"Mengenai hasil pertandingan, aku merasa sangat menyesal!"
Di konferensi pers setelah pertandingan di Old Trafford, Ferguson menyapa para wartawan dengan wajah masam penuh penyesalan.
"Jika dilihat dari proses pertandingan normal, menurutku hasilnya seharusnya tidak seperti ini. Setidaknya jika tendangan pembuka kita itu masuk, situasi akan sama sekali berbeda. Tapi sayangnya, kemampuan tinggi lawan berhasil menghentikan gol kita."
Semua orang bisa melihat wajah masam pelatih senior Skotlandia itu penuh penyesalan. Memang seperti yang dia katakan, andai tendangan pembuka itu masuk, situasi mungkin benar-benar berubah. Setidaknya dalam kondisi tertinggal sejak awal, Real Madrid mungkin tidak bisa tetap tenang dan mendominasi seperti yang ditunjukkan selama pertandingan.
Seringkali, sebuah gol, bahkan satu operan, dribbling, tackling, atau penyelamatan, bisa membuat hasil pertandingan sama sekali berbeda. Inilah kebetulan dalam sepakbola.
Tapi Ferguson juga tak melupakan bahwa kekalahan dalam laga memiliki keniscayaan tersendiri.
"Tim saya agak kelelahan. Hingga musim ini, termasuk liga, piala, dan Liga Champions, total kami sudah bermain lebih dari 53 pertandingan. Sementara Real Madrid hanya 47 pertandingan, 6 pertandingan lebih sedikit dari kami. Mereka punya masa liburan musim dingin dua minggu yang tidak kami miliki. Ini membuat kesenjangan kondisi fisik kami dengan lawan terlalu mencolok."
"Tentu saja, keunggulan Madrid bukan hanya di kebugaran. Mereka sangat ahli dalam mengontrol irama permainan, mahir menonjolkan gaya khas dan ciri istimewa mereka. Inilah alasan mereka menang. Performa mereka lebih baik dari kami, sementara kelelahan membuat kami tampil buruk dalam hal ini - secara sia-sia menyerahkan inisiatif pertandingan kepada lawan."
"Bagaimanapun juga, Real Madrid pantas mengalahkan kami dalam pertandingan ini. Karena performa mereka memang lebih menonjol - ini adalah penghargaan yang pantas mereka terima!"
Ferguson terlihat sangat murah hati dalam memberikan pujian terhadap performa Real Madrid. Mengenai pertanyaan wartawan tentang masalah lineup pembuka dalam pertandingan ini, pelatih Skotlandia itu mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.
"Perbedaan terbesar antara kami dengan Real Madrid adalah, mereka adalah pemuncak klasemen liga sementara kami pengejar. Mereka bisa mengistirahatkan pemain inti di liga, tapi kami harus mengerahkan sepenuhnya di setiap pertandingan. Kami bertanding hari Minggu lalu, Rabu sudah harus main Liga Champions, istirahat cuma dua hari di antaranya. Banyak pemain masih dalam proses penyesuaian."
"Kami merancang dengan cermat serangan mendadak di awal pertandingan. Tapi sayangnya, penampilan kelas dunia Thiago Silva benar-benar menghancurkan rencana kami. Kemudian kami mengalami awal yang buruk, kehilangan bola memberi pengaruh pada pemain, membuat mereka jadi tergesa-gesa dan kurang percaya diri."
Ferguson jelas sangat terkesan dengan gol pertama yang kebobolan. Setidaknya menurutnya, gol pertama itulah yang menghancurkan permulaan MU.
"Saya mengatur lineup pembuka berdasarkan formasi terbaik yang bisa kami susun. Di pertandingan kami berusaha keras mengubah taktik, bahkan sampai menurunkan 6 penyerang sekaligus di lapangan. Tapi semua upaya itu tidak membuahkan hasil."
“Berbatov layak menjadi starter? Menurutku tidak bisa dilihat begitu. Pengganti dan starter berbeda, dia adalah perubahan tangan pertandingan. Saat itu aku butuh seseorang yang bisa menciptakan peluang, membuat lebih banyak pemain menyerbu wilayah terlarang Real Madrid. Jadi dia akan menunjukkan fungsi yang lebih baik. Tapi permulaan kami harus melakukan serangan mendadak dan pressing depan, di aspek ini dia memiliki keterbatasan.”
Wartawan di bawah mendengarkan, satu per satu tersenyum serentak.
Berbatov adalah Kakak Santai legendaris di Liga Primer. Kepala bisa patah, rambut tak boleh berantakan.
“Untuk pertandingan ini, satu-satunya yang bisa kukatakan adalah kami hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena tidak menunjukkan kemampuan cukup baik, kalah dari tim yang tampil lebih ideal.”
“Aku bisa memprediksi, pertandingan leg kedua di Madrid akan menjadi laga yang sangat sulit. Ini tak diragukan lagi karena kami harus meraih 2 selisih gol di sana melawan Real Madrid. Ini akan menjadi ujian besar bagi serangan kami, sementara Real Madrid pasti akan mati-matian memanfaatkan keunggulan mereka.”
Tapi kemudian Ferguson mengubah nada bicaranya, "Saya yakin, selama para pemain kami bisa bertahan dengan tekanan, kita masih punya peluang yang cukup baik di Stadion Bernabeu!"
Usai mewawancarai Ferguson, para wartawan mulai mengarahkan "meriam" mereka ke Yang Chengzhuo, berharap bisa memancingnya membalas ucapan pelatih MU itu. Namun menghadapi teknik jebakan wartawan seperti ini, Yang Chengzhuo sudah sangat mahir.
"Benar, menurut saya Ferguson tidak salah. Permulaan kami memang sangat buruk. Serangan mendadak MU di awal pertandingan memberi kami masalah besar, bahkan hampir mencetak gol. Kami baru bisa mengendalikan situasi setelah mencetak gol. Ini menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi kami."
“Tapi aku sangat senang, pemain-pemainku mampu menerima tekanan dari lawan dengan baik. Setiap tim yang menghadapi tim top seperti Manchester United pasti akan merasa pusing, karena mereka adalah salah satu tim terkuat di dunia sepak bola saat ini dengan pelatih kepala yang hebat. Kombinasi seperti ini biasanya berarti kemenangan. Sungguh sulit dipahami bahwa kami bisa merebut satu kemenangan di Stadion Old Trafford.”
Sebenarnya, dalam prediksi hati Yang Chengzhuo sebelum pertandingan, skor ideal yang dia bayangkan adalah hasil imbang.
Bertandang ke Old Trafford untuk menghadapi Manchester United, berbicara tentang kemenangan sudah agak rakus. Semua strategi dan persiapan taktik Yang Chengzhuo dibangun di atas dasar mempertahankan hasil imbang, baru kemudian merencanakan kemenangan.
Inilah yang disebut: meremehkan musuh secara strategi, namun menghargai mereka secara taktik.
Yang Chengzhuo memang menyukai serangan, bahkan bisa dikatakan dia menganggap serangan sebagai nyawa. Tapi ini tidak berarti dia nekat. Dia juga paham mengukur situasi, mempertimbangkan untung rugi. Kalau tidak, langkah karir kepemimpinannya tidak akan sampai sejauh ini.
Banyak orang masih bingung dengan dua pertandingan melawan Chelsea musim lalu, menganggap hasil imbang 0:0 di Bernabeu dan serangan gencar di tandang sebagai tindakan sangat bodoh. Tapi benarkah demikian?
Skor 0-0 di kandang sendiri, secara teori lebih menguntungkan Chelsea, tapi kemiringannya mungkin hanya 60% karena mereka juga tidak mendapat gol tandang, jadi sulit dikatakan lebih untung.
Tapi kenapa Real Madrid tetap menyerang di Stamford Bridge?
Karena jika Madrid mencetak 1 gol lagi, Chelsea harus mencetak 2 gol untuk mengalahkan mereka. Jadi serangan tandang sebenarnya tak masalah. Masalahnya, pertahanan Mourinho terlalu kokoh sampai-sampai Madrid tak bisa menembusnya!
Jika bermain pertahanan-balik di Stamford Bridge - abaikan aspek lain - dalam pertandingan melawan Chelsea yang sudah fokus bertahan mati-matian, memakai taktik serang-balik justru akan mengubah laga menjadi perang pengurasan pasif.
Jadi Yang Chengzhuo menyukai inisiatif, dia aktif menyerang, berusaha mencetak gol lebih dulu, lalu memaksa Chelsea-mu melakukan tekanan untuk menyerang, memecahkan strategi bertahan mati-matian Mourinho. Dari sudut strategi, ini jelas tidak salah.
Hanya masalahnya, dalam sebuah pertandingan sepakbola, bukan berarti taktikmu benar langsung menjamin kemenangan. Karena setiap laga selalu penuh faktor tak terduga yang tidak bisa diprediksi.
Seperti keputusan Ferguson di pertandingan ini, memasukkan Berbatov di menit-menit akhir jelas merupakan trik jenius. Jika Real Madrid tidak unggul 2-0, dan Yang Chengzhuo tidak segera merespons dengan strategi penanggulangan serta menekannya, kemenangan ini bisa berubah menjadi hasil imbang, bahkan kekalahan. Ini pun di luar perkiraan Ferguson sendiri.
Maka menurut penilaian Yang Chengzhuo, dalam duel taktik melawan Ferguson, hasilnya seimbang. Paling-paling dia sedikit lebih unggul, namun variasi taktik Ferguson juga memberi kesan mendalam. Sedangkan Manchester United dan Real Madrid, faktor pelatih kepala-lah yang menjadi penentu kemenangan.
……
……
Meski mendapat perlindungan dari Yang Chengzhuo, keputusan Ferguson dalam seleksi pemain selama pertandingan tetap menuai keraguan.
Banyak media, bahkan beberapa media otoritatif, mengaku terkejut dengan keputusan Ferguson menunjuk Park Ji-Sung sebagai starter alih-alih Berbatov yang bisa mengubah situasi pertandingan. Mereka menganggap performa Berbatov seharusnya layak starter, dan menyalahkan strategi Ferguson sebagai penyebab kekalahan MU di semua lini.
Prinsip "hanya kemenangan yang penting" membuat sikap media ini bisa dimaklumi.
Seandainya MU berhasil membekukan serangan Real Madrid dengan taktik, media-media ini pasti akan serentak mengubah arah dan menyebut Park Ji-Sung sebagai langkah brilian Ferguson. Tapi karena kalah, Ferguson terpaksa menerima kritik.
Sementara Real Madrid, kecuali 10 menit pertama dan 10 menit terakhir yang sedikit tertinggal, selama sisa waktu berhasil sepenuhnya menguasai pertandingan. Skor 2-0 semakin memperlihatkan kesenjangan kekuatan antara MU dan Los Blancos.
"The Guardian Inggris menggunakan judul 【Real Madrid yang Megah Telah Mengungguli Setan Merah Secara Menyeluruh!】. Artikel tersebut memberikan penilaian tinggi terhadap Real Madrid yang dipimpin Yang Chengzhuo, menganggap mereka telah menampilkan sepakbola tercantik di dunia saat ini."
"Sementara Barcelona masih terbuai dalam mimpi indah obsesi kontrol bola, Real Madrid menggores langit dengan serangan kilat yang mumpuni, sederhana, dan penuh gairah - menggetarkan Eropa dengan semangat bagai halilintar!"
The Times berpendapat bahwa Real Madrid saat ini berada di tahap terkuat sepanjang sejarah sekaligus termegah, yang paling sesuai dengan seni sepakbola sesuai selera estetika fans global.
"Jika sepakbola aliran kontrol bola Barcelona ibarat Rolls-Royces dengan kemewahan yang mencapai puncak - meski bisa bergaya sporty namun lebih mengandalkan kestabilan dan kenyamanan - maka Real Madrid lebih mirip Bugatti Veyron: penuh keinginan menaklukkan yang primal, namun di setiap sudutnya memancarkan kreativitas yang tak biasa."
"Tidak diragukan lagi，Rolls-Royces yang stabil dan seimbang jika diduduki terlalu lama, perasaan bosan pun tak bisa dihindari. Tapi Bugatti Veyron yang penuh gairah, setiap kali memberimu sensasi mengemudi dan keseruan yang berbeda."
"Hah...Chelsea-nya Mourinho...hm, terlihat seperti Humvee antipeluru versi militer!"
Selain koran Inggris, media klub Prancis menyatakan kandidat terpanas Liga Champions tahun ini adalah Real Madrid.
"Tim Yang Chengzhuo dalam dua pertandingan melawan Bayern dan Manchester United, telah menunjukkan kerangka sepakbola dan konsep yang matang sepenuhnya. Mereka meraih kemenangan tak terbantahkan, pasti akan menjadi kandidat panas utama Liga Champions musim ini. Bahkan jika bertemu Chelsea di final, Yang Cheng pasti tak akan membiarkan dirinya kalah tiga musim berturut-turut di tangan tim yang sama."
Koran Italia Roman Sport memuat judul 【Real Madrid, Roma Menyambutmu!】 untuk menunjukkan keyakinan mereka terhadap Real Madrid. Media Italia secara umum meyakini Real Madrid akan meraih gelar juara Liga Champions di Stadion Olimpiade musim ini, bahkan ketika harus menghadapi Chelsea-nya Mourinho.
Namun beberapa koran berpendapat kemenangan Real Madrid sulit dipercaya.
Mundo Deportivo menerbitkan artikel berjudul 【Hoki Berpihak pada Real Madrid di Momen Genting】, menyatakan keberhasilan Real Madrid lolos dari Old Trafford adalah keberuntungan. Serangan balik Manchester United di menit-menit terakhir hampir menggagalkan seluruh usaha Los Blancos sepanjang pertandingan.
"Real Madrid ingin menjadi juara, harus mempertahankan keunggulan ini di Stadion Santiago Bernabéu. Namun pertandingan akhir pekan melawan Barcelona akan menjadi ujian besar. Setelah bertarung sengit selama 90 menit di Old Trafford melawan Manchester United, di tengah pekan mereka akan kembali menghadapi pertandingan krusial leg kedua. Bisakah Los Blancos menang di akhir? Semuanya tergantung performa dalam dua laga ini."
Marca dan AS memberikan penilaian sangat tinggi terhadap performa Real Madrid, namun sekaligus mengingatkan: Jangan sampai lengah! Saat ini Los Merengues sedang berjalan di atas jembatan kayu - satu kesalahan kecil, baik kekalahan dari Barcelona maupun Manchester United Rabu depan, bisa membuat mimpi indah juara ganda sepanjang musim hancur berantakan.
Namun dalam odds juara yang dikeluarkan perusahaan judi, Real Madrid memiliki odds tertinggi sebesar 2.5 di antara semua tim. Chelsea memiliki odds 3.25, sementara Arsenal yang kalah 0-1 di kandang sendiri Stamford Bridge pada babak pertama memiliki odds 4.25. Sedangkan lawan Real Madrid, Manchester United, terjun bebas dari posisi kandidat kedua ke odds terakhir hanya 5.
Dari sini terlihat jelas, setelah mengalahkan Manchester United 2-1 di kandang lawan, Real Madrid telah menjadi tim terpanas untuk juara Liga Champions musim ini. Semua pihak memprediksi mereka akan lolos ke final, bahkan menjadi juara.
Selain media dan perusahaan judi, banyak legenda sepakbola juga memberikan pujian setinggi langit kepada Real Madrid besutan Yang Chengzhuo.
Saat diwawancarai media, Hitzfeld menyatakan, "Sulit kubayangkan tim mana yang bisa menghentikan Real Madrid merebut gelar Liga Champions. Meskipun menurutku tim ini masih memiliki beberapa kekurangan dan ruang untuk kemajuan yang besar, mereka benar-benar layak mendapatkan gelar juara. Bahkan, dalam beberapa tahun ke depan, mereka akan menjadi penantang terkuat untuk semua gelar!"
Mantan pelatih kepala Timnas Spanyol Aragones berpendapat, "Sepakbola Real Madrid memiliki keunggulan yang lebih jelas dalam intensitas dan kecepatan di atas dasar teknik yang sama halusnya dengan Barcelona. Ini salah satu alasan mengapa taktik mereka lebih populer dibandingkan Barcelona. Namun sayangnya, taktik seperti ini sulit beradaptasi dengan sepakbola Spanyol."
Tapi Aragones juga menambahkan, "Jika ada yang bisa menghentikan dominasi Liga Primer di Eropa saat ini, tidak diragukan lagi pastilah Real Madrid!"
Ini adalah perubahan terbesar yang dibawa Yang Chengzhuo setelah melintas ke dunia ini - mempercepat perkembangan taktik sepakbola. Namun Barcelona, terbelenggu oleh sistem akademi yang kaku, kesinambungan filosofi pelatih, serta bayang-bayang Johan Cruyff di belakang layar, perkembangan taktik menyeluruh mereka tertinggal dari klub lain. Alhasil Tim Semesta yang seharusnya menguasai angin dan hujan, kini justru terus-menerus tersingkir.
Bayangkan saja, sejak pertama kali bertemu pada 1997 hingga sekarang, pemahaman Yang Chengzhuo terhadap taktik Barcelona terus menjadi materi pelatihan bagi klub-klub lain. Dengan begini, masih adakah rahasia tersisa dari taktik Barcelona?
Tapi mengetahui rahasia tak berarti yakin menang. Kekuatan pemain Barcelona luar biasa, bukan sembarang tim bisa mengalahkan mereka. Terlebih di musim ini yang telah melihat Barcelona tersingkir dari Piala Raja dan Liga Champions, ambisi mereka di liga domestik semakin membara. Joan Laporta juga sangat berharap kemenangan di El Clásico bisa menyelamatkannya dari krisis posisi.
"Bagi kita, ini adalah pertandingan yang Tidak Boleh Kalah! Aku tidak berani membayangkan bagaimana pengalaman kita jika kalah dalam peristiwa ini. Di belakang kita sudah ada ambang tebing curam, kita hanya bisa maju, tidak bisa mundur!"
Laporta, pada pagi hari kedua setelah Real Madrid mengalahkan Manchester United, saat diwawancarai wartawan menyatakan betapa Barcelona menghargai El Clásico yang akan datang. Bahkan ia menggunakan banyak kosakata ekstrem seperti retakan parau untuk mengingatkan seluruh pemain Barcelona bahwa peristiwa ini harus dimenangkan, tak boleh kalah!
Demikian pula, Laporta juga untuk pertama kalinya setelah setahun membahas kasus cakram dengan Mourinho. Ia mengakui bahwa dulu memang ada proses kejadian hubungan mendalam dengan Mourinho, namun kemudian dia dan manajemen klub sama-sama merasa Mourinho tidak cocok untuk Barcelona. Berbeda dengan Pep Guardiola yang jelas-jelas menyangkal plagiarisme reformasi taktik Mourinho, Laporta justru menggunakan konsep pinjam paksa dari sistem taktik tersebut.
"Kamu tahu, ini adalah season pertama Josep melatih sendiri. Kami merasa puas dengan performanya yang seperti sekarang, ini membuktikan potensinya. Jadi apapun hasil musim ini, dia tidak akan turun jabatan karena itu. Kami akan tetap memberikan kepercayaan yang cukup padanya."
Mengenai target rekrutmen Barcelona musim ini, yang ramai diperbincangkan di dunia luar adalah inti lini tengah Arsenal, Fabregas. Menanggapi hal ini, Laporta bersikap ambigu: "Barcelona adalah keluarga besar, kami menyambut anak yang merantau pulang ke rumah!"
Namun dia juga mengatakan, inisiatif negosiasi berada di tangan Arsenal!
Tentang Ibrahimović, Laporta menyatakan masih perlu berdiskusi dengan tim pelatih. Tapi dia menolak mengakui bahwa striker Swedia itu adalah barang tiruan, hanya menyatakan bahwa sang penyerang belum sepenuhnya menyatu ke dalam sistem taktik Barcelona, dan ini membutuhkan waktu.
Di musim panas ini, dunia luar sudah menghubungkan Barcelona dengan banyak penyerang, seperti Torres dan Robinho dari Chelsea, Llorente dari Athletic Bilbao, Rooney dan Tevez dari Manchester United, van Persie dari Arsenal, bahkan termasuk Agüero dari Real Madrid - semuanya adalah striker elite terkemuka di dunia sepakbola saat ini.
Namun semua pemain ini memiliki ciri yang sangat jelas: nilai pasar yang mahal. Untuk mendapatkan salah satu dari mereka, mustahil tanpa cek senilai puluhan juta euro. Bahkan jika mereka datang, belum tentu lebih baik dari Ibrahimović atau mampu beradaptasi dengan taktik Barcelona.
Karenanya, kini di internal Barcelona terdengar suara perbedaan pendapat. Sebagian menganggap harus langsung menjual Ibrahimović, sementara yang lain berpendapat harus terus memberi keyakinan pada pemain Swedia itu. Perbedaan ini sangat besar, konon Guardiola sendiri juga merasa kontradiktif.
Tapi satu hal yang jelas, Barcelona musim baru harus melakukan rekrutmen di posisi gelandang dan bek tengah. Cáceres yang direkrut dengan harga mahal setahun lalu sudah ditinggalkan Pep Guardiola. Sekarang dia ingin mencari bek tengah baru.
Fabregas + bek tengah top, ini adalah alat yang diumbar Laporta dalam rapat anggota Barcelona belum lama ini. Alat ini sementara meredakan emosi anggota klub, membuat posisi ketua Laporta sementara stabil. Tapi semua tahu, begitu El Clásico lagi ada kesalahan, habislah.
Tidak diragukan lagi, seperti kata Rosell, Laporta sedang memberi iming-iming kosong ke anggota Barcelona. Uang untuk iming-iming itu semua berasal dari bank. Masalah terbesarnya, Laporta sendiri sama sekali tidak perlu bertanggung jawab atas utang-utang ini.
Persis seperti pepatah: Biarlah sesama pendeta yang mati, asal si pendeta miskin selamat!
