká justru menendang ke depan. Meski kedua kakinya tersandung oleh Maniche hingga sempoyongan, dia tak terjatuh. Dalam sekejap, dia memaksakan kecepatan maksimalnya.
Kaká yang membawa bola dengan kecepatan tinggi langsung meninggalkan Raúl García yang sedang mundur bertahan, menerjang ke depan wilayah terlarang Atletico. Dengan kepala terangkat, dia menghalangi Raúl García menggunakan raganya, membuat gelandang Spanyol itu hanya bisa mengikuti dari belakang. Pereya yang ragu sejenak akhirnya memutuskan maju merebut bola.
Pertahanan Atletico Madrid menyusun pertahanan dengan bagus. Setelah Pereya maju merebut, Peña langsung merapatkan formasi. Ini awalnya untuk memberi tambahan posisi Pereya, mengantisipasi jika Pereya tertembus lawan. Namun saat Peña bergerak, Kaká langsung membagi bola dari depan area penalti ke sisi kanan kotak penalti.
Pada saat Kaká tiba-tiba meningkatkan kecepatan dan melakukan dribel cantik, seluruh sistem pertahanan Atletico sudah kacau. Di sayap kanan tidak ada yang menjaga Ramos yang menerobos dengan cepat. Setelah masuk ke area penalti, di sisi kanan, Ramos menerima operan Kaká, menghentikan bola, menyesuaikan posisi, lalu melepaskan tembakan keras yang berhasil diselamatkan Franco ke luar garis gawang.
Harus diakui, dari putaran melepaskan diri, dribel cantik, hingga operan terukur, seluruh proses yang dilakukan Kaká benar-benar tak tertandingi. Semua menunjukkan kekuatan magis seperti Avatar Surgawi yang dimilikinya di AC Milan musim lalu. Satu-satunya titik kurang sempurna hanyalah tembakan terakhir Ramos.
Jika bek Spanyol langsung menembak berani, dengan sentuhan tepat, tendangan ini pasti masuk. Tapi dia malah mengontrol bola dulu, menyesuaikan posisi, baru menembak. Pada akhirnya, ini karena koordinasi langkahnya kurang terkendali, memaksanya harus melakukan penyesuaian terakhir - inilah kelemahan Ramos yang bukan penembak jarak jauh profesional.
Seluruh proses ini membuat Yang Chengzhuo di pinggir lapangan marah sekali sambil menunjuk Ramos sambil berteriak. Sang bek Spanyol malah mengacungkan jempol ke Kaká, tapi tak bisa menyembunyikan kecanggungannya. Jelas terlihat dia merasa malu melewatkan peluang emas di depan gawang sendiri, bahkan sampai agak malu mengingat umpan indah Kaká.
"Dulu ada Didier Drogba, sekarang ada Ramos!" Paulus Bayer tertawa lebar.
Dulu Drogba juga sering menyia-nyiakan peluang gol bagus seperti Ramos kali ini. Setiap kejadian seperti ini selalu membuat Yang Chengzhuo meledak amarahnya. Siapa sangka, sekarang striker asal Pantai Gading itu justru menjadi penyerang tengah top kelas dunia.
……
……
Uplah membagi bola setelah terobosan baru saja, membuat Kaká menghasilkan sorak-sorai gegap gempita dari seluruh fans Real Madrid di stadion.
Jutaan fans Real Madrid meneriakkan nama Kaká, jelas terhipnotis oleh performa bintang top Brasil ini di pertandingan ini, tapi Kaká masih merasa belum cukup karena dia tahu dirinya bisa lebih baik dan menyelesaikan lebih banyak.
Melihat Marcelo maju ke depan sekali, Kaká aktif menarik diri ke sayap kiri untuk menyambut.
Atletico Madrid langsung membagi tiga pemain untuk pengepungan bersama. Marcelo menendang bola ke depan ke Kaká, lalu lari memotong ke dalam area tengah. Kaká bersandar pada Maxi Rodríguez dengan tubuhnya, dan setelah menyadari Marcelo telah menarik pergi seorang bek lawan, dia bahkan tak sempat melihat jelas siapa sebenarnya yang pergi, hanya fokus satu tujuan ke dalam pertandingan.
Jangan bilang teknik Kaká praktis, tapi saat benar-benar bersenang-senang dengan detail halus seperti menyulam, dia tetap tak samar. Bagaimanapun juga dia berasal dari Brasil.
Terlihat Kaká membopong Maxi Rodríguez dari belakang, di depan Maniche mendekat membentuk kepungan. Kaká tak punya waktu pertimbangan lebih. Bola berpindah dari kaki kanan ke kiri, disentil dengan tumit hingga menembus celah belakang Maxi Rodríguez.
David Silva mundur, melihat Maxi Rodríguez berbalik. Orang Spanyol itu langsung mengembalikan operan tanpa mengontrol bola ke Marcelo yang baru saja memotong ke dalam. Sementara itu Kaká juga sudah berhasil berbalik badan, melesat cepat diagonal menuju wilayah terlarang Atletico Madrid.
Begitu Marcelo menguasai bola, dia tak berlama-lama membawa bola. Dengan satu sentuhan, dia meminjak momentum untuk mengirimkan bola ke depan Kaká.
"Cantik!!" Komentator langsung berteriak melihat pemain Real Madrid memainkan koordinasi tembok beruntun dalam area sempit, "Operan tumit Kaká sungguh memukau! Kerjasama beruntun David Silva dan Marcelo juga tak kalah spektakuler!"
Namun tak ada yang sempat menghiraukan semua ini, karena seluruh proses terjadi dalam sekejap mata. Bahkan banyak fans yang tak sempat melihat jelas apa yang sebenarnya terjadi, hanya menyaksikan bola putih terus-menerus berpindah di atas rumput hijau, hingga akhirnya Kaká membuka jalan dengan pertumpahan darah di tengah kerumunan.
Saat Kaká kembali menguasai bola, dirinya telah mencapai area luar kotak penalti Atletico. Pablo tak punya pilihan lagi, segera melesat keluar dari wilayah terlarang.
Pesepakbola Brasil itu melakukan pemberhentian mendadak, menyentuh bola dengan kaki kanannya sehingga melesat melewati sisi kiri Pablo. Kaká tiba-tiba mengubah arah ke dalam sebelum melakukan percepatan, bertahan mati-matian melewati pressing agresif Pablo.
Seketika itu juga, seluruh tribun Stadion Bernabéu bergemuruh. Semua fans Real Madrid tak kuasa menahan diri untuk tidak berdiri, melengkingkan teriakan histeris ke arah lapangan sambil meneriakkan nama Kaká.
Tapi sebelum nama selesai diteriakkan, Kaká sudah muncul di depan wilayah terlarang Atletico. Di depannya ternyata tidak ada bek lawan. Pereya sedang bersiap menerjang, tapi posisi Villa kurang baik. Akhirnya Kaká memutuskan untuk melepas tendangan sendiri.
Hanya terdengar suara "brak!", Kaká mengayunkan kaki kanannya dengan tembakan keras.
Tembakan jarak jauh Kaká selalu bagus. Depan area penalti adalah zona scoring yang sangat penting baginya. Hampir semua pelatih kepala akan mengingatkan defender mereka: jangan beri kesempatan Kaká untuk melepas tendangan di depan wilayah terlarang.
Franco sudah bereaksi saat orang Brasil itu melakukan breakthrough, tapi tendangan Kaká mengatur langkah dengan presisi. Seluruh tembakan penuh tenaga. Begitu melewati Pablo, langsung dia lepaskan tendangan dengan kecepatan dan momentum tiba-tiba. Upaya penyelamatan Franco seperti tongkat tak mampu menjangkau yang jauh.
Kaká berada di depan wilayah terlarang agak ke kiri, langsung menendang tembakan jarak jauh yang menyasar sisi kanan gawang Atletico Madrid!
“GOALLLLLLLLLLLLLLLL！！！！”
Dengan raungan penjelasan langsung ini, seluruh fans Real Madrid di Bernabeu bersemangat meninggalkan kursinya, mengarah ke bawah tribun menyaksikan bintang top Brasil di lapangan yang mengangkat kedua tangan dengan sikap berdoa.
"Gol yang sangat-sangat cantik!" teriak komentator dengan penuh emosi, "Serangan dimulai dari sayap kiri Real Madrid, koordinasi halus dalam cakupan kecil yang kontinu, ditambah tendangan keras khas Kaká setelah menerobos dengan kecepatan penuh - kembali menembus gawang Atletico Madrid!"
"3-0! Di menit ke-39, Real Madrid menambah keunggulan lewat gol kedua Kaká yang nyaris menjadi hukuman mati bagi Atletico. Serangan Los Blancos benar-benar mumpuni, pertahanan Los Colchoneros sama sekali tak mampu mencegah transformasi pasukan putih yang bagai menghancurkan segala rintangan - seolah wilayah terlarang lawan adalah padang pacuan milik sendiri!"
Para pemain Real Madrid mengelilingi Kaká di sekitar tiang bendera sudut untuk merayakan. Pertandingan ini kini telah sepenuhnya kehilangan suspense. Mustahil bagi Atletico untuk menyamakan kedudukan, apalagi membalikkan keadaan, karena ini adalah markas mereka - Santiago Bernabeu!
Yang Chengzhuo berdiri di ambang lapangan, tersenyum puas menyaksikan performa gemilang anak asuhnya. Ini membuktikan efektivitas persiapan musim panasnya. Setidaknya dalam laga ini, status pemain Madrid secara umum bagus, kesadaran taktis semakin pekat - semua perubahan yang sangat menggembirakan.
"Penampilannya terlihat Tai!" Benitez mendekat sambil tersenyum memuji.
Yang Cheng tentu tahu Benitez sedang membicarakan Kaká, "Ini kan pertandingan resmi pertamanya, mencetak dua gol, bisa dibilang permulaan yang bagus!"
"Kalau kondisi cedera lututnya sudah membaik, ditambah nanti jika Cristiano Ronaldo benar-benar bergabung ke Real Madrid sesuai peta taktis yang kamu gambarkan sebelumnya, seperti apa taktik serangan Real Madrid nanti?" Benitez menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit.
Dia hanya pernah sekilas berdiskusi dengan Yang Cheng, tahu bahwa Yang Cheng punya kerangka taktik serangan yang melibatkan Kaká, Cristiano Ronaldo, Villa dan beberapa penyerang top lainnya. Saat itu terasa sulit, tapi sekarang melihat penampilan Kaká sebagai starter dan serangan Real Madrid yang menghancurkan segala rintangan, Benitez pun dipenuhi harapan.
Tentu saja, harus diakui, kelancaran serangan Real Madrid dalam pertandingan ini sangat dipengaruhi oleh gaya bermain Atletico yang juga lebih mengandalkan serangan ketimbang pertahanan. Hal ini memungkinkan serangan Los Blancos terus menemukan celah.
