"Pada hari kedua setelah Derby Madrid di mana Real Madrid membantai Atletico Madrid 4-0 di kandang sendiri, surat kabar Marca menampilkan headline utama di halaman depan dengan judul mencolok yang mengesankan, [Kelahiran Sempurna Real Madrid!], ditulis langsung oleh pemimpin redaksi Marca Eduardo Inda."
"Dalam laporan ini, pertama-tama mengucapkan selamat kepada Real Madrid yang mendominasi mutlak Atletico Madrid dengan skor 4-0 dalam derby pembuka musim baru, menyatakan bahwa Yang Chengzhuo telah menciptakan kembali estetika sepakbola di Real Madrid. Sepakbolanya penuh efisiensi dan kreativitas, hampir setiap saat terus mengancam gawang Atletico."
"Dengan total 29 tembakan, 14 diantaranya tepat sasaran, namun hanya mencetak 4 gol. Bisa dikatakan performa Franco sangat gemilang, ini mungkin satu-satunya aspek dimana Atletico lebih baik dari Real Madrid. Karena Casillas hampir tidak mengalami ancaman berarti selama pertandingan - hanya 9 tembakan menyedihkan dari Atletico dengan 2 yang mengarah ke gawang, sama sekali tidak menciptakan bahaya."
“Ini jelas merupakan pertandingan Derby paling menggugah darah dalam beberapa tahun terakhir! Kapal perang super Real Madrid yang lama dinantikan akhirnya Kembali! Mereka meluapkan amarah sepanjang pertandingan ke pertahanan Atletico Madrid. Dari sudut pandang mana pun, Los Blancos jelas menenggelamkan lawan.”
“Jika bukan karena sundulan Ramos yang dihalau Franco, jika bukan karena tendangan ambigu David Silva yang kurang kekuatan, jika bukan karena tembakan jarak jauh Xabi Alonso yang meleset tipis, jika bukan karena... Intinya, terlalu banyak diskusi dan penyesalan yang bisa kita bahas dari pertandingan ini.”
“Tapi berbeda dengan biasanya di mana kita selalu menyesali kegagalan meraih kemenangan, laga kali ini justru memberi kita kenikmatan atas gairah kemenangan besar, terutama setelah menyaksikan pertunjukan sepakbola yang begitu megah dan spektakuler.”
"Patut diakui bahwa hubungan Real Madrid dengan fans sempat membeku di musim lalu, karena beberapa fans radikal menyerang keras pelatih kepala. Termasuk Raul, Casillas dan sejumlah fans Madrid lainnya yang terbahak-bahak menyalahkan pendukung. Namun situasi seperti ini musnah total setelah meraih gelar juara liga musim lalu. Dalam pertandingan ini, tim dan fans berjuang bersama selama 90 menit, suasana yang benar-benar mengharukan."
"Kaká adalah rekrutan bintang top tersukses Madrid dalam beberapa tahun terakhir. Dengan waktu adaptasi yang lebih singkat daripada Zinedine Zidane, ia telah menyatu ke dalam sistem taktik Real Madrid. Ia membuat sepakbola Madrid kembali sensual. Dua gol tak terbantahkan menjadi tafsiran terbaik atas kemampuannya. Dengan tujuan melindungi anak buah kesayangan, kita hanya menyaksikan aksi bintang selama satu jam. Kita punya alasan cukup kuat untuk percaya, seiring perbaikan kondisi raga Kaká yang semakin membaik, ia akan memainkan peran krusial yang semakin besar di Madrid."
"Perubahan menggembirakan lainnya adalah Raul. Dengan dukungan dan dorongan Yang Chengzhuo, Raul terlihat menemukan kembali puncak karier profesional keduanya. Meski masuk sebagai pemain pengganti, performanya sama sekali tidak samar. Golnya tetap menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi, pola pergerakannya masih sulit ditebak, dan tendangan gol tersebut menjadi interpretasi terbaik dari ciri khas tekniknya."
"Yang lebih langka, Raul menggunakan semangat profesional dan semangat juangnya untuk menggerakkan rekan satu timnya, membuat 11 pemain di arena pertandingan menemukan kembali keteguhan saat bertanding di Stadion Santiago Bernabéu."
"Ini adalah kandang kami! Di sini kami harus menang!"
Selain ulasan Eduardo? Indah ini, Marca juga menulis pujian untuk Real Madrid, menyatakan bahwa tim ini tanpa disadari telah menyamai rekor 15 kemenangan beruntun di La Liga yang diciptakan tim Real Madrid pimpinan Miguel Muñoz pada musim 60/61.
"Real Madrid era itu memiliki bintang top seperti Di Stéfano dan Puskás. Wartawan kami bertemu dengan Di Stéfano di Stadion Bernabéu. Ketua Kehormatan Real Madrid yang telah menyaksikan pertandingan ini memuji Real Madrid saat ini dan sangat mengagumi kemampuan melatih Yang Chengzhuo, menganggap Real Madrid kini sedang menapaki jalan yang benar."
"Dengan mengalahkan Atlético Madrid dan menyamakan rekor 15 kemenangan beruntun terbaik dalam sejarah La Liga dan Real Madrid, Real Madrid pimpinan Yang Chengzhuo kini berada di puncak prestasi. Tantangan tandang melawan Villarreal pimpinan Pellegrini akan menjadi pertempuran epik yang akan menciptakan sejarah dan legenda baru."
Namun Marca juga mengingatkan Yang Chengzhuo dan Real Madrid bahwa Villarreal milik Pellegrini memiliki kekuatan yang luar biasa. Baik di tahap lanjut musim lalu maupun pertandingan pemanasan musim ini, kapal selam telah menunjukkan kemampuan bertarung yang sangat kuat. Di putaran pertama liga, mereka bahkan menyusul Real Madrid dengan kemenangan 3-0 di kandang Valencia, menjadi tim paling menonjol selain Los Blancos di hari pertama putaran pertama La Liga.
"Menghadapi lawan sekuat ini di kandang lawan, Yang Chengzhuo dan Real Madrid akan menghadapi ujian kedua!"
Seperti ulasan Marca, headline utama AS adalah 【Real Madrid Super Menaklukkan Los Colchoneros, Samai Rekor Kemenangan Beruntun La Liga!】. Media ini menilai baik di papan skor maupun situasi pertandingan, Los Blancos telah berhasil menaklukkan Atletico Madrid sepenuhnya.
“Di bawah arahan Yang Chengzhuo, Real Madrid saat ini telah mengubah Bernabeu menjadi bangunan yang rapuh, karena teriakan penggemar Real Madrid hampir meruntuhkan tribun stadion. Mereka telah menghidupkan kembali tradisi klub besar ini: menyerang, bertarung melawan lawan dengan semangat pantang menyerah!”
“Proses pertandingan ini secara menyeluruh memanifestasikan estetika sepakbola Yang Chengzhuo, sekaligus merefleksikan filosofi seni sepakbola khas Real Madrid. Tidak mengejar waktu penguasaan bola secara membabi buta, namun terus-menerus menciptakan kesempatan mencetak gol. Setiap koordinasi serangan di lapangan dirancang dengan cermat, pergerakan dan dukungan pemain yang penuh kecerdasan dan imajinasi - semua ini menjadikan permainan Real Madrid dipenuhi keindahan!”
“Skala pertandingan yang megah, sepakbola ofensif yang memuaskan, kehendak bertempur yang berkobar, serta keberhasilan terus-menerus menembus gawang lawan - semua ini membuat lebih dari 80.000 fans Real Madrid di tribun larut dalam euforia!”
"Kaká dengan dua golnya menunjukkan kekuatan dan daya tariknya sebagai bintang top. Villa tetap mempertahankan rasio gol yang stabil dan kontribusinya di sektor serang. David Silva terus mempertahankan gaya bermain yang dijuluki 'Zidane kecil'. Marcelo semakin menunjukkan aura Carlos. Xabi Alonso dan Beckham telah berubah menjadi inti organisasi ganda Real Madrid. Ramos juga semakin multitalenta. Pertahanan semakin diperkuat. Pepe menunjukkan masa depan yang menjanjikan. Tentu tak lupa sang tuan Bernabeu, kapten kita Raul yang terus menulis legenda keabadian!"
"Semua elemen ini menyatu menjadi Real Madrid yang sepenuhnya milik Yang Chengzhuo - sebuah tim yang hampir sempurna!"
Namun dalam kolomnya, Alfredo dari AS mengungkap satu masalah dalam permainan ofensif Real Madrid saat ini.
"Kami telah memperhatikan bahwa di bawah kerangka taktik Yang Chengzhuo, serangan Real Madrid telah mencapai bentuk sempurna. Ini membuat serangan Los Blancos semakin mudah mencetak gol lebih banyak, karena dalam struktur menyeluruh, para pemain dengan keharmonisan dan kemajuan yang terus berkembang saling memberikan umpan dan menciptakan kesempatan bagi satu sama lain. Namun, serangan Real Madrid saat ini belum bisa disebut tiga dimensi."
"Di sayap kiri Real Madrid, Marcelo - baik saat berkoordinasi dengan David Silva maupun Mata - selalu menjadi sumber tekanan serangan. Mereka menggerakkan sebagian besar serangan tim, terutama gerakan memotong diagonal David Silva ke area dalam yang diikuti umpan terobosan tajam, telah menciptakan berbagai kesempatan tembakan berbahaya selama pertandingan."
"Tapi dibandingkan dengan sayap kiri, serangan di sayap kanan terasa lebih sepi. Ramos melakukan 12 crossing akurat sepanjang pertandingan yang performanya tidak bisa dibilang buruk, namun ancaman keseluruhannya masih kalah dari sisi kiri. Penyebab utamanya terletak pada ketidakmampuan Beckham memberikan dukungan cukup dalam membangun serangan melalui penguasaan bola, membuat Real Madrid gagal mewujudkan serangan sayap seimbang yang benar-benar memenuhi kriteria."
"Meski sangat mengagumi semangat profesional dan keahlian Beckham, Yang Chengzhuo jelas-jelas menyadari masalah ini. Selama ini dia selalu berharap bisa mendapatkan penyerang sayap yang mampu menembus pertahanan, dengan Cristiano Ronaldo mantan anak buahnya di Liverpool sebagai gambaran ideal. Karena kemampuan dribel menerobos sayap dan gerakan memotong ke dalam untuk menembak ala pemain Portugal inilah yang saat ini dibutuhkan Real Madrid."
"Begitu Cristiano Ronaldo bergabung dengan Real Madrid, sayap kiri pasti akan menjadi area eksklusifnya. Merujuk pada berbagai eksperimen yang telah dilakukan Yang Chengzhuo selama pertandingan, ditambah kecenderungannya yang selalu menyukai pemain sayap dengan kaki terbalik, maka David Silva dan Mata akan dipindahkan ke sayap kanan untuk membentuk rekombinasi baru bersama Ramos atau Maicon."
"Pada saat itu, serangan Real Madrid baik di sayap kiri maupun kanan akan menjadi lebih mumpuni dibanding sekarang. Ditambah dengan kehadiran Kaká di tengah dan Villa, sulit dipercaya masih ada tim di dunia ini yang mampu menahan gempuran Los Blancos. Real Madrid akan menjadi lebih tiga dimensi ketimbang saat ini."
“Cannavaro tampil stabil dan menonjol dalam pertandingan ini, namun dia bersama Lilian Thuram jelas hanya akan menjadi bagian masa kini Real Madrid. Entah di masa depan Ramos kembali ke tengah medan, munculnya Thiago Silva, atau Yang Chengzhuo tiba-tiba mengumumkan rekrutan bek tengah baru, kita bisa memastikan garis pertahanan Los Blancos akan tetap terjaga stabilitasnya.”
“Ini adalah musim penyesuaian, namun juga musim yang sarat harapan besar. Kita punya alasan kuat untuk percaya, Real Madrid akan menghadirkan kenikmatan mutlak bagi kita baik di musim ini maupun di masa depan!”
Namun hanya sehari kemudian, dua koran kiblat Real Madrid malah ramai-ramai memuat artikel utama di halaman depan yang menyoraki hasil imbang Barcelona di kandang lawan.
Barcelona yang bertandang ke kandang Racing Santander tidak menyangka tim Marcelinho akan memberikan perlawanan sniping yang begitu gigih. Tim tuan rumah hampir sepenuhnya menyerahkan kepemilikan bola, bahkan dalam periode tertentu rasio penguasaan bola Barcelona mencapai 85% - data yang sulit dipercaya. Sepanjang pertandingan, rasio penguasaan bola Barcelona tetap tinggi di angka 70%.
Namun meski demikian, Barcelona tetap hanya bermain imbang 0:0 di kandang lawan melawan Racing Santander.
"Seperti yang diungkapkan Yang Chengzhuo, tim Marcelinho memang sulit ditaklukkan. Mengalahkan tim seperti ini tidak mudah. Tapi Barcelona jelas tidak sepakat dengan pandangan ini. Mereka lebih percaya bahwa begitu deretan bintang top mereka muncul, Racing Santander akan langsung ciut nyali, bahkan mungkin secara sukarela menyerahkan pertandingan."
"Kemenangan beruntun di pertandingan pemanasan yang dipaksakan telah menutupi terlalu banyak masalah Barcelona. Tidak adanya pemanasan yang cukup membuat mereka tampil buruk di pertandingan putaran pertama. Meski masih memegang keunggulan penguasaan bola, bahkan dengan rasio penguasaan yang lebih tinggi dibanding musim lalu, efisiensi mereka hampir nol. Yang lebih sering kita lihat adalah kecepatan serangan mereka yang lamban, membuat lawan semakin mudah memprediksi rute serangan mereka."
Kali ini bahkan World Sport yang mendukung Barcelona menerbitkan ulasan, menyebut performa pertandingan Barcelona sangat mengecewakan.
"Penguasaan bola kami lebih terkonsentrasi di tengah medan. Meski menguasai waktu penguasaan bola secara mutlak, operan kami didominasi umpan melintang dan operan ke belakang. Serangan kami jelas kurang kedalaman. Kami bisa dengan mudah menguasai bola di area pertahanan lawan, tapi Marcelinho sangat berpengalaman dalam menantang serangan Barcelona. Dia menyusun 9 pemain bertahan berlapis, membuat serangan kami sangat sulit. Tekanan serangan di kedua sayap juga tidak menonjol. Kilau Alves di Sevilla gagal terulang di Stadion Sardinero."
Selain keunggulan penguasaan bola, Barcelona bahkan kalah dalam ancaman efektif dari Racing Santander. Perbandingan jumlah tembakan kedua tim adalah 14:13, dengan tembakan tepat sasaran 4:3. Dari aspek ini, tim tuan rumah Racing Santander tampil lebih menonjol daripada Barcelona.
"Kita seharusnya merefleksikan filosofi penguasaan bola kita. Kita memiliki bintang-bintang paling menonjol di dunia ini, tapi mengapa kita tidak bisa menunjukkan kemenangan yang memuaskan seperti Real Madrid saat melawan Atlético Madrid?"
"Meski kita adalah musuh, tapi kadang kita juga perlu merenungkan: apakah benar seperti yang dikatakan Yang Chengzhuo bahwa obsesi berlebihan terhadap penguasaan bola telah membawa kita ke jalan buntu?"
Menanggapi ulasan koran kiblat Barcelona, Johan Cruyff membantah dalam kolomnya. Menurutnya filosofi penguasaan bola Barcelona tidak salah, yang keliru adalah cara eksekusi tim.
"Menurutku kegagalan mengalahkan Racing Santander di pertandingan ini terutama karena dua masalah. Pertama, Rijkaard dan Pep Guardiola kurang inovasi secara taktis. Strategi musim lalu yang sudah dipahami semua lawan di La Liga, kini belum diubah. Serangan yang mengejutkan tidak tercipta, segalanya kaku dan dogmatis."
Dengan dimulainya musim baru, semua orang perlahan menyadari suasana menarik: Rijkaard selama proses pertandingan sering berdiskusi dengan Guardiola. Keduanya hampir selalu berdiri berdampingan di pinggir lapangan memimpin pertandingan. Ini membandingkan bocoran koran sebelumnya bahwa alasan penting Barcelona menahan Rijkaard musim ini adalah untuk membuka jalan bagi Guardiola.
Menurut penggalian dan pembocoran rahasia wartawan Marca, Guardiola adalah penerus Rijkaard yang ditunjuk langsung oleh Cruyff.
"Kedua, menurut saya mentalitas Barcelona dalam pertandingan ini juga bermasalah. Pertandingan Real Madrid lebih awal satu hari, melihat Real Madrid versi ini meraih kemenangan besar atas Atlético Madrid dengan begitu memuaskan, ini memberikan beban psikologi berat bagi Barcelona. Di satu sisi mereka merasa punya kekuatan cukup untuk mengalahkan lawan, membuat mereka sedikit meremehkan. Di sisi lain, mereka tidak menyangka lawan akan begitu pantang menyerah, membuat mereka kaget sekaligus tidak menemukan solusi yang lebih baik."
"Terus memberikan kesabaran, percaya semuanya akan membaik!" Ini adalah seruan Johan Cruyff dalam kolomnya.
Tapi tidak diragukan lagi, media luar sama sekali tidak akan bersikap formal dengan Barcelona.
Pada putaran pertama La Liga, Real Madrid membantai rival sekota dengan skor 4-0 yang aura megah, sementara Barcelona harus mengalami hasil imbang di kandang Racing Santander. Sejak awal sudah tertinggal dari Real Madrid, situasi ini membuat Barcelona berada dalam posisi inferior mutlak di mata opini publik.
Menanggapi hasil imbang memilukan Barcelona melawan Racing Santander di kandang lawan, Yang Chengzhuo segera memposting di Weibo setelah pertandingan berakhir: 【Terima kasih Marcelinho!】【Apa? Oh, ya Tuhan, Barcelona ternyata imbang? Bagaimana mungkin? Apakah matahari akan terbit dari barat besok? Bagaimana mungkin Barcelona yang serba bisa bisa bermain imbang?】. Ucapan sarkastik yang ingin dunia kacau ini langsung memicu gelombang besar di dunia maya.
Tapi di Monaco, ditemani Piri dan Butragueño, sebelum menghadiri ritual pengundian babak grup Liga Champions Eropa, Yang Chengzhuo diwawancarai wartawan dari majalah Prancis France Football. Ia tak bisa mengelak untuk kembali memberi komentar tentang rival terberatnya.
"Sebenarnya, situasi seperti ini sudah kuduga dari dulu. Saat semua orang meragukanku, kusudah bilang: tujuan pelatihan intensif musim panas adalah agar tim bisa langsung menunjukkan performa terbaik sejak putaran pertama season. Ini memang akan membuat performa kita di pertandingan pemanasan kurang maksimal. Sementara persiapan Barcelona justru kebalikan, makanya mereka bisa menang terus di laga pemanasan."
"Menurut saya Barcelona harus merefleksikan filosofi sepakbola mereka. Mereka masih menggunakan gaya bermain musim lalu tanpa perubahan atau kemajuan. Jika benar seperti yang dikatakan Johan Cruyff bahwa gaya inilah yang membuat mereka kehilangan gelar juara liga musim lalu, maka pertandingan pertama jelas menunjukkan mereka tidak menyerap pelajaran apapun dari musim sebelumnya."
"Taktik sebuah tim ibarat individu manusia. Yang paling mengerikan bukanlah melakukan kesalahan. Sebaliknya, saya selalu mendorong pemain untuk berinovasi dan berani membuat kesalahan. Karena kesalahan itu tidak menakutkan - yang menyeramkan adalah ketika kita tidak menyadari kesalahan apa yang sebenarnya kita perbuat. Inilah yang paling fatal!"
Mengenai pernyataan Johan Cruyff bahwa Barcelona tidak akan bermain seperti Real Madrid, Yang Chengzhuo juga memberikan persetujuan.
“Itu pasti, konsep kedua tim kami ambigu. Kami lebih cepat dalam irama, lebih menekankan efektivitas dalam mengejar rasio penguasaan bola. Kami tidak akan mengejar rasio penguasaan bola secara buta demi sekedar mengontrol bola. Ini perbedaan terbesar antara kami dengan Barcelona.”
Atas jawaban Yang Chengzhuo ini, wartawan majalah Prancis France Football sangat puas. Namun berada di Monaco, akhirnya mereka tetap meminta Yang Chengzhuo memprediksi hasil ritual pengundian berikutnya.
Ini sudah menjadi kebiasaan yang berlaku!
Yang Chengzhuo tersenyum, "Menurutku tidak masalah siapa yang kami dapatkan. Sungguh, berani kukatakan: Di sepakbola Eropa saat ini, siapa yang berhadapan dengan kami pasti bernasib sial! Satu-satunya misteri di grup kami adalah peringkat kedua, karena peringkat pertama pasti milik Real Madrid kami!"
Yang Chengzhuo tahu Real Madrid sudah lama terpuruk di Liga Champions. Musim lalu dia tidak berani mengatakannya karena persiapan tim masih minim, tapi musim ini dia punya keyakinan diri. Dia yakin bisa menyerang gelar juara, jadi dia ingin meningkatkan semangat seluruh anggota Real Madrid!
Ucapan semaunya sendiri ini langsung memicu gempar di antara para wartawan. Mereka bisa membayangkan betapa menggemparkannya pernyataan ini bagi fans di luar sana, karena terlalu otoriter, terlalu dominatif.
Tapi tidak diragukan lagi, wartawan dan fans justru menyukai pernyataan seperti ini!
