Jika kehidupan malam Madrid biasa berlangsung dari pukul 12 malam hingga 4 pagi, maka malam ini jelas hanya akan menjadi pesta yang berlanjut sampai subuh.
Setidaknya menurut rencana penjadwalan resmi dari pihak Madrid, banyak aktivitas fanclub dijadwalkan hingga pukul 6 subuh, sedangkan acara klub diatur sampai pukul 5 dini hari. Karena setelah merayakan di Plaza de Cibeles, seluruh peserta harus kembali ke Hotel Mirasierra untuk menghadiri jamuan makan megah yang diselenggarakan klub.
Jangan heran, mengingat gaya mewah Florentino Pérez yang kekayaan melimpah, bisa dibayangkan betapa megahnya pesta kemenangan di Hotel Mirasierra. Seluruh ruang rapat hotel diubah sementara menjadi ballroom, dengan meja bundar untuk jamuan yang tersusun rapat, mengundang hampir seluruh tokoh politik dan bisnis terkemuka dari Spanyol maupun Eropa.
Mirasierra adalah hotel bintang lima yang mewah. Kemampuan hotel ternama di wilayah Madrid ini untuk sementara mengubah ruang rapat menjadi banquet hall, menunjukkan seberapa baik koordinasi mereka dengan Real Madrid yang telah menjalin kerja sama yang mendalam.
Hampir 100 meja perjamuan diselenggarakan di ruang rapat besar ini. Semua hidangan adalah spesialisasi Mira Sierra. Seluruh direktur klub, anggota klub terkenal, dan tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai lapisan masyarakat Madrid semuanya diundang untuk berkumpul.
Semua ini hanya untuk merayakan Real Madrid meraih gelar ke-10 Liga Champions dalam sejarah!
Sepakbola di banyak negara dan wilayah, telah lama bukan sekadar kompetisi. Ia telah diberi makna tersirat yang lebih dalam, termasuk politik, ekonomi... Kemampuan memimpin tim sepakbola meraih sukses membuat Yang Chengzhuo memiliki pengaruh dan status yang luar biasa di Madrid.
Mengatakan orang Barat tidak suka keramaian itu salah. Manusia pada dasarnya adalah hewan yang hidup berkoloni, semua menyukai keramaian. Hanya saja mereka jarang menunjukkannya dalam keseharian. Tapi begitu tiba momen genting, mereka akan meluapkan emosi secara maksimal. Bahkan yang terkendali seperti Florentino Pérez pun menggerakkan sistem asistennya untuk berkeliaran di antara tokoh masyarakat dari berbagai kalangan, menyapa tamu-tamu termahal ini.
Entah karena usia yang semakin mendekati empat puluh tahun, Yang Chengzhuo kini gemar berpikir. Seperti saat ini, dalam hatinya ia bertanya-tanya: Benarkah jamuan makan seperti ini semata untuk merayakan kemenangan? Atau justru memberi kesempatan bagi seluruh fans Real Madrid yang berstatus tinggi untuk berkumpul bersama?
Mungkin keduanya ada, tapi unsur terakhir jelas lebih dominan!
Banyak pedagang dan politikus yang biasanya tidak berhubungan, di saat seperti ini memanfaatkan kesempatan sepakbola untuk berkumpul bersama, mengobrol santai. Topik mereka pasti bukan sepakbola. Dalam momen seperti ini, Real Madrid hanyalah sebuah hubungan di antara mereka.
Jadi, di hari biasa, mereka rela menggelontorkan euro dalam jumlah besar untuk prestasi Real Madrid, karena mereka semua sadar betul bahwa hanya dengan cara ini mereka bisa hadir di tempat-tempat seperti ini.
Dunia ini memang seperti ini, sangat realitas. Siapapun harus beradaptasi, jangan berkhayal untuk mengubahnya!
"Jika kamu ingin mencoba kehidupan malam yang semarak, harus bisa beradaptasi dengan tempat seperti ini!" Butragueño tersenyum mendekat sambil membawa dua gelas alkohol. Ia menyodorkan satu gelas ke Yang Chengzhuo, berderit, lalu menyesapnya.
"Tahu tidak? Baru saja pensiun, aku sangat tidak nyaman dengan kehidupan seperti ini. Tiba-tiba beralih dari kehidupan pemain yang terkendali ke dunia semarak ini, rasanya seperti tidak selaras. Tapi waktu berlalu, akhirnya mulai paham beberapa prinsip!"
"Butragueño tersenyum menunjuk ke Florentino Pérez di kejauhan," "Menurutmu, apakah dia menyukai tempat seperti ini?"
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, tidak menjawab.
"Kuberi tahu, dia tidak suka!" Butragueño menyahut. "Kondisi fisiknya sebenarnya juga kurang prima. Tempat seperti ini tidak baik baginya, tapi dia harus melakukani ini. Bukan hanya karena statusnya sebagai Ketua Real Madrid, tapi juga identitas dan posisinya di luar klub yang menuntut demikian."
Yang Chengzhuo mengangguk. "Setiap manusia di alam semesta ini memiliki posisi dan tanggung jawabnya masing-masing!"
"Benar! Jadi ini adalah bagian dari tanggung jawab banyak orang!" ujar Butragueño sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo tersenyum. "Kalau begitu, tanggung jawabku pasti bukan di sini!"
"Makanya kau tetap tidak cocok dengan kehidupan malam Madrid!" Butragueño tertawa.
Yang Chengzhuo terheran. "Darimana kau tahu aku ingin mencoba kehidupan malam Madrid?"
Butragueño yang sedang meneguk alkohol hampir tersedak. "Hahaha! Ini sudah bukan rahasia lagi!"
Melihat ekspresi bingung Yang Chengzhuo, Butragueño menggelengkan kepala: "Tahukah kamu? Selama ini, seluruh lingkaran kehidupan malam Madrid menganggap bisa mengajakmu sebagai kehormatan. Beberapa klub malam ternama bahkan mengeluarkan nominal 7 digit, tujuannya hanya agar kamu duduk di tempat mereka selama beberapa jam."
"Mengapa aku tidak tahu?" Yang Cheng merasa lucu, ini terlalu mudah menghasilkan uang?
Butragueño menggelengkan kepala, "Ini aturan industri. Lihatlah para pemain sering ke klub malam, sebenarnya sebagian juga pekerjaan sampingan dari manajer mereka. Mereka belum tentu benar-benar suka ke tempat seperti itu. Sedangkan kamu yang tak pernah ke klub malam, jika benar-benar diundang ke sana, pasti satu klub malam itu langsung menjadi merah menyala, menjadi buah bibir seluruh kota!"
"Semenyerikan itu?" Yang Cheng tidak terlalu percaya.
"Jangan meragukan keahlian teknisku, OK?" Butragueño tersenyum berkata.
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan, "Tapi kurasa kamu tidak akan menyukai tempat seperti itu. Kalau hanya ingin bertemu gadis-gadis, mungkin bisa datang ke pertemuan pribadi. Pertemuan pribadi biasanya tidak ada wartawan dan bebas masalah!"
Yang dimaksud "masalah" sebenarnya adalah wanita-wanita yang berusaha mati-matian menggoda, lalu memanfaatkan ketenaranmu untuk membocorkan rahasia di media guna menarik perhatian dan membantu diri mereka jadi terkenal seketika. Wanita seperti ini bisa ditemukan di mana saja.
"Aku tidak punya minat!" Yang Cheng mencibirkan bibir.
Butragueño tidak berkata apa-apa. Dia tahu hampir mustahil Yang Cheng mau ke klub malam, karena pria itu sendiri adalah penentang klub malam.
"Dengar kabar dari Negredo, dia sudah berdiskusi denganmu?"
Yang Cheng mengangguk, "Sudah, tapi aku belum memberi jawaban."
"23 tahun, sudah meraih gelar Liga Champions ini, ditambah tiga gelar juara liga dan satu Piala Raja. Dia memang punya alasan untuk mengejar karier profesionalnya, bagaimana menurutmu?" tanya Butragueño.
Posisi Negredo di Real Madrid selalu ditempatkan Yang Chengzhuo sebagai cadangan. Villa dan Agüero-lah pemain inti tim. Namun karena kekuatan kedua pemain ini terlalu dominan dan jarang cedera, membuat kesempatan Negredo benar-benar sedikit. Hanya muncul di beberapa pertandingan Piala Raja atau turnamen lain, serta beberapa kesempatan tampil sebagai pengganti.
Harus diakui, Negredo memiliki kekuatan dan potensi yang cukup bagus. Di bawah bimbingan Yang Chengzhuo, kemampuannya berkembang pesat. Hanya saja pengalaman bertandingnya kurang, sehingga belum bisa menunjukkan performa maksimal. Kini setelah Madrid meraih gelar ganda, dia pernah menyampaikan keinginannya kepada Yang Chengzhuo untuk mendapat kesempatan membuktikan diri di klub lain musim depan. Sevilla yang sangat tertarik padanya membuat hatinya tergoda.
Jika sebelumnya undangan dari tim kelas menengah-bawah La Liga masih bisa membuatnya tenang bertahan di Real Madrid sebagai pengganti, maka sekarang ajakan Sevilla ini benar-benar tak bisa ditolaknya. Terlebih performanya selama beberapa musim terakhir di Los Blancos cukup bagus, dengan biaya transfer yang ditawarkan Sevilla juga sangat tinggi - mencapai 15 juta euro.
Setidaknya dari segi biaya transfer, Sevilla berniat menjadikan Negredo sebagai inti garis depan. Kalau tidak, sama sekali tak perlu memberikan nilai transfer setinggi itu.
"Aku akan mempertimbangkan dengan serius!" Yang Chengzhuo mengangguk.
Hanya mengandalkan Villa dan Agüero, konfigurasi dua striker jelas tidak cukup. Meski Tim Dua punya Bueno dan Muniain, tapi yang satu belum bisa diandalkan, satunya lagi masih terlalu muda. Karakteristik keduanya pun berbeda dengan Negredo yang bertipe target man, sehingga tidak bisa menjadi tambahan efektif bagi skuad utama.
"Kalau sudah diputuskan, telepon saja aku!" ujar Butragueño.
Sekarang semua transfer Real Madrid ditentukan oleh Yang Chengzhuo. Jika dia bilang jual, pasti dijual. Jika dia menolak, transfer pasti tidak terjadi. Setelah meraih gelar Liga Champions, bahkan Florentino Pérez sekarang harus mendengarkan keputusannya. Posisi Yang Cheng di Real Madrid bisa dikatakan mencapai tingkat ketinggian yang belum pernah dicapai oleh pelatih mana pun dalam sejarah klub. Dia hampir bisa mengontrol segalanya di Real Madrid.
Yang Cheng tidak memiliki obsesi akademi sepak bola. Dia tidak merasa bahwa memaksa mempertahankan Negredo dalam situasi seperti ini adalah bentuk dukungan untuk akademi Real Madrid.
Dukungan sesungguhnya untuk akademi sepak bola seharusnya berupa dorongan dan bantuan untuk melatih lebih banyak pemain muda berbakat dan calon bintang masa depan di kamp pelatihan. Bahkan jika bakat-bakat ini belum tentu bisa digunakan oleh tim kami sekarang, karena kekuatan garis depan tim utama Real Madrid saat ini terlalu dominan. Jika Negredo tetap bertahan, nasibnya hanya akan menjadi pengganti. Apakah ini baik untuknya?
Sebaliknya, membiarkannya meninggalkan klub selagi masih muda dan memiliki ruang untuk tumbuh serta matang, lalu mengembangkan diri di tempat lain - itulah yang benar-benar memikirkan kepentingan pemain.
“Antonio Adán memilih bertahan di tim sebagai pengganti, sementara Negredo berharap merantau mencari peluang. Kedua pilihan ini sama-sama layak dihormati karena tidak ada yang salah, bagaikan orangtua yang pasti menginginkan anak kandungnya menonjol di dunia.”
Di hati Yang Chengzhuo, jawaban sudah terbayang. Yang membuatnya frustasi adalah: jika Negredo pergi, garis depan wajib diisi pemain tambahan. Inilah masalah pusing yang harus dipecahkan.
Mencari pemain berkekuatan cukup, siap dipakai kapan pun diperlukan, sekaligus sabar bersabar di bangku cadangan—pemain model begini memang langka.
Tentu saja, bukan berarti tidak ada!
Setelah berpikir matang, Yang Chengzhuo teringat satu kandidat yang sangat cocok. Bisa dibilang ini murid lamanya, seharusnya bersedia datang.
“Pernahkah ada yang bilang—ekspresimu mengernyitkan alis saat berpikir itu... benar-benar sensual?”
"Elsa? Pataki" hari ini mengenakan gaun putih ketat berpotongan rendah yang menampakkan bahu indah, memamerkan sensualitas dan memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan dahsyat, membuat orang harus mengakui bahwa dia benar-benar wanita yang paham cara menonjolkan kecantikannya.
Ada wanita yang tak perlu bersolek berlebihan, selalu mampu menampilkan kecantikan dengan paduan sederhana lewat gerak-gerik alami, seperti Charlize Theron, Melissa Theriot, dan Sienna Miller. Tapi ada juga tipe wanita yang ahli menggunakan riasan untuk mengguratkan sisi tercantiknya, contohnya "Elsa? Pataki" yang ada di hadapan ini.
Kedua jenis wanita ini sama-sama memesona.
Yang Cheng menoleh melihatnya, langsung menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit, "Kau jauh lebih seksi dariku!"
"Benarkah?" Perempuan itu justru santai, bahkan terlihat senang dipuji Yang Cheng.
"Palsu!" jawab Yang Cheng sambil terkekeh.
Elsa yang jelita meliriknya, lalu mendekat di sampingnya dengan sepasang mata berlinang memandanginya, "Kamu pria yang paling berbeda, sungguh!"
Yang Cheng tersenyum tipis sambil menunduk, "Kamu salah, sebenarnya aku orang biasa saja!"
"Oh ya?" Elsa terkekeh hingga tubuhnya gemetar, "Lalu kenapa kamu tidak mengawasiku seperti pria lain? Bukankah katamu aku seksi? Apa tadi kamu bohong?"
Yang Cheng langsung terdiam. Apakah semua wanita pandai bersilat lidah saat menyindir pria?
Ia menyimpan keraguan tentang hal ini!
"Aku akan jujur, sebenarnya aku takut memandangmu?" jawab Yang Cheng langsung.
Elsa terkekeh, "Takut apa? Aku kan bukan kanibal!"
"Bukan kamu, tapi aku!" jawab Yang Cheng dengan senyum pahit.
"Kalau begitu makanlah!" rayunya dengan gaya memikat yang siap dipetik.
"Saat ini perutku belum lapar!"
"Elsa terdiam lalu tertawa gek gek," jawaban ini memang benar-benar 'itu'.
Keduanya berdiri di dekat jendela ruang rapat, terus-menerus ada yang lewat di samping mereka, menyapa Yang Chengzhuo, menyela percakapan mereka. Pada akhirnya mereka hanya mengawasi fans MU ini.
Yang Cheng melihat arloji tangan-nya, subuh pukul 4:30. Ia menggelengkan kepala dengan senyum pahit: "Ada satu pertanyaan."
"Kamu juga punya masalah?" Elsa seolah mendengar hal yang paling sulit dipahami.
"Kumohon, aku bukan Tuhan yang serba bisa, oke?"
Mengangkat bahu, si cantik dari Spanyol tersenyum getir: "Tapi selama ini kamu selalu memberiku kesan seolah kau serba bisa!"
Yang Cheng tidak berniat menggali lebih dalam topik ini. Kalau tidak, entah akan merembet ke mana. "Mungkin karena aku sudah berusia lebih tua. Sekarang kelopak mataku sudah ingin bertarung, tapi lihat fans-fans ini," tatapnya pada kerumunan yang penuh semangat bahkan terkesan euforia, "Kenapa ya?"
Elsa justru merasa topik ini menarik. Setelah berpikir sejenak, "Menurutku, alkohol pasti memainkan peran penting di sini. Tapi yang lebih penting, setiap orang di jamuan makan ini punya tujuan yang mereka kejar. Inilah yang membuat semua orang begitu larut dalam acara, bahkan terlihat sangat bersemangat."
Sambil menoleh ke arah Yang Chengzhuo, "Sama seperti perasaan bersemangat yang kurasakan saat melihatmu."
Yang Chengzhuo langsung terdiam, tak tahu harus bereaksi bagaimana.
Beberapa wanita suka memancing jantan dengan kata-kata, belum tentu karena menyukainya. Seringkali ini hanya cara bersosialisasi mereka - terutama wanita cantik seperti Elsa? Pataki.
Saat keduanya diam-diam, José Merche mendekati mereka.
Seniman cante jondo Flamenko paling hebat asal Spanyol ini jelas datang khusus untuk menemui Yang Chengzhuo. Begitu mendekat, dia langsung tertawa lebar mengucapkan selamat. Sebagai fans Real Madrid, dukungannya terhadap Yang Chengzhuo tak pernah goyah. Urusan Ramos dulu pun berkat José Melcher-lah terselesaikan, sehingga Yang Chengzhuo sangat menghormati seniman ini.
"Beberapa hari lagi aku akan mengadakan pertunjukan di Restoran Carrale. Ada minut datang menonton?" José Melcher bertanya sambil tersenyum. Bukan berarti dia mau memanfaatkan popularitas Yang Chengzhuo, ini murni undangan antar teman.
Mengingat status José Melcher, pertunjukannya pasti sangat laris dengan tiket yang langka. Maksudnya, kalau Yang Chengzhuo berminat, dia akan menyisihkan posisi terbaik khusus untuknya.
“Bagus!” Yang Chengzhuo tersenyum sambil mengangguk. Dua kebanggaan nasional Spanyol, pertandingan adu banteng tingkat top sudah pernah disaksikannya, namun Flamenko terbaik belum pernah dilihat. Alamiah ia berminat untuk melihat wawasan ini.
“Sisakan satu posisi untukku juga, José!” Elsa tersenyum.
José Melcher mengangguk riang, “Tidak masalah!”
Setelah José Melcher pergi, barulah Elsa menoleh ke Yang Chengzhuo, “Nanti bersama?”
“Bisakah aku menolak?” Yang Cheng tertawa.
Jawabannya adalah tidak bisa!
Meski Yang Cheng udah dari dulu pergi, tapi tetap bertahan di Hotel Mirasierra hingga pukul 5. Dia benar-benar tidak tahan dengan kelopak mata yang berkelahi, memanfaatkan saat tidak ada yang memperhatikan, kabur lebih awal. Soal para pemain, asalkan mereka bisa sampai tepat waktu untuk sesi pelatihan sore ini - oh tidak, seharusnya pelatihan hari ini - Yang Chengzhuo tidak akan interferensi.
Sejujurnya, dia bukan tipe orang yang bertindak semena-mena. Para pemain sudah bekerja keras sepanjang musim. Memang sudah seharusnya mereka diberi kesempatan untuk rileks sejenak, bahkan meluapkan emosi. Beberapa bulan kemudian ketika musim baru kembali dimulai, mereka harus menghadapi jadwal pertandingan yang padat lagi.
Dari sudut pandang psikologi, pelampiasan emosi selama masa liburan mutlak menguntungkan stabilitas emosi para pemain di musim baru.
Dengan full set uap alkohol menempel di badan, dia pulang ke rumah. Setelah mandi, dia langsung merangkul Charlize Theron yang sedang tertidur lelap di ranjang. Begitu menutup mata, langsung sampai lewat jam 3 sore.
Saat bangun, Charlize Theron dan anaknya sudah pergi ke bandara dengan kendaraan sendiri. Mereka akan kembali ke Amerika. Sekolah Charles akan mengadakan beberapa kegiatan di Hari Anak, jadi Charlize harus membawa putranya ikut. Tapi kebetulan hari itu Yang Chengzhuo ada pertandingan, jadi jelas dia tidak bisa ikut.
Sebelum pergi, Charlize Theron sudah menyiapkan makanan untuknya agar setelah bangun tidur tidak perlu repot menguruskan makan sendiri.
Yang Chengzhuo, saat diwawancarai wartawan seluruh dunia sebelum pertandingan tandang melawan Osasuna, tersenyum menyatakan ingin mendedikasikan piala juara La Liga yang akan segera diraihnya untuk anaknya, sekaligus mengucapkan Selamat Hari Anak.
Pernyataan Yang Chengzhuo ini menginspirasi banyak pemain yang juga memiliki anak. Mereka serempak berjanji akan mendedikasikan pertandingan ini untuk anak-anak mereka. Alhasil, laga tandang melawan Osasuna yang semestinya sekadar memenuhi kewajiban, berubah menjadi kemenangan mutlak.
Real Madrid menghancurkan Osasuna 3-0 di Stadion El Sadar berkat dua gol Sergio Agüero dan satu gol Juan Mata, menutup putaran terakhir La Liga musim ini dengan gemilang.
Dan setelah pertandingan ini berakhir, para pemain Real Madrid menerima piala juara liga dari Ketua Asosiasi Sepakbola Spanyol Villair. Ini merupakan tiga gelar beruntun La Liga yang mereka raih dalam tiga musim terakhir.
Menanggapi prestasi menakjubkan tim, Yang Chengzhuo menyatakan kepuasannya, namun ia juga menegaskan bahwa Real Madrid tidak akan berpuas diri seperti ini.
"Treble dan gelar Liga Champions ke-10 memang hal yang membanggakan, tapi menurutku kita tidak boleh cepat puas. Targetku adalah meraih treble di musim baru. Aku harap seluruh pemain bisa berjuang keras untuk ini. Aku yakin kita punya kekuatan untuk meraih hasil di tiga garis pertempuran sekaligus!"
Pernyataan Yang Chengzhuo mendapat respons afirmatif dari para pemain, karena mereka semua tahu: Final Liga Champions musim depan akan digelar di Bernabeu!
Real Madrid memang selalu mengejar treble setiap musim. Pernyataan pelatih ini sekaligus memberi arah jelas: Double gelar juara belum cukup – target kita tetap treble!
