Di pagi hari kedua, Madrid ternyata diguyur hujan salju ringan tepat sebelum Natal.
Bagi Madrid yang baru saja memenangkan El Clásico, salju ini bagai ucapan selamat. Di jalan-jalan, terlihat banyak fans berbaju kaos Real Madrid merayakan turunnya salju, menjadi bagian dari pemandangan salju Madrid.
Yang paling ramai adalah kios koran di pinggir jalan. Hampir setiap kios menempatkan dua tumpukan koran tinggi di bagian depan - satu tumpukan Marca, satu tumpukan AS, dua surat kabar terlaris di Madrid yang menjadi sumber pendapatan utama kios koran setiap hari.
Pejalan kaki yang tak henti-hentinya berjalan dengan jaket tebal, tubuh merapat, beberapa bahkan memakai topi, menahan serpihan salju sambil mendekat. Mereka menyodorkan koin euro satu per satu, lalu sekadar mengambil satu eksemplar koran dari tumpukan teratas. Sesuai kebiasaan masing-masing, ada yang memilih Marca, ada yang memilih AS, beberapa mengambil kedua koran tentu setelah menyodorkan dua koin.
Setelah mengambil koran, para pejalan kaki langsung membaca sambil berjalan. Bahkan ada yang langsung duduk di bangku panjang depan kafe pinggir jalan, memesan secangkir kopi hangat, hampir-hampir bersila, fokus total menikmati korannya.
Artikel utama di halaman depan Marca adalah 【13 tahun kemudian, kita akhirnya membalas dendam!】.
Ini membuat banyak orang langsung membalik ke halaman kedua, mulai membaca secara detail kolom khusus yang ditulis langsung oleh pemimpin redaksi Marca, Indra.
"Di tribun Stadion Camp Nou, masih tersisa sisa penghinaan kejam fans Barcelona terhadap Yang Chengzhuo. Mereka menggunakan berbagai taktik - slogan raksasa, nyanyian, siulan dan gerak-gerik - untuk mempermalukan pelatih kepala Real Madrid. Tapi saat meninggalkan stadion, mereka pasti lupa membawa pulang 'barang' yang mereka bawa."
"Mengalahkan sebuah tim sama seperti mengalahkan seseorang - harus menghancurkannya sepenuhnya sampai ke kedalaman hati. Yang Chengzhuo dan Real Madrid-nya telah mencapai prestasi epik yang diimpikan banyak senior tapi tak pernah terwujud. Kemenangan 5-0 ini akan selamanya tercatat dalam sejarah Los Blancos!"
"Yang Chengzhuo adalah legenda dunia sepakbola Eropa terkini, di usia 35 tahun telah meraih berbagai gelar juara. Ia mencapai puncak karier sebagai pelatih profesional di Bundesliga, Serie A, dan Liga Primer Inggris. Sebagai Juru Selamat yang turun ke Bernabeu, di season pertama memimpin Real Madrid berhasil mentransformasi tim secara total. Dalam kondisi tertinggal 14 poin dari rival abadi Barcelona, ia memimpin serangan balik habis-habisan hingga merebut gelar liga, menciptakan keajaiban di liga top Eropa!"
"Gelar juara liga setengah tahun lalu masih terpampang jelas di ingatan fans Real Madrid. Namun keterpurukan selama bertahun-tahun membuat mereka cemas akan perjalanan musim baru ini. Apakah kejayaan Yang Chengzhuo dan Real Madrid hanya akan muncul sekejap seperti bunga sepatu? Bisakah performa gemilang di babak akhir musim lalu terus berlanjut di musim ini?"
"Fakta membuktikan, kekhawatiran kami sia-sia belaka!"
“Setelah 17 putaran liga, kita unggul 10 poin dari Villarreal yang berada di peringkat kedua liga, dan 12 poin dari Barcelona di peringkat ketiga. Dengan skor hampir sempurna dan jadwal pertandingan yang optimal, kita telah mengalahkan lawan satu per satu. Kita mutlak punya alasan untuk percaya, musim ini akan menjadi milik Real Madrid!”
“Tapi, saya sangat setuju dengan pernyataan Yang Chengzhuo di konferensi pers setelah pertandingan. Kemenangan 5-0 tidak berarti apa-apa, itu sudah berlalu. Tugas kita sebagai fans Real Madrid bukanlah meratapi masa lalu, tapi menaruh harapan pada masa depan. Hanya dengan bermain maksimal di 21 pertandingan liga tersisa, barulah kita bisa membawa gelar juara kembali ke ruang pamer Stadion Bernabeu. Kalau tidak, Barcelona musim lalu akan menjadi contoh yang harus kita pelajari!”
“Bagaimanapun juga, kami sangat senang melihat segala sesuatu yang dibawa Yang Chengzhuo untuk kami. Dia telah menciptakan sistem serangan-pertahanan yang hebat, memungkinkan kita meski menghadapi sistem taktik kuat Barcelona yang telah bertahan belasan tahun, tetap memiliki kemampuan bertarung, bahkan bisa mengalahkan lawan. Ini sudah cukup membuat semua fans Real Madrid memujinya habis-habisan, karena dia bagaikan Penyihir Gelap yang membawa keajaiban di momen keputusasaan kami!”
“Selama ini aku selalu mengagumi sepakbola Yang Chengzhuo. Dia tidak sombong dan sembrono seperti Mourinho yang penuh karakter, tidak keras kepala seperti Ferguson, juga tidak terlalu idealis seperti Wenger. Namun di balik aura elegan khas orang Tionghoa, tersimpan daya tarik individu yang unik.”
“Dia telah menjadi sebuah keajaiban yang sulit terlampaui dalam sejarah sepakbola modern, kami berharap dia juga bisa membawa Real Madrid, klub sepakbola yang paling dicintainya ini, menuju sebuah epos kerajaan sepakbola yang tak tertandingi!”
Jutaan fans Real Madrid yang membaca kolom khusus Indah ini tak kuasa menahan gejolak di hati, bersorak riuh rendah, rasa cinta dan dukungan mereka terhadap Yang Chengzhuo pun semakin menguat.
Dalam analisis pertandingan di halaman kedua, wartawan Marca menuliskan ulasan: "Ini adalah El Clásico dengan keseimbangan terguncang terparah dalam beberapa tahun terakhir, namun bukan karena perbedaan kekuatan tim. Faktanya, dari segi analisis kemampuan, Barcelona bahkan lebih unggul daripada lawan. Namun akhirnya Real Madrid dengan mudah meraih kemenangan - ini adalah kemenangan sang pelatih kepala!"
“Banyak yang bilang skor tidak mencerminkan kesenjangan kedua tim, sebenarnya skor mutlak mencerminkan performa kedua tim di pertandingan ini, Real Madrid-lah yang mengalahkan Barcelona dan memperagakan Pembantaian, karena baik dari kondisi pemain, keinginan menang, bahkan eksekusi instruksi taktik selama pertandingan, Madrid sepenuhnya mengungguli Barca.”
“Selama beberapa tahun ini, banyak yang membicarakan Barca seolah mereka tetap konsisten menjalankan sepakbola mereka selama puluhan tahun. Tapi sekarang, kita seolah menyaksikan Barca yang tersesat, mereka kehilangan arah, tak lagi memiliki rasa saat bermain seperti dulu. Kecuali babak kedua saat mereka melakukan pressing sepanjang pertandingan yang nyaris gila, mereka sama sekali tidak memberikan masalah bagi Madrid. Tapi setelah pressing itu, kebugaran mereka menurun drastis, yang menunggu mereka adalah gol-gol beruntun dari Madrid!”
"Mungkin selama bertahun-tahun ini, Barcelona dalam menghadapi dua musuh bebuyutannya, di satu sisi menyiksa rival satu negara Real Madrid, namun di sisi lain justru disiksa oleh Yang Chengzhuo. Musim lalu, setelah Yang Chengzhuo turun ke La Liga, dia memimpin Real Madrid menciptakan keajaiban serangan balik habis-habisan. Ini membawa gempakan belum pernah terjadi sebelumnya bagi Barcelona dan manajemen mereka."
"Sistem pelatih ganda, keraguan terhadap konsep penguasaan bola, kecurigaan terhadap kemampuan diri sendiri - semua ini tercermin jelas dalam tim Barcelona saat ini. Mereka bagaikan wanita menopause yang lama kekurangan gairah dan pancingan semangat, membuat mereka kehilangan daya tarik terhadap kehidupan dan pertandingan, serta semangat gadis remaja."
"Tidak diragukan lagi, Rijkaard seharusnya pergi. Masalah utamanya adalah: Siapa yang akan mengambil alih Camp Nou!"
Koran AS juga menampilkan headline di halaman depan: "Pertempuran Camp Nou, Sang Kaisar Tercatat Abadi dalam Sejarah Real Madrid!"
"Dalam kolom khusus, Alfredo menulis: 'Selama puluhan tahun terakhir, saya menyaksikan perubahan sejarah sepakbola Eropa. Saya melihat langsung kebangkitan banyak tim legenda seperti AC Milan yang ajaib di masa lalu, Real Madrid dengan lima El Águila, Tim Mimpi I Cruyff, Galácticos yang memiliki bintang top seperti Zidane dan Figo, serta Tim Dua Barcelona Rijkaard beberapa tahun silam. Semua tim ini tanpa kecuali mencapai pencapaian luar biasa yang membuat takjub.'"
"'Tapi yang ingin saya tekankan adalah, Real Madrid sedang menapaki jalan yang melampaui legenda. Yang Chengzhuo memimpin Real Madrid-nya membuka kerajaan sepakbola yang unik dan penuh daya tarik. Sangat mungkin mereka akan mencapai prestasi dan ketinggian yang tak tersentuh tim lain. Mereka berpotensi menjadi tim terhebat dan terbesar dalam sejarah sepakbola!'"
"Jangan anggap aku jadi polos karena terlalu banyak nonton bola! Aku tidak bodoh, pikiranku masih waras dan rasional. Aku tahu apa yang kuucapkan. Aku tidak berlebihan memuji Real Madrid-nya Yang Chengzhuo, juga tidak merendahkan tim atau dinasti sepakbola lain. Aku hanya menyampaikan perasaanku, karena pertarungan di Stadion Camp Nou ini membuat segalanya terasa sangat tak berarti!"
"Tapi ini belum menjadi tim yang lengkap, disempurnakan, dan sempurna. Setidaknya bagi Yang Chengzhuo, masih jauh dari itu. Dia punya ambisi lebih tinggi, dan itulah alasan sebenarnya aku memprediksi keunggulannya!"
Di analisis pertandingan di halaman kedua AS, Mataiana menulis langsung. Menurutnya, kesenjangan besar dalam laga ini muncul karena Real Madrid yang teguh dan tegas bertemu dengan Barcelona yang penuh keraguan dan kontradiktif.
“Entah disebabkan oleh alasan apa, mungkin karena rekor Barcelona melawan Yang Chengzhuo sebelumnya terlalu buruk, atau mungkin Rijkaard dan Pep Guardiola memiliki pemikiran dan tujuan sendiri. Tapi, dalam taktik pembuka sebelum pertandingan, mereka terlihat sangat ragu-ragu - apakah harus menyerang atau bertahan?”
“Dilihat dari situasi liga, Barcelona harus menang. Tapi saya yakin semua pendukung Barcelona tidak merasa punya keyakinan mutlak bisa mengalahkan Real Madrid. Ini membuat Rijkaard dan Guardiola bimbang. Mereka tidak ingin terlihat lemah di kandang sendiri, ingin tetap mempertahankan konsep taktik mereka, tapi juga takut kalah. Hal ini membuat permulaan permainan mereka tidak tegas!”
"Sebaliknya, Real Madrid sejak awal menunjukkan strategi tempur yang sangat tegas. Begitu pertandingan dimulai langsung melancarkan serangan mendadak. Meski tembakan pertama berasal dari Barcelona, keraguan pihak lawan membuat situasi pertandingan langsung dikuasai Madrid. Mereka kemudian melanjutkan momentum dengan mencetak gol pertama - sebuah gol yang benar-benar mengubah dinamika pertandingan."
"Ketegasan tim Yang Chengzhuo juga tercermin dalam taktik pertahanan-balik. Jika ada tim di dunia ini yang memainkan pertahanan-balik dengan begitu memukau, meyakinkan, dan mengagumkan, maka hanya Real Madrid ala Yang Chengzhuo-lah jawabannya."
"Dalam pertandingan yang tak boleh kalah, Barcelona malah kebobolan lebih dulu di kandang sendiri. Ini jelas memaksa mereka masuk ke jalan buntu. Mereka mulai melancarkan serangan balik gila-gilaan, melupakan pertahanan belakang, dan akhirnya justru memicu terciptanya gol kedua Madrid."
"Barcelona yang kontradiktif ini setelah kebobolan dua gol, benar-benar tenggelam dalam kekacauan. Mereka mulai meragukan diri sendiri, mulai khawatir akan kalah, mulai ragu-ragu tak tahu harus berbuat apa. Kedua pelatih mereka pun tidak berhasil memberikan keyakinan tegas kepada para pemain dalam situasi seperti ini, bahkan mungkin mereka sendiri sudah panik."
"Penguasaan bola yang lama, namun tetap gagal menciptakan ancaman. Memasuki babak kedua, meski Barcelona menunjukkan kemampuan pressing lokal dengan sempurna, namun tak berani nekat melakukan serangan habis-habisan. Kecemasan mereka antara takut gagal dan khawatir kehilangan membuat gol selalu terasa seolah hanya sejengkal di depan mata."
"Pressing dan tekanan intensitas tinggi menyebabkan stamina mereka terkuras habis. Pada akhirnya, mereka benar-benar kewalahan mengikuti irama permainan Real Madrid, bahkan kebobolan 3 gol berturut-turut. Ini membuat Barcelona kehilangan semangat juang sama sekali, meruntuhkan keyakinan mereka hingga ke akar-akarnya."
"Pemain Sepak Bola Terbaik Ronaldinho menghilang; Si Bocah Emas Super Messi menghilang; Macan Tutul Afrika Eto'o juga menghilang; Alves yang mengklaim akan menulis ulang sejarah bek sayap bahkan lenyap tanpa jejak; Satu-satunya yang relatif normal adalah Xavi dan Iniesta, mereka masih mempertahankan rasio penguasaan bola Barcelona yang lebih tinggi daripada Real Madrid, tetapi dengan begitu banyak pemain yang menghilang, apa yang bisa diberikan oleh penguasaan bola tinggi itu?"
"Tidak ada apa-apa!"
"Dari pertandingan ini terlihat, ini adalah duel yang tidak berada di level yang sama, sekaligus pembantaian mengerikan yang dipentaskan di hadapan miliaran fans sepakbola di alam semesta, berdarah namun estetis, merupakan karya seni yang layak dikoleksi!"
Selain dua koran besar dari wilayah Madrid, El País juga memuat pertandingan ini sebagai artikel utama di halaman depan dengan judul 【Real Madrid, Otoritas Baru Sepakbola Spanyol】, menyatakan Yang Chengzhuo berhasil membawa Real Madrid mencapai puncak di Stadion Camp Nou dan menghancurkan Tim Dua Barcelona secara tuntas.
Gazzetta dello Sport Italia memberi judul 【Sang Kaisar yang Bak Dewa】, menyoroti bagaimana Barcelona seolah-olah tidak hadir di lapangan sepanjang pertandingan yang berubah menjadi monolog Real Madrid.
Olé Argentina menyebut ini sebagai "pertarungan satu orang melawan sistem grup", di mana Yang Chengzhuo sekali lagi mengalahkan Barcelona!
The Times Inggris menyatakan pertandingan ini mengantarkan Real Madrid menjadi tim elite top Eropa!
Record Portugal menulis: "Malam magis di Camp Nou menjadi pondasi kerajaan sepakbola Real Madrid!"
Di akhir semua pemberitaan ini, di sudut ruangan yang tak mencolok, muncul sebuah berita terkait Real Madrid.
Polisi Madrid menyatakan ada kemajuan terobosan dalam kasus skandal penyadapan!
……
……
Saat seluruh Madrid menyelami salju lebat, dan semua orang berdiskuminasi tentang jamuan mewah Derby tadi malam, di ruang rapat Stadion Santiago Bernabéu, 18 direktur juga sedang berdiskusi penuh semangat tentang pertandingan kemarin.
Di atas meja rapat, hampir setiap orang memiliki tumpukan koran tentang pertandingan tadi malam. Para direktur ini setelah membacanya mulai berbisik-bisik, semua menunjukkan antusiasme karena Real Madrid menghancurkan Barcelona 5-0 - ini seperti memoles reputasi mereka sendiri.
Geram yang tertahan selama bertahun-tahun karena ditindih Barcelona, kini akhirnya bisa diluapkan.
Sementara untuk Yang Chengzhuo yang membawa semua pencapaian ini, seluruh anggota dewan pun memuji tanpa henti, serentak menyatakan keyakinan bahwa dia pasti akan memimpin Real Madrid meraih kecemerlangan yang lebih gemilang.
Mungkin karena diskusi terlalu penuh semangat, banyak yang lupa menanyakan mengapa Calderon - salah satu dari 19 direktur - ternyata tidak hadir di ruang rapat ini. Juga alasan di balik telepon mendadak Florentino Pérez ke mereka usai Derby kemarin malam, memanggil rapat pagi ini di Bernabeu.
Melirik jam, waktu rapat yang ditentukan telah terlampaui 15 menit. Florentino Pérez yang terkenal disiplin seperti nyawa masih belum muncul. Semua mata beralih ke Piri, namun dia pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Beruntung ada topik sepakbola yang bisa diobrolkan, jadi tak terlalu canggung.
Setelah menunggu 30 menit, Florentino Pérez akhirnya datang dengan wajah masam. Aura kaku langsung menyelimuti ruangan begitu langkahnya masuk.
"Baru saja, kantor polisi mengirim perwakilan untuk berkonsultasi. Mereka telah menemukan otak skandal penyadapan!"
Mendengar ucapan Florentino Pérez ini, seluruh orang di ruang rapat langsung memicu gempar.
"Siapa? Siapa sebenarnya?"
"Benar, jangan-jangan orang internal kita?"
Florentino Pérez menunggu hingga semua mulai saling pandang dengan pikiran yang sama - mengarah pada Calderon yang absen dari rapat dewan direksi. Barulah ia mengangguk, "Ya. Dengan duka yang mendalam, saya memberitahu Saudara sekalian: Di dewan direksi kita, selalu ada sampah masyarakat yang menyalahgunakan wewenang klub untuk kepentingan pribadi, mengkorupsi, dan merusak kepentingan klub!"
“Dia adalah！” lebih keras menampar，“Polisi sudah menyelidiki dengan jelas, dialah yang bersama Mijatović dari departemen berita, bertindak meraih skandal penyadapan yang disebut-sebut ini, tidak hanya merusak citra Yang Chengzhuo, tetapi juga merugikan kepentingan klub. Orang seperti ini pantas dilempar ke penjara!”
Menghadapi yang sedang menggelegak, semua anggota dewan direksi merasakan hal berbeda. Beberapa yang biasa dekat dengan dan memiliki transaksi kepentingan, di saat seperti ini merasa was-was apakah diri mereka akan terlibat. Sementara kelompok justru bersukacita karena pelaku utama sudah tertangkap.
"Tapi bukan hanya mereka berdua! Polisi baru saja memberi tahu saya bahwa mereka menemukan petunjuk baru. Jadi saya harap, jika ada yang tahu informasi internal, sebaiknya jujur! Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan kepada semua direktur: apapun yang terjadi, kita harus mengutamakan kepentingan Real Madrid!"
Seluruh dewan direksi langsung serempak mengangguk, memberikan dukungan kepada Florentino Pérez. Sejak detik ini, tak akan ada lagi yang bisa mengancam Florentino. Dia telah sepenuhnya menguasai dewan direksi Real Madrid, menjadi pemegang kekuasaan tunggal yang sesuai reputasinya!
"Masih ada satu agenda, yaitu mengenai proposal penyesuaian strategi penandatanganan kamp pelatihan yang diajukan Calderón dalam rapat dewan sebulan lalu. Saya sudah berdiskusi dengan Yang Chengzhuo. Dia merupakan penentang vokal proposal ini. Saya juga telah mempelajari dan membahas hal ini bersama Ketua Di Stéfano serta beberapa legenda klub. Kami semua berpendapat proposal ini akan sangat melukai sistem pembinaan pemain muda tim kami."
"Jadi saya umumkan, topik ini dinyatakan tak berlaku. Mulai sekarang, kita akan merumuskan satu set rencana untuk memperkuat skema penandatanganan akademi sepakbola. Kita akan mengokohkan saluran promosi dari akademi ke tim utama yang sudah susah payah dibangun ini. Kami berharap di lineup pembuka Stadion Bernabeu masa depan, akan semakin banyak lulusan akademi Real Madrid yang terlihat."
Saat ini performa beberapa lulusan akademi di tim utama sangat menonjol. Hal ini membuat semakin banyak orang memberikan afirmatif terhadap kualitas akademi Real Madrid, sekaligus harapan lebih tinggi kepada para pemain muda. Diyakini di masa depan akan tercipta semakin banyak bintang akademi seperti Raul, Guti, Casillas, sehingga memperluas program pelatihan muda Real Madrid untuk menyelaraskan dengan strategi pengembangan pemain muda UEFA.
Tidak diragukan lagi, keputusan Florentino Pérez ini pasti merupakan hasil saran Yang Chengzhuo. Langkah ini akan semakin memperkuat kekuasaan Yang Chengzhuo di Real Madrid!
