Pesta anggur berlangsung di Hotel Opera yang terletak di belakang Gedung Opera Zurich.
Meski hanya dipisahkan oleh satu jalan dari Danau Pusat, dan pesta diadakan di lantai teratas, pemandangan malam Danau Pusat Zurich tetap tak terlihat. Hanya pemandangan kota Zurich di sekitarnya yang bisa dinikmati. Untungnya meski hotel ini hanya bintang empat, balkonnya sangat luas dan lega.
Atmosfer ramai dengan gelas-gelas anggur yang bersinggungan sama sekali bukan surga bagi Yang Chengzhuo. Ini adalah wilayah Florentino Pérez dan para ahli pergaulan. Dia tak pernah bisa beradaptasi dengan suasana seperti ini, karena sangat paham: sebagian besar "teman" yang kini mesra seolah memakai satu celana, akan meninggalkanmu tanpa ampun saat kau tak lagi punya apa-apa - bahkan dengan senang hati menginjak-injakmu lebih dalam.
Karena begitu, dia sama sekali tidak mau membuang-buang waktu pada manusia seperti ini, karena dia memang layak!
Cristiano Ronaldo meraih grand slam. Bagi dirinya sendiri maupun Yang Chengzhuo, ini merupakan hal yang bagus. Tapi Yang Chengzhuo selalu suka berpikir lebih jauh. Sejak kecil, orang tuanya terus menanamkan prinsip hidup kepadanya.
Bahkan sebagai pencuri sekalipun, harus tetap menyiapkan persediaan makanan selama tiga hari!
Maksudnya adalah, dalam setiap hal harus paham waspada di saat aman, memiliki kesadaran akan kekhawatiran.
Bergabungnya Cristiano Ronaldo dan penyempurnaan taktik Real Madrid oleh Yang Chengzhuo, baik secara individu maupun tim, semuanya mengalami peningkatan. Ini jelas hal bagus serba guna. Tapi, benarkah tidak ada masalah sama sekali?
Tidak! Real Madrid masih memiliki segudang masalah!
Selain yang sudah diketahui publik, Yang Chengzhuo sekarang memiliki masalah yang tidak ada yang tahu, atau bahkan tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun.
Apakah Cristiano Ronaldo benar-benar sekuat itu?
Dari data, Dia memang sangat kuat, luar biasa kuat. Namun sebagai pelatih kepala yang mempromosikannya dengan tangan sendiri, Yang Chengzhuo sangat paham: dalam dua tahun di luar kendalinya, Cristiano Ronaldo sebenarnya sedang mundur!
Mungkin, jika diungkapkan pasti ada yang menganggap aneh, merasa Yang Chengzhuo membesar-besarkan masalah. Bukankah setelah bergabung, Cristiano Ronaldo langsung menjadi pencetak gol terbanyak tim dengan performa gemilang, meraih grand slam penghargaan, popularitasnya melambung tinggi hingga seluruh dunia memujinya? Tapi Anda bilang dia mundur? Bukankah ini akan membuat orang tertawa terbahak-bahak?
Masalah ini telah menghantuinya lama. Sejak Cristiano Ronaldo bergabung, dia selalu ingin menentukan ulang posisi pemain Portugal itu. Namun seiring dimulainya jadwal pertandingan, dia tak kunjung menemukan titik masuk. Dia juga tak ingin mempengaruhi kemampuan tempur tim. Tapi ketika tadi Cristiano Ronaldo berkata "di hadapanmu, aku selamanya adalah anak kecil", saat itulah Yang Chengzhuo tahu: inilah saatnya bertindak.
"Di seluruh dunia saat ini, mungkin hanya ada dua orang yang bisa membujuknya, satu adalah ibunya, satu lagi adalah Yang Chengzhuo."
"Pemain Portugal ini punya bakat, punya kekuatan, tapi dia masih bisa terus meningkatkan diri ke level yang lebih tinggi."
"Bos!"
Melihat Yang Chengzhuo keluar, Cristiano Ronaldo juga menyusul dengan wajah masam penuh senyum. Terlihat jelas malam ini adalah hari besarnya.
"Aku memberi hormat, Bos!" Cristiano Ronaldo mengangkat gelas anggurnya, menyentuh gelas Yang Chengzhuo sambil tertawa terbahak-bak: "Jangan khawatir, aku hanya minum sedikit!" Dia sengaja membuat gerakan tangan kecil yang kocak, membuat Yang Chengzhuo tak bisa menahan senyum.
"Selamat, Cristiano Ronaldo!" Di dalam hati, Yang Chengzhuo merasa terharu melihat kesuksesannya. Diam-diam dia memutuskan: "Malam ini adalah hari besarnya, semua persoalan teknis ditunda dulu, bicarakan nanti."
"Terima kasih!" Cristiano Ronaldo mengangguk, membalikkan badan dan bersandar di pagar balkon sambil menatap langit malam dengan kepala terangkat.
"Bos, apakah kamu punya sesuatu yang ingin dikatakan padaku?" Xiao Xiaoluo memalingkan wajahnya ke arah Yang Chengzhuo.
Yang Cheng memahami dirinya, siapakah yang lebih memahami Yang Cheng daripada dirinya sendiri?
Yang terakhir tersenyum, "Bicarakan nanti!"
"Aku tahu, Bos. Kau sering bilang dirimu adalah ular berbisa, paling suka mencela orang di saat mereka sedang bahagia!" Xiao Xiaoluo terkekeh, "Aku justru suka saat kau menjelekkanku, bahkan kritik atau makian sekalipun!"
Dalam senyumnya, dia seolah ingin merasakan kembali getirnya dimarahi ayah yang telah lama tiada, melalui cara ini.
Di dunia ini, hanya Yang Chengzhuo yang mampu memberikannya perasaan seperti itu.
"Dengan omonganmu begitu, malah jadi sulit bagiku untuk mengutukmu!" Tertawa lebar Yang Chengzhuo.
Keduanya saling terbuka seperti sedang bercanda, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Justru keterusterangan seperti ini yang meminimalisir kesalahpahaman.
"Kamu sebelumnya bilang, masih harus terus menunjukkan kemajuan, menurutku itu bisa dilakukan!" Yang Chengzhuo jelas-jelas merasakan getaran emosi Cristiano Ronaldo saat mendengar ucapannya, bahkan kegembiraan yang meluap, "Tapi premisnya, kamu harus kembali menjadi Cristiano Ronaldo di season 05/06 dan 06/07 itu."
Cristiano Ronaldo yang semula bersemangat tiba-tiba terlihat bingung, "Aku tidak paham maksudmu, Bos!"
Yang Chengzhuo menarik napas dalam-dalam. Ia pun menyadari, murid andalannya yang kini jadi bintang besar ini membutuhkan pertimbangan khusus dalam berkomunikasi. Harus ada cara tertentu agar kritikannya bisa diterima tanpa meninggalkan keretakan.
"Menurutku, dirimu di dua season itu-lah yang merupakan senjata serangan paling mumpuni bagi sebuah tim. Sedangkan di season 07/08 dan sekarang, meski tetap tajam, kamu bukan lagi senjata serangan. Secara tak sadar, kamu telah berubah dari playmaker menjadi mesin gol belaka."
Apakah kedua peristiwa ini berbeda?
Dari sudut pandang individu pemain, yang terakhir lebih mudah jadi terkenal dan mudah sukses; dalam olahraga sepakbola, mencetak gol selamanya menjadi hal paling memancing perhatian; tanpa banyak gol di musim lalu dan musim ini, Cristiano Ronaldo mustahil menyelesaikan grand slam.
"Dari perspektif realitas, transformasimu sukses dan memang seharusnya; tapi dari sudut pandang sepakbola dan tim, ini kemunduran – kau sedang berjalan di jalan gaya bermain individualistik yang semakin ekstrem!"
Ini sinyal bahaya yang serius: jika tidak bisa menyesuaikan diri, Real Madrid ke depan hanya bisa mengembangkan persiapan taktik sekitar Cristiano Ronaldo; semua orang beroperasi mengikutinya seperti Barcelona yang sekarang berpusat pada Messi. Masalahnya, sekeras apa pun Cristiano berusaha, koordinasi kesadaran tim serta kemampuan organisasi serangan dan operannya tetap kalah dibanding Messi – ini akibat karakteristik alaminya.
Namun sebenarnya, semua yang pernah menyaksikan pertandingan Cristiano Ronaldo di tahun-tahun sebelumnya pasti menyadari: tekniknya sama-sama detil. Terutama setelah menjalani proses penyempurnaan detail selama tiga tahun di Liverpool oleh Yang Chengzhuo, kemajuannya sangat signifikan. Hanya saja setelah kepergiannya, kebutuhan penyesuaian taktik dari Dalglish dan kebutuhan pribadi Cristiano Ronaldo sendiri menyebabkan gaya bermainnya terus bertransformasi.
Di mana letak perubahan konkret tersebut?
Frekuensi penguasaan bolanya berkurang dibanding masa lalu, tidak ada keinginan untuk melakukan dribel. Ini terlihat jelas dari penyusutan drastis frekuensi pelanggaran individu terutama di musim lalu.
Yang Chengzhuo tidak mendorong kecenderungan ekstrem terhadap pelanggaran individu, tapi semua orang tahu bahwa sebuah pertandingan sepakbola membutuhkan pelanggaran individu untuk membuka celah. Ketika Cristiano Ronaldo baru bergabung dengan Liverpool, memang terlalu sering membawa bola, memiliki masalah dalam kontrol bola dan teknik pelanggaran individu. Namun selama tiga tahun dari usia 18 hingga 20 tahun, dengan bantuan Yang Chengzhuo dan tim pelatih, kemajuannya sangat signifikan. Meski belum mencapai level Messi, kombinasi daya ledak dan kecepatannya menjadikannya senjata andalan dalam menerobos pertahanan.
Dua musim saat Liverpool mempertahankan gelar Liga Champions, penerobosan sayap dan gerakan memotong ke dalam Cristiano Ronaldo benar-benar ditakuti lawan. Kemampuan menggiring dan menerobosnya mampu mengalihkan kekuatan pertahanan lawan secara maksimal, menciptakan ruang kosong dan peluang bagi rekan setim. Tapi sekarang situasi seperti ini semakin jarang terlihat.
Frekuensi penguasaan bola menurun, pergerakan tanpa bola pun berkurang.
Dari total jarak lari sepanjang pertandingan, Cristiano Ronaldo sebenarnya cukup banyak berlari dan tetap menunjukkan ketekunan. Namun jika dilihat dari aspek pertukaran posisi, koordinasi dengan rekan setim, dan kerja sama taktis, tak sulit menemukan penurunan signifikan dalam hal-hal ini selama musim lalu. Kemampuan individunya semakin meningkat, tapi integrasi taktis menyeluruh dan sinkronisasi dengan tim justru menurun.
Inilah alasan mengapa Yang Chengzhuo sejak awal perekrutan mengatakan bahwa Dalglish gagal meredam karakter pemain Portugal ini dengan baik.
Gaya bermainnya sekarang lebih menghemat tenaga dan fokus pada efek praktis. Aktivitas terbanyak yang dilakukannya adalah menerobos area ancaman dengan kecepatan, begitu menguasai bola - entah ada sudut tembak atau tidak - bahkan memaksakan celah dengan gerakan tipu, lalu langsung melepas tendangan. Seluruh energi dan kemampuannya terkonsentrasi pada mata rantai terakhir dalam skema serangan.
Tapi Cristiano Ronaldo masa lalu bukan hanya unggul di mata rantai terakhir, bahkan dalam mata rantai sebelum pukulan terakhir pun dia sangat brilian. Dia bukan sekadar pencetak gol, tapi juga senjata efektif yang merobek pertahanan lawan dengan dribelnya. Dia adalah penyerang paling mengancam, persis seperti Kaká sekarang.
Mungkin ada yang bertanya: Apa masalahnya?
Masalahnya besar!
Karena setelah terindividualisasi, ciri khas Cristiano Ronaldo akan cenderung monoton. Artinya, begitu dia menguasai bola, tanpa sadar dia akan mengulangi gerakan yang sama. Begitu lawan memahami polamu, mempertahankanmu jadi sederhana.
Alasan Cristiano Ronaldo di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo dijuluki Raja Tembakan Sembarangan adalah karena dia terlalu individualistis. Lebih banyak energi dihabiskan untuk pukulan terakhir - begitu dapat bola langsung menembak. Dribel merobek pertahanan berkurang, koordinasi dengan rekan tim menipis. Lama-kelamaan lawan tahu cara menghadangmu, tapi jika tetap bermain seperti itu, jadilah tembakan sembarangan.
Dari sudut pandang taktik sepakbola, selama sistem seranganmu bisa menciptakan cukup banyak peluang, berapapun frekuensi tembakan tidak perlu ditakuti. Karena pada akhirnya pasti akan mencetak gol. Namun masalahnya adalah, ketika seluruh sistem serangan melayaninya, semua orang mengoper bola untuknya, dibandingkan dengan anggaran besar yang dikeluarkan dan hasil gol yang tidak stabil, layakkah ini dilakukan?
Setelah ciri khas teknikmu terbentuk, ingin mengubahnya pun tidak bisa lagi.
Mengikuti tren perkembangan Cristiano Ronaldo saat ini, dia akan semakin memperkuat latihan tenaga untuk menjamin daya ledak. Ketika otot-otot sekeras baja yang mempengaruhi kelincahan raga dan penerapan detail teknik itu sudah terbentuk, mungkinkah melatihnya kembali menjadi lincah?
Sebaliknya, pemain yang mampu melakukan gerakan menerobos dari belakang untuk menyelesaikan pukulan terakhir, bisa menerobos pertahanan lawan dengan dribel untuk menciptakan peluang bagi rekan setim, serta bertukar posisi dengan rekan untuk membantu dan melindungi serangan mereka - bukankah ancaman itu lebih besar dibandingkan permainan yang monoton?
Taktik Real Madrid saat ini adalah memaksimalkan oper satu sentuhan, koordinasi yang selancar aliran Mercury, ditambah harmoni tim yang telah terbangun bertahun-tahun. Hal ini membuat absennya pemain di posisi manapun tidak menjadi masalah. Seperti penyerang, tak hanya Villa, bahkan jika diganti Negredo pun gol tetap banyak. Hanya saja kontribusi Villa lebih besar bagi tim, sehingga ia menjadi starter.
Namun seiring dominasi Madrid, lawan semakin mengandalkan pertahanan. Contohnya dua season terakhir saat Chelsea melawan Madrid, Mourinho terang-terangan mempertahankan taktik bertahan mati-matian dan serangan balik. Dalam sistem pertahanan tekanan tinggi seperti ini, permainan umpan-umpan pendek Madrid akan tertahan semaksimal mungkin.
Oleh karena itu, Yang Chengzhuo tetap konsisten: Dalam kerangka taktik menyeluruh, pemain harus didorong menunjukkan kemampuan individu. Karena justru kecemerlangan individual sering menjadi senjata paling efektif untuk merobek tembok tembaga dan dinding besi lawan.
Jadi, keunikan taktik sepakbola terletak pada keseimbangan ini: Jika terlalu menekankan koordinasi tim dan mengabaikan kemampuan individu, tim mudah ditantahkan lawan; Sebaliknya jika terlalu mengandalkan kemampuan individu dan melupakan kerja sama tim, tim juga sama rentan dibatasi.
Semua tim taktik tingkat tertinggi yang dibangun pelatih legendaris top pasti merupakan kombinasi sempurna antara kerja sama tim menyeluruh dan ekspresi kemampuan individu. Lihat saja tim-tim yang pernah dipimpin Yang Chengzhuo, ditambah Manchester United 1999 dan AC Milan 2007 - semuanya termasuk kategori ini.
Perbedaannya: Ferguson sukses sekali di tahun 1999, lalu terus melakukan penyesuaian dan eksplorasi bertahap, baru-baru ini mulai menunjukkan harapan sukses lagi; Ancelotti juga pernah sukses satu kali, tapi seolah-olah itu murni keberuntungan belaka, kebetulan tepat waktu.
Hanya Yang Chengzhuo, dari 1. FC Kaiserslautern ke Inter Milan, lalu Liverpool hingga Real Madrid - dia terus-menerus menunjukkan keberhasilan berulang dan kemajuan konsisten.
Cristiano Ronaldo sangat menghormati dan mempercayai Yang Chengzhuo. Jika tidak, dia tidak mungkin pindah dari Liverpool ke Real Madrid. Setelah mendengar analisis yang penuh nasihat dari Yang Cheng, dia merenungkan diri sendiri selama satu dua tahun terakhir ini dan harus mengakui bahwa Yang Cheng benar.
Memang benar sekarang dia meminimalisir dribel. Dia mulai lebih banyak memfokuskan energi pada pukulan terakhir, mirip seperti Ronaldo yang gemuk di masa pensiunnya di Inter Milan. Tapi berapa usia Ronaldo saat itu? Berapa usia Cristiano Ronaldo sekarang?
Transformasi ini disebabkan berbagai faktor: penekanan pelatih Dalglish pada kekuatan fisik, kemampuan mencetak gol Didier Drogba yang kurang, peran Cristiano sebagai penyerang bayangan yang menyediakan titik finisher; juga karena seringnya dia mendapat tendangan jahat lawan sehingga mulai belajar menghindar. Tentu yang terpenting adalah fokusnya untuk mencari celah pertahanan lawan lalu melakukan gerakan menerobos untuk menyelesaikan serangan.
Ini adalah transformasi menyeluruh yang terjadi tanpa disadari. Jika Yang Cheng tidak mengungkapkannya sekarang, Cristiano Ronaldo sendiri tidak akan menyadarinya, dan hanya menganggapnya sebagai hal yang wajar.
"Menurutmu, gaya bermain seperti ini buruk?" tanya Cristiano Ronaldo sambil mengawasi Yang Cheng dengan penuh perhatian.
Yang Chengzhuo berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala: "Aku tidak bisa mengatakan baik atau buruk. Dari sudut pandang individu, mungkin ini menguntungkanmu. Jika kamu menemukan tim dan pelatih kepala yang bisa membangun taktik serangan mengelilingimu, kamu pasti akan sukses. Pengaruh dan nilai pasarmu juga akan memaksa pelatihmu menyusun taktik berdasarkan dirimu."
Sebenarnya, taktik Yang Cheng musim ini sudah memiliki kompromi di aspek ini karena dia harus mempertimbangkan kemampuan bertarung tim.
"Tapi dari sudut pandang sepakbola, dari perspektif sebuah tim, gaya bermainmu lebih mirip pedang bermata dua!"
Saat baik sangat efektif, saat buruk merusak. Melukai lawan sekaligus melukai diri sendiri - inilah hakikat pedang bermata dua!
“Apakah kamu ingin saya berubah?” Cristiano Ronaldo bertanya dengan penuh perhatian.
Yang Chengzhuo mengangguk, "Ya, karena aku yakin versi terkuatmu yang pernah kulihat adalah di season 06/07!"
Bahkan Yang Chengzhuo merasa performa Cristiano Ronaldo di season itu seharusnya layak mendapatkan penghargaan season ini. Sayangnya kilatan Kaká terlalu menyilaukan, ditambah AC Milan mengalahkan Liverpool dan mencapai puncak Liga Champions, membuat Kaká akhirnya naik ke puncak karier profesionalnya.
Tentu saja bukan berarti Kaká tidak pantas, tapi Cristiano Ronaldo agak disayangkan.
"Kalau begitu aku akan berubah!" Cristiano Ronaldo tidak banyak ragu, tertawa terbahak-bahak seolah membicarakan hal yang tak berarti.
Kali ini Yang Chengzhuo malah terkejut. Bagi pemain seperti Cristiano Ronaldo, permintaan pelatih kepala untuk mengubah gaya bermainnya yang paling andal biasanya akan sangat mempengaruhi prospek dan karier profesional pemain. Mereka biasanya akan sangat berhati-hati, bahkan tidak segan Berbalik Melawan pelatih.
Contoh kasus seperti ini sedikit?
Banyak sekali!
Maka, kesediaan Cristiano Ronaldo yang begitu mudah malah membuat Yang Chengzhuo terkejut.
"Sudah kukatakan, di hadapanmu, aku akan selalu menjadi anak yang membutuhkan ketenangan dan perhatianmu. Aku yakin kau tidak akan menipuku, dan aku juga yakin, jika kau bisa membina anak desa itu menjadi Pemain Terbaik Dunia seperti sekarang, pasti kau juga bisa membuatku terus berkembang."
Setelah berhenti sejenak, Cristiano Ronaldo menepuk bahu Yang Chengzhuo. Tanpa disadari, posturnya kini lebih tinggi sedikit dari pelatihnya. Penampilannya semakin matang dan tenang, tak lagi menunjukkan kecerobohan dan kesewenang-wenangan masa muda, yang tersisa hanyalah tanggung jawab seorang pria sejati.
"Aku selalu percaya padamu, Bos!"
Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum, "Tekanannya luar biasa besar!"
Cristiano Ronaldo mengangkat bahu dengan jenaka, "Tekananku lebih berat!"
Keduanya tiarap di pagar pembatas, memandang ke kejauhan sambil tersenyum.
"Penggemarmu begitu mengerikan, kemampuan bertarung mereka begitu kuat! Jika kami sampai membuatmu tidak berguna, diperkirakan aku juga akan terkuras!"
Pemain berkarakter seperti Cristiano Ronaldo biasanya memiliki penggemar yang terbagi menjadi dua faksi - yang membenci dan yang menyukai, semuanya sama-sama fanatik tingkat ekstrem.
"Kumohon Bos, penggemarmu lebih mengerikan daripada punyaku! Sekarang kau benar-benar mendominasi sendirian, di seluruh Tianxia siapa yang berani bersaing sengit denganmu?" Cristiano Ronaldo menepuk bahu Yang Chengzhuo dengan gerakan berlebihan sambil tertawa.
Yang Cheng berpura-pura menikmati pujiannya, mengangguk penuh kepuasan: "Memang benar apa yang kau katakan!"
Keduanya kembali tertawa terbahak-bahak, terutama Cristiano. Hanya di hadapan Yang Chengzhuo-lah ia menunjukkan sisi ini. Sebenarnya, dia bisa sangat nakal, humoris, dan suka bercanda. Namun sejak ayahnya meninggal, sejak beban di bahunya semakin berat, semakin jarang ia menunjukkan sisi ini.
Pernah ada seorang yang disebut psikolog menganalisis, bahwa Cristiano Ronaldo memindahkan rasa rindunya pada almarhum ayah ke Yang Chengzhuo, sehingga selama ini selalu menjadikan Yang Cheng sebagai target pembelajaran, bahkan meniru gaya hidupnya. Contohnya, catatan percintaannya sama hebohnya dengan sang pelatih.
Andai saja mereka menyaksikan langsung seluruh proses percakapan ini, mungkin mereka akan kembali mengeluarkan perasaan haru yang sama.
Hanya saja, ini adalah rahasia antara mereka berdua. Keesokan harinya setelah Yang kembali ke Madrid, ia langsung mengadakan rapat tim pelatih dan divisi teknis. Ia meminta mereka segera merumuskan program latihan khusus untuk Cristiano Ronaldo yang akan dimulai pasca masa liburan musim dingin.
Dengan keyakinan penuh, Yang berpendapat bahwa Cristiano Ronaldo yang kembali menjadi penyerang murni tidak hanya akan meningkatkan kemampuan individunya, tetapi juga membuat serangan Real Madrid semakin mumpuni.
Lihat saja performa Kaká sebagai buktinya!
