Cuaca Inggris selalu seperti ini - tiba-tiba diguyur hujan, tapi segera kembali ke kabut gelap khas yang menjadi cirinya.
Udara sangat lembap, seolah dipenuhi gairah dan panas puluhan ribu fans di Stadion Old Trafford. Mereka semua duduk di tribun, mengacungkan bendera-bendera, memasang spanduk-spanduk panjang, meneriakkan slogan-slogan, dan menyanyikan lagu-lagu sorak.
Inilah fans Inggris!
Mengingat Yang Chengzhuo pernah melatih Liverpool, meski semua orang tahu hubungannya dengan Ferguson sangat erat, tetap ada kekhawatiran oknum yang ingin membuat masalah. Oleh karena itu, kedua kubu fans dipisahkan dengan jelas: fans Real Madrid dan netral di satu area, fans MU di area lain - batasnya tegas seperti air sungai yang tak bercampur.
"Jarang terlihat Stadion Old Trafford seramai ini!"
Beberapa tahun terakhir, di tengah kritikan Ferguson yang terus-menerus menyebut tribun Old Trafford semakin 'terhormat', hanya segelintir laga dan lawan tertentu yang mampu membangkitkan semangat Setan Merah MU.
"Tidak diragukan lagi, Yang Chengzhuo adalah salah satunya!"
Sienna Miller duduk di tribun penonton, berada di tengah formasi pasukan fans Real Madrid yang menyambutnya dengan hangat.
Tapi, ketika sorak-sorai gegap gempita bergema dari fans MU, para pendukung Los Blancos langsung tak peduli apapun dan ikut berteriak menyuruh. Meski teriakan mereka terasa lemah tak berdaya di hadapan tuan rumah Old Trafford, mereka pantang mundur melakukannya karena ini adalah bentuk dukungan mereka.
"Kedua tim keluar dari saluran pemain! Mari kita lihat daftar lineup pembuka kedua pihak!"
"MU yang bertarung di kandang sendiri menurunkan kiper pembuka Van der Sar. Lini belakang terdiri dari Evra, Brown, Ferdinand, dan O'Shea. Trio gelandang adalah Fletcher, Anderson, dan Scholes. Sementara trisula lini depan diisi Tevez, Rooney, dan Park Ji-Sung."
“Real Madrid yang bertandang menurunkan kiper pembuka Casillas, lini belakang terdiri dari Marcelo, Thiago Silva, Ramos, dan Maicon. Dua gelandang bertahan adalah Xabi Alonso dan Mascherano. Gelandang serang diisi oleh Cristiano Ronaldo, Kaká, dan David Silva dengan striker tunggal David Villa!”
“Kedua tim jelas mengerahkan pasukan terkuat tanpa sedikitpun menahan diri, mengingat vitalnya laga ini. Sebelum pertandingan, Yang Chengzhuo terus menegaskan niatnya untuk mengalahkan Ferguson di Old Trafford dengan tetap mempertahankan taktik sepakbola ofensif, serta bertekad menghancurkan tuntas pertahanan Manchester United.”
"Tapi Ferguson juga menyatakan, dia tidak akan memberikan kesempatan apa pun pada Real Madrid. Banyak pihak yang mempertanyakan taktik serangan Yang Chengzhuo, terutama dalam dua season terakhir di mana Chelsea-nya Mourinho selalu bisa membekukan serangan Los Blancos dengan pertahanan sekuat besi dan mengeliminasi mereka dari Liga Champions. Ini membuat konsep sepakbola Yang Chengzhuo di ajang Eropa terus-menerus dipertanyakan."
"Namun seperti pernah dikatakan Mourinho: 'Ini adalah alam semesta di mana hanya para fanatik yang bisa bertahan hidup.' Baik Real Madrid maupun Chelsea, hanya dengan fanatisme yang mencapai puncak kesempurnaan, mereka baru bisa memiliki kemampuan bertarung sekuat sekarang."
"Pertandingan akan segera dimulai!"
……
……
"Ini akan seru!"
Saat Yang Chengzhuo dan Ferguson berbincang singkat di saluran pemain lalu berjalan menuju bangku pelatih tim tamu, Benitez dengan wajah terkekeh menghampiri sambil mengangguk pada sang pelatih utama.
Yang Cheng juga tersenyum, karena setelah melihat lineup pembuka Manchester United, dia tahu Ferguson telah menyerah pada permainan sayap.
Selama bertahun-tahun ini, meski MU meraih satu gelar Liga Champions dan kekuatan mereka memang tangguh, namun seiring menua-nya para veteran di skuad dan ketidakmampuan pemain baru meneruskan estafet, MU menghadapi masalah regenerasi. Ditambah pertahanan yang selalu enggan melakukan rekrutan besar-besaran - ini semua adalah masalah klasik.
Di lini tengah, Fletcher dan Anderson bertanggung jawab pada pressing dan bantuan. Scholes adalah playmaker lini tengah MU. Di depan, Tevez, Rooney, dan Park Ji-Sung - kecuali Park yang bukan pemain sayap murni. Nyatanya, kemampuan Park di sayap tak berarti banyak melawan Real Madrid. Ferguson lebih mementingkan ketekunan dan kontribusi defensifnya.
Jika benar-benar ingin memainkan serangan sayap, Ashley Young, Nani, bahkan Giggs pun jauh lebih kompeten.
Yang Chengzhuo berjalan ke pinggir lapangan, membuat gerakan khusus ke arah para pemain Real Madrid yang telah berbaris rapi menanti tendangan dimulai - terutama ke Xabi Alonso, Thiago Silva, dan Casillas - untuk menanamkan niatnya.
"Isyarat Bos: Pertahankan pertahanan di awal pertandingan!"
Konsensus ini segera menyebar di antara para pemain. Semua langsung paham strategi Yang Chengzhuo.
Namun tak disangka, Manchester United langsung memberi pukulan keras ke Real Madrid sejak permulaan!
……
……
Di setiap pertandingan sepakbola, fase pembukaan selalu menjadi penentu krusial.
Hampir semua pelatih kepala akan menekankan poin-poin penting tentang taktik awal: apakah langsung ofensif, bertahan dulu baru berangsur menekan, atau strategi lain - semua perlu ditanamkan sejak persiapan.
Sama seperti Barcelona, di masa lalu mereka selalu mengawali pertandingan dengan memberikan bola ke Ronaldinho, menciptakan ancaman melalui koordinasi pergerakan pemain Brasil dan Eto'o. Kini mereka lebih sering mengalirkan bola ke area belakang terlebih dahulu, mengkonsolidasikan penguasaan bola sebelum perlahan mencari celah serangan.
Manchester United juga telah mempersiapkan fase pembukaan pertandingan ini dengan sangat matang melalui perencanaan strategis.
Setelah kick-off, bola segera dikembalikan ke belakang. Begitu sampai di kaki Paul Scholes, ia mengoper ke Rio Ferdinand yang langsung mengembalikan umpan ke Scholes yang telah membuka ruang. Gelandang legendaris itu lalu melakukan operan silang ke Patrice Evra yang sedang menerobos di sayap kiri.
Bek sayap Prancis itu menerima bola tepat saat sedang berlari kencang. Begitu menguasai bola, ia langsung menggiringnya ke depan, menembus area pertahanan Real Madrid dengan dribel panjang yang penuh percaya diri.
Begitu melihat Evra maju ke depan, Tevez langsung menarik ke tengah. Gerakan ini seolah ingin mengosongkan sayap kiri. Sementara Maicon tetap mengawasi Evra, pemain Prancis itu malah mengoper ke Tevez. Begitu mendapat bola di depan wilayah terlarang, striker Argentina itu tiba-tiba melepaskan tembakan keras jarak jauh.
Tembakan itu keras bertenaga, kekuatannya luar biasa besar. Meski arahnya tepat ke tengah gawang, bola berhasil menembus celah antara Ramos dan Thiago Silva. Kecepatan bola sangat tinggi.
Untungnya, posisi Casillas sudah sempurna. Namun menghadapi tembakan dadakan berkekuatan besar, kiper Spanyol itu hanya bisa menghalau bola, tak sanggup menangkapnya. Bola menghantam kedua tangannya lalu memantul kembali ke area penalti.
Rooney yang sudah bergerak dari belakang sudah menunggu di sana. Jelas, terlepas dari apakah tembakan Tevez bisa menciptakan peluang atau tidak, striker Inggris itu pasti akan menerjang. Begitu bola lepas dari genggaman Casillas, Rooney hampir langsung tiba di titik jatuhnya bola.
"Bahaya!!!" Komentator bahkan hanya sempat berteriak satu kata seperti ini.
Tepat ketika Rooney bersiap melepas tendangan untuk mengirimkan bola ke gawang Real Madrid yang hampir tak berpenghuni, Thiago Silva yang selalu mengawal wilayah gawang menyambar dari samping, mendahului Rooney dengan menyapu bola. Namun betis kanannya terkena tendangan keras Rooney, membuatnya berguling-guling kesakitan di dalam kotak penalti.
"Ya Tuhan!" Komentator terkejut dengan serangan mendadak Manchester United, "Sungguh mengejutkan! Jika bukan karena pertahanan stabil Thiago Silva di pos terakhir, tembakan Rooney sudah hampir pasti gol. Sayang sekali MU melewatkan kesempatan emas ini. Performa Thiago Silva benar-benar menonjol!"
"Dokter tim Real Madrid sedang turun ke lapangan untuk memeriksa kondisinya. Semoga dia tidak mengalami cedera karena insiden ini!"
“Dari ulangan slow-motion terlihat, penyelamatan darurat ini sendiri sudah mengandung bahaya. Wayne Rooney sudah mulai mengerahkan tenaga untuk menendang, sangat sulit untuk menghentikan momentum. Saat dia menyapu bola seperti ini, bahkan berisiko membuat kakinya patah.”
Daya tembak Rooney begitu dahsyat, jika terkena langsung, sungguh berpotensi mematahkan tulang.
Yang Chengzhuo di pinggir lapangan juga sangat memperhatikan, karena Thiago Silva adalah inti pertahanan Real Madrid yang merupakan penyangga utama. Keberadaannya membuat pertahanan Los Blancos semakin stabil. Kalau tidak, baik Sergio Ramos, Pepe, maupun Vincent Kompany, tak ada yang bisa memberi rasa aman.
Untungnya, Chris Schmidt segera mengirimkan kabar yang menenangkan: Tidak apa-apa!
Meski tidak serius, Thiago Silva tetap harus ke pinggir lapangan untuk mendapat perawatan sementara. Mengingat tendangan keras yang diterimanya membuat seluruh tubuhnya berkeringat kesakitan, mengaku tidak parah itu jelas bohong.
Yang Chengzhuo berjalan mendekat, memberikan tepukan dorongan di kepala Thiago Silva yang sedang duduk di atas rumput, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Sebenarnya ia sangat ingin mengatakan, tidak perlu mengambil risiko seperti ini. Saat datang ke Stadion Old Trafford, ia sudah menduga MU akan mencetak gol. Jika karena satu gol ini ia kehilangan seorang inti pertahanan, lebih baik kalah dalam pertandingan ini.
Karena kalah dalam pertandingan ini, saat kembali ke Bernabeu masih bisa berbalik arah. Tapi kehilangan inti pertahanan, sama sekali tidak ada penggantinya.
Tapi jelas, ia tak bisa bicara begitu. Sebab hal itu akan merusak semangat dan motivasi juang pemain. Ia harus berpihak pada mereka, terus memberikan dukungan dan dorongan, agar mereka bisa fokus total dalam pertandingan.
Selama satu menit lebih Thiago Silva menjalani perawatan, Manchester United terus melancarkan serangan dahsyat ke pertahanan Real Madrid. Dengan kekurangan satu pemain, Mascherano mundur ke lini belakang. Kaka dan pemain depan juga gesit mundur untuk terlibat dalam pertahanan. Pengaruh kekurangan personel harus ditebus dengan kerja keras seluruh tim.
"Thiago!" Yang Chengzhuo sambil menganalisis situasi, berusaha menyesuaikan formasi melalui Thiago Silva yang akan kembali. "Nanti setelah turun, suruh Marcelo dan Maicon lebih agresif maju. Kita harus membangun serangan di sayap untuk meredam Manchester United!"
"Sampaikan ke David Silva dan Cristiano Ronaldo: sering-seringlah melakukan dribel cantik melewati Evra dan O'Shea!"
Thiago Silva mengangguk tak henti-hentinya mendengar instruksi tersebut.
Setelah proses perawatan darurat, Thiago Silva segera meminta izin wasit untuk kembali bermain di lapangan.
……
……
Pada pertandingan ini, sayap Manchester United terutama adalah Tevez dan Park Ji-Sung, keduanya pemain yang seimbang dalam menyerang dan bertahan dengan gaya bermain yang sangat pantang menyerah. Namun pemain seperti ini sama sekali tidak memiliki keunggulan di hadapan pemain Real Madrid.
Tevez tidak perlu dibahas lagi, kecepatan dan teknisi-nya tidak memiliki keunggulan, justru tenaga dan duel fisik-lah yang lebih unggul. Park Ji-Sung terkenal dengan kelincahan dan kecepatannya di Liga Premier, tapi keunggulan seperti ini tidak ada artinya di hadapan Real Madrid.
Sebenarnya, Yang Chengzhuo terus berpikir: Apakah tujuan Ferguson menyusun lineup pembuka seperti ini semata-mata hanya untuk menekan pertahanan Real Madrid di lini depan dan melancarkan pressing lokal yang gila?
Karena Tevez, Rooney, dan Park Ji-Sung semuanya adalah tipe pemain seperti ini, ditambah gelandang Anderson dan Fletcher di lini tengah, lalu Scholes yang bertanggung jawab mengontrol bola dan distribusi operan. Mereka berharap bisa meredam serangan menerobos dari belakang Real Madrid melalui pressing agresif di lini tengah-depan.
Jadi dalam waktu tertentu sebelumnya, sering terlihat adegan di mana pemain MU mengejar pemain Real Madrid dengan serangan kacau, dari lini depan ke tengah lalu ke belakang. Pemain MU memiliki keunggulan stamina dan fisik, mereka sengaja memanfaatkan kelebihan ini untuk meredam Real Madrid.
Instruksi Yang Chengzhuo sebelum pertandingan adalah stabilitas: pertama menstabilkan diri, lalu perlahan menggeser garis pertahanan ke depan, persis seperti saat melawan Bayern München. "Aku akan pelan-pelan mengendalikan inisiatif permainan, maka kamu akan runtuh!"
Strategi serangan Real Madrid sebenarnya bagaikan Galácticos - perlahan mendekati target. Begitu dua gelandang bertahan dan garis pertahanan maju ke posisi tembak, maka masuklah ke jarak efektif. Saat itulah amunisi dimuat, Cristiano Ronaldo, Kaká, Villa dan David Silva mulai menunjukkan arah dan sasaran pukulan di depan.
Sisanya tinggal sederhana, amunisi akan dikirim satu per satu, menghancurkan pertahanan MU sampai hancur lebur!
Ferguson yang bertarung di wilayah kekuasaan-Nya ini tidak mau seperti Mourinho yang memilih sikap bertahan mati-matian. Ia masih berpikir bagaimana caranya agar pertahanan dan dua gelandang bertahan Madrid tidak bisa maju menekan. Solusinya adalah tekanan gila-gilaan di lini tengah-depan. Dalam situasi seperti ini, Berbatov, Ashley? Young, dan Nani tidak bisa diandalkan.
Secara teori, selama bisa memaksa pertahanan Madrid dan Xabi Alonso tetap di area pertahanan MU, daya gedor serangan Madrid akan melemah sampai batas minimum. Jadi tindakan Ferguson secara teori memang efektif.
Sebenarnya, setelah Thiago Silva turun ke lapangan, Real Madrid telah beradaptasi dengan pressing depan MU. Dua bek sayap mulai sengaja maju ke depan, pergerakan bola beralih ke sayap.
Pertama-tama Marcelo melakukan dribel di sayap kiri, meski mendapat interferensi Fletcher, berhasil mengoper ke Cristiano Ronaldo.
Sebagai mantan bintang Liverpool, dendam Cristiano Ronaldo dengan MU sangat mendalam. Dia sangat paham cara melawan pemain MU. Atas perintah Yang Chengzhuo untuk melakukan dribel cantik, begitu mendapatkan bola langsung meninggalkan O'Shea jauh-jauh, menciptakan sayap indah di sisi kiri. Sayang crossing-nya berhasil dibebaskan Ferdinand.
Meski gagal menciptakan ancaman, Yang Chengzhuo tetap memberikan tepuk tangan dan afirmatif atas sayap Cristiano Ronaldo.
Hanya dalam 2 menit, Cristiano Ronaldo kembali melakukan dribel cantik di sayap kiri. Setelah mengalihkan perhatian pertahanan O'Shea dan Fletcher, ia mengoper bola ke Villa yang telah mundur ke luar kotak penalti. Striker Spanyol ini langsung berkoordinasi dengan Kaká. Gelandang Brasil itu menerobos masuk dan melepaskan tembakan berani dari depan area penalti yang berhasil dihentikan Van der Sar.
Ini menjadi tembakan pertama Real Madrid dalam pertandingan ini, muncul di menit ke-12.
Dua kali serangan berturut-turut ini menciptakan ancaman serius. Pertahanan Manchester United terpaksa menyesuaikan formasi. Bagaimanapun juga, Real Madrid memiliki bintang-bintang top dengan kemampuan individu super. Meski dua serangan awal terkesan biasa, tapi beri mereka celah sedikit saja, mereka bisa menghancurkanmu kapan saja di mana saja.
Namun begitu menyadari serangan sayap kiri tidak efektif, Los Blancos langsung beralih ke sayap kanan.
David Silva mendapat dua kesempatan melakukan terobosan di sayap kanan secara berturut-turut, namun keduanya digagalkan oleh Evra dalam situasi one-on-one. Satu kali menghasilkan lemparan ke dalam, sementara yang lain berujung serangan balik setelah bola direbut.
"Kita harus membuat kedua sayap kita berbinar-binar, seolah baru mendapatkan nyawa kembali!" ujar Yang Chengzhuo dengan ekspresi serius.
Ini adalah permainan strategi dan kekuatan antara dirinya dan Ferguson. Dalam situasi terkini, MU memenuhi area tengah dengan senjata berat dan menggunakan segala taktik untuk mencegah Real Madrid memajukan garis pertahanan. Jika sayap tidak bisa diaktifkan, serangan Los Blancos akan sepenuhnya terhambat.
"Orang tua itu memang punya kemampuan!" katanya sambil tersenyum tipis.
Di sisi Cristiano Ronaldo melawan O'Shea, pemain Portugal itu jelas unggul dalam duel satu lawan satu. Tidak masalah besar. Namun di sisi lain, David Silva sebagai pemain Spanyol kesulitan menghadapi Evra - bek Prancis yang gesit dan lincah ini memiliki keunggulan dalam pertahanan one-on-one. Kemampuan bertahan individual Evra benar-benar luar biasa.
Yang Chengzhuo langsung menuju pinggir lapangan setelah mendapat ide. Ia memberi isyarat ke Marcelo untuk menahan genggaman, sementara memerintahkan Maicon untuk maju ke depan membantu David Silva. Di saat bersamaan, ia menginstruksikan David Silva untuk berkumpul di tengah medan dan bergerak diagonal. Begitu Evra kehilangan posisi, langsung menerobos area belakangnya!
Setelah penyesuaian taktik Yang Chengzhuo yang mampu menjawab setiap strategi lawan, serangan Real Madrid di kedua sayap mulai menunjukkan peningkatan signifikan.
Sayap kiri mendapat tekanan pertahanan berat dari MU. Namun di sayap kanan, Maicon membawa bola maju di sisi lapangan dengan kecepatan terkendali. Begitu memasuki area pertahanan MU dan berhadapan dengan Anderson yang hendak memblokir, tiba-tiba ia meningkatkan kecepatan dan membuka jalan di sisi lapangan. Anderson pun langsung mengejar.
Perubahan kecepatan yang mendadak ini membuat Evra ragu saat melihat posisi David Silva condong ke tengah. Bek Prancis itu mendekat, berharap bisa mengepung Maicon bersama Anderson.
Tapi begitu posisinya goyah, David Silva yang sudah bersiap langsung menyelinap ke ruang kosong di belakangnya, sementara Maicon segera mengirimkan bola menyusur sisi lapangan ke depan.
David Silva menguasai bola di area sudut garis lapangan, berbalik badan, langsung melihat Brown menghadang sementara Evra sedang mengejar. Orang Spanyol itu tak berani ragu karena sadar betul, sekali ragu akan langsung dikepung dan bola pasti tak mampu dipertahankan. Akhirnya ia membawa bola mundur.
Hal ini sempat membuat bek lawan bingung. Tapi tiba-tiba dengan membawa bola mundur, ia berhasil melepaskan diri dari jangkauan Brown sejarak satu tubuh, lalu langsung mengoper ke tengah. Kaká yang sudah berlari menyambut segera menguasai bola. Menghadapi tekanan Ferdinand, gelandang Brasil itu melakukan dribel cantik, dengan gemilang membawa bola masuk ke kotak penalti MU. Dalam situasi sudut tembakan yang tertutup oleh Ferdinand dan Van der Sar, ia tiba-tiba mengembalikan operan.
Di luar kotak penalti Manchester United, Maicon yang sebelumnya mengoper ke David Silva dan mulai tidak diperhatikan bek lawan, tiba-tiba muncul di area luar kotak penalti MU. Begitu menerima operan balik Kaká, ia langsung menguasai kesempatan langka yang tak terulang ini - setengah gawang MU di hadapannya benar-benar kosong dari pertahanan.
Jika dalam situasi seperti ini ia masih ragu untuk menembak, lebih baik Maicon pulang saja daripada terus bermain sepakbola!
Maka, pemain asal Brasil itu tanpa ragu langsung melepas tendangan!
