Kamar tidur villa Yang Chengzhuo memiliki satu dinding yang seluruhnya terbuat dari kaca. Ini untuk pencahayaan alami. Berdiri di depan dinding kaca, seseorang bisa melihat taman luas dan kolam renang di luar.
Seperti semua dinding kaca, untuk melindungi privasi, dari luar sama sekali tidak bisa melihat ke dalam. Tapi dari dalam, pemandangan luar terlihat sangat jelas, terutama di pagi hari.
Yang Chengzhuo sangat menyukai pagi hari karena sunyi. Sudah dua tahun di sini, ia sepenuhnya terbiasa dengan rutinitas harian: berlari di jalan kompleks perumahan yang sepi di pagi buta. Hening sampai hanya suara kicau burung yang terdengar, sunyi sampai langkah kakinya sendiri bisa didengar. Sensasi itu terasa indah dan memikat.
Dia bukanlah tipe orang yang bisa diam. Seringkali tiba-tiba ia naik pesawat terbang untuk mencicipi makanan malam Melissa, atau mendadak ingin menginap semalam di Danau Como, Milan, bahkan tiba-tiba berniat melihat anak saya yang masih TK di Malibu, Amerika...
Namun setelah lama terbelit urusan duniawi, manusia mudah lelah. Muncul keinginan mencari sudut tenang untuk menikmati kedamaian sesaat, menyesuaikan kondisi hati dan status diri layaknya pengisian energi. Setelah baterai penuh, baru melanjutkan perjalanan.
Mungkin, satu kehidupan manusia dihabiskan dalam siklus abadi seperti ini. Dan ketika listrik dalam baterai tak lagi bisa terisi penuh, saat itulah diri mereka harus pensiun!
"Tak mau pakai baju sedikitpun, padahal tahu pagi ini dingin!" Natalie dengan lembut menyelimuti Yang Chengzhuo menggunakan baju tidur panjang dari belakang. Kedua tangannya melingkar dari pinggang, seluruh tubuhnya menempel punggungnya. Di depan tubuh pria itu, dia mengikatkan ikat pinggang baju tidur.
Kepalanya miring, wajah menempel pada punggung kokohnya. Sensasi tebal yang terasa sangat menenangkan.
Yang Chengzhuo dengan tenang menikmati perasaan yang dibawa oleh kedamaian ini. Perlahan menarik Natalie ke hadapannya, menunduk tepat saat wanita itu mendongakkan kepala. Sepasang mata dalamnya memancarkan ketenangan penuh kekuatan, menjadi fokus paling mencolok di wajah malaikat nan murni itu.
Meski sudah 27 tahun, namun sama sekali tidak terlihat seperti wanita matang sepenuhnya. Sebaliknya, wajah polos nan cantik sempurna itu membuat orang lupa akan usianya. Hanya saat terpesona oleh aura intelektual, kecerdasan, dan kepolosannya, baru tiba-tiba tersadar: "Ah, ternyata lolita polos yang dulu, kini telah menjelma menjadi wanita cantik berpendidikan dan berbudi luhur!"
"Fans tadi malam benar-benar histeris! Aku jarang melihatmu begitu bergairah!" Natalie melangkah mendekat, masuk ke pelukan Yang Chengzhuo. Wajahnya menempel di dada lelaki itu melalui kerah baju tidur yang terbuka.
"Kamu juga tak kalah gilanya!" Yang Cheng menunduk, nada bicaranya penuh canda.
Si cantik menarik tangan Yang Chengzhuo ke bahunya, menikmati godaan dari Paman Cheng-nya. Ia menyukai dinamika seperti ini!
……
……
Meski tim kemarin malam mengadakan parade besar, sesi pelatihan tetap harus dilanjutkan. Yang Chengzhuo masih seperti biasa pergi kabur pagi-pagi, kembali mandi, setelah berganti pakaian, tepat waktu mengendarai kendaraan ke Basis Pelatihan Valdebebas untuk bekerja. Segala sesuatu ini baginya sudah menjadi kebiasaan.
Setelah merebut Piala Raja, Real Madrid sama sekali tak bisa beristirahat. Mereka harus mempersiapkan pertandingan melawan Racing Santander dan Chelsea, terutama melawan The Blues-nya Mourinho. Tim ini memiliki kekuatan luar biasa, merupakan lawan terkuat yang pernah dihadapi Real Madrid sejauh ini di musim ini.
"Memang seperti yang kamu perkirakan, media-media mulai sibuk memuji-muji!"
Di restoran pemain Real Madrid Valdebebas, Yang Chengzhuo, Fernando Redondo, Benitez dan Paulus Bayer berkumpul. Mereka hampir setiap pagi selalu makan sarapan tepat waktu di restoran ini. Bahkan Paulus Bayer yang memiliki istri baik di rumah yang menyiapkan sarapan, terbiasa datang ke sini untuk meneguk secangkir kopi panas yang menyegarkan.
"Harus berhati-hati, jangan sampai ada perasaan meremehkan lawan, terutama saat melawan Chelsea!" seru Yang Chengzhuo sambil menyeruput kopinya.
Kemenangan beruntun di Liga dan Piala Raja memang telah membawa semangat tim ke puncaknya. Namun masalahnya adalah, jika euforia ini menimbulkan sikap meremehkan lawan dan kewaspadaan yang menurun, maka akibatnya akan sangat memilukan.
Chelsea bukan lawan yang bisa dianggap enteng. Bahkan Yang Chengzhuo berani mengatakan bahwa Chelsea adalah lawan terkuat yang pernah dihadapi Real Madrid musim ini. Ini merupakan ujian besar bagi kekuatan menyeluruh Real Madrid.
Lolos ke babak semifinal Liga Champions, menghadapi pengepungan tiga raksasa Liga Premier, tugas Liga Champions Yang Cheng musim ini sebenarnya sudah bisa dianggap selesai. Kalaupun benar-benar kalah, tak ada yang bisa mencela karena prestasinya musim ini nyaris sempurna. Masalahnya, dia ingin menang!
Kekalahan dari Chelsea musim lalu sama sekali tak bisa diterimanya. Bahkan bisa dibilang itu karena ketidakmampuan timnya saat itu. Tapi musim ini, kekuatan Real Madrid sudah menunjukkan kemajuan signifikan dibanding musim sebelumnya. Menurutnya, timnya kini sudah memiliki syarat untuk menjadi juara, asalkan para pemain bisa menunjukkan kemampuan dan performa terbaik mereka.
Saat tim La Liga bertemu klub Inggris atau Italia, yang paling penting adalah bisa menerima tekanan. Hanya dengan tetap menunjukkan kekuatan mereka di bawah tekanan keras dan pantang menyerah dari lawan, barulah bisa mengalahkan musuh.
Real Madrid musim ini di Liga Champions belum pernah menghadapi lawan yang benar-benar kuat. Di babak grup ada AS Roma, di babak gugur Lyon dan Arsenal. Meski The Gunners adalah tim Inggris, tapi sebenarnya mereka tidak sebanding dengan Chelsea, Manchester United, atau Liverpool sebagai perwakilan khas sepakbola Inggris, jadi sama sekali tidak ada yang bisa dibandingkan.
Ini akan menjadi ujian besar bagi Real Madrid!
"Konon, kamu sudah setuju untuk melepas Cannavaro kembali ke Juventus di akhir musim ini?" tanya Fernando Redondo.
Yang Chengzhuo mengangguk, "Si Nenek Tua ingin dia kembali. Di tim kami pun posisinya sudah mulai tersingkir dari skuad utama. Manajemen tidak menghalangi, dia sudah berdiskusi denganku dan aku menghargai keputusannya!"
Dengan kemajuan dan performa menonjol Thiago Silva, Pepe, dan Ramos dalam dua musim terakhir, kedatangan Pepe musim ini semakin mendorong Cannavaro ke bangku cadangan. Sementara Thiago Silva mengandalkan performa stabilnya, berhasil mengokohkan posisinya sebagai salah satu bek tengah utama tim.
Dalam situasi seperti ini, Cannavaro yang sudah berusia cukup sulit bersaing dengan ketiga mereka. Terutama setelah musim depan Maicon bergabung ke Real Madrid, Ramos akan disesuaikan posisinya ke tengah oleh Yang Chengzhuo.
Tiga bek tengah kompeten sama sekali bukan kemewahan. Karena Real Madrid yang harus berperang di berbagai kompetisi, setidaknya membutuhkan tiga bek tengah top untuk rotasi. Kalau tidak, begitu menghadapi cedera atau skorsing, bagaimana cara mengatur pertahanan?
Tapi Hierro sebelumnya juga pernah menyebutkan ingin meninggalkan tim, pindah ke tim lain untuk melanjutkan kompetisi. Dia merasa masih bisa bermain beberapa tahun lagi, dan saat ini memang ada tim La Liga yang mempedulikannya. Jika dia benar pergi, maka merekrut bek tengah baru menjadi sangat diperlukan.
Kiper Diego López juga sudah memastikan akan pergi. Namun Antonio Adán akan dipromosikan ke tim utama. Di Palma sangat yakin dengan potensi pemain muda ini. Real Madrid memang memiliki tradisi melahirkan kiper-kiper hebat, baik Casillas, Diego López maupun Adán, semuanya luar biasa. Masalah apakah bisa berkembang atau tidak, sepenuhnya tergantung pada kesempatan yang diberikan.
Relatif terhadap penyesuaian di lini belakang, perubahan di lini tengah-depan hampir tidak ada. Di sektor tengah, David Beckham yang belakangan mulai jarang bermain memutuskan untuk tetap bertahan. Guti dan Raul juga dipertahankan, membuat lini tengah Real Madrid tetap dipenuhi bakat. Di garis depan, jumlah gol Negredo musim ini mencapai dua digit - performa bagus untuk seorang penyerang tengah yang rela menjadi pemain pengganti.
Performa Sergio Agüero musim ini juga sangat menonjol. Baik sebagai gelandang serang maupun penyerang, dia selalu menjadi andalan. Setelah cedera Villa, dialah yang mengisi posisi penyerang dengan banyak mencetak gol. Di internal tim, dia adalah pencetak gol kedua terbanyak setelah Villa, bahkan sedikit lebih tinggi dari Kaká meski gelandang serang Brasil itu lebih banyak memberikan umpan silang.
David Silva masuk dalam tim terbaik La Liga musim lalu, dan musim ini juga sangat mungkin terus masuk nominasi tim terbaik. Sementara Mata adalah pendatang baru paling menonjol di tim Real Madrid musim ini, terutama dalam pertandingan melawan Arsenal yang sangat krusial perannya. Mesut Özil memiliki potensi tak terbatas dan sudah diakui oleh fans Real Madrid.
Dalam situasi seperti ini, perubahan di lini tengah-depan Real Madrid tidak terlalu besar.
Namun ada satu masalah, karena kekuatan tim utama yang terlalu dominan menyebabkan pemain muda berbakat di tim cadangan seperti Callejon dan Jurado yang sudah berusia cukup tapi memiliki kemampuan menonjol kesulitan mendapat kesempatan promosi. Liga Spanyol Segunda División juga sudah tidak memuaskan mereka, sehingga Real Madrid berencana menjual beberapa pemain setelah musim ini berakhir.
Tentu saja, penjualan dilakukan setelah didiskusikan dengan pemain dan manajer. Jika pemain bersedia tetap bertahan di tim untuk mencari kesempatan, Real Madrid juga mau memberikan peluang seperti ini. Bagaimanapun, Castilla saat ini berada di peringkat ke-8 La Liga 2 dan sudah sama sekali tidak ada masalah degradasi.
Sekelompok orang termasuk Yang Chengzhuo yang katanya sarapan, sebenarnya sedang berdiskusi tentang perkembangan terakhir tim dan rencana ke depan. Masalah penting lainnya adalah Piala Eropa dan Olimpiade musim panas 2008. Dua even besar ini pasti akan memberikan dampak besar bagi Real Madrid, dengan Piala Eropa pengaruhnya lebih signifikan dibanding Olimpiade. Tapi sebagai orang Tionghoa, Yang Cheng wajib pulang untuk mendukung tanah airnya.
Untuk itu, persiapan musim panas harus dilakukan dengan sangat detail, terutama terkait program persiapan fisik tim yang sama sekali tidak boleh dianggap remeh. Yang Cheng berharap tim medis yang dipimpin Tim Hank dan Chris Schmidt bisa secepatnya merumuskan rencana pelatihan, untuk disetujui olehnya lalu diserahkan ke departemen administrasi sebagai bahan persiapan.
Tapi jika persiapan pelatihan musim panas masih punya waktu yang cukup untuk persiapan, maka melawan Chelsea, Real Madrid harus berhati-hati langkah demi langkah.
Demi mengistirahatkan pemain inti untuk Liga Champions di tengah pekan, Yang Chengzhuo sengaja mengirim pasukan cadangan penuh saat tandang melawan Racing Santander di akhir pekan. Namun akhirnya berkat gol dari Sergio Agüero dan Raul, Real Madrid menang mutlak 2-0 di kandang lawan.
Tiga hari setelah laga liga, tim menyambut kedatangan Chelsea!
……
……
20-4, ini adalah jumlah tembakan!
8-0, ini jumlah tembakan tepat sasaran!
8-1, ini jumlah tendangan sudut!
9-27, ini frekuensi pelanggaran!
89,4% vs 73,4%, ini tingkat keberhasilan operan!
72,8% vs 27,2%, ini rasio penguasaan bola!
Jika hanya melihat deretan data ini, semua orang pasti akan kaget mengira ini kemenangan besar, karena dari sudut pandang manapun, yang pertama jauh lebih unggul dibanding yang terakhir.
Dapat dibayangkan, pasti pihak pertama melakukan serangan gila-gilaan sepanjang pertandingan terhadap pihak kedua, terus-menerus menyerang. Sementara pihak kedua harus seberapa tradisional dan pasif, sampai-sampai hanya mencapai 27.2% rasio penguasaan bola?
27 pelanggaran dengan jelas menunjukkan ketangguhan dan keganasan pihak kedua!
Banyak yang mengatakan, beberapa tahun terakhir babak penyisihan Liga Champions perlahan berubah menjadi perlawanan taktik yang membosankan. Semua tim rela mengorbankan permainan indah demi lolos, beralih ke strategi bertahan mati-matian dengan prinsip praktis di atas segalanya.
Dalam situasi seperti ini, tim Yang Chengzhuo selalu menjadi harapan para fans. Dari 1. FC Kaiserslautern, Inter Milan, Liverpool, hingga Real Madrid sekarang - Dia konsisten menghadirkan sepak bola ofensif spektakuler yang memukau penonton setiap musim.
Lebih unggul dalam keterampilan, serangan di atas segalanya! Inilah prinsip Yang Chengzhuo yang membuatnya dikenang sebagai maestro sepak bola menyerang oleh para pendukung.
Harapan ini mencapai puncaknya saat Liverpool berhasil mempertahankan gelar Liga Champions. Setelah pindah ke Real Madrid, Yang Chengzhuo dan semua kelompok reformis tak terhindarkan mengalami masa sulit. Musim lalu, Madrid terhenti di 8 besar Liga Champions dengan catatan liga yang kurang ideal. Tapi musim ini Madrid muncul dengan kuat, menjadi juara liga lebih cepat dengan poin liga yang memecahkan rekor.
Oleh karena itu, semua orang mulai berharap: Setelah merebut La Liga dan Piala Raja, bisakah Yang Chengzhuo terus menyerang Liga Champions? Bisakah ia terus menghadirkan keseruan sepak bola ofensif bagi fans?
Namun semua ini, dibawah koordinasi Mourinho dan Chelsea yang dipimpinnya, berubah total dari pertunjukan megah tim top yang dinanti ratusan juta fans global, menjadi drama bisu-tuli tanpa kembang api.
Tidak ada duel sihir yang meninggalkan tepuk tangan meriah, tak terlihat akting individu megah nan klimaks. Meski masih dapat dilihat samar-samar teknik kaki ala La Liga khas Real Madrid yang mumpuni, serta koordinasi harmonis antar-pemain, semua ini terus-menerus disela riuh peluit wasit, meninggalkan kebencian akan klimaks yang tak kunjung tercapai.
0：0！
Tim Mourinho telah memperlihatkan filosofi sepakbolanya di Stadion Santiago Bernabéu kepada seluruh alam semesta. Seperti yang diucapkannya sebelum pertandingan, dia akan menggunakan satu laga untuk membuktikan pada dunia bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk mengalahkan Yang Chengzhuo - dan memang begitulah yang terjadi.
Dia telah mencapai apa yang tak terwujud oleh jutaan orang!
Dua musim berturut-turut menyingkirkan Real Madrid di Liga Champions, Mourinho memberikan pelajaran paling memilukan yang pernah dialami Yang Chengzhuo sejak debutnya.
Pernah, Yang Cheng berkali-kali mengatakan, "Aku tidak akan terjatuh dua kali di hadapan lawan yang sama." Tapi kali ini, Mourinho menjadi pengecualian satu-satunya. Melalui pertandingan membosankan berakhir 0:0 ini, dia berhasil mendominasi keunggulan dalam lolos ke final.
Xabi Alonso dan Kaká sama-sama cedera. Real Madrid kehilangan dua jenderal andalan sekaligus dalam satu pertandingan. Hal ini jelas membayangi prospek kelulusan mereka, terlebih mengingat seminggu kemudian mereka harus menghadapi perjalanan neraka melawan Mourinho di Stamford Bridge.
"Kita harus mengagumi Mourinho karena berhasil menahan serangan Real Madrid. Tapi penggunaan taktik pertahanan sekuat baja ala formasi besi ini—meski secara strategis menguasai inisiatif—secara citra justru membuatnya terlihat tidak sebanding dengan Yang Cheng walau berhasil membawa pulang hasil imbang dari Bernabeu."
“Pertandingan sepakbola berbeda dengan basket, gol dalam sepakbola sangat jarang dan sulit dicetak, namun sebagian besar fans justru menonton pertandingan sepakbola untuk melihat gol. Inilah alasan mengapa semua penggemar menyukai Yang Chengzhuo - timnya selalu mampu menghadirkan pesta gol bagi penonton, sesuatu yang tidak dimiliki Mourinho dan Chelsea-nya!”
“Dia menang, merebut kemenangan di kandang lawan; tapi dia juga kalah, kehilangan citra sepakbolanya!”
Kamera siaran langsung TV terus menyorot wajah khidmat Yang Chengzhuo di pinggir lapangan. Meski telah melakukan berbagai usaha selama pertandingan, termasuk tiga kali pergantian pemain (bahkan setelah Kaká cedera, Madrid tak punya pemain cadangan lagi), timnya tetap gagal menembus pertahanan Chelsea.
Dia tidak menganggap ini sebagai bukti pertahanan Chelsea yang solid, melainkan kegagalan serangan timnya sendiri.
Baik Mata maupun David Silva, tidak mampu memperluas permainan di kedua sayap. Ditambah lagi Marcelo di sayap kiri terkekang oleh Joe Cole, sementara Ramos di sayap kanan dikungkung Malouda, serangan sayap Real Madrid benar-benar kehilangan daya hancur. Adapun Torres, dalam laga ini lebih terlihat seperti bek daripada striker.
Dengan taktik seperti inilah Chelsea berhasil membawa pulang hasil imbang dari Stadion Bernabeu.
Yang Chengzhuo mengakui kekalahan dengan lapang dada!
"Selamat, José!" Dengan wajah tetap tegar, ia mendekati bangku pelatih tamu. Senyum tipis terukir di wajahnya saat mengulurkan tangan. Ini adalah kewibawaannya, juga harga dirinya. Kekalahan dalam pertandingan bisa diterima, namun harga diri dan kesombongan tak boleh terkikis.
"Terima kasih!" Mourinho menggenggam erat tangan yang diulurkannya.
Bagi dirinya, pertandingan ini lebih seperti panggung terbaik untuk memamerkan filosofi sepakbolanya di hadapan petinggi Barcelona. Dengan mengeliminasi Real Madrid, dia ingin menyampaikan pesan kepada manajemen klub: "Lihatlah! Yang Chengzhuo yang tak terkalahkan oleh kalian, kini telah kukalahkan dua musim berturut-turut!"
Inilah cara dia mendeklarasikan kepada alam semesta - bahwa José Mourinho adalah musuh nasib Kaisar Yang Chengzhuo!
Tidak diragukan lagi, ini akan menjadikannya kabar gembira bagi seluruh tim di dunia yang ingin mengalahkan Yang Chengzhuo dan menaklukkan Real Madrid!
"Kami masih punya pertandingan tandang. Aku akan tetap setia pada gaya bermain kami. Jika berani, coba lakukan hal yang sama di Stamford Bridge!" ujar Yang Chengzheng dengan penuh kesombongan.
Mourinho tertawa terbahak-bahak sambil menggelengkan kepala, "Kesempatanmu sudah habis!"
Yang Chengzhuo berbalik dan pergi. Bukanlah dia orang yang tak pernah kalah, apalagi pecundang yang tak bisa menerima kekalahan.
Awalnya agak khawatir fans Real Madrid di Bernabeu akan protes, tapi mendengar mereka semua berdiri sambil bertepuk tangan dan menyemangati timnya sendiri, terlihat jelas mereka tidak merasa kecewa dengan hasil imbang ini.
Meski skor 0:0 membuat Real Madrid pasif, tapi setidaknya dari pertandingan ini mereka melihat tekad timnya dalam taktik dan sepakbola ofensif. Ini membuat semua fans yakin: yang kalah hanya satu pertandingan, atau satu season, tapi masa depan bisa dimenangkan!
Liga Champions sebagai panggung paling kompetitif di dunia sepakbola saat ini, mempertemukan pemain-pemain terbaik dengan pelatih top. Sejak awal tak ada yang pasti menang. Kekalahan Real Madrid bukan hal aneh, apalagi mereka hanya pasif, belum benar-benar kalah!
