Di Tiongkok ada pepatah: Hal jangan dihabisi sampai tuntas, ucapan jangan diungkapkan sampai habis!
Maksudnya adalah, setiap hal harus menyisakan ruang gerak. Jika dilakukan terlalu ekstrem, mudah terjerumus ke neraka yang abadi.
Jika diterapkan di bidang sepakbola, prinsip ini juga merupakan kebenaran yang sangat mendalam. Seperti aliran kontrol bola yang dikejar Barcelona, sebenarnya adalah manifestasi paling dalam dari pepatah ini. Karena tujuan akhir mengontrol bola adalah untuk sebisa mungkin mengendalikan segalanya di tangan mereka sendiri, menyisakan ruang gerak bagi diri sendiri.
Tidak ada ruang gerak mudah menjerumuskan diri ke lingkungan ekstrem, harus yang terbaik atau terburuk!
Seperti situasi serangan Barcelona saat ini, formasi rapat Real Madrid mengendalikan wilayah sendiri dengan erat. Barcelona bisa leluasa menguasai bola di luar area berbahaya Real Madrid, tapi begitu bola masuk ke zona mengancam, pertahanan Madrid langsung berubah menjadi sangkar besi yang tak tertembus.
Yaya? Touré sudah sepenuhnya memasuki separuh lapangan Madrid untuk terlibat dalam serangan. Alves terlihat lebih seperti sayap, posisi Messi semakin maju berkeliaran di sekitar Eto'o. Meski Abidal tidak seagresif Alves, posisinya juga cukup ke depan.
Dalam situasi seperti ini, belakang Barcelona telah meninggalkan terlalu banyak ruang kosong.
Tapi juga harus diakui, pressing lokal lini depan Barcelona sangat bagus. Hampir semua pemain langsung melakukan pressing gila begitu kehilangan bola. Ini menjadi senjata paling efektif untuk memperlambat serangan balik Real Madrid. Dalam situasi seperti ini, Real Madrid benar-benar kesulitan mengembangkan serangan balik efektif.
Melihat dominasi permainan Barcelona, suara fans Barca di tribun pun semakin membahana. Jika bisa mencetak gol dalam momentum ini, pasti akan membuat mereka benar-benar menenggelamkan Real Madrid.
Raul dan David Silva lebih terlihat seperti gelandang bertahan. Terutama Raul, bahkan sudah turun ke garis gelandang bertahan untuk mengawal Alves. Semua paham, gol Barca dalam situasi ini akan mengubah situasi total. Real Madrid mungkin kehilangan semua keunggulan yang sebelumnya dimiliki.
"Tekanan mereka benar-benar terlalu agresif!" ucap Benitez sambil mengernyitkan alis.
Terus membiarkan Barcelona menekan seperti ini, bagi Real Madrid juga merupakan hal yang sangat berbahaya. Karena begitu ada yang tak tahan tekanan, pertahanan Madrid akan hancur berantakan. Saat itu serangan Barcelona akan membanjir seperti air pasang.
"Javier, David!" Yang Chengzhuo berjalan ke pinggir lapangan, berteriak ke arah Mascherano dan Beckham.
Kedua pemain melihat ke arahnya saat bola mati. Yang Chengzhuo memberi isyarat agar mereka lebih agresif maju ke depan, jangan terlalu rapat mundur. Lini tengah harus memberikan tekanan yang cukup ke Barcelona, jangan biarkan mereka bertindak semaunya.
Lalu dia memberi isyarat lagi ke pemain untuk mempertahankan posisi. Thiago Silva di lini pertahanan harus lebih aktif dan percaya diri, lebih banyak meminta umpan.
"Persiapan menggunakan Senjata Rahasia?" Benitez bertanya sambil tertawa terbahak-bahak.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, "Tekanan dari Barcelona jauh lebih besar dari yang dibayangkan!"
Harus dikatakan, tim pelatih Yang Chengzhuo sebelumnya agak meremehkan daya serang Barcelona yang mengobarkan serangan habis-habisan, memberikan tekanan berat kepada Real Madrid. Namun Yang Chengzhuo selalu memiliki kebiasaan pribadi: menyimpan satu kemampuan cadangan, terutama ketika menguasai inisiatif.
Memang benar, kedua tim hampir tidak memiliki rahasia lagi setelah setengah musim berjalan, saling mengenal dengan baik. Tapi ini berlaku untuk pemain reguler. Bagi para pengganti, terutama bek pengganti, kesan baik yang dimiliki lawan cenderung lebih asing - khususnya untuk posisi bek tengah.
Mengapa dulu Yang Chengzhuo memilih Thiago Silva yang dianggapnya memenuhi kebutuhan taktik bek tengah?
Apakah hanya karena kecepatan dan kemampuan bertahanannya?
Tidak! Juga karena kelengkapan permainannya - ditambah kemampuannya melakukan umpan jauh!
Pernah bermain di banyak posisi seperti sayap, gelandang serang, dan bek, membuat Thiago Silva sangat serbaguna. Sejak di lapangan latihan Real Madrid, dia telah menunjukkan semua kemampuan ini kepada seluruh pemain Real Madrid. Pertahanannya hebat, tapi serangannya juga tak kalah bagus. Memiliki kemampuan organisasi yang baik, mampu menguasai bola, dan juga bisa melakukan operan.
Melihat skuad Real Madrid, tiga bek tengah pilihan Yang Chengzhuo - Thiago Silva, Ramos, dan Pepe - hampir memiliki ciri khas yang sama: kecepatan berbalik yang cepat, kemampuan mengejar yang kuat, mahir menguasai bola, terampil dalam passing, dengan kelengkapan permainan teknik yang membuat mereka sama-sama solid baik dalam menyerang maupun bertahan. Bahkan semua bisa dimainkan sebagai gelandang bertahan.
Setelah bergabung dengan Real Madrid, Thiago Silva sempat dipertanyakan pada tahap awal. Banyak yang meragukan kelayakannya untuk bermain di Real Madrid. Namun seiring dengan peningkatan performanya secara bertahap, sikap dan kesan publik terhadapnya mulai berubah. Dirinya sendiri juga memiliki rasa krisis yang kuat, mengingat usianya yang sudah 23 tahun.
Pemain yang sudah mencapai usia ini, jika belum juga menunjukkan kemampuan, benar-benar akan menjadi biasa saja.
Oleh karena itu, performa Thiago Silva musim ini menunjukkan pemulihan yang sangat menyeluruh. Beberapa penampilannya cukup bagus, namun karena kekuatan menyeluruh Real Madrid sudah mapan, kesempatannya untuk menunjukkan bakat menyerang pun terbatas.
Momen ini adalah saatnya!
Ketika duo gelandang bertahan Mascherano dan Beckham, dengan dukungan Raul dan David Silva, berhasil menekan serangan Barcelona, tekanan di lini pertahanan pun berkurang. Barcelona yang hanya mengandalkan striker tunggal Eto'o, setelah Ronaldo de Assis turun, lebih fokus pada pengembangan sektor serangan.
Ketika pertandingan memasuki menit ke-61, Mascherano merebut bola dari Iniesta dan mengoper kembali ke Pepe. Eto'o langsung melakukan pressing, namun Pepe mengalirkan bola menyamping ke Thiago Silva.
Bek Brasil itu menghentikan bola di depan wilayah terlarang, masih sempat melakukan pengamatan sejenak. Baru setelah Messi sepenuhnya menerjang, dia melakukan umpan jauh ke depan.
Umpan jauh Thiago Silva tidak selihai David Beckham, tapi efektivitasnya hampir setara bek Inggris itu. Hanya kurang presisi, memaksa Kaká harus memperlambat langkah. Begitu menerima bola, Carles Puyol langsung menyusul.
Merasakan tekanan Puyol dari sebelah kiri, Kaká menggiring bola diagonal ke kanan sambil meningkatkan kecepatan. Tapi Puyol terus menempel dengan ketat, kecepatannya tak kalah dari Kaká yang sedang membawa bola.
Sebenarnya Puyol terus mencari celah untuk merebut. Dia tak ingin Kaká terlalu masuk ke jantung pertahanan Barcelona, karena striker Brasil itu memiliki jarak tembak efektif yang luas dan berbahaya. Namun frustasi karena sulit merebut bola dari kaki Kaká.
Meski Kaká terlihat seperti menggiring bola dengan jarak lebar setiap langkah saat melaju kencang, sebenarnya ini mengandung ilmu tersendiri.
Semua yang pernah bermain sepakbola tahu, bagian tersulit dalam membawa bola maju terletak pada penyesuaian langkah. Dengan kata lain, bagaimana menyelaraskan ritme langkah agar setiap sentuhan bola tidak perlu dikoreksi - itulah puncak ilmu menggiring.
Arjen Robben ahli dalam langkah kecil. Keunggulan teknik ini terletak pada kemampuannya untuk disesuaikan kapan saja di mana saja. Karena jarak langkah pendek, penyesuaian tidak mempengaruhi kecepatan serangan, sekaligus memungkinkan perubahan tempo dan arah secara dinamis. Ini salah satu metode menggiring, namun tak semua orang bisa menguasainya. Teknik ini layak disebut pondasi dasar yang sulit dikuasai setelah melewati fase pertumbuhan keterampilan.
Cara lainnya adalah mengandalkan langkah yang brilian, menyesuaikan ciri khas teknik, kecepatan, daya ledak, dan lain-lain, lalu memperhatikan situasi di lapangan. Dengan naluri alami, mereka mengoptimalkan langkah sehingga seluruh proses membawa bola maju tidak perlu dipaksakan dengan langkah kecil untuk penyesuaian. Hasilnya terlihat mulus bagai air mengalir, seolah tanpa jeda.
Contohnya Zinedine Zidane dan Riquelme. Bukankah kecepatan mereka lambat? Tapi begitu bola sampai di kaki mereka, berapa orang yang bisa merebutnya? Saat mereka membawa bola maju, berapa pemain yang berhasil merebut bola dari kaki mereka?
Ini karena meski terlihat santai, sinkronisasi antara langkah dan bola begitu sempurna. Akibatnya, lawan sulit menemukan celah untuk tackling yang tepat. Jika dipaksakan, itu hanya akan menjadi pelanggaran!
Ada juga veteran Manchester United, Ryan Giggs, pemain yang menyatukan langkah dan bola dengan sempurna. Meski sudah berada di level senioritas tertentu, dia tetap bisa merobek pertahanan lawan di sayap dan menciptakan terobosan, mengandalkan presisi langkah yang brilian. Jika mempelajari langkah-langkahnya saat melewati lawan, akan terlihat setiap titik pijakan kakinya sempurna, menyatu harmonis dengan bola.
Langkah Kaká juga luar biasa. Berbeda dengan pemain lain, sentuhan bolanya terlihat lebar, namun kecepatan dan daya ledaknya yang menonjol membuatnya selalu bisa menyusul bola sebelum lawan sempat merebut.
Saat menonton rekaman permainan Kaká, sering terlihat bek-bek yang mengira sentuhannya terlalu lebar dan mencoba tackling. Tapi begitu mereka bergerak, Kaká justru mendorong bola lebih jauh lagi lalu berakselerasi mengejarnya, meninggalkan bek yang terjatuh dan hanya bisa menyaksikannya melesat bagai angin. Adegan seperti ini sangat sering terjadi.
Alasannya sederhana, kombinasi bola dan langkah Kakā terbentuk dari akumulasi pengalaman bertandingnya yang tak terhitung, langkah yang paling cocok untuk mengekspresikan karakteristik dirinya. Inilah mengapa saat dia mulai menggiring bola, sangat sulit untuk merebutnya.
Yang memilukan adalah, kali ini Puyol juga mengira sentuhan Kakā terlalu panjang, juga merasa yakin bisa merebut bola, sama seperti para bintang Italia yang pernah tumbang di kaki Kakā. Dia melakukan tackling, lalu sama seperti mereka, terkejut oleh akselerasi tiba-tiba Kakā. Saat dia menyadari situasi, Kakā sudah meninggalkannya jauh di belakang.
Kejadian selanjutnya menjadi sangat sederhana. Setelah menempuh sebagian besar lapangan dan melewati Puyol, Kakā menerobos ke area penalti. Tapi Valdés sudah sigap menutup sudut tembak. Namun pemain Brasil ini tidak berlama-lama, mengorbankan peluang satu lawan satu, memilih untuk mengoper silang ke tengah. Villa yang datang dari belakang tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan emas ini, langsung menyelesaikan dengan tenang di depan gawang!
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！！”
Komentator langsung terlena dalam kegembiraan karena gol ini sungguh spektakuler. Meski tidak ada adegan melewati banyak pemain secara beruntun, meski tidak ada teknik individu magis yang memukau, namun yang ada justru gairah yang dibawa oleh kecepatan dan ketegasan.
Kaká menggiring bola dari wilayah sendiri dalam serangan solo sepanjang puluhan meter. Kejatuhan Puyol yang menjadi latar belakang semakin membuat tendangan spektakuler ini tak terlupakan. Tapi orang Brasil ini pantang mundur di akhir, mengorbankan tembakan tunggalnya demi tim dengan memilih mengoper melintang ke Villa yang posisinya lebih baik - tindakan ini semakin meninggikan nilai gol tersebut.
Tembakan spektakuler memang mengagumkan, namun bukankah operan tanpa pamrih ke rekan setim juga merupakan wujud semangat tim yang dinikmati para fans?
Villa membalas budi dengan buah persik, setelah mencetak gol ia segera berlari ke arah Kaká, mendekap erat pemain Brasil itu. Keduanya bersama-sama menerima sorak-sorai gegap gempita dari fans Real Madrid di tribun. Gol ini lebih pantas disebut sebagai prestasi besar Kaká daripada hasil kerja Villa.
Maka di tribun Stadion Camp Nou, nama yang paling sering diteriakkan fans Los Blancos tetaplah Kaká!
Menanggapi hal ini, Villa sama sekali tidak memprotes. Ia sama gembiranya dengan Kaká!
"Serangan balik yang sangat mengejutkan! Jelas terlihat, Barcelona tidak memberikan penghargaan cukup pada Thiago Silva - bek tengah ketiga Real Madrid. Umpan jauh ini datang terlalu tiba-tiba, bahkan Thiago Silva masih sempat menyesuaikan posisinya!"
Dalam ulangan slow-motion, komentator akhirnya memperhatikan detail penting ini.
“Umpan jauh jika bisa mengarahkan titik jatuh sedikit lebih maju, efek taktik akan lebih besar. Soalnya waktu itu Kaká sudah mulai berlari kencang. Kalau jatuhnya di depan, orang Brasil itu sama sekali tidak akan bisa dihentikan Puyol. Tapi bagaimanapun, ini tetaplah tembakan yang sangat cantik!”
Seluruh Stadion Camp Nou kembali terdiam. Semua fans Barcelona tertegun seperti patung menyaksikan lapangan, bertanya-tanya: sebenarnya apa yang terjadi pada tim mereka sendiri? Apa yang menimpa para pemain mereka?
Tapi sudah jelas, Real Madrid sudah merasakan manisnya kemenangan!
Memanfaatkan kekacauan Barcelona pasca serangan mendadak yang sukses, Real Madrid langsung mengadakan serangan balik.
……
……
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！”
“Ya Tuhan, gol berasal dari Raul!!!”
“Real Madrid mencetak gol lagi di menit ke-68! Ini gol ke-4 Los Blancos sepanjang pertandingan. Berasal dari Kapten Real Madrid Raul, tembakan berani setelah menyerang dari sayap kiri, dibantu umpan terobosan Kaká. Real Madrid menambah keunggulan, 0-4!”
"Barcelona kali ini jelas sudah kehilangan semangat juang sama sekali. Mereka sekarang malah terjepit di area pertahanan sendiri oleh Real Madrid. Busquets dan Yaya? Touré gagal memanfaatkan keunggulan sistem dua gelandang bertahan, malah membiarkan Kaká dengan gemilang menerobos celah di antara mereka, melakukan dribel cepat lalu membagi bola ke sayap kiri. Ini memperlihatkan celah pertahanan Barcelona!"
"Hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, Real Madrid berhasil mencetak dua gol berturut-turut seperti pisau panas membelah mentega!"
"Rijkaard sudah kehilangan tekad untuk melakukan serangan balik terakhir. Dia mengganti Alves yang performanya buruk sepanjang pertandingan dengan Oleguer. Bek Brasil ini meski pernah menunjukkan performa gemilang sejak bergabung dengan Barcelona, tapi dalam pertandingan kali ini permainannya bisa dibilang payah. Di sektor serangan mungkin masih ada kontribusi, tapi kelemahan di pertahanan membuat sayap kiri Madrid seperti jalan bebas hambatan."
"Real Madrid saat ini memiliki keunggulan yang sangat jelas. Barcelona setelah kebobolan dua kali, sudah tidak berani terus menekan. Real Madrid sekarang mengepung area pertahanan Barcelona dan menciptakan beberapa peluang, namun belum berhasil mencetak gol!"
"Yang Chengzhuo mengganti dua pemain sekaligus: Mata masuk menggantikan Kapten Raul yang tampil bagus sepanjang pertandingan. Saat turun, sang ikon Real Madrid menyerahkan ban kapten kepada Guti yang masuk sebagai pengganti. Sementara Guti sendiri menggantikan bintang top Real Madrid, Kaká yang menjadi pemain terbaik dalam laga ini."
Kedua pemain yang diganti mendapat sorak-sorai gegap gempita dari fans Real Madrid. Bagaimanapun, pertandingan ini benar-benar memuaskan rasa dendam semua pendukung Los Blancos!
Hal ini tentu akan memperdalam dendam antara kedua tim. Dalam pertarungan habis-habisan antara musuh bebuyutan seperti ini, takkan ada belas kasihan. Semua pihak ingin mengalahkan lawan sehancur mungkin.
Setelah pergantian pemain, tekanan serangan Real Madrid tidak melemah. Meski memimpin 4-0, Yang Chengzhuo tidak meminta pemainnya melambat, justru terus mendesak timnya mempertahankan tekanan serangan ke Barcelona dan terus mengancam gawang mereka.
Kehadiran Guti di lapangan meningkatkan ancaman operan Real Madrid di depan wilayah terlarang. Villa yang sendirian di lini depan segera ditemani Sergio Agüero setelah David Silva digantikan, semakin memperkuat kemampuan ofensif tim.
Pergantian pemain berturut-turut memperlihatkan mentalitas Yang Cheng yang tidak puas dengan realitas saat ini. Hal ini memicu semangat pantang menyerah pemain di lapangan yang terus gencar menyerang, menghasilkan gol tambahan di menit ke-87 melalui keteguhan mereka dalam ofensif.
Mata membentuk terobosan di sayap kiri lalu melakukan crossing akurat. Villa menggunakan tubuhnya menghalangi Puyol di kotak penalti. Setelah membaca arah bola, ia sengaja memanfaatkan celah, membiarkan bola melewati dirinya dan Puyol. Márquez yang kaget tak sempat menghalangi. Agüero yang selalu berada di samping Márquez tiba-tiba menerobos dari belakang dan melepaskan tendangan keras.
Bola menyelinap di antara Valdés dan tiang kanan, masuk ke sudut jaring, 0:5!
Di menit-menit akhir, menyaksikan Agüero kembali mencetak gol, Yang Chengzhuo dengan penuh semangat menerjang Benitez sambil tertawa terbahak-bahak meluapkan kegembiraannya. Ia menunjuk Agüero yang berlari merayakan di pinggir lapangan sambil mengacungkan ibu jari.
Anak muda ini hokinya benar-benar beruntung! Begitu turun langsung dapat kesempatan seperti ini!
Tapi ketenangan dan kewaspadaannya dalam menghadapi peluang dadakan memang membuatnya punya daya mematikan yang lebih besar di kotak penalti.
"Untuk pemain seperti ini, Yang Chengzhuo sulit menentukan pilihan: apakah akan memposisikannya sebagai striker yang menjadi Pembunuh Area Terlarang? Atau menjadikannya gelandang serang yang melakukan gerakan menerobos dari belakang, berperan sebagai Pembunuh Bayangan?"
"Tapi ini lebih terlihat seperti frustasi yang membahagiakan, terutama saat Villa sedang dalam performa terbaik dengan gol-gol beruntun, sementara Kaká juga mengalami transformasi bertahap sambil mempertahankan kekuatannya. Dalam situasi seperti ini, Agüero tetap bisa memberikan kontribusi baik sebagai striker maupun gelandang serang, sekaligus meningkatkan ketebalan bangku cadangan tim."
"5-0!! Ya Tuhan!"
"Harus diakui, El Clásico selalu memiliki hubungan erat dengan skor 5-0. Sejak Barcelona menghantam Madrid 5-0 di Stadion Camp Nou tahun 1994, lalu Madrid membalas dengan skor sama di Stadion Santiago Bernabéu tahun 1995, kini setelah 12 tahun, derby abad ini kembali menyuguhkan skor menggemparkan 5-0 seperti ini."
“Banyak fans Real Madrid menganggap pertandingan 5-0 yang disutradarai Valdano dulu sebagai balas dendam, tapi sebenarnya itu terjadi di Stadion Bernabéu. Namun kami yakin, setelah pertandingan ini, mereka akan menganggap laga malam ini sebagai pertarungan balas dendam sesungguhnya - karena ini terjadi di Camp Nou, di kandang sendiri musuh bebuyutan, Real Madrid menghajar Barcelona 5-0! Inilah balas dendam sejati!”
“13 tahun lalu kalah 0-5, 13 tahun kemudian Real Madrid merebut kembali kemenangan 5-0! Tidak ada balas dendam yang lebih persuasif dari ini!”
“Malam ini akan selamanya terukir dalam ingatan fans Real Madrid! Karena malam ini, Yang Chengzhuo dan pasukannya akhirnya membayar lunas utang darah 13 tahun silam! Karena malam ini, mereka meninggalkan noda yang takkan pernah terhapus dalam sejarah Barcelona!”
“Skor 5-0 di Camp Nou ini akan menjadi luka yang tak tertahankan di hati fans Barcelona untuk selamanya!”
