Seluruh dunia tahu, Yang Chengzhuo dalam urusan sepakbola selalu menepati janji!
Jika dia bilang mau menjadikan si Anu cadangan, bahkan saat tim kehilangan segalanya sekalipun, orang itu pasti tetap duduk di bangku pengganti. Jika dia berjanji memberi kesempatan pada seseorang, meski performanya buruk, orang itu tetap dapat peluang.
Dalam tantangan tandang melawan Villarreal, persiapan Yang Chengzhuo terlihat lebih matang. Dia sadar betul kesulitan pertandingan kandang lawan, sekaligus paham bahwa Villarreal yang masih membawa aura kemenangan 3-0 atas Valencia di Mestalla, sangat mungkin terus menggebrak di Estadio El Madrigal alih-alih memakai taktik berputar-putar dan pertahanan-balik ala masa lalu.
Hal ini terlihat dari penempatan Capdevila dan Santi Cazorla bersama di sayap kanan oleh Pellegrini sebelum pertandingan, jelas merupakan taktik untuk menargetkan Marcelo yang menonjol di sektor serangan Real Madrid pada pertandingan sebelumnya. Bagaimanapun, pertahanan pemain Brasil tersebut, terutama kelemahan one-on-one, sudah menjadi rahasia umum.
Yang tak terduga adalah meski menang besar 4-0 atas Atletico di kandang sendiri, Yang Chengzhuo justru tidak menurunkan Marcelo sebagai starter. Arbeloa yang absen di laga pembuka kembali bermain sebagai bek kiri, membentuk lini belakang Real Madrid bersama Cannavaro, Pepe, dan Ramos.
Duo gelandang bertahan tetap Xabi Alonso dan Mascherano. Pemain lini depan juga tidak berubah: David Silva, Kaká, dan Beckham. Striker utama masih David Villa. Formasi serangan Los Blancos tidak mengalami perubahan signifikan, hanya melakukan penyesuaian di sektor pertahanan.
Memainkan Arbeloa yang memiliki kontribusi defensif lebih baik sebagai bek sayap, mengesampingkan Marcelo—ini jelas menjadi nada dasar permainan Yang Chengzhuo: bermain stabil!
Dia sama sekali tidak meremehkan tim Pellegrini, karena sangat memahami bahwa Villarreal sebenarnya memiliki kekuatan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Hasilnya sesuai prediksinya: sejak awal pertandingan, tim Pellegrini langsung memanfaatkan keuntungan kandang dengan melancarkan serangan gencar secara frontal ke pertahanan Real Madrid, terutama melalui koordinasi Capdevila dan Sosa di sayap kanan yang terus meneror sisi kiri Los Blancos.
Pujian Yang Chengzhuo terhadap Arbeloa sepenuhnya tepat. Lulusan akademi ini—setelah melalui proses pembelajaran musim lalu—telah matang dalam pengalaman bertanding, menunjukkan permainan yang konsisten, serta mampu bertahan di bawah tekanan serangan Villarreal di momen-momen genting, menjadi fondasi bagi serangan balik terencana El Real.
Jika melihat proses pertandingan 15 menit pertama, Real Madrid sama sekali tidak seperti Real Madrid, malah lebih mirip Villarreal. Sementara Villarreal justru tampak lebih seperti Real Madrid asli dengan serangan nekat tanpa kompromi!
"Ini agak seperti bunuh diri lambat!" kata Yang Cheng di pinggir lapangan, menunjukkan kepuasan yang sangat terhadap situasi pertandingan.
Pasalnya, dia sangat percaya pada para pemainnya. Dengan pemahaman mendalam, pelatih itu tahu betul bahwa serangan balik Real Madrid yang supercepat pasti takkan bisa dihadang oleh pertahanan Villarreal yang terlalu ambisius dan ceroboh.
Tepat seperti prediksi, di menit ke-17 pertandingan, Cannavaro berhasil merebut bola di belakang. Operan presisi jarak jauh Xabi Alonso yang dilepaskan sebelum dijegal Senna langsung merobek pertahanan lawan. David Villa seperti anak panah hidup yang menyambar dari belakang garis pertahanan.
Villa yang sukses lolos dari jebakan offside berhasil menyambar bola, namun kontrolnya sedikit keras sehingga dipaksa ke sisi kiri kotak penalti oleh Cygan yang mengejar. Striker Spanyol ini, melihat kesempatan telah hilang, tidak berlama-lama bertarung. Alih-alih, ia mengembalikan operan kepada David Silva yang baru saja menyusul dari belakang.
Capdevila yang kidal bermain di sayap kanan pada pertandingan ini terlihat agak canggung. Setelah David Silva menyambar bola, dengan gerakan fleksibel ia melepaskan diri dari tekanan sambil memotong ke dalam, meninggalkan Capdevila di belakang. Di depan wilayah terlarang, Silva melakukan operan silang.
Kaká yang sebelumnya sengaja menjaga posisi setara dengan Senna dan Josico, tiba-tiba menerobos masuk ke depan begitu melihat David Silva mengoper bola.
Senna memang telah matang sepenuhnya sebagai gelandang bertahan top di La Liga selama dua musim terakhir. Bahkan banyak media yang menganggapnya sebagai gelandang bertahan paling menonjol di Spanyol selama masa transisi antara kepergian Makelele dari La Liga dan kedatangan Mascherano. Tingkat kesuksesan satu lawan satu yang luar biasa, kemampuan mengoper bola yang hebat, dan tingkat kesalahan yang rendah telah menempatkannya dalam jajaran gelandang bertahan elit. Satu-satunya kekurangan adalah kurangnya pengalaman bermain untuk klub elit, yang agak menghambat kesuksesan dan pengaruhnya.
Sedangkan Josico, setelah Riquelme diblokir oleh Pellegrini, ia menjadi asisten di samping Senna.
Namun kedua veteran berusia di atas tiga puluh tahun ini sama sekali tak bisa menyaingi kecepatan Kaká, terutama pada masa kejayaannya. Dalam hal akselerasi eksplosif, mereka tak mungkin mengejar bintang Brasil yang secepat kilat itu.
Terlihat Kaká memanfaatkan kecepatan serangan dadakan, momentum kinetik, serta umpan silang David Silva yang akurat. Setelah membaca arah bola, Kaká langsung melepaskan tendangan keras tanpa ampun.
Tendangan ini tidak hanya mengandung kekuatan kaki Kaká, tapi juga momentum dari sprintnya dan kualitas umpan David Silva. Kombinasi ini membuat tendangan dari depan kotak penalti itu menjadi dahsyat bak halilintar!
Bola menyelinap di antara dua bek tengah Villarreal, lalu menyusup masuk ke gawang yang dijaga Víctor Valdés. Skor 0-1!
“GOALLLLLLLLLLLLL！！！！”
"Sebuah tembakan spektakuler dari luar kotak penalti! Gol luar biasa dari bintang Brasil, Kaká!!!"
Komentator langsung histeris. Ribuan fans Real Madrid yang ikut ke kandang lawan melompat dari kursi, meneriaki pemain di lapangan yang sedang unggul, memekikkan nama Kaká.
"Sangat cantik, tendangan yang sangat indah! Kecepatan serangan balik Real Madrid sangat tinggi. Meski akhirnya tidak berhasil, namun dengan cepat mereka mengorganisir serangan kedua. Gerakan memotong ke dalam dan distribusi bola David Silva juga sangat khas. Umpan ini diberikan dengan sangat nyaman, Kakā sama sekali tidak perlu menyesuaikan, langsung menendang begitu mendapat bola!"
"Villarreal tertinggal. Pellegrini benar, kecepatan pergerakan serangan Real Madrid sangat tinggi. Namun dia mengabaikan lapisan serangan Los Blancos yang juga menjadi masalah besar. Mereka bisa membentuk formasi serang bertingkat dalam waktu singkat, ini adalah kesulitan besar bagi pertahanan tim manapun!"
"Gol ini lebih mencerminkan taktik serangan Yang Chengzhuo yang dibentuk secara ideal ketimbang sekadar menunjukkan level pemain kelas dunia dan keharmonisan Villa, David Silva, dan Kakā. Villarreal benar-benar mustahil mengantisipasi semua lapisan serangan ini!"
Kaká yang bersemangat dan rekan satu timnya bergegas ke bawah tribun tempat fans Real Madrid merayakan, disambut sorak-sorai gegap gempita dari para penggemar.
……
……
Setelah memperoleh kemenangan pertama, Villarreal tampak kacau. Real Madrid memanfaatkan situasi untuk membalikkan sedikit keadaan, namun tak lama kemudian, tuan rumah Estadio El Madrigal mulai melancarkan serangan yang bahkan lebih gila-gilaan, berusaha menyamakan skor secepatnya.
Kali ini tekanan mereka berlangsung selama 15 menit penuh, hingga menit ke-31 ketika umpan silang spektakuler Beckham kembali membantu David Silva di sayap kiri menembus pertahanan Villarreal dengan sempurna, disusul operan rendah ke depan wilayah terlarang yang disambut Villa dengan lompatan menerobos, menambah gol menjadi 0:2!
Seketika, seluruh Estadio El Madrigal berubah menjadi lautan sukacita fans Real Madrid. Terutama Villa yang telah mencetak gol di dua laga berturut-turut, dengan penuh emosi berlari ke tiang bendera sudut lalu bertekuk lutut sambil mengaum keras melepaskan kegembiraannya.
Termasuk Kaká, Xabi Alonso, dan lainnya, para pemain Real Madrid berebut-rebut memberikan selamat atas gol Villa.
Real Madrid sekali lagi melancarkan serangan gencar, membuat Villarreal mulai kehilangan aura.
Situasi ini terus bertahan hingga babak kedua.
Saat wasit utama meniup peluit kick-off babak kedua, Yang Chengzhuo mengambil pendekatan tak lazim dengan tidak memilih bertahan, malah memerintahkan timnya langsung melancarkan serangan gencar sejak awal, mengubah dinamika permainan di Estadio El Madrigal.
Menit ke-48, Kaká menerobos dari tengah lapangan. Senna yang berjaga di depan wilayah terlarang, menyadari mustahil menghentikan kecepatan Kaká, memilih melanggar untuk mencegah pemain Brasil itu masuk ke kotak penalti. Ini memberikan tendangan bebas di luar kotak penalti untuk Real Madrid, sementara Senna mendapat kartu kuning.
Beckham sendiri yang mengeksekusi tendangan bebas itu, dan berhasil mencetak gol dengan sempurna, memperbesar keunggulan Real Madrid menjadi 0-3!
"Ya Tuhan, 3-0, apakah Real Madrid sudah benar-benar bermain gila-gilaan?"
"Haruskah Pellegrini segera menstabilkan situasi tim? Pemain Kapal Selam Kuning mulai terlihat kehilangan kendali. Mereka jelas sulit menerima kenyataan dikalahkan lawan di Estadio El Madrigal. Aksi-aksi mereka mulai kasar dan kurang rasional. Pelanggaran Senna tadi cukup bermasalah - jika mau melanggar, seharusnya dilakukan lebih awal. Tapi dia membiarkan Kaká menggiring bola hingga depan area penalti baru menariknya, menunjukkan keraguan. Ini memberi kesempatan Beckham menunjukkan keahlian tendangan bebasnya!"
Belum usai komentar sang penjaga gawang, setelah kick-off ulang, Villarreal yang baru saja mengirim bola ke area Madrid langsung kehilangan penguasaan di sekitar lingkaran tengah. Xabi Alonso menyambar bola lalu memberikan umpan silang ke sayap kanan. Sergio Ramos yang melesat seperti roket menerobos pertahanan, menyodorkan umpan rendah ke depan gawang. Kaká yang datang dari belakang menyambar bola dan... gol! 0-4!
"Gila! Gila total!!"
"Real Madrid saat ini terus melanjutkan game gol-golan mereka di Estadio El Madrigal. Celah pertahanan lawan Villarreal terlalu besar, mereka memberikan ruang gerak yang terlalu luas untuk Los Blancos. Meski memainkan dua gelandang bertahan, jelas mereka gagal melakukan pembekuan efektif di wilayah sendiri, memberi kebebasan gerak berlebihan untuk Madrid!"
Menyadari masalah ini, Pellegrini segera mengambil keputusan. Namun bukannya memperkuat pertahanan, pelatih Argentina itu justru ingin menyerang. Ia menggantikan Josico yang performanya sangat buruk dengan Fernández.
Taktik substitusi itu tak bertahan lama. David Silva yang menguasai bola di sudut kiri kotak penalti langsung melepaskan umpan terobosan cerdik. Kaká yang menerobos dari sektor kiri melepaskan tembakan rendah dengan kaki kirinya, kembali menggoyang gawang Reina. 0:5!
"Ya Tuhan, ini benar-benar sulit dipahami!!"
“Semula semua orang berpikir, setidaknya ini akan menjadi pertandingan yang seimbang, Villarreal bahkan sempat memiliki keunggulan berkat keuntungan kandang. Tapi siapa sangka, akhirnya malah berubah menjadi pembantaian satu arah!”
“5-0! Real Madrid sementara memimpin 5-0 di kandang Villarreal. Setelah membantai Atletico Madrid 4-0, kini mereka mengalahkan Villarreal 5-0. Di La Liga, siapa lagi yang bisa menghentikan Real Madrid yang tak terkalahkan ini?”
“Gila, benar-benar gila sepenuhnya!”
“Lihatlah Yang Chengzhuo di pinggir lapangan yang bersemangat kepalkan tangan dan berseru, lihat Kaká yang berlari dari tiang bendera sudut untuk memeluk pelatihnya, merayakan hat-trick spektakuler di pertandingan keduanya di La Liga. Sungguh sulit dipercaya, awal musim Real Madrid ini begitu memukau dan mencengangkan!”
“Dua pertandingan mencetak 5 gol, Kaká membuat kita semua merasakan kembali gairah sepakbola yang dibawa oleh bintang top yang telah lama dinantikan. Dua pertandingan mencetak 9 gol, Real Madrid benar-benar bermain gila-gilaan!”
“Meski sudah unggul 5-0, kita lihat Yang Chengzhuo tetap tak puas dengan hasil pertandingan. Dengan berbagai pertimbangan, dia menggantikan Kaká dengan Raul, sekaligus memasukkan Sergio Agüero menggantikan David Villa, dan Granero menggantikan Xabi Alonso.”
“Orang Tionghoa ini jelas masih ingin timnya terus memberikan tekanan ke Villarreal. Dia masih terus berteriak ke arah para pemain di pinggir lapangan, jelas sedang membimbing tim untuk terus mengancam gawang Villarreal. Skor 5-0 rupanya belum memenuhi permintaannya.”
Sambil berbicara, terlihat Granero maju ke depan menguasai bola kemudian memberikan umpan terobosan presisi ke Villa di depan wilayah terlarang. Yang terakhir menguasai bola dengan posisi membopong lalu mengoper diagonal ke Raul. Kapten Real Madrid menguasai bola di depan area penalti, memanfaatkan momentum untuk masuk ke kotak penalti. Setelah mengalihkan perhatian bek tengah lawan Cygan, ia membagi bola ke sisi kiri.
David Silva menyusup dari sebelah kiri, menyambut operan Raul lalu mengayunkan kaki kirinya dengan kuat melakukan tembakan keras.
Bola nyaris menyusup melalui celah paha Biyela, menghantam jaring samping di tiang gawang belakang!
“GOALLLLLLLLLLLLLLL！！！！”
"Lagi-lagi kombinasi spektakuler Real Madrid! David Silva menembak keras dari sisi kiri kotak penalti, mencetak gol ke-6 untuk Los Blancos dalam pertandingan ini!"
"Ini adalah pertandingan yang sulit dipahami! Baik bagi Real Madrid maupun Villarreal, semuanya di luar dugaan. Karena sebelum pertandingan, mustahil terjadi secara mutlak ada yang bisa membayangkan Real Madrid akan mengalahkan lawan dengan skor telak dalam pertandingan yang terlihat seimbang ini. Bagi fans Real Madrid, ini adalah pesta gol yang memukau, tapi bagi penggemar Villarreal, ini sungguh mimpi buruk!"
Pellegrini berdiri di pinggir lapangan tanpa sepatah kata pun. Ekspresi berat di wajahnya menunjukkan amarah dalam hati di saat seperti ini. Pemainnya sudah kacau balau total. Meski dia berganti anggota tim, meski berharap bisa memulihkan sedikit harga diri dengan mencetak satu gol ke gawang Real Madrid, hingga pertarungan terakhir tetap tidak bisa terwujud.
Dia sudah menduga pertandingan ini akan sulit, karena dia tahu Real Madrid adalah tim yang ahli dalam menyerang, terutama menghadapi pertahanan yang memiliki celah lebar. Namun yang tidak disangkannya, Yang Chengzhuo justru memilih mengadopsi formasi pertahanan kokoh sejak awal.
Keistimewaan Real Madrid saat ini terletak pada konfigurasi pemain yang seimbang - bisa maju membangun serangan, mundur mengatur pertahanan efektif. Ini adalah ciri khas tim besar sejati. Saat Madrid memilih bertahan, serangan Villarreal (terutama sayap kanan yang jadi andalan Pellegrini) gagal membangun tekanan berarti.
Tapi begitu Madrid mendapat kesempatan melancarkan serangan balik, pertahanan Villarreal langsung hancur berantakan!
Dua gol pertama dari Kaká dan Villa telah menetapkan dasar kemenangan dalam pertandingan ini. Setelah itu, Villarreal terjebak dalam upaya mati-matian untuk menyamakan bahkan membalikkan keadaan, karena mereka bermain di kandang sendiri. Namun Yang Chengzhuo memanfaatkan kondisi mental ini dengan sangat baik di babak kedua.
Kali ini pelatih asal Tionghoa tidak memilih strategi pertahanan-balik yang biasa dipilih pelatih lain, melainkan memberikan kepercayaan penuh pada daya serang timnya. Di babak kedua, mereka melancarkan serangan gencar yang menindih Villarreal di wilayah pertahanan mereka sendiri dengan gempuran habis-habisan.
Pilihan Yang Chengzhuo inilah yang menciptakan kemenangan besar ini!
"Seperti pertandingan pertama melawan Atletico Madrid, Real Madrid tetap tidak menguasai waktu penguasaan bola sama sekali, 50.1% vs 49.9%. Villarreal bahkan unggul dalam waktu penguasaan bola dibandingkan Madrid. Tapi Madrid melakukan total 22 tembakan ke gawang, sementara Villarreal hanya 7. Tingkat keberhasilan operan Madrid mencapai 86.4%."
"Sebagian besar pertandingan, terutama di babak kedua, terjadi di area pertahanan Villarreal. Kapal Selam Kuning terjepit erat di separuh lapangan sendiri oleh Madrid, gagal membangun serangan balik efektif. Ditambah ketidakstabilan mental pemain, tim Pellegrini akhirnya menderita kekalahan memalukan di kandang sendiri!"
Di menit-menit akhir, Madrid terus melancarkan serangan ke gawang Villarreal. Namun pihak lawan jelas sudah kehilangan niat untuk membalikkan keadaan. Dengan mempertahankan tiga garis pertahanan yang kompak dan sikap defensif, Villarreal berhasil mencegah perluasan skor lebih lanjut.
Akhirnya, Real Madrid mengandalkan hat-trick Kaká serta gol dari Villa, David Beckham, dan David Silva, membantai Villarreal 6-0 di kandang lawan, meraih kemenangan sempurna di Estadio El Madrigal!
Saat wasit membunyikan peluit penutup pertandingan, fans Villarreal di El Madrigal serentak bangkit dari kursinya, memberikan tepuk tangan kekaguman kepada pemain Los Blancos.
Pellegrini juga berdiri di pinggir lapangan, mendampingi fans yang bertepuk tangan.
Semakin banyak fans kapal selam kuning yang bertepuk tangan, jelas mereka memberikan nilai sempurna untuk performa Galácticos dalam pertandingan ini. Bukan hanya Villarreal yang ditaklukkan, tapi juga hati para pendukungnya.
"Terlalu menonjol! Dalam pertandingan ini Real Madrid menunjukkan karakteristik dan kekuatan yang dimiliki tim besar. Pemain-pemain mereka memiliki koordinasi yang harmonis, saling mendukung dan mengoper bola dengan semangat kontribusi penuh. Ini adalah ciri khas tim hebat, apalagi mereka juga memiliki pelatih kepala yang luar biasa!"
Saat Yang Chengzhuo dan Pellegrini saling mendekat, berhenti di mulut saluran pemain untuk berbasa-basi sejenak lalu berpelukan, seluruh fans di stadion memberikan tepuk tangan dan sorak-sorai yang afirmatif untuk kedua pelatih kepala ini. Meski Pellegrini mengalami kekalahan dengan aib, ia tetap menjadi favorit di hati fans Kapal Selam Kuning. Mereka akan terus mendukung teknik kepelatihan insinyur asal Chili ini untuk tim mereka.
Setelah mempertahankan konsep kepelatihannya dengan gelar juara La Liga, Yang Chengzhuo kini akhirnya memasuki fase panen. Dengan pergerakan pertandingan dan peningkatan kekuatan pemain, Galácticos ini akan semakin menonjol!
Tidak diragukan lagi, jiwa Real Madrid telah terukir dalam cap Yang Chengzhuo. Ini adalah tim milik Sang Kaisar yang mungkin kembali mengantarkannya ke puncak karier pelatih kepala profesional!
