Dalam ritual pengundian Liga Champions Eropa, sesuai tradisi, UEFA tetap memberikan penghargaan untuk berbagai kategori dari musim sebelumnya.
Karena performa menonjol di Liga Champions dengan mencetak 10 gol dalam 13 pertandingan, Kaká berhasil mengungguli banyak rival dan meraih sepatu emas Liga Champions serta gelar Pemain Terbaik. Maka wajar saja Kaká meraih gelar MVP dan Penyerang Terbaik Liga Champions musim lalu.
Hal ini membuat Kaká yang menemani Yang Chengzhuo ke Monaco terlihat sangat bersemangat. Saat menerima penghargaan, bintang Brasil itu tak henti mengucapkan terima kasih kepada AC Milan, Silvio Berlusconi, dan Carlo Ancelotti, menyatakan tanpa AC Milan tak akan ada Kaká seperti hari ini.
"Di sini, saya juga ingin berterima kasih kepada pelatih kepala saya saat ini, Tuan Yang Chengzhuo, Sang Kaisar kita!"
“Jika di AC Milan, aku mengalami pertumbuhan dan kemajuan, maka di Real Madrid, meski hanya bergaul dengan Tuan Yang Cheng selama beberapa bulan singkat, konsep sepakbolanya dan pertolongan yang diberikan padaku telah membuatku mengalami metamorfosis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aku tahu jarakku masih jauh dari permintaannya, tapi aku sudah melihat harapan. Aku akan terus berusaha, terima kasih atas dukunganmu yang tak henti!”
Ucapan Kaká ini disambut tepuk tangan meriah sepanjang ruangan. Cahaya lampu bahkan menyoroti Yang Chengzhuo yang duduk di barisan terdepan, diiringi gemuruh tepuk tangan yang semakin membahana sebagai bentuk apresiasi tinggi untuk pelatih kepala Real Madrid yang hampir tak terkalahkan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dengan pembantaian yang diperagakan di putaran pertama La Liga musim ini, Real Madrid telah menjadi kandidat terpanas juara Liga Champions musim ini. Reputasi Yang Chengzhuo sebagai "Raja Piala" semakin mengukuhkan harapan besar para penggemar terhadap perjalanan Los Blancos di ajang Eropa kali ini.
Seedorf meraih gelar gelandang terbaik, Maldini memenangkan bek terbaik, sementara kiper Chelsea Čech dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Tahunan. Hal ini membuat Yang Chengzhuo merasa prihatin atas nasib Casillas, karena performa "San Casillas" musim lalu sebenarnya jauh lebih baik daripada Čech. Namun Real Madrid tersingkir di perempat final Liga Champions dan kalah dari Chelsea, menyebabkan pamor Casillas sedikit merosot.
Sungguh disayangkan, meski Casillas telah menjadi tumpuan gawang Real Madrid selama bertahun-tahun, dalam pemilihan Kiper Terbaik Tahunan Liga Champions, ia selalu gagal membawa pulang penghargaan.
Di era keemasan Real Madrid, Kahn dari Bayern München dan Buffon dari Inter Milan sedang berada di puncak kejayaan. Saat itu Casillas masih muda, sama sekali tidak memiliki modal cukup untuk disejajarkan dengan "Sang Singa" Kahn maupun Buffon. Meski tampil gemilang, Casillas tak kunjung mendapat pengakuan resmi.
Setelah Kahn mempertahankan gelar Kiper Terbaik Liga Champions selama empat tahun berturut-turut, dominasi kiper Jerman mulai memudar. Namun Real Madrid juga ikut kehilangan jejak di Liga Champions, secara kontinu terhenti di babak 16 besar. Hal ini semakin membuat performa Casillas sulit diakui, ditambah dengan kemunculan kiper-kiper top seperti Buffon dari Inter Milan, Reina dari Liverpool, dan Čech dari Chelsea. Terbatas oleh hasil tim, Casillas tetap gagal mendapat pengakuan resmi.
Ini tak bisa disangkal menjadi penyesalan terbesar dalam karier San Casillas!
Usai ritual pemberian penghargaan, proses pengundian grup pun segera dimulai.
Real Madrid kali ini ditempatkan di Grup F. Hasil undian menentukan lawan tanding mereka: AS Roma si Serigala Merah dari Serie A, Sporting Lisbon dari Portugal, dan Dynamo Kyiv dari Ukraina. Kabar baiknya, menurut penjadwalan resmi, pertandingan tandang paling menantang melawan Dynamo Kyiv dijadwalkan pada akhir Oktober - setidaknya ini memberi sedikit kelegaan.
Bagaimanapun, Yang Chengzhuo telah menderita fobia yang sangat parah terhadap lingkungan pertandingan bersalju di wilayah Nordik seperti Ukraina dan Rusia. Bukan hanya dia, seluruh anggota Real Madrid juga merasakan hal yang sama. Tiba-tiba harus berpindah dari Madrid yang hangat ke Nordik yang Tulang Menusuk, perbedaan yang terlalu besar itu benar-benar membuat tidak tahan.
Tapi ini bukan berarti Real Madrid sudah memegang kemenangan pasti. Dengan terjadinya peristiwa skandal telepon, Roma hampir bisa dikatakan muncul dengan menginjak bahu Juventus dan AC Milan. Musim ini mereka dijuluki sebagai kandidat kedua terpanas juara Serie A, hanya kalah dari Inter Milan.
Pasukan inti tim ini stabil, pemain muda menunjukkan peningkatan pesat. Spalletti yang merupakan pelatih ternama Serie A juga membawa amarah yang tertahan ingin menghapus aib kekalahan telak 0-8 musim lalu. Diperkirakan pertandingan melawan Roma sama sekali tidak akan mudah.
Sporting Lisbon dalam beberapa tahun terakhir kekuatan dasarnya tetap seimbang. Meski musim ini kehilangan Nani, mereka mendapatkan biaya transfer yang melimpah, sehingga kesenjangan kekuatan seharusnya tidak besar. Sementara Dynamo Kyiv sudah bukan lagi "Hulu Ledak Nuklir" Ukraina yang ditakuti lawan seperti era Shevchenko dulu, membuat mereka sulit meraih tiket lolos.
Dengan situasi saat ini, kemungkinan Real Madrid dan Roma lolos bersama-sama sangat besar. Masalah utamanya adalah: mana yang akhirnya akan menjadi juara grup? Tak diragukan lagi, Real Madrid memiliki keunggulan lebih besar.
Hasil undian kali ini melanjutkan strategi era Johansson - prinsip utama adalah memastikan daya saing Liga Champions, bukan cara ala Platini setelah naik jabatan di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo yang memberikan kursi elevator untuk tim kecil Eropa Timur. Oleh karena itu keseimbangan kekuatan tiap grup masih jelas terlihat, sekaligus tetap menyisakan probabilitas kejutan.
"Dalam grup Real Madrid ini, siapa yang berani mengatakan Dynamo Kyiv dan Sporting Lisbon tidak punya kemampuan untuk mengejutkan?"
"Selain itu, setiap grup pasti memiliki beberapa pertandingan besar. Misalnya duel 'kuda-kudaan' Real Madrid vs Roma. Setelah kekalahan memalukan 8-0 yang hampir menjadi catatan terburuk dalam sejarah Liga Champions musim lalu, pertandingan ini pasti akan menyedot perhatian fans. Semua orang ingin melihat apakah Roma bisa membalas dendam setelah dipermalukan."
……
……
"Aku harap kamu mengundi Werder Bremen di tier kedua, Steaua Bucharest di tier ketiga, dan Slavia Praha di tier keempat untuk Real Madrid. Pasti kita juara grup!"
Di lantai teratas hotel tempat pengundian di Monaco, Yang Chengzhuo dan Beckenbauer terkekeh-kekeh bercanda.
Tapi dalam hati orang Tionghoa ini bergumam: Jika benar dilakukan, bagaimana nanti reputasiku dan Real Madrid di mata orang?
Tim Kakak Angkat? Atau Tim Paman Angkat?
“Apa kamu benar-benar menganggap hasil undian itu seru?” Beckenbauer menggerutu sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo tentu tahu, mereka yang memahami lingkaran ini semua paham - bagaimana menjaga keseimbangan situasi di berbagai aspek merupakan ujian terberat bagi nakhoda UEFA. Meski mendapat pertolongan dan dukungan Olsen sejak menjabat sebagai Ketua UEFA, jalan Beckenbauer tetap penuh duri.
"Bagaimanapun, tetap harus kuucapkan terima kasih!" Beckenbauer tersenyum mengangkat cawan anggur tinggi di tangannya.
Liga Champions musim ini secara resmi merekrut Putaran ke-4 play-off. Siaran Langsung pertandingan dan pembagian hadiah bonus membuat negara-negara sepakbola kecil di Eropa memberikan dukungan besar, memperkuat posisi Beckenbauer di bidang sepakbola Eropa.
Tapi ini baru permulaan, karena ujian sesungguhnya bagi Kaisar Beckenbauer adalah bagaimana mengkoordinasikan hubungan UEFA dengan G14, serta mempromosikan reformasi keuangan sehat dan batasan slot akademi sepak bola yang sudah dipersiapkan sejak era Johansson.
"Reformasi pasti membutuhkan darah mengalir dan pengorbanan. Ini memerlukan keputusan tegas dan keberanian!" Yang Chengzhuo berkomentar penuh penyesalan, karena dia juga sedang melakukan reformasi di Real Madrid.
Dia sangat menghargai kesetiaan Raul dan Guti pada Real Madrid, namun juga sadar kedua pemain ini tak lagi sesuai dengan konsep taktik klub. Mereka harus dikeluarkan dari daftar pasukan inti, sementara Sergio Agüero, David Silva, Mata, Marcelo adalah objek yang harus didukung.
Meskipun Raul dan Guti telah memberikan pengertian dan dukungan terhadap niat Yang Chengzhuo setelah beberapa kali diskusi mendalam, serta Yang juga menjanjikan lingkungan kompetitif yang adil bagi mereka, namun dunia luar pasti banyak yang tidak sepandangan. Setidaknya mereka akan merasa pemain legendaris seperti Raul dan Guti seharusnya menjadi pembuka pertandingan.
Beckenbauer menepuk bahu Yang Chengzhuo. Dua teman lama ini duduk berdampingan dengan wajah masam.
"Omong-omong, kamu harus segera menutupi FIFA secepat mungkin, membersihkan virus FIFA semaksimal mungkin. Kau pasti tahu bahayanya!" Yang Chengzhuo memalingkan wajah ke arah Beckenbauer.
"Menerapkan proposal G14 tentang penggunaan berbayar pemain timnas klub?" Beckenbauer mengerutkan kening dalam-dalam.
Yang Chengzhuo mengangguk, "Tidakkah kau merasa penggunaan mereka terhadap pemain timnas sekarang sudah terlalu dipaksakan?"
Dengan mendekatnya hari pertandingan timnas, berbagai asosiasi sepakbola negara masing-masing juga telah mengumumkan daftar pemain timnas. Real Madrid tiba-tiba berubah menjadi daerah bencana yang membuat Yang Chengzhuo merasa tak berdaya sekaligus kesal. Karena menurut Peraturan FIFA, klub tidak boleh menolak mobilisasi pemain timnas selama periode pertandingan timnas.
Sejak dulu, jumlah pemain timnas selalu menjadi masalah pusing. Jika jumlahnya sedikit, semua orang akan menganggap tim ini—terutama tim elit—kekuatannya lemah. Kalau tidak, kenapa pemain timnasnya sedikit? Selain itu, di tim elit, pemain dengan performa bagus lebih mudah masuk timnas. Ini adalah konsensus!
Oleh karena itu, jumlah pemain timnas adalah tolok ukur kekuatan sebuah tim elit!
Tapi, semakin banyak pemain timnas, semakin sibuk mereka bolak-balik selama hari pertandingan timnas—baik di Eropa maupun Amerika Selatan. Untungnya Yang sekarang tidak merekrut pemain dari Afrika. Kalau tidak, Piala Afrika saja cukup membuat tim mana pun kewalahan.
Sekarang Real Madrid sedang menerapkan proses peremajaan, ditambah kesuksesan akademi sepak bola, membuat jumlah pemain Real Madrid yang masuk timnas dewasa dan timnas U-level semakin banyak, dan tidak bisa menolak.
Casillas, Arbeloa, Ramos, David Silva, Xabi Alonso, De la Red, Villa - ketujuh pemain ini masuk timnas Spanyol. Raul kembali gagal terpilih, ini sudah menjadi konsensus.
Posisi bek kiri selalu menjadi titik lemah Brasil. Kali ini Dunga mengerahkan Marcelo sebagai tambahan timnas, bersama Kaká, Real Madrid memiliki 2 pemain di timnas Brasil. Pepe, Cannavaro, Mascherano, Beckham, Agüero semuanya masuk timnas negara masing-masing. Total pemain timnas Real Madrid kini mencapai 14 orang.
Bukan itu masalah utamanya, yang terpenting adalah Miguel Torres, Mata, Granero, dan Xavi García semuanya masuk timnas U. Ini membuat tim utama Real Madrid harus kehilangan 18 anggota selama periode pertandingan timnas.
Selain itu, pemain muda Castilla seperti Parejo, Canales, dan Bueno yang tampil menonjol juga terpilih di berbagai level timnas. Situasi ini menyebabkan kekuatan pasukan Real Madrid menjadi tidak lengkap secara serius.
Bayangkan, bagaimana memelihara kualitas latihan ketika hanya tersisa beberapa orang?
Yang lebih membuat pusing adalah para pemain ini bolak-balik melakukan perjalanan jauh. Bahkan ada yang hanya untuk pertandingan pemanasan yang tidak bermakna, tetapi klub harus menanggung risiko cedera pemain dan keterlambatan jadwal lomba. Alasannya sederhana: timnas menggunakan pemain seolah-olah tanpa biaya, dan tidak perlu bertanggung jawab atas kerugian klub - inilah yang membentuk gaya mobilisasi semaunya sendiri mereka.
Misalnya Yang Chengzhuo telah mengirimkan permohonan ke asosiasi sepakbola Brasil dan Argentina, berharap bisa mencegah Kaká, Mascherano, dan Sergio Agüero pulang untuk ikut kompetisi. Namun kedua asosiasi akhirnya memutuskan untuk tidak menyetujui permohonan Yang, membuatnya sangat marah. Hanya untuk dua pertandingan pemanasan yang tidak signifikan, sementara Kaká dan Mascherano adalah pasukan inti timnas mereka, apakah masih perlu observasi lagi?
Masalah ini tidak hanya menjadi persoalan tim elit saja, namun juga telah berkembang menjadi masalah bagi UEFA.
Beckenbauer sendiri juga pusing dibuatnya. Hampir setiap kali ada mobilisasi timnas, dia selalu menerima segudang laporan terkait. UEFA telah mengadakan berbagai pertemuan penting, tapi tetap belum mendapat hasil. Situasi saat ini semakin mendesak, bahkan bisa dibilang sudah sangat kritis!
Namun bagi Yang Chengzhuo, masalah pertandingan timnas hanyalah nomor dua. Masalah besar paling mendesak adalah di Estadio El Madrigal pada 2 September, di mana Villarreal akan menjadi masalah besar bagi Real Madrid.
……
……
Jika membahas dampak hasil imbang memilukan Barcelona di kandang Racing Santander pada putaran pertama terhadap Real Madrid, tentu banyak yang bisa dibahas.
Dari aspek eksternal, media massa lebih berhati-hati dalam menilai kunjungan Real Madrid ke El Madrigal. Jika Racing Santander saja bisa memberi masalah besar bagi Barcelona, apa mungkin Villarreal tidak bisa mengalahkan Real Madrid di kandang sendiri?
Sejak awal musim, pelatih Villarreal Pellegrini telah menyatakan bahwa Real Madrid adalah tim paling berbahaya di La Liga. Analisis awalnya, kesulitan terbesar menghadapi Los Blancos adalah bagaimana menahan kecepatan pergerakan serangan mereka. Setelah persiapan selama periode ini, bisa dipastikan dia telah menyusun strategi penanggulangan yang lebih baik.
Fans juga tidak berani berharap terlalu tinggi untuk perjalanan tandang tim. Di situs web resmi, sebagian besar fans menganggap yang penting menang saja, tidak keberatan jika tim bermain lebih aman di kandang Villarreal. Bahkan beberapa fans merasa hasil imbang masih bisa diterima.
Tapi mengalahkan Villarreal dan menciptakan rekor kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah La Liga dan Real Madrid jelas menjadi harapan semua media dan fans Los Blancos. Pasalnya, Madrid sudah menyamai rekor terbaik 15 kemenangan beruntun di Liga dan sejarah klub. Jika menang sekali lagi, rekor akan terpecahkan.
Hal ini jelas menambahkan makna khusus dalam perjalanan tandang Madrid selain pertandingan itu sendiri.
Sehari sebelum laga, usai memimpin pelatihan tim, Pellegrini memberikan pujian saat diwawancarai wartawan tentang performa Los Blancos musim ini.
"Pertama-tama, saya harus memberikan penghormatan setinggi-tingginya terhadap gaya permainan Real Madrid ala Yang Chengzhuo. Menurut saya, mereka memainkan sepakbola yang sangat mumpuni, bahkan bisa dikatakan sebagai seni sepakbola yang membuat lawan kewalahan. Tentu saja, meskipun mereka masih dalam proses eksplorasi, hal ini sudah sangat layak mendapatkan penghargaan dari seluruh pecinta sepakbola."
"Dalam pemahaman sepakbola saya, skor adalah satu hal, tapi cara untuk meraih skor tersebut adalah hal lain. Saya rasa Real Madrid menggunakan cara paling sempurna untuk mendapatkan skor yang sempurna. Ini sekali lagi membuktikan kemampuan melatih Yang Chengzhuo. Sang Kaisar muda terus-menerus memberikan pelajaran taktik yang hidup bagi kita!"
"Tidak ada yang lebih memahami kebutuhan Real Madrid daripada dia. Bagaimana melakukan transformasi, dalam pertandingan pasti ada kesalahan, mereka juga pernah mengalami kekalahan. Tapi apapun yang terjadi, saya harus bertepuk tangan untuk dominasi Real Madrid saat ini. Kontrol irama permainan mereka di lapangan benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam."
Tapi setelah kata-kata baik selesai diucapkan, Pellegrini langsung mengungkapkan strategi penanggulangannya.
"Seperti yang kusebutkan sebelumnya, irama pertandingan Real Madrid tak terduga - cepatnya seperti kilat yang tak sempat didengar, lambatnya bisa membuatmu retakan parau. Jadi bagaimana menyabotase irama Madrid menjadi masalah taktis, karena kecepatan mereka aktif. Sebagai pihak pasif, mustahil mengalahkan kecepatan mereka. Berlari lebih cepat dari bola? Itu manusia super, bukan pemain!"
"Kuncinya adalah: saat Madrid ingin cepat, perlahankan irama. Saat mereka ingin lambat, pacu irama. Inilah strategi menghadapi Madrid, tapi aku tahu betapa sulitnya ini!"
Menanggapi pujian dari Pellegrini, Yang Chengzhuo di konferensi pers Valdebebas tersenyum membalas dengan afirmasi setinggi itu. Ia menilai performa Pellegrini bersama Villarreal telah mengukuhkan statusnya sebagai pelatih top.
"Bagi Real Madrid kami, ini adalah Tulang Keras. Bahkan menurutku, dari segi tertentu lebih sulit ditaklukkan dibanding Barcelona. Karena kalian harus tahu, sejak bulan April musim lalu, mereka tidak pernah kalah dalam pertandingan apapun - baik laga resmi maupun pemanasan. Mereka bahkan menang 3-0 di kandang Valencia pada putaran pertama La Liga."
Untuk pertandingan ini, Yang Cheng merasa tingkat kesulitannya tidak akan kalah dari kemenangan 4-0 Madrid di kandang atas Atletico.
"Villarreal sedang dalam kondisi terkalibrasi sempurna. Mereka telah bermain banyak pertandingan pemanasan di musim panas. Susunan tim yang stabil selama bertahun-tahun diperkuat dengan rekrutan baru musim ini: Joan Capdevila dari Deportivo La Coruña, Ángel dari Celta Vigo, dan Giuseppe Rossi dari Manchester United. Semua transfer ini benar-benar hebat, memberikan peningkatan kekuatan besar bagi pasukan mereka."
Sama seperti sebelumnya memuji lalu mengkritik, setelah Yang Cheng memuji Villarreal, dia juga menyatakan bahwa Real Madrid akan terus mengikuti gaya permainan mereka sendiri untuk menantang tuan rumah Estadio El Madrigal di kandang lawan.
"Sudah kukatakan, kami akan mempertahankan gaya sepakbola yang menjadi milik kami. Aku tidak suka berubah-ubah, aku akan terus memegang teguh konsep sepakbola-ku dan Real Madrid. Kami yakin ini akan lebih mudah membantu kami meraih hasil bagus di Estadio El Madrigal."
Terhadap pernyataan kontroversial pelatih kepala Yang Cheng ini, sejumlah pemain internal tim juga memberikan pengakuan. Di antaranya, ucapan Raul paling persuasif. Menurutnya, baik Villarreal maupun Atletico Madrid memiliki gaya bermain yang cenderung mengambil risiko dengan serangan ofensif. Menghadapi tim seperti ini, Real Madrid memiliki pengalaman dan strategi yang paling ditargetkan.
"Serangan kami berkembang optimal di lini pertahanan yang memberikan ruang gerak bebas dan mudah ditarik kosong. Kami seperti akordeon tangan yang mengembang dan mengempis bergantian - ritme ini memaksimalkan kekuatan serangan kami. Makanya, sama seperti Pelatih, kami penuh keyakinan menghadapi pertandingan di Estadio El Madrigal!"
