Sama seperti semua tim elit top, di Madrid, jumlah fans Atletico Madrid lebih banyak dibandingkan Real Madrid. Hal ini karena basis fans Atletico Madrid terkonsentrasi di Area Pekerja di bagian selatan kota yang padat penduduk, sementara fans Real Madrid umumnya berasal dari lapisan masyarakat kelas atas. Ini membuat Kapten kedua tim selalu membawa nuansa perlawanan kelas sosial dalam setiap pertemuan.
Banyak yang tidak menyadari bahwa atmosfer derby Madrid sebenarnya tak pernah kalah dengan El Clásico antara Real Madrid dan Barcelona. Namun reputasi Atletico Madrid tidak bisa disamakan dengan Barcelona, ditambah dalam sepuluh tahun terakhir ketika pengaruh sepakbola menyebar paling cepat, rekam jejak dan kekuatan Atletico Madrid sulit menyaingi Real Madrid. Hal ini membuat pertandingan kehilangan suspense dan tidak memiliki intensitas khas laga derby yang memilukan.
Kapan terakhir kali Atletico Madrid berhasil mengalahkan Real Madrid?
30 Oktober 1999, Atletico Madrid mengalahkan Real Madrid 3-1 di Stadion Santiago Bernabéu. Saat itu Real Madrid sedang berada di ambang keruntuhan, hampir mencapai zona degradasi. Jika bukan karena munculnya Vicente del Bosque - pelatih penyelamat terhebat dalam sejarah sepakbola di tengah jalan, sangat mungkin Real Madrid akan terdegradasi ke La Liga 2 lebih cepat daripada Atletico Madrid.
Tapi setelah itu, catatan tak terkalahkan Real Madrid atas Atletico Madrid bertahan hingga detik ini.
Jadi dari rekam jejak sejarah, Real Madrid memiliki keunggulan psikologis yang sangat kuat.
Setelah mantan Ketua Atletico Madrid Jesús Gil meninggal, produser film terkenal Enrique Cerezo mengambil alih kepemimpinan. Dia sangat memperhatikan pencitraan klub dengan merekrut banyak bintang bola basket, memulai fase pembangunan identitas baru. Meski prestasi di lapangan tetap belum ideal, citra klub di luar medan gaya terus meningkat secara stabil.
Hal ini menyebabkan atmosfer Derby Madrid mulai bangkit kembali.
Secara ketat, rekam Atlético Madrid musim ini sebenarnya bagus, terutama di Stadion Calderon, mereka pernah dua kali menang besar 4-0 atas Malaga dan Recreativo, kemampuan bertarung di kandang sendiri patut diperhitungkan. Ditambah lagi skuad dipenuhi bintang-bintang, meski baru saja mengalami kekalahan telak 1-6 di Camp Nou, fans Los Colchoneros tetap membalas dengan keyakinan terhadap derby Madrid ini.
Menurut penjelasan Marca, Atletico berarti pembongkaran dan pemberontakan, sementara Real Madrid mewakili kekuasaan kerajaan dan kemewahan. Dalam kondisi ekonomi yang semakin lesu sekarang, semakin banyak warga Madrid yang haus akan perubahan sistem yang ada.
Kenyataannya, Real Madrid tetap menguasai pertandingan seperti kebiasaannya, tapi gagal melanjutkan tradisi mencetak gol lebih awal. Justru Atletico yang pertama berhasil menaklukkan gawang lawan.
Ketika menit ke-6, striker Atletico Madrid Forlán menguasai bola di depan wilayah terlarang Real Madrid, berhasil mengelabui Sergio Ramos dan Miguel Torres sebelum melepaskan tembakan yang menaklukkan gawang Casillas, seluruh Stadion Calderon seolah menyaksikan pembongkaran terhebat dalam satu dekade terakhir.
Asal bisa menjatuhkan Real Madrid, degradasi pun tidak masalah!
Ini adalah ucapan mendiang Ketua Atletico Madrid Gil yang masih bergema, sekaligus mewakili semangat pembongkaran Los Colchoneros!
Pelatih Aguirre menerapkan formasi 4 gelandang bertahan di lini tengah - Maniche, Raúl García, Emerson dan Banega - jelas mengadopsi taktik perebutan gila-gilaan ala tim Utara untuk melancarkan serangan mematikan ke Los Blancos.
Sistem taktik ini berjalan mulus di awal permainan. Lini tengah Real Madrid diredam sangat keras. Meski menguasai inisiatif, mereka tak mampu mengubah keunggulan jadi ancaman. Sementara itu, serangan balik Atletico Madrid langsung efektif pada percobaan pertama dan berbuah gol. Forlán membuktikan efisiensi stabilnya sebagai pencetak gol elite. Ramos dan Pepe kembali menunjukkan kecerobohan dan ketidakstabilan dalam kombinasi bek tengah mereka.
Soal masalah bek tengah, Yang Chengzhuo sudah bersiap mental. Menurutnya, hampir semua bek tengah di dunia ini tumbuh melalui berkali-kali diinjak-injak. Ramos dan Pepe juga perlu mengalami hal serupa, terutama bagi tipe bek tengah seperti mereka yang justru membutuhkan rangkaian pengalaman terinjak-injak yang memilukan.
Kehilangan gol pertama, seluruh Stadion Calderon seperti merayakan pesta. Tapi Yang Chengzhuo sama sekali tak terpengaruh atmosfer fanatik di TKP. Dengan tenang ia melihat celah Atletico: kurangnya permainan sayap.
Oleh karena itu, Dia segera melakukan penyesuaian. Cristiano Ronaldo dan Mata lebih fokus menciptakan peluang terobosan di sayap. Arbeloa dan Miguel Torres menggeser posisi ke depan untuk memberikan bantuan. Negredo melakukan gempuran di tengah karena baik Heitinga maupun Peña memiliki kelemahan dalam antisipasi bola lambung. Kehadiran Negredo di kotak penalti sendiri sudah merupakan kekuatan menggentarkan.
Sebelum pertandingan, Sergio Agüero kembali ke tim. Istri-nya telah pulih dari penyakit. Ia menyatakan kesiapan untuk tampil. Yang Chengzhuo menggantikan Kapten Raul dengannya, memberikannya layak starter. Setelah penyesuaian taktik, Yang memerintahkan Agüero lebih banyak melakukan penyergapan di belakang Negredo, menyusup melalui saluran yang telah dibuka Negredo.
Fakta membuktikan, baik Heinze dengan tinggi 1,80m maupun Peña 1,77m, sama-sama tak mampu menahan Negredo yang setinggi 1,86m namun berbobot 85 kilogram. Pemain berjuluk "tank" ini dijuluki sebagai perpaduan antara efisiensi Van Nistelrooy, kekuatan Batistuta, sekaligus teknik dribel yang tak kalah dari Eto'o.
Gaya bermain ekspansif dan agresif pemain ini tergolong langka di Spanyol. Selama dua season terakhir, ia telah membuktikan kemajuan serta sifat rendah hati, ketekunan, dan kerendahan hatinya. Yang Chengzhuo yakin Negredo adalah elemen penting yang sangat dibutuhkan tim. Vicente del Bosque pun sudah lama memberikan perhatian khusus pada target man Real Madrid ini.
Dapat dikatakan, selagi kecepatannya yang sedikit di bawah rekan seperti Cristiano Ronaldo, Agüero, dan Mata, Negredo hampir tak memiliki kekurangan. Julukan "tank" yang melekat padanya justru berasal dari rekan satu tim selama latihan internal, membuktikan kemampuan fisik luar biasa yang dimilikinya.
Jadi, ketika Negredo benar-benar meledak, di menit ke-12 dia menerima umpan silang dari sayap kanan setelah koordinasi dengan Miguel Torres, lalu Mata mengoper bola dari sisi kanan kotak penalti di depan garis gawang. Tanpa keraguan sedikitpun, Negredo langsung melepaskan tendangan keras ke arah gawang.
Kiper Argentina Franco yang menggantikan kiper Prancis Coupet yang performanya buruk di pertandingan kekalahan memalukan melawan Barcelona, kali ini berdiri di posisi yang tepat. Meski tendangan Negredo sangat bertenaga, Franco tetap berhasil menepis bola dengan kedua tangannya di garis gawang. Namun dirinya sendiri terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
Lalu, dengan mata kepalanya sendiri dia menyaksikan striker Real Madrid berkaus putih itu - gesit seperti belut lumpur yang menyelinap di celah-celah tubuh pemain, mendahului Heitinga dan menyapu bola masuk ke gawang kosong.
"SERGIO AGÜERO!!!!!!"
Dengan bentakan marah sang komentator, terlihat Sergio Agüero telah melesat keluar dari wilayah terlarang, sembari menarik kausnya yang bergambar dot raksasa. Ia melompat ke depan kamera di pinggir lapangan, berdiri tegap sambil memasukkan ibu jari kanannya ke mulut menirukan gerakan bayi menyusu.
"Sebelum pertandingan, Real Madrid baru saja mengumumkan bahwa istri Agüero dalam kondisi sehat. Hasil tes membuktikan bayi dalam kandungan mereka adalah laki-laki, sesuai dengan keinginan Diego Maradona yang selalu mendambakan penerus gen sepakbola keluarga Maradona dan Agüero. Kini, anak ini akan mewarisi segalanya!"
"Pihak resmi Real Madrid sebelumnya telah menyatakan bahwa bayi Agüero otomatis menjadi anggota klub sejak lahir, menjadikannya anggota termuda Real Madrid saat ini - bahkan sebelum dilahirkan!" ujar komentator sambil tersenyum.
Setelah merayakan gol dengan gembira, Agüero berbalik dan menepuk tangan rekan satu tim, terutama kepada Negredo yang gagal mencetak gol. Dia ingin memeluknya tapi tidak bisa menjangkau, membuat sang striker tertawa terbahak-bahak sambil berteriak "Kurcaci! Kurcaci!"
Tentu ini bukan prasangka, melainkan lelucon khas dalam sesi pelatihan Real Madrid. Pemain bertubuh tinggi seperti Negredo biasa dijuluki "binatang buas" - sebutan yang sudah menjadi kebiasaan di antara anggota tim.
……
……
Usai menyeimbangkan skor, Real Madrid melancarkan serangan gencar. Namun Atlético Madrid cepat menguasai situasi. Meski alur permainan terlihat stagnan, Yang Chengzhuo tak henti memberi instruksi: "Fokuskan serangan di sayap! Beckham dan De la Red harus lebih sering mengoper bola ke area tersebut, sementara pemain sayap terus menembus untuk menciptakan kesempatan!"
Pelatih asal Tiongkok itu yakin betapa lini sayap Los Colchoneros akan menjadi titik lemah terbesar mereka dalam pertandingan ini.
Keteguhan ini akhirnya membuahkan hasil di Menit ke-31 setelah belasan menit perjuangan.
Terkadang kita harus merenungkan kebetulan dan keniscayaan di lapangan sepakbola.
Koordinasi sayap kanan kembali terjadi, lagi-lagi melalui dribel Mata yang memotong ke dalam. Berbeda dengan terobosan ke garis bawah sebelumnya, kali ini dia melakukan umpan terobosan setelah dribel di sisi lapangan. Negredo kembali menerjang ke depan dan tembakan kerasnya diselamatkan Franco, namun Sergio Agüero sekali lagi memanfaatkan celah di titik kritis.
Gol! Dengan mudah bola kembali mengantar ke gawang Atletico, 1-2!
Real Madrid akhirnya berhasil membalikkan keadaan setelah Pertempuran Sengit selama setengah jam!
Sergio Agüero kedua kalinya melompat ke pinggir lapangan, mengangkat kemeja bergambar dot bayi. Gerakan 'dot bayi' ikoniknya kembali disambut sorak-sorai gegap gempita fans Los Blancos di seluruh alam semesta yang menyaksikan siaran langsung.
Dari unggul hingga tertinggal, semangat Atletico Madrid benar-benar ambruk!
Yang Chengzhuo sangat paham, pada momen seperti ini tak boleh memberi waktu istirahat lebih pada Atletico. Ia segera memerintahkan timnya untuk meningkatkan tekanan serangan, memanfaatkan momentum balik arah ini untuk menghabisi Atletico sekaligus.
Menit ke-42, Cristiano Ronaldo melakukan pelanggaran individu di sayap kiri sebelum mengoper silang dengan kaki kirinya ke wilayah terlarang. Sergio Agüero yang menerobos dari belakang menyambar bola, melakukan pemberhentian mendadak dan tipuan, melewati Johnny Heitinga, lalu mengirimkan bola ketiganya ke gawang Franco, menyelesaikan hat-trick!
Agüero yang euforia tak terkendali menjadi orang pertama yang melesat keluar lapangan, dengan gesit terjungkal di rumput pinggir lapangan. Dengan pasrah ia membiarkan rekan setim yang mengejar dari belakang menindih badannya.
Tapi hanya dalam waktu kurang dari 3 menit, pada tahap tambahan waktu babak pertama, Cristiano Ronaldo menerima umpan dari Arbeloa di sisi kiri, melakukan dribel diagonal ke dalam dengan breakthrough paksa, tiba-tiba melepas tendangan keras di depan wilayah terlarang. Bola mengenai tubuh Heitinga dan memantul ke area tengah. Negredo menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Peña, sengaja memberi jalan. Aguero menerobos dari belakang, mengontrol bola ke dalam wilayah terlarang, mengejar dan melepaskan tendangan voli keras, kembali memasukkan bola ke gawang Franco.
Gila!
Seluruh fans Real Madrid di Stadion Calderon benar-benar menjadi gila!
Empat gol!
Meski dalam catatan La Liga, rekor empat gol dalam satu pertandingan tidak pernah langka, namun dalam beberapa tahun terakhir, pencapaian empat gol mutlak menjadi prestasi yang sangat langka. Terutama mengingat Aguero berhasil menyelesaikan prestasi mencetak 4 gol dalam satu babak pertama, ini semakin meningkatkan kelangkaannya. Inilah yang membuat seluruh anggota Real Madrid merasa kegembiraan tak tertahankan.
1：4, skor ini membuat Atletico Madrid terjun bebas ke jurang kekecewaan.
Jika saat memimpin 1-0 mereka melihat Real Madrid bagai raksasa terluka yang mengucurkan darah, kini mereka merasakan dengan jelas betapa mengerikannya Real Madrid yang sedang mengeluarkan darah!
Tertinggal sama sekali bukan akhir bagi Real Madrid. Melalui performa gemilang musim lalu, semua pemain El Real yakin betul: kemampuan mencetak gol mereka melampaui lawan manapun.
Saat wasit meniup peluit akhir babak pertama, kamera siaran langsung TV kembali menyorot Yang Cheng di pinggir lapangan. Komentator tak henti memuji penyesuaian taktis pelatih dalam pertandingan ini.
"Jika Sergio Agüero adalah bintang paling bersinar di babak pertama, kita harus akui: penyesuaian taktis Yang Cheng saat tertinggal 1-0 langsung mengubah wajah permainan dan menciptakan ancaman mematikan!"
“Kenyataannya, kemampuan memimpin pertandingan Yang Chengzhuo selalu menjadi yang terbaik di dunia, dan telah membawa poin liga yang berharga bagi Real Madrid dalam banyak sesi pertandingan. Pembalikan situasi di babak pertama laga ini bahkan bisa disebut sebagai sebuah mahakarya, setidaknya kita menyaksikan bagaimana Real Madrid melepaskan diri dari batasan dan ikatan Atletico Madrid sembari menunjukkan ofensif terkuat mereka.”
Peran memimpin pertandingan seorang pelatih kepala tidak perlu diragukan, namun sama sekali tidak sampai pada tingkat yang dimitoskan - seolah setiap penyesuaian pasti efektif. Jangan pernah lupa bahwa saat Anda melakukan perubahan, lawan juga sedang menyesuaikan strategi untuk mengantisipasinya. Karena itu mustahil setiap penyesuaian yang Anda lakukan selalu berhasil.
Kemajuan pesat dalam kemampuan memimpin pertandingan Yang Chengzhuo merupakan aspek yang paling diapresiasi dunia luar. Ditambah kehadiran Benitez di sampingnya - seorang ahli dalam menyusun strategi kontra yang terbaik - membuat Yang Chengzhuo beserta tim pelatihnya benar-benar unggul dalam hal memimpin pertandingan.
Dalam pertandingan ini, Yang Chengzhuo merespons alami dari momentum situasi pertandingan, semakin mengoptimalkan keunggulan di kedua sayap. Terutama setelah berhasil membalikkan skor, secara beruntun melancarkan serangan balik yang melumpuhkan Atletico Madrid sepenuhnya.
Skor 1-2 dan 1-4 mewakili dua situasi yang sama sekali berbeda, setidaknya dalam hal semangat tim terdapat perbedaan seperti langit dan bumi.
……
……
Aguirre memang memiliki satu set strategi pertahanan spesifik yang luar biasa!
Meski semangat Atletico Madrid terpukul berat di babak pertama, setelah istirahat tengah Aguirre berhasil menahan genggaman situasi. Walau sepenuhnya meninggalkan inisiatif penyerangan dan beralih ke pertahanan pasif bahkan terkepung, setidaknya mereka bertahan di awal babak kedua.
Yang Chengzhuo melihat serangan mendadak di awal babak kedua tidak membuahkan hasil, lalu melakukan pergantian pemain dengan memasukkan Raul menggantikan Sergio Agüero yang mencetak empat gol, membuat pemain muda Argentina itu mendapat sorak-sorai gegap gempita dari seluruh penonton. Selanjutnya Guti juga menggantikan Cristiano Ronaldo, meski pemain Portugal ini tidak mencetak gol dalam pertandingan ini, performanya tetap menonjol.
Serangkaian penyesuaian pergantian pemain sama sekali tidak mempengaruhi keunggulan Real Madrid. Atlético Madrid mulai sengaja ingin melancarkan serangan balik, namun pada menit ke-78, umpan terobosan tajam Guti disambut Raul yang mencungkil bola untuk assist header Negredo yang menyundul bola ke gawang, mengubah skor menjadi 1-5 untuk Real Madrid. Sejak itu Atlético benar-benar kehilangan keyakinan untuk melakukan serangan balik.
Tanpa niat untuk membalas serangan, Atlético mulai mengonsentrasikan seluruh energi pada pertahanan. Sementara Real Madrid tetap aktif mencari peluang mencetak gol, meski akhirnya tidak berhasil menambah angka.
Dengan demikian, Real Madrid mengalahkan Atlético Madrid 5-1 di Stadion Calderon.
"Bagi hasil pertandingan ini, Yang Chengzhuo menyatakan tanpa ragu-ragu bahwa dirinya merasa sangat terkejut."
"Jujur saja, aku sudah menduga ini akan menjadi pertandingan yang sangat melelahkan. Tapi yang membuatku lega, para pemainku menunjukkan level kemampuan yang sangat tinggi. Meski banyak dari mereka baru saja melewati masa sulit bertanding untuk timnas atau tidak bermain selama dua minggu, mereka tetap menampilkan kekuatan terbaik mereka!"
Banyak media di TKP (Tempat Kejadian Perkara) juga memberikan penilaian bagus pada performa Real Madrid dalam pertandingan ini, menganggap ini sebagai skor telak yang langka dalam derby Madrid selama puluhan tahun terakhir. Meski tidak memecahkan rekor, ini pantas disebut sebagai pencapaian yang sangat istimewa.
"Apakah ini berarti selama ini kita terlalu formal dalam menghadapi Atletico Madrid?" Yang Chengzhuo bertanya sambil bercanda, "Aku juga agak terkejut dengan skor pertandingan ini. Tapi ini bukan sekadar hoki! Sebaliknya, ini manifestasi nyata dari kekuatan tim! Baik Sergio Agüero, Mata, Negredo, David Beckham, maupun De la Red - semuanya menunjukkan kualitas yang luar biasa!"
“Menurutku kemenangan dalam pertandingan ini sepenuhnya milik mereka! Dengan performa yang menonjol, mereka berhasil membuktikan kekuatan diri sekaligus menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan harapan dan permintaan yang lebih tinggi dari kami!”
Ini juga bisa dianggap sebagai sinyal positif dari Yang Chengzhuo untuk para pemain cadangan - bahwa kedepannya mereka akan mendapatkan lebih banyak kesempatan bertanding.
“Tuan Yang Cheng, banyak pihak yang menyalahkan Aguirre atas kekalahan ini, terutama fans Atletico Madrid yang sangat tidak puas dengan performa pelatih belakangan ini. Menurut Anda apakah wajar menyalahkan Aguirre untuk dua kekalahan telak berturut-turut?”
Selama pertandingan, Yang Cheng jelas-jelas merasakan siulan ketidaksenangan dari fans Atletico Madrid. Mereka tampaknya menganggap Aguirre kurang ambisius - mengapa tim tidak berani menyerang lebih agresif dan mengejar gol ketika tekanan serangan Real Madrid sudah mulai mereda?
Hanya Yang Chengzhuo sendiri yang tahu, tindakan Aguirre itu rasional dan bijaksana. Jika Atletico Madrid terus melakukan tekanan, mereka hanya akan memberi Real Madrid ruang gerak yang lebih luas. Saat itu terjadi, yang mencetak gol pasti bukan Atletico dengan semangat yang retak parau, melainkan Real Madrid yang semangatnya membara seperti pelangi.
"Aku bisa memahami harapan fans Atletico terhadap tim mereka. Aku juga mengerti keinginan mereka agar pelatih kepala bisa kapan saja di mana saja mengubah jalannya pertandingan. Tapi semua orang tahu, itu tidak realistis!"
"Menurutku, Aguirre sudah melakukan segala yang mampu dia lakukan. Mendapatkan hasil seperti ini juga bukan keinginannya. Menyalahkan seluruh tanggung jawab pada Aguirre adalah hal yang sangat tidak adil. Karena kekalahan dalam satu pertandingan, tanggung jawab tidak seharusnya hanya ditanggung oleh pelatih kepala dan pemain selamanya."
Untuk kebaikan hati yang berasal dari Yang Chengzhuo, Aguirre memberikan ucapan terima kasih. Namun dia menyatakan bahwa tanggung jawab kekalahan ada pada dirinya sendiri. Dia merasa setelah unggul di awal pertandingan, tidak bisa menguasai penyesuaian yang dilakukan Real Madrid dengan baik, sehingga akhirnya skor diseimbangkan dan alur pertandingan berbalik arah.
"Mereka memiliki pasukan sekuat ini baik di lapangan maupun di bangku cadangan. Menurutku Real Madrid adalah kandidat terkuat gelar juara La Liga musim ini. Sang Kaisar sangat berpeluang membawa El Real meraih tiga gelar beruntun!"
"Sejak kedatangannya ke La Liga, sudah bisa kuduga bahwa kompetisi ini sepenuhnya memasuki era Sang Kaisar!"
Di akhir konferensi pers, Yang Chengzhuo dan Aguirre berjabat tangan dengan sopan tanpa sisa aroma bubuk mesiu di lapangan. Ini membuat seluruh mediawan terasosiasi: Los Blancos telah menaklukkan Stadion Calderon secara tuntas, baik secara taktis maupun psikologis!
Setidaknya, untuk momen ini!
