Lineup pembuka Real Madrid untuk pertandingan ini adalah: Kiper Casillas, lini belakang Marcelo, Thiago Silva, Pepe, dan Ramos. Dua gelandang bertahan adalah Xabi Alonso yang baru sembuh dari cedera dan Mascherano. Sayap kiri diisi Mata, gelandang serang Raul, sayap kanan David Silva, dengan Villa sebagai striker tunggal.
Lineup pembuka Barcelona: Kiper Valdés, lini belakang Abidal, Milito, Puyol, dan Alves. Lini tengah diisi Yaya? Touré, Xavi, dan Iniesta. Trisula lini depan terdiri dari Henry, Eto'o, dan Messi.
Karena Ronaldinho sudah tidak masuk lineup utama Barcelona, pemain Brasil itu tidak tampil di starting XI namun ada di bangku cadangan. Selain itu, ada 7 pemain cadangan lain seperti Edmílson, Bojan, Dos Santos dkk.
Sejak jauh-jauh hari sebelum Real Madrid masuk, para pemain Barcelona beserta pelatih kepala Rijkaard dan Pep Guardiola, serta tim pelatih telah keluar dari saluran pemain Stadion Bernabéu. Hal ini membuat mereka secara langka mendapatkan tepuk tangan dan sorak-sorai dari seluruh fans Real Madrid, namun bagi mereka ini merupakan penghinaan yang sangat besar.
Tribun Stadion Bernabéu terlihat bersih, karena baru-baru ini Real Madrid terus-menerus menyerukan agar fans menunjukkan kewibawaan lebih. Hal ini membuat tidak ada slogan-slogan hinaan yang dipasang, namun sama sekali tidak menghentikan kreativitas fans Real Madrid.
Saat mereka melihat Eto'o keluar dari saluran pemain, seluruh Stadion Bernabéu bergemuruh: "Kami memberi hormat padamu, Eto'o sang gelar juara liga!" Jika tidak bisa menyindir secara frontal, maka kami akan menggunakan ironi!
Ucapan ini memiliki daya pukau yang lebih mematikan dari apapun. Semua orang bisa merasakan kepala Eto'o yang tertunduk malu, seolah ingin menggali lubang tanah untuk mengubur diri sendiri. Tapi dia tidak bisa menyalahkan siapapun, karena dialah yang pertama kali mempermalukan Real Madrid saat Barcelona menjuarai liga dulu. Kini hanyalah hukuman yang pantas diterimanya.
Seperti yang sudah diprediksi mati-matian oleh Yang Chengzhuo, tidak ada satu pun pemain Barcelona yang bisa bersembunyi kali ini. Seluruh anggota tim terpaksa muncul di Stadion Santiago Bernabéu.
Seluruh fans Real Madrid di Stadion Bernabeu membalas formasi Barcelona dengan tepuk tangan riuh. Terutama saat melihat sikap enggan para pemain Barcelona yang berbaris tidak rapi, formasi mereka berantakan bagai ular kawat. Semakin kacau penampilan mereka, semakin bergembira hati para pendukung Los Blancos. Sorakan pun semakin membahana, bahkan ada yang berteriak dari tribun, "Hei kamu, posisimu terlalu keluar!", dan berbagai ejekan sejenisnya.
Para fans di tribun terlihat sangat seru, sementara para pemain di mulut lorong juga tertawa tak bisa menutup mulut, semua menunggu dengan gembira wasit utama memimpin mereka keluar.
"Hei Kapten, nanti jangan cuma jabat tangan, minimal harus pelukan!" seru Marcelo yang selalu ingin dunia kacau.
"Bagus! Kalau mereka semangat begitu, kita juga tidak boleh terlalu dingin!"
"Benar, berpelukan!"
Para pemain saling bersahutan. Kebanyakan mereka pertama kalinya menghadapi suasana seperti ini, bingung harus bagaimana. Tapi akhirnya semua sepikir minimal harus memeluk sebagai bentuk terima kasih tuan rumah kepada yang berbaris.
Sebelumnya tim seperti Osasuna juga pernah bersiap formasi menyambut Real Madrid, tapi pada dasarnya cuma jabat tangan, beberapa yang akrab saling peluk. Semua sekadar tata krama biasa tanpa dendam, tidak seperti laga melawan Barcelona kali ini.
Dipimpin wasit utama, para pemain Real Madrid berjalan berurutan memasuki lapangan.
Raul yang pertama keluar. Dia langsung disambut oleh Rijkaard yang berdiri di mulut saluran pemain. Tanpa ragu, kapten Real Madrid itu langsung memeluk mantan pelatih Barcelona dengan penuh kehangatan. Aksi ini segera disambut sorak-sorai gegap gempita dari puluhan ribu fans Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu, terutama saat Raul memeluk Pep Guardiola - momen yang hampir membuat kerongkongan semua penonton terkoyak akibat teriakan mereka.
Raul berjalan menyapa satu per satu. Beberapa pemain Barcelona hanya berjabat tangan dan berusaha menghindar, namun sang kapten tetap berdiri tegak. Justru Samuel Eto'o yang pernah bermain untuk Real Madrid, memiliki hubungan baik dengan Raul dan Guti, malah memberikan pelukan paling hangat. Tak ada sedikitpun keinginan untuk memperhatikan perasaan para penonton yang menyaksikan drama ini.
Yang Chengzhuo muncul terakhir, mengikuti para pemain pengganti. Kehadirannya langsung disambut gemuruh sorak-sorai dan tepuk tangan paling meriah sepanjang pertandingan. Seluruh fans Los Blancos menyambut pelatih kepala mereka dengan semangat yang nyaris mencapai titik kegilaan.
"Terima kasih!" Yang Chengzhuo berjalan mendekat dan menjabat tangan Rijkaard. Yang terakhir justru melangkah maju setelah berjabat tangan, memaksa Yang Chengzhuo harus menyambutnya dengan pelukan protokoler.
Meski menganggap kemampuan melatih striker Belanda ini kurang, Yang Chengzhuo tetap menghormatinya. Setidaknya Barcelona di bawah kepemimpinannya punya semangat juang, berkonfrontasi dengan segala kemampuan di lapangan. Polarisasi di lapangan hijau tak menghalangi obrolan santai secara pribadi.
"Terima kasih, Josep!" Setelah berjabat tangan dengan Guardiola yang sedang bertepuk tangan, Yang Chengzhuo memeluk ikon Barcelona tersebut.
Di kehidupan sebelumnya, setelah Rijkaard turun jabatan, yang menggantikan Angsa Hitam adalah Pep Guardiola. Tapi sekarang tampaknya Mourinho yang akan menggantikannya. Dengan sifat Mourinho yang keras kepala, jika tidak ada sistem dua pelatih kepala musim ini, mungkin dia bisa menerima Guardiola. Namun karena Laporta membuat sistem "dua pelatih kepala" musim ini, sangat sulit Guardiola bergabung dalam tim pelatih Mourinho.
Tentang masa depan Guardiola, Yang Chengzhuo sendiri tidak tahu ke mana dia akan pergi.
Pemain Barcelona juga memandang Yang Chengzhuo dengan permusuhan. Baik saat jabat tangan maupun pelukan, gerakan mereka sangat kaku. Tapi Yang Chengzhuo justru menunjukkan wajah tersenyum yang membuat orang ingin menusuknya hingga tewas, sambil terus mengucapkan terima kasih kepada semua orang. Seluruh proses ini benar-benar memicu dorongan kuat untuk membunuhnya.
"Perlukah segitu?" Paulus Bayer merasa Yang Chengzhuo terlalu "itu". Sudah dapat keuntungan besar, tim lawan bahkan Bersiap formasi menyambutmu, masih saja bilang terima kasih?
"Memang salah kalau aku mengucapkan terima kasih?" Yang Chengzhuo balik bertanya dengan nada berpidato penuh prinsip.
Paulus Bayer menggelengkan kepala tak berdaya, bagaimana mungkin seseorang bisa mempertahankan wajah setebal ini?
"Kamu harus berhati-hati, mereka akan merobek-robekmu!" Benitez mengingatkan.
Yang Cheng mengangguk, "Aku tahu. Aku justru menyambut mereka untuk menerjang! Aku akan tetap berdiri di sini!"
……
……
Inilah nada dasar Yang Cheng dalam pertandingan ini - menyambut serangan lawan!
Harus diakui, tradisi Bersiap Formasi Menyambut merupakan fakta mengerikan yang sulit diterima seluruh anggota Barcelona. Namun terikat oleh situasi dan tradisi, mereka harus menerimanya. Dengan memanfaatkan penghinaan dari Real Madrid ini, mereka berharap bisa mengubah gerutu menjadi tenaga untuk meluluhlantakkan Real Madrid tuntas di Stadion Santiago Bernabéu.
Rijkaard juga sangat berharap bisa meraih kemenangan bermartabat di Bernabeu untuk memperkuat posisinya sebagai pelatih. Hingga detik ini, Barcelona masih belum memastikan apakah akan memecatnya atau tidak—artinya masih ada harapan. Mengalahkan Madrid jelas akan meningkatkan bobot kualifikasinya.
Dalam situasi seperti ini, Yang Chengzhuo memilih strategi pertahanan paling efektif: membiarkan lawan menyerang keluar dari formasi.
Sepuluh menit pertama pertandingan, Barcelona menyerang habis-habisan dengan tekanan gila-gilaan. Namun pertahanan Madrid sangat kokoh, terutama di sektor kiri yang dijaga Marcelo. Messi yang bermain di sayap kanan terus dihadapi satu lawan satu, namun Marcelo selalu mampu mempertahankan posisinya dengan solid, membatasi pergerakan pemain muda Argentina itu dan meminimalisir ancamannya.
Ingin menghancurkan sepenuhnya mustahil, meredam hingga batas minimum sudah merupakan kemenangan. Di sekitar Marcelo masih ada pemain bertahan lain Real Madrid yang membuat pertahanan tim menjadi stabil.
Tapi pertahanan stabil hanyalah jubah longgar, yang benar-benar berakibat fatal adalah pisau penebas kuda yang tersembunyi di balik jubah itu.
Menit ke-13, ketika Barcelona melancarkan serangan namun masuk ke area 32 meter Real Madrid, Mascherano merebut bola dari kaki Iniesta dan memberikan ke Xabi Alonso. Yang terakhir mengoper ke Mata di sisi kiri.
Setelah menguasai bola, Mata langsung melewati Alves dalam duel satu lawan satu lalu menerjang langsung ke jantung pertahanan.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, selain dua leg melawan Chelsea, Mata terus menunjukkan kekuatan yang mencerahkan dan kedalaman kemampuan teknis. Dalam pertandingan ini melawan Barcelona, dia sangat bersemangat. Setelah melewati Alves, dia menggiring bola masuk ke sisi kiri kotak penalti dan memberikan operan rendah ke Villa yang berada di wilayah terlarang. Yang terakhir ini, setelah menguasai bola, benar-benar diblokir oleh Puyol.
Tanpa pilihan lain, Villa menghentikan bola, membalikkan badan dengan membopong Puyol, lalu mengembalikan operan ke Raul.
Karena sebelumnya Yaya? Touré menekan terlalu ke depan saat menyerang dan kurang cepat, dalam serangan balik Madrid, Yaya? Touré gagal mengikuti Raul. Saat Raul menguasai bola di depan wilayah terlarang, sekelilingnya ternyata tidak ada bek lawan.
Tanpa keraguan sedikit pun, Raul di depan kotak penalti mengayunkan kaki kirinya, langsung melakukan tembakan yang mengirim bola masuk ke gawang yang dijaga Valdés, mencetak gol pembuka untuk Real Madrid!
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！！！”
“Real Madrid lebih dulu menentukan gol, Raul! Raul-lah yang mencetak gol pembuka untuk Real Madrid!!!”
Raul melompat ke bawah tribun stadion, seluruh tribun Stadion Santiago Bernabéu menggema oleh teriakan【Raul! Raul!!】, semua fans Real Madrid meneriakkan nama Raul.
“Serangan balik yang sangat cepat! Sikap defensif Real Madrid selama belasan menit pertama berhasil membuat Barcelona mati rasa, menyebabkan mereka terlalu ingin menang sehingga lalai mengawasi area belakang. Terlalu fokus pada tekanan serangan sehingga area belakang mereka kosong melompong - ini sama saja memamerkan gawang mereka di depan meriam Real Madrid!”
"Taktik pembukaan Real Madrid sangat efektif melawan! Yang Chengzhuo berhasil memahami psikologi dan taktik Barcelona, bahkan mempermainkan seluruh anggota Barcelona! Kita bisa jelas melihat di dua babak pembukaan El Clásico, Rijkaard terus kalah telak dari Yang Chengzhuo. Jika pertandingan ini tidak ditanganinya dengan baik, mungkin akan berakhir dengan kekalahan memilukan lagi!"
Dalam lomba penentu masalah utama, pemain biasanya sangat bersemangat baik secara psikologis maupun fisik. Asal taktiknya cukup tepat, kalah telak bukan hal sulit.
Sementara komentator masih menganalisis, Barcelona kembali melakukan tendangan awal. Real Madrid tetap kokoh mengorganisir pertahanan di separuh lapangan mereka, sementara Barcelona yang terburu-buru ingin menyamakan skor langsung melancarkan serangan baru.
“Rijkaard seharusnya menstabilkan situasi terlebih dahulu. Sekarang Yang Chengzhuo dan Real Madrid terang-terangan menunjukkan: kami sudah unggul duluan, kami akan bertahan, membiarkan kalian menyerang lagi, baru kami balas dengan serangan balik. Jika Barcelona sendiri tidak stabil dan celah pertahanan mereka terlalu besar, ini sangat berbahaya!”
Saat komentator berbicara, Real Madrid langsung melancarkan serangan balik mengancam. David Silva memberikan umpan terobosan diagonal, Villa langsung menerjang maju sebelum mengoper melintang ke sisi kiri untuk Mata. Sayang tembakan keras pemain muda akademi Real Madrid di depan area penalti ini terkesan terburu-buru.
“Aduh, Real Madrid melewatkan kesempatan mencetak gol yang sangat bagus!”
“Serangan Barcelona masih terlalu terburu-buru, seharusnya diperlambat dulu, stabilkan situasi terlebih dahulu!”
“Memimpin pertandingan bukanlah keahlian Rijkaard, tetapi tanda-tanda yang begitu jelas bahkan fans biasa pun bisa melihatnya. Pasti dia tahu, satu-satunya penjelasan adalah dia sedang berjudi - bertaruh bahwa Barcelona bisa mencetak gol. Tapi ini seperti meletakkan kepala sendiri di bawah bilah tajam Yang Chengzhuo, benar-benar tidak seimbang tingkat kemampuannya!”
Harus diakui, menghadapi Barcelona yang mengamuk, Real Madrid sempat pasif. Namun di menit ke-28, David Silva merebut bola dari kaki Abidal, langsung menerjang maju ke wilayah terlarang Barcelona. Berhadapan dengan Gabriel Milito, David Silva melakukan gerakan tipuan yang indah, menipu Milito sebelum mencungkil umpan silang ke belakang. Villa menyambar bola voli ke gawang Barcelona, 2-0!
"Para pemain Real Madrid terlihat sangat santai. Memimpin 2-0, Barcelona-lah yang panik. Real Madrid sama sekali tidak terburu-buru karena mereka unggul, dan ini adalah kandang mereka sendiri. Dari cara David Silva tersenyum lebar sambil mempermainkan Milito tadi, terlihat jelas kondisi mental mereka hari ini sangat lega."
"Pertandingan sepakbola memang seperti ini. Ketika taktikmu cukup tepat, kau akan menyadari bahwa sebenarnya memenangkan satu pertandingan adalah hal yang sangat mudah. Bahkan melawan Barcelona pun terasa santai. Dalam laga ini, Rijkaard bahkan tidak memberikan ancaman berarti di Tingkatan taktik terhadap Real Madrid."
"Setelah kebobolan dua gol oleh Real Madrid, Barcelona mulai sengaja ingin menstabilkan situasi. Namun mental seperti ini jelas datang terlalu terlambat. Sekarang skor sudah tertinggal 2 gol. Ingin membalaskan 2 gol ini di Stadion Santiago Bernabéu? Kesulitannya bisa dibayangkan."
"Hah, Xavi melakukan tackling yang melanggar, dia mengganggu sayap kanan Real Madrid David Silva. Yang terakhir ini jelas tidak senang, apalagi tackling Xavi dilakukan saat dia sudah memegang erat bola. Ini seharusnya dapat kartu!"
"Wasit memberi Xavi kartu kuning sebagai peringatan. Namun fans Real Madrid di tribun Bernabeu jelas tidak puas, mereka terus-menerus menyerang wasit dan Xavi. Tampaknya semua duel antar musuh bebuyutan memang seperti ini, semua ingin menambah lebih banyak gol."
Sejak gol kedua Real Madrid di babak pertama, melalui istirahat tengah hingga awal babak kedua, Barcelona mulai menerapkan gaya bermain stabil. Real Madrid juga tidak terburu-buru, mengingat mereka memiliki keunggulan 2 gol. Tapi begitu ada kesempatan, Los Blancos langsung melancarkan serangan dahsyat yang menciptakan beberapa ancaman.
“Dari segi situasi pertandingan, Real Madrid mendominasi. Jumlah tembakan dan tingkat keberhasilan operan juga lebih tinggi daripada Barcelona. Waktu penguasaan bola hampir sama, dengan Real Madrid 3 persen lebih rendah, tapi tidak mempengaruhi alur permainan. Namun beberapa tembakan Madrid sangat mengancam, membuktikan bahwa konsep penguasaan bola efektif yang selalu dikejar Yang Chengzhuo memang lebih berbahaya dibanding Barcelona.”
Saat semua orang mengira pertandingan akan memasuki fase stabil dan seimbang, tiba-tiba Real Madrid melancarkan serangan lagi.
Menyadari waktu semakin mepet, Alves mulai aktif terlibat dalam serangan. Xabi Alonso melakukan umpan silang panjang ke Mata di sayap kiri yang bebas dari kawalan hingga lolos perangkap offside. Meski berhasil diblokir Puyol, bola terlempar ke garis batas lapangan.
Marcelo langsung menerjang maju, menguasai bola di garis batas lalu mengumpan ke tengah kotak penalti. Namun Milito berhasil ungguli Villa dalam duel udara dan membersihkan bola dengan sundulan.
Bola terbang keluar dari wilayah terlarang Barcelona, Yaya? Touré mendapatkan bola dan ingin membantu membebaskan dengan tendangan keras, namun Raul segera merebutnya dan mengoper ke sisi kanan kotak penalti Barcelona. David Silva menerobos masuk kemudian melepaskan tembakan melengkung yang sangat cantik menggunakan kaki kirinya.
Bola hampir menyentuh mistar gawang sebelum masuk ke gawang Barcelona, skor 3-0!
Seluruh Stadion Santiago Bernabéu bergemuruh, fans Real Madrid bersorak-sorai menyebut nama pemain satu per satu, merayakan kemenangan telak dalam El Clásico yang sudah pasti diraih lebih awal. Ini menjadi season double pertama Los Blancos atas Barcelona dalam 14 tahun terakhir, ditambah tradisi Bersiap formasi menyambut, musim ini benar-benar menginjak-injak musuh bebuyutan hingga gepeng.
Gol beruntun membuat Barcelona mulai kehilangan keseimbangan. Mental pemain mulai menunjukkan ketergesaan, terutama di antara anggota inti tim. Aksi Carles Puyol pun semakin keras hingga diganjar kartu kuning wasit, sementara Samuel Eto'o juga melakukan tackling melanggar aturan saat mengejar balik dan menerima peringatan serupa.
Dengan berlalunya waktu, ketegangan pertandingan memang berkurang, namun aroma bubuk mesiu konflik justru semakin menyengat di lapangan.
Di menit ke-78, Barcelona mendapat kesempatan lemparan ke dalam. Bola menggelinding ke kaki Yang Chengzhuo. Lionel Messi mendekat meminta operan, jelas ingin mengambil tendangan sudut. Alih-alih mengambilnya, pelatih langsung mengembalikan bola ke Messi dengan tendangan.
Komentator pun berkelakar, "Wah, jarang terlihat Yang Chengzhuo memamerkan teknik kaki. Bagus juga!"
Tapi Messi jelas merasa Yang Chengzhuo sengaja tidak mengambilkan bola untuknya. Meminjam momentum, ia menyambar wajang Yang Chengzhuo. Hampir sebagai respons naluri, Yang menunduk menghindar, langsung menggenggam tangan lawan. Dengan tarikan keras disertai hantaman bahu, kaki kanannya menjulur menjegal. Tarikan kedua tangan yang penuh gaya akhirnya membuat seluruh tubuh Messi tersandung di tepi lapangan.
Pemain muda Argentina itu bangkit dari tanah dengan wajah masam, bagaikan banteng muda yang sedang mengamuk. Dengan roar menggelegar ia membentak: "Aku cuma ingin meraba wajahmu, mau apa memukulku?"
"Memukulmu, bagaimana?" Mata Yang Chengzhuo juga menyala-nyala mengawasi anggota yang hendak menamparnya ini. Dari aspek mana pun, pemain muda ini tidak layak berlagak di hadapannya. Apa sih dia? Hanya pemain muda!
Seluruh Stadion Bernabeu kacau balau, pemain Real Madrid semua bergegas keluar, tim pelatih juga maju. Lapisan pertama mengurung Messi dan Yang Chengzhuo, sementara pemain Barcelona dan staf di sekeliling juga segera mendekat, khawatir Messi akan dihajar.
"Ini tidak seharusnya, Messi, tenanglah! Dia sudah mengembalikan bolanya padamu, malah kamu yang mau memukulinya. Ini jelas tindakan tidak rasional. Gagal memukul malah tersandung sendiri, sekarang marah malu. Apa dia berniat duel fisik dengan Yang Chengzhuo?" komentator menggelengkan kepala dengan senyum getir.
"Bahkan kalau benar satu lawan satu, dia bukan tandingan Yang Chengzhuo!"
"Wasit utama mendekat, melerai kedua pihak. Jelas akan memberikan keputusan. Tindakan tidak rasional Messi pasti akan dikenakan kartu, dengan alur yang cukup parah. Sekarang lihat bagaimana keputusan akhir wasit!" teriak komentator yang agak ingin dunia kacau.
