Banyak yang mengatakan, setiap tahun genap, klub-klub sepakbola Eropa harus khawatir dengan pemain Afrika mereka yang akan mengikuti Piala Afrika. Yang parah bahkan absen selama dua bulan - situasi yang sangat sial.
Di antara 4 liga besar Eropa, Serie A hampir tidak memiliki pemain Afrika sehingga dampaknya kecil. Bundesliga lebih tidak masalah karena masa liburan musim dingin mereka panjang. Yang paling terdampak justru Liga Primer dan La Liga.
Jika beberapa tahun sebelumnya, ketika pemain Afrika masih dianggap sebagai pemain asing di La Liga, jumlah mereka masih sedikit. Tapi seiring pencabutan status pemain asing untuk pemain Afrika di La Liga, semakin banyak pemain Afrika yang menerjang masuk ke La Liga, membuat La Liga menjadi daerah bencana Piala Afrika juga.
Tentu saja, masih kalah mentereng dibanding Liga Primer yang hampir semua pemainnya terlibat dalam imbas Piala Afrika, benar-benar menyiksa.
Rival bebuyutan Yang Chengzhuo, Barcelona kali ini dikerahkan dua pemain: Eto'o dari Kamerun dan Yaya? Touré dari Pantai Gading. Yang pertama adalah striker utama, yang terakhir gelandang bertahan inti - dampaknya untuk Barcelona bisa dibilang sangat besar. Sesuai peraturan FIFA, 15 hari sebelum kompetisi benua dimulai, klub harus melepas pemain tanpa syarat.
Artinya, dua pemain Barcelona ini tidak bisa digunakan sama sekali sampai Piala Afrika selesai.
Laporta murka dan menuntut Pantai Gading dan Kamerun menunda waktu kedatangan dua pemain tersebut, mengingat Barcelona baru saja menderita kekalahan telak 0:5 sebelum masa liburan musim dingin. Mereka berencana memulihkan semangat tim lewat pertandingan pertama pasca masa liburan musim dingin.
Namun jawaban dari pihak lawan sederhana namun tegas, sekaligus penuh tenaga――N-O!!
Baiklah, Laporta mengumpat, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Fans Real Madrid mencemooh ketua Barcelona ini di internet, "Mungkin baru sekarang Laporta menyadari betapa bodohnya kritik dan sindirannya dulu terhadap Yang Chengzhuo soal penggunaan pemain timnas yang semena-mena. Sekarang mereka malah membiayai pertandingan Kamerun dan Pantai Gading - tanpa pamrih! Kesetiaan! Atas nama saudara-saudara Afrika, terima kasih!"
Belum lama berselang, Yang Chengzhuo telah menyerang keras praktik timnas yang seenaknya merekrut pemain. Namun saat itu Laporta menyindirnya, menganggap Yang Chengzhuo membesar-besarkan masalah. Kini, mungkin dia takkan bisa mengulangi kata-kata itu lagi.
"Ingin merangkul pelindung kuat, eh tak sengaja menempelkan wajah ke pantat babi!" Twit Yang Chengzhuo ini sengaja tak menyebut nama.
Netizen segera membalas: "Babi-babi itu akan mengajukan tuntutan karena Anda mempermalukan mereka, Sang Kaisar!"
Seorang netizen lain bahkan mengedit foto pantat babi dan wajah Laporta dengan Photoshop. Setelah ditumpuk, terungkap tingkat kesesuaian bibir mereka mencapai 100% jika berciuman.
Isu ini langsung menjadi bahan lelucon panas di kalangan fans global. Dua kubu fans saling berebut posisi - banyak fans Barcelona menuduh Yang Chengzhuo tak punya kewibawaan dan memanfaatkan situasi. Namun fans Real Madrid langsung mengutip pernyataan Laporta dulu untuk membuktikan siapa sebenarnya yang mendatangkan masalah sendiri!
Selain Barcelona, Sevilla juga termasuk daerah bencana. Di skuad mereka ada pemain Afrika seperti Kanu, Keita, dan lain-lain.
Pemain Afrika memang bagus, kualitas baik harga murah. Masalahnya, Piala Afrika adalah kompetisi paling menyebalkan. Situasi ini lebih terasa jelas di Liga Primer. Pelatih klub elite seperti Mourinho, Wenger, Dalglish sampai mengumpat karena beberapa jenderal andalan tim mereka harus ikut Piala Afrika dan absen di periode padat jadwal pertandingan ini. Siapa yang bisa senang dalam hati?
Yang paling nyaman mungkin Yang Chengzhuo. Real Madrid tidak punya pemain Afrika. Dia bisa pergi berlibur ke Kepulauan Canary selama beberapa hari dengan nyaman, lalu perlahan-lahan kembali ke Madrid. Setelah pelatihan tim, dia akan pimpin tim naik pesawat khusus Real Madrid perdana langsung menuju lokasi kamp pelatihan musim dingin di Dubai!
……
……
Hanya ada waktu 8 hari, Real Madrid harus menyesuaikan kebugaran tim dan status pemain dalam periode ini, untuk berpartisipasi dalam babak kedua kompetisi dengan sikap yang lebih baik. Oleh karena itu Yang Chengzhuo mengatur jadwal pelatihan 8 hari ke depan dengan sangat ketat.
Tim tiba di Dubai pada siang hari. Setelah melalui upacara penyambutan singkat, tim langsung beristirahat di hotel. Menjelang sore, sesi pelatihan pertama setelah kedatangan di Dubai segera dimulai. Seluruh proses dibuka untuk umum meskipun hanya berisi latihan pemulihan tenaga.
Tempat tinggal Real Madrid sebenarnya adalah klub tepi pantai yang relatif hening - sebuah hotel bintang lima dengan pantai tepat di depannya. Perlengkapan dan fasilitasnya sangat lengkap, layaknya surga liburan. Namun para pemain Real Madrid tidak punya banyak keinginan untuk menikmati semua ini, karena Yang Chengzhuo langsung memberikan pembukaan ala setan pada sesi latihan pertama mereka.
Sesuai kebiasaan, pada malam hari para pemain akan memiliki waktu bebas sebagai relaksasi. Mereka bisa menemani keluarga berjalan-jalan di sekitar jalanan atau berbelanja, bahkan anggota tim pelatih juga diperbolehkan. Namun harus kembali ke hotel sebelum waktu yang ditentukan.
Terhadap disiplin ketatanegaraan ala Yang Chengzhuo ini, para pemain sudah sangat memahaminya. Oleh karena itu mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga tidak perlu lagi membuat pelatih khawatir.
Usai latihan dan kembali ke hotel, Yang Chengzhuo mandi dan berganti pakaian santai yang nyaman. Kemudian ia langsung naik kendaraan yang sudah disiapkan hotel menuju Burj Al Arab.
Dalam perjalanan ke Burj Al Arab, Yang Chengzhuo menemukan hal menarik: Sebagian besar mobil di jembatan penghubung hotel tersebut adalah Rolls-Royce. Setelah bertanya pada sopir, barulah ia tahu bahwa itu adalah kendaraan penjemputan standar hotel. Dalam hati ia bergumam, "Ini benar-benar kemewahan tingkat tinggi."
Tibalah di pintu masuk hotel, Yang Chengzhuo langsung turun dari mobil. Ia mempersilakan sopir pulang terlebih dahulu sambil berencana akan mencari cara sendiri untuk kembali nanti, sekalian mencicipi 'rasa' Rolls-Royces yang belum pernah ia naiki.
Mungkin karena sudah malam, tak banyak orang di pintu masuk hotel. Persis saat Yang turun, sepasang pria-wanita Asia dengan gaya berpakaian mewah——seluruh tubuh dipenuhi perhiasan mahal dan baju merek ternama, terutama sang pria yang bahkan mengenakan brand Yang——sedang menyeret tas besar turun dari taksi sambil berlari ke arah gerbang.
Keduanya terlihat masih berusia sekitar tiga puluhan. Saat melewati sisi Yang, sang wanita jelas-jelas menoleh sebentar memperhatikannya, mungkin belum melihat jelas. Sementara pria tersebut dalam bahasa Mandarin menggerutu sambil tersenyum: "Orang udik!"
Tanah?
Yang Cheng melihat penampilannya sendiri: jas latihan Adidas, sepasang sepatu flat. Memang terkesan agak kampungan. Tapi mendengar ejekan itu langsung di hadapannya, apalagi mengingat pria itu memakai merek bajunya sendiri, membuatnya merasa agak aneh.
Namun dia hanya tersenyum, tak ambil pusing, lalu melanjutkan langkah menuju pintu masuk.
Pasangan itu tiba di pos penjaga. Awalnya mereka berniat langsung menerobos lobi hotel, tapi siapa sangka dihadang oleh satpam.
"Kami mau menginap di hotel kalian!" suara pria itu mulai kesal. Di dalam negeri, dia adalah Tuan Muda yang biasa semena-mena.
"Maaf, kami tidak terbuka untuk umum. Hanya melayani tamu yang menginap atau berkunjung ke restoran hotel," jawab satpam.
"Aku akan menjadi tamu kalian! Biarkan aku masuk!" bentak pria itu dengan wajah merah.
Satpam melirik koleganya, lalu menggeleng sambil tersenyum: "Permisi, apakah Anda memiliki surat konfirmasi reservasi?"
"Surat konfirmasi apa?" pria itu meledak marah. "Aku punya uang! Berapapun biayanya, aku bayar!"
Tapi satpam tetap menggelengkan kepala, "Mengingat bisnis hotel sedang berkembang, biasanya harus reservasi terlebih dahulu untuk bisa mengatur kamar, jadi…"
Jawabannya sudah sangat jelas, yaitu instruksi untuk mengakhiri percakapan.
"Ha, kamu…" Pria itu hampir saja meledak, berbalik ke arah wanita dan membentak marah: "Jika ini di dalam negeri, Bapak sudah hajar mati dia! Benar-benar tidak tahu siapa Bapak ini ya?"
Setelah berkata demikian, kebetulan melihat Yang Chengzhuo menoleh ke arahnya, pria itu menyadari bahwa dia paham, berteriak: "Ngapain melotot?! Bapak punya uang! Mau menginap di hotel lebih mewah! Hotel sampah begini, Bapak nggak mau lagi!"
Tapi tak lama dia bergumam dalam hati, "Dengan sikap orang udik kayak kamu, menginap semalam mungkin cukup buat makan minum setahun! Zaman sekarang, siapa lagi yang pakai Adidas? Orang berkelas pasti pakai Kaisar!"
Yang Chengzhuo sangat ingin memberitahunya: Bapak inilah Sang Kaisar, baju yang kamu pakai pun bikinan Bapak!
Tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya diurungkan.
"Halo, saya mau ke Presidential Suite!" Yang Chengzhuo berjalan menuju pos satpam.
"Anda adalah..." Satpam sedikit membeku, setelah Yang Chengzhuo menyebutkan nama diri mereka, dia langsung terkejut, "Ah, ternyata Tuan Yang Cheng, silakan masuk, silakan masuk!" Dengan sopan membungkuk hormat mengajak Yang Cheng masuk.
Begitu ucapan ini keluar, wanita itu langsung membeku.
"Wah sial, alam semesta apa ini? Bapak kaya tidak boleh masuk, si miskin orang udik malah bisa masuk? Gila, dunia ini?"
Mendengar ini, perempuan itu benar-benar ingin menamparnya, "Sudahlah kamu, dia adalah Yang Chengzhuo!"
"Yang Chengzhuo apa?" Dia bingung.
"Ya Tuhan!" Perempuan itu menepuk dahinya sendiri lebih keras, membuat pacarnya yang hanya punya uang tapi tak punya apa-apa itu terasa benar. "Kamu pasti bukan fans bola, juga tak pernah nonton TV, tak berselancar internet, tak baca berita atau hiburan. Dia adalah pelatih kepala Real Madrid, Sang Kaisar Yang Chengzhuo. Baju brand-nya yang kamu pakai bangga-bangga ini, mungkin sudah lama dia buang ke tempat sampah!"
Setelah berkata demikian, perempuan itu berbalik dan pergi, meninggalkan pria itu membeku di tempat dengan mulutnya terbuka lebar, tercekat tak bisa bicara lama-lamanya.
……
……
Hotel kapal layar memang mewah, tapi bagi Yang Chengzhuo yang pernah tinggal di banyak hotel yang kemewahannya sulit dipahami, ini bukan hal yang tak tertahankan. Sepanjang jalan dengan dipandu pelayan, sikapnya tetap kalem tanpa ekspresi kagum berlebihan.
Setibanya di suite presiden, segera ada yang mengambil alih dan membawa Yang Chengzhuo ke kamar Haiti Krume dan Sienna Miller.
Begitu masuk pintu, Yang Chengzhuo langsung melayangkan pandangannya ke sekeliling. Ia menemukan ini adalah suite duplex: lantai atas sebagai area hunian, lantai bawah sebagai ruang tamu. Desain rumah dalam rumah ini benar-benar megah dan unik, ditambah pemandangan laut tak tertandingi.
"Sungguh mewah!" ejek Yang Chengzhuo sengaja di depan kaca besar dengan pemandangan laut spektakuler. Ia sudah melupakan kejadian yang dialaminya di gerbang utama hingga ke awan ke-9.
"Kau juga bisa tinggal di sini, cuma orang tua sepertimu meremehkan tempat ini!" Sienna membalas dengan senyum lebar.
"Hah, jangan bilang aku meremehkan. Aku memang tak punya tingkat konsumsi seperti kalian. Lihatlah dua nyonya kaya ini - diundang langsung oleh Walikota Dubai, menginap gratis. Sungguh bergengsi! Mana bisa aku seperti ini!" Yang Chengzhuo sengaja merendahkan diri dengan dramatis.
“Terus saja teriak!” Sienna meliriknya, anggota ini semakin tidak serius.
“Kami juga menumpang kemuliaanmu, orang Dubai lebih mementingkan kamu!” Haiti Krume duduk di sofa empuk tak berdaya, menunggu Yang Cheng mendekat lalu mengeluarkan dokumen, “Ini proposal kerjasama, lihatlah. Mereka berencana merancang pulau ini sebagai pulau fashion pertama di dunia ini, menarik brand-brand fashion paling mewah dan top se-alam semesta untuk menempati, lalu setiap tahun mengadakan acara fashion bergengsi tertinggi di pulau, menjadikan sini pusat fashion global!”
Yang Cheng meneruskan, sekilas melihat dokumen tersebut. Ditemukan dalam rencana tersebut termasuk hotel termewah, villa tema, dan toko flagship brand top dll., untuk mengubah tempat ini tuntas menjadi Surga belanja fashion yang menarik pengunjung global datang berbelanja.
“Benar-benar bergengsi!” Yang Cheng terkekeh mengatakan.
"Krisis kebangkrutan Dubai tidak ada hubungannya dengan mereka. Tugas mereka hanya merancang dan merencanakan. Soal ada tidaknya uang untuk membangun, itu urusan warga Dubai. Tapi bayaran untuk ketiganya pasti tidak boleh kurang!"
"Urusan-urusan seperti ini kalian yang memutuskan saja. Bicara tentang urusan kita sendiri!" kata Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
Haiti Krume menggelengkan kepala, "Kau benar-benar berani mengajukan permintaan. Sekarang satu pulau kecil harganya bisa mencapai ratusan juta euro."
"Ini demi keamanan. Konon sekarang semakin banyak orang yang membeli pulau. Nilai pasar pulau kecil sedang melonjak, baik untuk tempat tinggal maupun investasi, semuanya menguntungkan. Terkadang ketika bosan dengan keramaian kota, kita bisa bersembunyi di pulau selama beberapa waktu - tanpa wartawan, tanpa media, hidup bebas!" ujar Yang Chengzhuo terkekeh.
“Selama bertahun-tahun ini dia memang mengeluarkan banyak uang, tapi penghasilannya lebih besar lagi. Jadi untuk urusan uang, dia sama sekali tidak punya gambaran yang jelas. Asal tidak sampai kelaparan karena uang, dan dia juga sangat senang mengeluarkan dana besar tiap tahun untuk kegiatan amal di dalam maupun luar negeri.”
“Di kehidupan sebelumnya dia tidak punya kemampuan tersebut, tapi sekarang sudah terwujud. Dia benar-benar merasa harus memberikan balasan kepada masyarakat, kepada fans yang selalu memberikan dukungan dan mencintainya. Karena itu dalam hal amal dia tidak pernah pelit.”
“Sejak aktivitas mengerikan semakin merajalela, memang banyak orang yang ingin membeli pulau kecil. Tapi lingkungan pulau juga sangat penting, seperti posisi geografis, ketinggian, pengolahan air tawar, kemampuan menghasilkan listrik sendiri, dan lain-lain.”
Mendengar Haiti Krume menjabarkannya detail-demi-detail seperti ini, Yang Chengzhuo sama sekali bingung.
"Kamu sama sekali tidak tahu apa-apa, sudah mau beli pulau?" Sienna semakin penuh kebanggaan tersenyum, dia sangat menikmati melihat Yang Chengzhuo dalam keadaan canggung. Biar saja anggota ini yang seharian bersikap sok tahu seperti bos besar.
Yang Chengzhuo meliriknya dengan tajam, lalu beralih ke Haiti Krume, "Baiklah, jelaskan langsung!"
Haiti Krume menggelengkan kepala. Selama bertahun-tahun dia seperti pengurus kehidupan pribadi Yang Chengzhuo. Tapi soal ini pun sudah lama dia biasakan, sifat dasar anggota ini memang selalu ceroboh dalam urusan kehidupan sehari-hari.
"Saat ini pulau pribadi yang populer hanya beberapa wilayah: Perairan Kanada, Kepulauan Bahama di Karibia, dan beberapa area di Asia seperti Fiji."
"Apa perbedaannya?" tanya Yang Chengzhuo.
"Pulau kecil di Area Asia paling menguntungkan, beberapa bahkan hanya beberapa ribu dolar AS, tapi di atasnya sangat mungkin ada penduduk lokal. Mel Gibson pernah membeli sebuah pulau di Fiji, hasilnya hubungan dengan penduduk asli di sana menjadi sangat tidak gembira; Pulau Kanada termasuk kelas menengah, sementara kepulauan Bahama memiliki pulau termewah dan termahal, karena kawasan Karibia memiliki kesan baik."
Yang Chengzhuo mengangguk, tetap diam, melanjutkan mendengarkan.
"Saya pernah mengobrol panjang dengan Farhan. Dia bilang belakangan ada pulau kecil Selandia Baru yang dijual kembali, luasnya tidak besar hanya 0,5 kilometer persegi, tidak ada serangga. Dari pantai bisa menyaksikan lumba-lumba melonjak-lonjak di teluk. Ini adalah tempat tinggal alami yang hampir sempurna, dilengkapi apron bandara untuk helikopter, pelabuhan kecil, fasilitas SPA, kolam renang, dan di lereng gunung terdapat gudang anggur."
"Tapi yang paling penting, pulau ini memiliki air tawar, pembangkit listrik tenaga matahari yang bisa swasembada, jaringan nirkabel dan fasilitas komunikasi. Singkatnya semua fasilitas lengkap - kecuali wartawan dan media. Tak ada yang akan mengganggu, benar-benar tempat yang sempurna. Hanya saja harganya cukup mahal!"
"Berapa harganya?" Yang Chengzhuo mulai tergoda.
"15 juta euro. Tapi seharusnya masih bisa ditawar!" kata Haiti Krume.
"15 juta euro?" Yang terlihat terkejut.
Haiti Krume mengira dia menganggapnya mahal, mengangguk membenarkan, "Memang agak mahal. Masalah utamanya adalah keunggulan posisi geografis, ketersediaan air tawar, sistem pembangkit listrik, ditambah lokasinya di Selandia Baru. Menurutku harga segitu masih bernilai!"
Yang Chengzhuo awalnya ingin mengatakan ini sangat murah, tapi dia segera menyadari bahwa Haiti Krume menyebutkan 0,5 kilometer persegi, artinya pulau ini sebenarnya sangat kecil. Dibandingkan dengan pulau-pulau milik Johnny? Depp, Nikolaus? Cage dan lainnya yang luasnya puluhan kilometer persegi, harganya memang jauh lebih mahal mengingat perbedaan luas yang signifikan.
"Kenapa Selandia Baru lebih mahal?" tanya Yang Chengzhuo penasaran.
"Karena angin di Selandia Baru berasal dari Antartika, menjamin tidak ada angin dari utara sepanjang tahun. Jadi ini adalah wilayah terbersih di dunia. Bahkan jika suatu hari nanti terjadi perang nuklir global, radiasi nuklir tidak akan mempengaruhi pulau-pulau ini sebab angin di sini selalu bertiup ke arah utara!"
Yang Chengzhuo masih agak bingung mendengar penjelasan ini, tapi sepertinya logis juga.
“Pulau kecil yang paling laris dijual sekarang adalah Kanada dan Selandia Baru, yang pertama nilai efisiensinya tertinggi, yang terakhir paling sesuai dengan pandangan kesehatan semua orang. Di sini pada dasarnya semua bisa menggunakan energi matahari untuk swasembada.”
Setelah mendengarkan, Yang Chengzhuo yang awalnya tergoda, sekarang keinginan membelinya menguat. Dia benar-benar menginginkan pulau kecil seperti ini.
“Kapan kita bersama-sama pergi melihat pulau itu!” usul Yang Chengzhuo.
“Kapan kamu ada waktu?” tanya Haiti Krume.
Alisnya berkerut, “Hah... Sepertinya selalu sibuk. Bagaimana kalau kamu cari celah dulu untuk melihat, nanti aku ikut saat ada waktu.”
“Sudah kuduga!” Sienna membuat wajah lucu sambil tersenyum lebar.
Dia sama sekali tidak melihat si gadis ini, di hati berpikir, kalau benar-benar membeli sebuah pulau kecil, lebih baik serahkan perancangan pada Joaquín Torres, Haiti Krume, dan Sienna Miller. Dengan desain yang lebih baik, nanti saat ada waktu bisa kabur ke pulau itu tinggal beberapa waktu. Kehidupan kecil seperti itu pasti mulus banget!
Jika bisa mengeluarkan 15 juta euro untuk membeli tanah suci tanpa polusi yang tidak akan diganggu siapa pun di dunia hingar-bingar ini, hal yang sangat hemat!
