Sebagai tim elit paling top di dunia, jabatan Kapten Real Madrid selalu memiliki tradisi turun-temurun yang unik.
Mulai dari Gento ke Piri, Camacho, Butragueño, Sanchís, Hierro, Raul, hingga Casillas kini, selama puluhan tahun ini semua Kapten Real Madrid adalah anak didik yang dibesarkan dari akademi klub.
Jangan remehkan warisan semangat seperti ini, karena merekalah yang paling paham arti tanggung jawab ban kapten dibanding siapapun.
Pernah ada yang bilang, fans Bernabeu adalah penggemar beradab tertinggi di dunia, karena stadion 80 ribu orang hanya butuh 10 petugas kebersihan. Mereka biasanya hanya perlu sekitar sepuluh menit menyelesaikan pekerjaan, karena fans aktif membawa sampah atau barang-barang keluar stadion, dan tak pernah membawa kepala babi berminyak.
Ada juga yang bilang, fans Bernabeu adalah penggemar sepakbola paling paham di dunia. Karena mereka tahu kapan harus bertepuk tangan, kapan harus menyoraki, kapan memberi dorongan, kapan harus mengingatkan tim dengan cara ekstrem. Tepuk tangan mereka tak hanya milik Real Madrid semata - banyak tim yang pernah dapat apresiasi di Bernabeu, bahkan musuh bebuyutan sekalipun.
Yang lebih ekstrem lagi, fans Real Madrid adalah pendukung paling berani kalah di dunia. Kamu takkan pernah dengar ada kerusuhan besar karena kekalahan. Mereka percaya kekuatan menentukan segalanya. Kalah berarti kekuatan diri sendiri belum memadai - satu-satunya jalan adalah memperkuat kemampuan tim secara serius.
Fans sejati Los Blancos tak butuh merendahkan lawan untuk meninggikan diri. Fans sejati Santiago Bernabeu juga tak perlu meragukan diri sendiri. Percaya diri adalah semangat wajib yang harus dimiliki setiap Madridista di segala situasi!
Sebagai kapten Real Madrid, sebagai pemimpin tim, sebagai juru bicara citra yang selalu diperhatikan oleh seluruh fans Los Blancos - seorang kapten Real Madrid harus semakin mampu menanggung tanggung jawab kepemimpinan saat tim berada dalam kesulitan terbesar!
Dari Piri ke Camacho lalu Butragueño, dari Sanchís ke Hierro sampai Raul - mereka semua telah menunjukkan kinerja luar biasa. Mereka adalah kapten-kapten hebat yang memenuhi syarat. Sejak pertama kali memakai ban kapten, Casillas yakin dirinya akan menjadi bagian dari garis penerus ini: membela gawang, mempertahankan harga diri, serta melanjutkan warisan unik klub!
Raul pernah berkata: "Ban kapten tampak remeh, tetapi semangat di baliknya adalah anyaman keringat dan darah para pemain Real Madrid selama lebih dari 100 tahun. Makna di balik ban kapten adalah epos yang ditulis dengan waktu selama seabad oleh jutaan fans Los Blancos - iman yang terkristalisasi!"
Seorang Kapten Real Madrid wajib menggunakan segala kemampuan dan raganya untuk melindungi tim dalam kondisi apapun yang terjadi!
Semua orang menyadari perubahan signifikan pada Casillas setelah mengenakan ban kapten, terutama setelah pengalaman ditempatkan di bangku cadangan oleh Yang Chengzhuo sebelumnya. Dia mulai menjadi lebih aktif, proaktif, sekaligus semakin tenang dan percaya diri!
Dia paham, keyakinan ini bukan hanya miliknya sendiri tapi juga seluruh pemain Real Madrid dan fans di belakang layar. Sejak memakai ban kapten, eksistensinya telah melampaui dirinya sendiri sebagai individu.
Ketika Benzema menerobos ke sisi kanan gawang, Casillas dengan sigap bergeser ke kanan. Matanya mengawasi ketat setiap gerakan Benzema - sebuah taruhan berisiko tinggi karena yakin sang penyerang pun sedang menganalisis posisinya.
Inilah ritual semua penembak jarak jauh saat akan melepas tendangan: mengamati posisi penjaga gerbang terlebih dahulu baru kemudian melepaskan tembakan!
Bola dikontrol Benzema sekitar 6 meter di depan pintu gawang. Gawang terbentang di hadapannya sementara Casillas sedang berlari mendekat. Dalam sekejap, waktu seolah membeku. Benzema harus segera mengambil keputusan: ke mana menembak?
Dari posisinya saat ini, menembak ke sudut dekat kanan adalah pilihan terbaik dengan sudut tembak yang menguntungkan. Namun dia khawatir, jika Casillas melompat menyambar, bola mungkin bisa diselamatkan atau menyentuh tiang kanan. Sementara itu, fokus Casillas sedang bergeser ke kanan. Meski lebih sulit, menembak ke sayap kiri tetap menjadi opsi yang dia kuasai!
Segala pertimbangan itu berkelebat dalam otak Benzema secepat kilat. Dia memutuskan untuk mendorong bola dengan kaki kanan menuju sudut jauh.
Secara teori ini pilihan tepat. Teknik finishing Benzema memang brilian. Kontrol bolanya stabil, presisi tendangan ke sudut pun sempurna - seharusnya masuk ke pojok mati. Tapi Casillas tiba-tiba berhenti, lalu menerjang ke depan dengan tangan kanan yang dijulurkan sepanjang mungkin...
Namun sayangnya, tembakan Benzema lebih dulu, baru kemudian Casillas melakukan penyelamatan. Bola tetap meluncur cepat ke arah kiri.
Hampir semua sorot mata tertumpu pada titik gawang ini. Terlihat bola yang hampir menempel rumput itu menggelinding ke sisi kiri gawang, alih-alih masuk ke titik buta seperti yang diantisipasi Benzema, malah menghantam tiang kiri dan memantul keluar.
"Ya Tuhan, Casillas berhasil menyentuh bola!" Komentator di TKP mengeluarkan rintihan tertekan.
Tapi dinamika lapangan berubah sekejap mata. Setelah bola memantul dari tiang kiri, Rooney menerjang dari belakang untuk melakukan tembakan tambahan. Namun De la Red menyambar dari samping, langsung terjatuh sambil melakukan sliding tackle. Tembakan Roheny menghantam betisnya dan meluncur keluar batas.
“Waah!!!” Seluruh Stadion Bernabeu jelas-jelas mengeluarkan rintihan tertekan, semua fans Real Madrid terkejut bukan main. Baru saja benar-benar menegangkan, penyelamatan Casillas yang seolah dituntun Tuhan dan sliding tackle De la Red telah menyelamatkan tim.
"Tekanan serangan Manchester United sangat ganas, secara berturut-turut mendapat dua peluang mencetak gol spektakuler di depan pintu Real Madrid. Tapi sayangnya, tidak ada yang berhasil dikonversi!" komentator tampak menyesali nasib MU, "Tapi pertahanan Real Madrid juga sangat pantang menyerah!"
Siaran langsung TV menampilkan ulangan slow-motion. "Kita bisa melihat dengan jelas, Casillas memang berhasil menyentuh bola. Ujung jari tangan kanannya sedikit menggeser bola karet itu. Meski tenaganya tidak besar, tapi benar-benar mengubah arah bola."
Adegan slow-motion terus memutar ulang penyelamatan seperti dewa dari Casillas, serta sliding tackle De la Red yang kemudian jatuh ke tanah, menggunakan raganya untuk menghalangi tembakan Rooney. Hal ini memaksa De la Red harus pergi ke pinggir lapangan untuk diperiksa dokter tim, karena betisnya terkena bola dengan tenaga dahsyat yang sama sekali tidak sederhana.
Tendangan sudut MU berikutnya langsung mengarah ke Ferdinand, namun kali ini Ramos dengan stabil menghadang di depan Ferdinand, menyundul bola keluar dari kotak penalti besar. Real Madrid langsung melancarkan serangan balik.
"Bagus, Rubén!" Yang Chengzhuo mendekati De la Red sambil menenangkannya, namun matanya menatap dokter tim.
"Tidak parah, bisa segera kembali bertanding!" Dokter tim memberikan penilaian.
De la Red berdiri sambil meletakkan tangan di bahu Yang Chengzhuo, terus-menerus mengangguk, "Aku baik-baik saja, Bos!"
Yang Cheng mengangguk, "Nanti setelah kembali ke pertandingan, jangan bersaing ketat dengan MU. Mereka sedang dalam momentum tajam, kita harus menghindari tajamnya serangan lawan, jangan langsung frontal. Kendalikan bola terlebih dahulu!"
De la Red terus mengangguk mendengarkan. Sejak rapat persiapan sebelum pertandingan, Yang Cheng sudah menekankan: Dibandingkan Real Madrid, MU memiliki tenaga fisik berlebih namun kurang halus, terutama dalam kemampuan kontrol bola. Oleh karena itu strategi utama Yang Cheng adalah menguasai bola sepenuhnya, mempermainkan MU di telapak tangan.
Tapi serangan kilat dan tekanan agresif Ferguson di awal pertandingan berhasil mengacaukan ritme permainan Madrid. Terutama serangan mendadak itu merobek pertahanan Madrid, menciptakan kekacauan. Saat ini yang terpenting bukan menyerang, tapi menstabilkan situasi permainan, merapikan sistem serangan-pertahanan tim, menenangkan emosi pemain, perlahan mengembalikan pertandingan ke irama kita.
Dibandingkan dengan Mascherano, De la Red memang kalah dalam teknik bertahan dari gelandang bertahan Argentina itu. Namun gelandang Spanyol ini memiliki fisik yang kokoh, kesadaran taktis yang kuat, koordinasi tim yang sangat menonjol, serta kemampuan ofensif yang luar biasa. Tujuan Yang Chengzhuo memainkannya dalam pertandingan ini adalah untuk membantu Xabi Alonso meringankan tekanan yang dihadapi sang gelandang.
"Sampaikan pada mereka, tetap tenang dulu, jangan terburu-buru!" Yang Cheng menepuk bahu De la Red. Dengan izin wasit, pemain itu segera masuk ke lapangan dan melanjutkan pertandingan, sambil menyampaikan instruksi pelatih kepada rekan setimnya tanpa menunda.
Yang Cheng berjalan ke pinggir lapangan, melambaikan tangan ke arah Casillas disertai gerakan isyarat tertentu. Kiper legendaris itu langsung memahami maksud pelatihnya.
"Douglas, jaga penguasaan bola dulu!" teriak Casillas sambil membuka posisi, "Oper ke sini!"
Mendengar instruksi tersebut, Maicon yang semula hendak mengirim umpan jauh justru melakukan gerakan tipuan (fakeover) sebelum mengembalikan bola ke kipernya.
Berbatov tidak terlalu menekan kiper, sedangkan Rooney langsung menekan ke depan. Namun Casillas justru memilih mengoper ke Marcelo di sayap kiri. Setelah menguasai bola, Marcelo langsung mengoper ke Thiago Silva, memaksa Benzema yang awalnya menekan Marcelo harus berlari kembali untuk mengejar Thiago Silva.
Bek tengah asal Brasil itu setelah menguasai bola, segera mengembalikan operan ke Casillas. Rooney yang sempat mundur juga langsung menekan lagi, tapi Casillas malah mengoper ke Ramos. Ramos kemudian mengoper ke Maicon, dan Maicon kembali mengembalikan bola.
Seluruh prosedur ini berjalan mulus. Trisula lini depan Manchester United terus menekan langkah demi langkah, namun bola tetap berada dalam kendali Real Madrid di bawah kaki mereka.
Yang Chengzhuo menyadari ada yang tidak beres, segera melambaikan tangan ke arah Xabi Alonso dan De la Red. Xabi Alonso langsung menyadari dan mundur ke posisi bertahan, sementara De la Red memilih tetap berdiri di posisinya. Tugasnya adalah menekan lini tengah Manchester United agar Xabi Alonso di belakangnya mendapat ruang lebih luas untuk mengontrol bola.
Dengan keterlibatan Xabi Alonso dalam aliran bola, penguasaan bola Real Madrid langsung menjadi lebih lincah. Umpan bolak-balik intensif dilakukan sambil maju dengan stabil, serangan MU pun cepat diredam.
Namun kali ini Yang tidak membiarkan timnya terlalu jauh menekan. Cukup dengan memaksa trisula MU keluar dari zona bahaya, mencegah ancaman mudah ke gawang seperti di awal pertandingan. Di saat bersamaan, timnya lebih fokus pada penguasaan bola yang solid.
Mengontrol bola adalah kelemahan terbesar Manchester United, jadi mereka harus menggunakan lari untuk menebus keterbatasan kemampuan mengontrol bola. Yang Chengzhuo sekarang menggunakan lari untuk memancing MU, membuat mereka terus berlari sampai tidak bisa kabur lagi, baru Real Madrid akan menyerang!
Kemampuan Real Madrid dalam menguasai lapangan ini karena tim saat ini telah mencapai kemahiran tertinggi baik dalam penguasaan bola, kontrol ruang, maupun kendali irama permainan. Jika mereka memilih taktik mengontrol bola secara 'keterlaluan', waktu penguasaan bola yang tercatat tidak akan kalah dari Barcelona, mengingat kedua bek tengah Madrid memiliki kemampuan kontrol bola yang sangat kuat.
Ini merupakan salah satu tren perkembangan taktik masa depan: posisi pengontrol bola semakin mundur, dari gelandang bertahan ke bek tengah. Semua tim berharap memastikan setiap garis (pertahanan, tengah, serang) memiliki pemain yang mampu menguasai bola sekaligus memiliki kesadaran distribusi bola dengan perspektif holistik, sehingga perubahan taktis ini menjadi sangat diperlukan.
Ada pepatah yang bisa menggambarkan situasi ini: "Ngejodohin cewek harus dimulai sejak balita", sekarang analoginya menjadi: "Serangan harus dimulai dari bek tengah!"
……
……
Situasi perlahan-lahan mulai berubah, terutama setelah memasuki menit ke-20.
Real Madrid semakin kembali mengendalikan situasi pertandingan. Meski Manchester United masih bisa terus menggunakan lari kencang untuk menarik dan mengganggu serangan Los Blancos, hal ini menguras energi pemain MU sangat besar. Pasalnya operan bolak-balik Real Madrid sangat cepat dan lancar, memaksa semua pemain MU di area tersebut harus terus berlari agar bisa memainkan peran pembatasan.
Ferguson memiliki firasat buruk yang jelas: situasi sekali lagi perlahan bergerak ke arah berbeda. Saat kebugaran pemain MU terkuras sampai tingkat tertentu, serangan balik Real Madrid akan muncul!
Situasi saat ini adalah kebuntuan. Kedua tim saling menunggu lawannya melakukan kesalahan.
Jika MU salah langkah, kontrol Real Madrid atas pertandingan akan semakin kuat sehingga menciptakan lebih banyak ancaman. Sebaliknya jika Real Madrid slip, serangan balik MU akan langsung menerjang maju menciptakan satu gelombang serangan baru.
Dalam waktu dekat pertandingan tetap seimbang, tapi Ferguson harus melakukan penyesuaian dan pergantian pemain saat kebugaran tim mulai menurun, untuk menghindari kelemahan fisik yang bisa dimanfaatkan Real Madrid!
Waktu terus berlalu, kedua pihak sama-sama tidak mau memberi konsesi. Keduanya aktif mencari celah, berganti-ganti antara menekan dan melawan, tak ada yang melepas kendali atas pertandingan.
Harus diakui, sebagai tim Inggris, kecepatan MU, tenaga, dan kekuatan Guncangan mereka benar-benar luar biasa. Bahkan Chelsea-nya Mourinho pun kalah, meski pertahanan Chelsea lebih terperinci. Keunggulan MU ini dibangun di atas dasar kebugaran fisik.
Maka dengan kebugaran prima, mereka mampu bertarung sengit melawan Real Madrid, menjerumuskan pertandingan ke dalam kebuntuan dan kekacauan. Di dunia sepak bola saat ini, tim yang sanggup melakukan ini tidak lebih dari tiga!
Yang Chengzhuo juga menyadari hal ini, mustahil untuk menelan MU dalam sekali santap. Karena itu, di pinggir lapangan ia terus-menerus mengingatkan para pemain untuk mempertahankan kesabaran. Kapten Casillas juga tak henti memberikan dorongan dan motivasi kepada rekan satu tim melalui kata-kata. Sementara fans Real Madrid di tribun terus memberikan dukungan dan afirmasi lewat tepuk tangan dan sorak-sorai gegap gempita.
Para pemain berjuang mati-matian di lapangan setiap menitnya. Di sisi lain, Yang Chengzhuo di pinggir lapangan menganalisis setiap perubahan situasi yang terjadi. Ia harus menguasai dinamika permainan kapan saja di mana saja, lalu memanfaatkan perubahan tersebut untuk menciptakan situasi yang menguntungkan timnya.
Namun harus diakui, pemahaman Ferguson terhadap taktik juga luar biasa. Kontrol taktisnya atas pertandingan dan pengaruhnya terhadap para pemain nyaris sempurna. Duel antara kedua pelatih di pinggir lapangan ini membuat Yang Chengzhuo sama sekali tidak mendapat sedikit pun keuntungan dari MU.
Fletcher dan Rooney adalah pemain yang paling banyak berlari di lini tengah-depan Manchester United. Mereka hampir menggunakan cara berlari serampangan untuk merusak organisasi dan koordinasi passing Real Madrid. Mereka memiliki kebugaran fisik yang seolah tak pernah habis, bagaikan mesin abadi. Ditambah lagi dengan pergerakan penuh kecerdasan dari Scholes dan Giggs, hal ini langsung menyebabkan organisasi Real Madrid berulang kali mengalami sabotase.
Namun di dalam hati, Yang Chengzhuo sangat paham. Ia percaya Ferguson juga menyadari bahwa Giggs, Scholes, dan Gary Neville—tiga veteran ini—akan menjadi bahaya dalam skuad Manchester United. Usia mereka sendiri sudah menjadi syarat objektif yang tak mungkin bertahan lama dalam pertandingan berintensitas tinggi dan pengeluaran energi besar seperti ini.
Tapi apapun yang terjadi, babak pertama tetap berakhir dengan skor 0:0!
Seluruh puluhan ribu fans Real Madrid di Stadion Bernabeu serempak berdiri memberikan tepuk tangan meriah untuk menyemangati tim, mengantar para pemain masuk ke ruang ganti.
Meski Real Madrid relatif lebih menghemat tenaga, pengeluaran mereka juga tidak kecil. Taktik perang pengurasan seperti ini pada dasarnya adalah strategi "melukai seribu musuh, diri sendiri kehilangan delapan ratus". Yang Chengzhuo merasa agak tidak enak hati harus berhadapan dengan musuh sebesar Manchester United.
"Sepertinya, kali ini kamu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa terhadapku!" Ferguson terkekeh sambil mendekat.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Bisa atau tidaknya, kita lihat saja nanti. Babak kedua belum dimulai, siapa yang tahu hasil akhirnya!"
"Skor 0:0 bagi saya juga merupakan hasil yang cukup bagus!" ucap Ferguson.
Yang Chengzhuo mengangguk, "Aku juga!"
Skor 0:0 sendiri sebenarnya tidak ada baik atau buruknya. MU tidak punya gol tandang, Real Madrid tidak menang. Sulit menentukan siapa yang lebih diuntungkan. Tapi Yang Chengzhuo sama sekali tidak percaya Ferguson ingin mempertahankan 0:0, karena dia harus mewaspadai - bagaimana jika Real Madrid lebih dulu mencetak gol di Stadion Old Trafford nanti?
"Jika Real Madrid yang unggul lebih dulu, maka Manchester United harus mencetak 2 gol baru bisa menangkan pertandingan. Ini situasi yang paling tidak diharapkan Ferguson!"
"Jadi, mencetak gol di kandang lawan adalah prinsip utama dalam babak penyisihan Liga Champions!"
"Aku tahu apa yang kau rencanakan, takkan kau berhasil!" Ekspresi licik Ferguson terpancar jelas, senyumnya penuh kemenangan bak "Pemain Senior Memakan Rumput Hijau" - si mesum tua yang gemar memangsa pemain muda.
"Saling-saling saja, aku juga tahu strategimu. Lihat saja nanti!" Yang Chengzhuo tak mau kalah, sikapnya sekeras baja.
Keduanya berjalan berdampingan menuju saluran pemain. Sepanjang perjalanan, debat sengit terus berlangsung dengan "aroma bubuk mesiu kental". Tak satu pun mau mengalah karena sama-sama paham: gagal membaca strategi lawan di babak kedua berarti kekalahan pasti!
Sebenarnya, semua orang merasa bahwa pertarungan antara Real Madrid dan Manchester United adalah duel antara dua tim terkuat di Liga Champions musim ini. Ini bukan tanpa alasan, karena kedua tim ini hampir mencapai tingkat yang sangat tinggi di bidang masing-masing. Meskipun Real Madrid lebih unggul, Manchester United juga tidak boleh diremehkan.
Saat Chelsea memasuki tahap penyesuaian dan eksplorasi taktik, Manchester United dan Barcelona adalah dua tim yang paling berpeluang menghentikan Real Madrid. Terutama Manchester United, gaya permainan ofensif dan berkecepatan tinggi tim Inggris ini membuat semua tim pusing.
Setidaknya dalam pertandingan ini, Real Madrid sama sekali tak berdaya menghadapi Manchester United di babak pertama, hanya bisa mempertahankan status kebuntuan.
Namun suspens sebenarnya baru akan muncul saat istirahat tengah. Kita akan lihat apakah dalam 15 menit ini, dua grandmaster taktik Yang Chengzhuo dan Ferguson bisa menciptakan trik segar apa pun.
"Tidak ada kehancuran, tidak ada pembaruan. Hancurkan yang lama untuk membangun yang baru. Transformasilah senjata ampuh untuk memecah kebuntuan skor, namun tetap mengandung risiko - antara kalah atau menang!"
