"Ketika semua orang melihat momen Raul mengoper bola, jika sudut mata mereka sempat memperhatikan wilayah terlarang Barcelona, pasti akan merasakan kekecewaan. Di sana hanya ada Márquez yang bertahan. Mereka bingung ekspresi apa yang harus ditunjukkan."
"Andai bukan karena Márquez, mungkin umpan Raul tadi sudah dianggap offside. Tapi kini posisi Márquez sudah terjaga, tidak ada yang menyambut umpan Raul. Upaya serangan susah payah yang dibuat Real Madrid akhirnya sia-sia lagi."
"Tapi benarkah demikian?"
"Saat Villa dari luar kotak penalti besar, dengan kecepatan maksimumnya (11,1 detik per 100 meter!), menerjang masuk ke wilayah terlarang Barcelona. Dia menyambar posisi Márquez yang agak condong ke tengah - yang mengira bola akan jatuh di depannya untuk bisa ditendang jauh - lalu dengan gesit menyundul bola gaya terjun payung. Gerakan spektakuler ini mengarahkan bola ke gawang Barcelona. Valdés tak berkutik, hanya bisa menyaksikan bola menerjang jaring."
"VILLA... GOALLLLLLLLLLLLLL!!!!!!"
Komentator langsung menarik teriakan yang panjang dan menakutkan, bahkan dia tidak mempedulikan bahwa ini adalah kandang sendiri Barcelona.
Sebenarnya di mata penonton di TKP, pergerakan maju Villa bisa terlihat. Meski bagi pemain di lapangan, kecepatan serangan Villa sangat tinggi, tapi dari tribun penonton, semua fans jelas melihatnya menerobos masuk. Itulah sebabnya komentator sempat meneriakkan nama Villa terlebih dahulu, tapi belum sempat menjelaskan lebih lanjut, gol sudah terjadi.
Setelah mencetak gol, Villa terjatuh di dalam wilayah terlarang Barcelona. Valdés menyepak bola yang sudah jatuh dan menggelinding keluar garis gawang kembali ke gawangnya sendiri, meluapkan amarah di hatinya.
Márquez menundukkan kepala, dia sadar dirinya agak lengah. Alves semakin kesal karena ternyata dia berhasil dilewati secara paksa oleh lawan berusia 30 tahun yang kecepatannya sudah menurun drastis, membuatnya merasa malu.
“Kerjasama yang sangat-sangat indah untuk mencetak gol, performa Raul dengan sangat baik menafsirkan ciri khasnya di lapangan sepakbola. Dalam lingkungan besar yang semakin mengutamakan kecepatan, kecepatan bukanlah satu-satunya yang dikejar. Seringkali, dribbling yang mengandalkan koordinasi raga, langkah, dan perubahan ritme ini sebenarnya juga memiliki daya mematikan yang luar biasa.”
“Pada detik dia melewati Alves dan melakukan crossing akurat itu, dia membuatku teringat Ryan Giggs dari Manchester United. Sama-sama mengandalkan permainan langkah dan irama untuk mengelabui lawan, sama-sama masih perkasa di usia senja. Raul seperti ini benar-benar sepadan dengan posisi starter!”
Saat Villa mencetak gol, Raul yang gembira menerjang area penalti, menjabat tangan Villa yang terbaring di rumput. Berikutnya para pemain Real Madrid satu per satu menerjang area penalti, menindih Villa di dalam wilayah terlarang Barcelona sambil menumpuk diri seperti patung. Kapten Real Madrid hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal di sampingnya.
Meski dirinya sendiri tidak mencetak gol, kebahagiaannya setelah Real Madrid mencetak gol tidak kalah dari sang pencetak gol, malah mungkin lebih besar!
Pemain Barcelona frustrasi melihat pemain Real Madrid merayakan di depan mereka, satu per satu tidak bisa menyembunyikan kekesalan, tapi tidak berani berbuat apa-apa. Bahkan tidak ada yang memprotes. Hanya Carles Puyol yang mendekat, hampir bersinggungan sambil menepuk bahu Raul, yang kemudian membalas dengan sopan.
Setelah Pep Guardiola pergi, semua anggota Barcelona saat ini adalah junior Raul dan Guti. Tidak ada yang berani bersikap kasar di hadapan mereka, meskipun sayap mereka sudah kuat sekarang.
Sepakbola, seringkali mengikuti senioritas dan pengalaman!
……
……
Yang Chengzhuo sengaja menoleh setelah gol Villa, membuat gerakan mengepal ke arah fans Barcelona di tribun Stadion Camp Nou, menunjukkan pertandingan ini sudah masuk dalam kalkulasinya.
"Tidakkah kamu bisa berhenti memprovokasi mereka seperti ini?" Paulus Bayer melihat aksinya sambil menggerutu tersenyum.
Semalam malam fans Barcelona berisik sepanjang malam di luar hotel tempat kami menginap, membawa benda-benda entah dari mana terus mengetuk-ngetuk di luar, membuat kami semua hampir frustasi mati.
Yang Chengzhuo tipe orang yang sulit tidur, tapi kalau sudah tertidur lelap seperti babi mati. Sebaliknya Paulus Bayer, dia terbangun berkali-kali semalam sampai sekarang masih ada lingkaran hitam di matanya.
"Ini balas dendamku!" kata Yang Chengzhuo dengan wajah wajar saja.
"Lebih mirip pengecut yang sedang jumawa!" bantah Paulus Bayer.
Yang Cheng menuding si orang Jerman, "Berhati-hatilah dengan bahasamu, atau kau kutuntut!"
Seluruh tim tertawa serentak. Real Madrid sudah unggul lebih dulu, pertandingan selanjutnya pasti lebih mudah dihadapi.
Sebenarnya, strategi Yang Cheng dalam pertandingan ini dibangun di atas dasar unggul lebih dulu, karena dia paham betul situasi Barcelona saat ini. Tim ini sedang mengejar kemenangan dengan kegilaan, setelah kalah 1-4 dari Real Madrid dalam El Clásico akhir musim lalu, dan kini tertinggal 9 poin dari Los Blancos di musim ini. Hal ini membuat seluruh jajaran Barcelona merasakan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa tahun terakhir Barcelona begitu dominan sementara Madrid terpuruk, membuat fans Blaugrana berada di puncak kejayaan. Mereka tidak bisa menerima timnya kembali terperosok dalam lumpur, berharap Barcelona bisa mengalahkan Madrid dan kembali ke puncak. Emosi ini secara alamiah dialihkan ke seluruh skuad.
Ini adalah pertandingan yang TIDAK BOLEH KALAH bagi Barcelona!
Dalam situasi seperti ini, Yang Chengzhuo tetap memerintahkan timnya untuk aktif menekan ke depan dan menyerang sejak awal pertandingan. Ini karena keyakinan besarnya pada kemampuan ofensif timnya. Dia yakin bisa mencetak gol lebih dulu, setidaknya bisa meredam Barcelona lewat dominasi serangan.
Asalkan bisa unggul lebih dulu, semuanya akan lebih mudah diatur!
Aku sudah punya satu gol di tangan, sementara kamu harus menang. Bahkan pelatih paling biasa pun tahu harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.
"Lihatlah ekspresi Rijkaard dan Guardiola..." Redondo tertawa lebar sambil menunjuk ke kejauhan.
Rijkaard terlihat berat, sementara wajah Guardiola langsung bisa disebut pare pahit. Yang satu duduk di bangku pelatih tim tuan rumah, yang lain berdiri di luar, benar-benar pasangan sempurna.
"Baik Rijkaard maupun Guardiola, dalam hal kepelatihan mereka masih hijau. Sistem dua pelatih kepala bukanlah cara menyelesaikan masalah, malah hanya akan membuat para pemain semakin bingung, tidak tahu harus mendengarkan siapa."
Benitez menyindir dengan senyum dingin, entah petinggi Barcelona mana yang menepuk pantat lalu punya ide brilian seperti ini. Apakah mereka tidak tahu bahwa ini hanya akan memperparah masalah yang saat ini dihadapi Barcelona?
"Suruh pemain santai saja, kita sudah punya satu gol. Tak perlu bertarung mati-matian dengan mereka. Nyawa kita jauh lebih berharga daripada mereka!" kata Yang Cheng sambil tersenyum ke arah Paulus Bayer.
Orang Jerman itu mendengarkan, tersenyum pasrah, lalu menoleh ke pinggir lapangan untuk menyampaikan maksud Yang Cheng kepada para pemain.
……
……
Serang mendadak di awal, setelah unggul perlambat tempo, rapatkan formasi - ini adalah strategi pertandingan yang telah disusun Yang Cheng sebelum laga.
Sebenarnya, bahkan jika Real Madrid gagal mencetak gol di awal, Yang Cheng tetap akan memberi isyarat untuk merapatkan formasi sekitar menit ke-20, karena terus menyerang sudah tidak akan efektif lagi.
Tentu saja, sekarang sudah mencetak gol lebih dulu, inisiatif pertandingan sepenuhnya berada di tangan Real Madrid. Galácticos bisa bermain lebih hati-hati, lagipula mereka punya keunggulan, tidak perlu bertarung mati-matian melawan Barcelona. Tapi ini tidak berarti Real Madrid pasif, sebaliknya, semangat Los Blancos sedang tinggi-tingginya dan terus berusaha mencari peluang.
Bagi Yang Chengzhuo, Barcelona saat ini selalu terasa aneh.
Di awal musim lalu, Yang Chengzhuo pernah bertanya kepada Benitez, Paulus Bayer dan lainnya: "Kenapa Barcelona membeli Yaya? Touré?"
Bagi fans yang melihat dari perspektif pasca 2009 di kehidupan sebelumnya, ini pertanyaan konyol - Touré adalah pahlawan yang membantu Barcelona meraih gelar sextuple, dibeli murah lalu dijual mahal tanpa mengurangi kekuatan tim, transaksi yang sangat menguntungkan.
Tapi ini jelas analisis sok tahu setelah kejadian.
Dari sudut pandang Yang Chengzhuo dkk, rekrutan Yaya? Touré oleh Barcelona benar-benar transaksi yang sangat-sangat aneh. Keenam gelar Barcelona di kehidupan sebelumnya, jika kita mengesampingkan kontroversi, bahkan jika Yaya? Touré "kebetulan" bertabrakan dengan kesuksesan itu, sebenarnya hanyalah kebetulan. Kalau tidak, mengapa Pep Guardiola kemudian menggunakan Busquets untuk menggantikannya?
Yaya? Touré bukan pemain dengan teknisi halus. Saat melakukan observasi dulu, Yang Chengzhuo pernah mengatakan: Dia adalah gelandang bertahan yang sangat komprehensif, sekaligus bek lawan dengan keinginan menyerang yang sangat kuat. Jika ini terjadi di Chelsea atau tim lain, mungkin masalahnya tidak terlalu besar.
Tapi jika terjadi di Barcelona, bahkan di Real Madrid, masalahnya akan sangat serius.
Karena bagi kedua tim ini, tujuan gelandang bertahan adalah untuk menyeimbangkan serangan dan pertahanan tim. Seorang gelandang bertahan dengan keinginan menyerang yang kuat, berarti sama dengan ranjau darat di lini pertahanan yang tidak diketahui kapan akan meledak.
Yaya? Touré agak mirip dengan Lassana Diarra, keduanya adalah gelandang bertahan. Tapi yang satu suka melakukan serangan menerobos dari belakang, sementara yang lain gemar membawa bola sebagai inti. Jika tim bisa diatur dengan taktik berpusat pada mereka dan berjalan baik, semua orang akan menganggap ini sebagai kelengkapan permainan yang menguntungkan. Tapi jika gagal, akan dicap sebagai melampaui kewenangan.
Dulu Yang Chengzhuo pernah menyatakan, masalah Barcelona saat ini adalah rasio penguasaan bola yang tidak efektif terlalu tinggi. Hanya mengandalkan Xavi dan Andres Iniesta tidaklah cukup. Tampaknya Barcelona juga menyadari masalah ini, sejak lama terus mencari gelandang bertahan yang bisa sekaligus terlibat dalam pertahanan dan menjadi titik operan yang stabil - dari Márquez, Edmílson, hingga Yaya? Touré sekarang, juga pemain akademi sepak bola Busquets.
Selain Busquets yang masih terlalu hijau, Yaya? Touré dari segi ciri khas teknik dan taktik adalah yang paling sesuai dengan persyaratan. Dia memiliki kebugaran fisik yang hebat, raga yang kuat, mampu lari, oper, dan kontrol bola - seorang pemain yang sangat komprehensif. Namun kelemahan terbesarnya justru karena sifat komprehensif ini, membuatnya sangat gemar melakukan serangan menerobos masuk.
Maka muncullah masalah. Serangan Barcelona sudah cukup kuat. Yang kurang adalah sebuah titik oper stabil yang bisa berdiri kokoh di depan garis pertahanan untuk melindungi, serta rutin membantu dua organisator di area tengah. Bukan seorang pemain yang bisa melakukan serangan menerobos dari belakang.
Kenapa kemudian Pep Guardiola menggunakan Busquets untuk menggantikan Yaya? Touré?
Dari ciri khas teknik, semua yang bisa dilakukan Busquets, Yaya? Touré juga mampu menyelesaikannya. Bahkan hal-hal yang tidak bisa dilakukan Busquets, Yaya? Touré bisa. Tapi kenapa Busquets tetap bisa menggantikan Yaya? Touré? Hanya karena dia produk akademi?
Bukan, karena dia patuh, karena dia bisa patuh berdiri di depan pertahanan, bukan malah nekat melakukan serangan menerobos!
Di kehidupan sebelumnya, Yang Chengzhuo pernah mendengar banyak klaim bahwa serangan Yaya? Touré di Barcelona diremehkan. Sebenarnya Barcelona tidak meremehkan serangan Yaya? Touré, tapi sengaja meredam serangannya.
Tapi ketika ciri khas teknik dan kebiasaan bermain seorang pemain profesional sudah terbentuk, memintanya berubah dalam waktu singkat sangat sulit. Seperti semua pelatih Real Madrid yang meminta Lassana Diarra berubah, tapi orang Prancis itu tetap tak bisa diubah.
Jadi dalam pertandingan ini, taktik tekanan area tengah yang dipersiapkan Yang Cheng berfokus pada Iniesta dan Xavi. Bahkan Yang Cheng memberi instruksi ke Kaká: Biarkan Yaya? Touré menggiring bola, sebisa mungkin dorong dia untuk menerobos, pacu dia melakukan serangan menerobos. Karena begitu dia menerobos, area belakangnya akan meninggalkan tempat kosong.
Saat Real Madrid merapatkan formasi, tetapi menyisakan Villa dan Kaká di depan, serangan balik Barcelona jadi terhambat. Ditambah duet gelandang bertahan Beckham dan Mascherano yang solid melindungi pertahanan, membuat serangan Barcelona sulit berkembang dan terjebak kebuntuan.
Melihat serangan depan terus kesulitan mencari celah, Yaya? Touré berharap bisa mendukung rekan-rekan di depan. Ditambah kebiasaan bermainnya yang ofensif, tanpa disadari dia semakin sering menerobos ke jantung pertahanan lawan.
Tambahan satu orang memberi keunggulan satu poin dalam situasi. Pemain Barcelona tak terlalu menyadarinya karena sibuk bertarung dalam tempo cepat. Meski Guardiola dan Rijkaard di pinggir lapangan curiga, demi mengejar ketertinggalan secepatnya, mereka tak menghentikan taktik ini.
Mungkin, di saat seperti ini dalam hati mereka masih ada sedikit pemikiran untung-untungan, jika bisa mencetak gol, situasi pasti akan berbalik arah!
Tapi ketika Beckham menemukan momentum tepat, melihat Yaya? Touré menerobos sambil menggiring bola, dia melakukan perebutan presisi, merebut bola dari Yaya? Touré, lalu langsung melakukan umpan silang jauh tanpa menunggu Yaya? Touré menyadari dan berusaha merebut kembali, langsung memindahkan bola ke sayap kiri pertahanan Barcelona.
Alves yang selalu bermain sangat maju, sayap kanan Barcelona menjadi kosong. Villa yang terbiasa bergerak di sayap kiri terus berkeliaran di area sekitar, mengosongkan tengah lapangan untuk Kaká.
Saat Beckham mengoper, Villa seperti kilat menyambar melewati garis belakang Barcelona, menyambar bola lebih dulu dari semua pemain Barcelona, lalu memanfaatkan momentum langsung menerjang ke wilayah terlarang.
Beckham merebut bola dan langsung melancarkan serangan balik, Villa sukses lolos dari jebakan offside. Seluruh lini pertahanan Barcelona segera mengejar mundur. Puyol yang tercepat langsung mendekat, Márquez siap memberi dukungan di posisi manapun, sementara Kaká juga menyambar dengan kecepatan luar biasa dan Abidal mengejarnya dari samping.
Meski Villa memiliki kecepatan menggiring yang tinggi, dia masih berhasil dikejar Puyol di sudut kiri kotak penalti. Singa Barcelona itu menghadang di area terlarang, tapi Villa lebih gesit. Dengan gerakan tipuan dan sentuhan halus, dia melewati Puyol lalu mempercepat laju menyusur garis lapangan untuk melakukan crossing akurat.
Sebagai pemain kidal, Villa menyelesaikan crossing-nya dengan mulus bagai air mengalir tanpa jeda. Saat mengoper, dia tetap tenang. Umpan silangnya melambung melewati Márquez yang mengejar dari belakang Puyol, mendarat sempurna di antara Márquez dan Abidal.
Dari situasi yang terlihat, Márquez telah tersingkir dari sistem pertahanan. Dia menghadapi Villa sementara bola berada di belakangnya, mustahil baginya berbalik dan mengejar kecuali dia manusia super. Satu-satunya yang bisa menyusul bola ini adalah Abidal.
Tapi Kaká tepat berlari di antara Márquez dan Abidal. Dengan sprint, dia mendahului Abidal, memanfaatkan keunggulan posisinya untuk menghentikan bola, mengontrolnya, lalu berakselerasi mengejar. Menghadapi Valdés yang maju menyongsong, tendangan rendahnya menyelinap di antara Valdés dan tiang kanan.
“GOALLLLLLLLLLLLLL！！！！！”
Komentator di TKP menjerit histeris, direspons oleh fans Real Madrid di tribun yang serempak melompat dari kursinya, meneriakkan sorak-sorai gegap gempita ke arah pemain di lapangan sambil berteriak-teriak memanggil nama Kaká.
"Real Madrid menit ke-23, serangan balik yang sangat-sangat mumpuni dan cepat, membentuk formasi 2 lawan 3 di lini depan. Pertahanan Barcelona sama sekali tak sanggup menghentikan serangan frontal Villa dan Kaká. Kecepatan kedua pemain ini benar-benar luar biasa! Umpan silang Villa juga sangat cantik!"
Setelah mencetak gol, Kaká menunjuk langit dengan kedua tangan sambil bergumam lirih, lalu melompat ke bawah tribun penonton Real Madrid. Ia mengepalkan tangan ke arah fans sebelum menoleh. Villa, David Silva, Beckham, Raul dan rekan setim lainnya sudah berhamburan mendekat. Ramos bahkan melompat ke tubuh Kaká.
"0:2! Real Madrid berhasil memperlebar keunggulan melalui serangan balik cepat!"
“Serangan balik cepat yang sangat mengejutkan！Yaya? Touré yang membawa bola menerobos ke depan justru direbut lawan, menyebabkan seluruh pertahanan Barcelona harus menghadapi serangan frontal Villa dan Kaká dalam situasi tergesa-gesa. Ini jelas merupakan kesalahan fatal, karena kedua bintang besar ini memiliki kemampuan individu yang luar biasa. Memberi mereka kesempatan seperti ini sama saja dengan membiarkan mereka menyerang gawang Barcelona!”
Layar siaran langsung TV beralih ke pinggir lapangan. Setelah gol Kaká, Yang Chengzhuo bersorak gembira, sementara Pep Guardiola di depan bangku pelatih tim tuan rumah menampar dahinya sendiri dengan keras, terlihat penuh penyesalan.
“Perbedaan kualitas begitu jelas! Baik Rijkaard maupun Guardiola, jika dibandingkan dengan Yang Chengzhuo, masih jauh ketinggalan. Setidaknya dalam hal pengaturan formasi dan kepemimpinan selama pertandingan, mereka masih kurang. Jelas mereka belum sepenuhnya memahami bahwa di lapangan sepakbola terjadi pertarungan timbal balik - seringkali hal yang paling Anda khawatirkan justru paling mudah terjadi, karena lawan sedang menunggu momen itu!”
Seluruh Stadion Camp Nou terdiam, semua fans Barcelona tidak bersuara, satu per satu diam-diam memandang lapangan, memandang pemain kedua tim. Yang mereka saksikan adalah musuh bebuyutan yang sedang merayakan, dan diri mereka yang tidak berguna!
Rasa lelah membuat mereka kesal, kekalahan yang tak berdaya membuat mereka sulit diterima. Bahkan mereka memiliki dorongan untuk membinasakan segalanya, karena ini mutlak bukan Tim Dua legendaris tak terkalahkan dalam ingatan mereka!
Lihat Ronaldinho, lihat Eto'o, lihat Messi, lihat para pemain ini - apakah mereka sepadan dengan jersey Barcelona?
Pada akhirnya, gelombang kekesalan ini berubah menjadi siulan, menjadi kutukan, menjadi amarah membahana terhadap Yang Chengzhuo!
Jika di Stadion Camp Nou kami tak bisa mengutuk pemain sendiri, jika di sini pemain sudah tak berdaya, maka kami harus membalas dengan cara lain.
Seketika, siulan dan suara kutukan memenuhi udara, fans Barcelona serentak menggunakan kata-kata paling kedengkian untuk menghina Yang Chengzhuo, gerakan paling jahat untuk mempermalukannya, bahkan berusaha menghancurkannya.
Ini adalah perang antara satu orang melawan sistem grup!
