Ada pepatah yang benar: Beda bidang seperti beda gunung.
Orang awam nonton keramaian, ahli melihat detail internal.
Sebenarnya, sepakbola sama seperti proyek kompetisi lain, bahkan seperti game digital.
Seperti saat main kartu, ketika sedang beruntung, kartu yang diinginkan selalu datang. Ini disebut mengikuti keadaan dalam sepakbola. Tapi seperti permainan kartu, tidak mungkin selalu dapat kartu bagus. Harus bermain cerdik saat tim sedang tidak prima.
Bermain kartu tak cuma mengandalkan hoki. Jagoan sejati tahu cara menguasai situasi saat kartu bagus untuk memaksimalkan keuntungan, dan menahan diri saat kartu buruk. Menang atau kalah bukan masalah, yang penting tak kalah telak.
Sepakbola juga begitu. Jika tidak paham mengendalikan fluktuasi status tim, tidak bisa respons alami dari momentum, pasti kalah telak.
Poin lainnya, hal terpenting dalam main kartu adalah menebak kartu di tangan lawan. Dari cara lawan mengeluarkan kartu, pelajari pola permainannya serta sisa kartu yang dimiliki. Lalu berikan counter berdasarkan kartu di tangan sendiri. Dengan begini, meski kartumu jelek, belum tentu kalah. Kartu lawan bagus, belum tentu menang mudah.
Taktik permainan yang ditargetkan seperti ini wajib dimiliki semua penjudi ulung. Sementara kemampuan menyusun taktik permainan yang ditargetkan adalah kompetensi wajib bagi setiap pelatih kepala, tinggal tingkatannya berbeda-beda.
Barcelona punya berapa kartu, kartu bagus apa, kartu buruk apa, semua jelas di hati Yang Chengzhuo.
Kelebihan tim ini sangat mencolok: mayoritas pemainnya telah berkelanjutan bermain dalam sistem yang sama, membangun koordinasi yang harmonis. Ditambah teknologi hebat mereka, kontrol taktis terhadap bola menjadi sangat dominan.
Tapi karena seperti itu, mereka memiliki kelemahan fatal yang dimiliki hampir semua tim teknisi: kesulitan merebut bola!
Kenapa Barcelona menerapkan tekanan ofensif? Karena lini belakang-tengah mereka, terutama area gelandang bertahan, kemampuan merebut bolanya sangat buruk. Meski Busquets memiliki perspektif holistik dan kemampuan mengoper bola yang hebat, tapi dalam hal mencegah dan merebut, dia biasa saja. Ini memaksa Barca harus mengandalkan pressing depan untuk meredakan tekanan di lini belakang.
Taktik seperti ini bisa menguntungkan saat menghadapi sebagian besar tim, karena mereka tak mampu merebut kepemilikan bola dari Barca. Bahkan Arsenal pun kalah dalam perebutan bola, tapi Real Madrid bisa! Mereka bahkan bisa mengalahkan Barca dengan gemilang!
Di Bernabeu, El Clásico yang digelar tidak terlalu mempengaruhi situasi liga karena Real Madrid memiliki keunggulan 8 poin. Galácticos tetap tak terkalahkan sejauh ini di musim ini, yang paling mengerikan adalah mereka hanya bermain imbang 2 kali di liga.
Dengan tersisa 8 putaran di liga, semua orang berspekulasi apakah Real Madrid akan memecahkan semua rekor musim ini - termasuk jumlah gol, kebobolan, statistik serangan, bahkan menjuarai liga dengan catatan tak terkalahkan!
Dalam sejarah La Liga, pernah terjadi dua kali juara tak terkalahkan. Pertama di musim kedua setelah liga didirikan (1929/1930) saat Athletic Bilbao menjuarai dengan rekor 18 pertandingan (12 menang 6 imbang). Kedua di musim 1931/1932 saat Real Madrid meraih gelar dengan 10 kemenangan dan 8 hasil imbang.
Saat itu Liga Spanyol hanya memiliki 10 tim, baru saja didirikan, tidak seperti Inggris yang memiliki banyak tim profesional. Ditambah lagi tingkat profesionalisasi yang rendah dan kemampuan teknik dan taktis yang tidak tinggi, namun ingin menjadi juara liga tanpa kalah juga bukan persoalan mudah.
Kemudian dengan meningkatnya tingkat profesionalisasi, terutama dengan ekspansi liga yang terus-menerus, serta peningkatan kemampuan teknik dan taktis tim-tim profesional, membuat juara liga tanpa kalah hampir menjadi mustahil. Bahkan Real Madrid yang makmur seperti era lima gelar Liga Champions berturut-turut dan La Quinta del Buitrajo, bahkan Tim Mimpi I Cruyff, tidak mampu melakukan ini.
Real Madrid saat ini masih berada di jalan tak terkalahkan. Mereka masih memiliki 8 pertandingan tersisa untuk meraih gelar juara liga tanpa kalah.
Setelah mengalahkan Manchester United, Florentino Pérez khusus datang ke Valdebebas mengadakan rapat mobilisasi tim, menyerukan seluruh pemain tim utama untuk berusaha bermain baik di setiap pertandingan berikutnya, mengonsentrasikan seluruh energi pada pertandingan dan pelatihan, berjuang untuk meraih rekor gemilang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jika musim ini Real Madrid bisa menjadi juara liga dengan rekor tak terkalahkan, ditambah empat gelar juara berturut-turut, hal ini akan menempatkan Galácticos pada periode paling gemilang dalam sejarah La Liga dan Real Madrid, membuat Real Madrid beberapa tahun terakhir menjadi Galácticos yang sesuai reputasinya dan menjadi pusat perhatian!
Di saat yang sama, Castilla juga memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara La Liga 2. Florentino Pérez juga menyerukan agar semua pemain Castilla tetap tenang bertahan di tim dan terus berbakti. Klub telah memanfaatkan waktu untuk memperpanjang kontrak dengan banyak pemain dalam skuad. Parejo telah dipromosikan ke tim utama di paruh kedua musim ini, sementara pemain lain juga mendapatkan banyak kesempatan selama musim ini.
Dalam pidato berikutnya, Yang Chengzhuo berjanji bahwa Five Little Eagles dan pemain Castilla yang menonjol akan mendapatkan lebih banyak kesempatan tampil. Rotasi tim dan pertandingan multi-kompetisi memungkinkan alokasi efektif kesempatan bermain pemain. Klub sama sekali tidak memiliki niat untuk menjual pemain mana pun.
Bercanda! Castilla yang bertanding di La Liga 2 sendiri adalah kompetisi profesional, sekaligus menerapkan taktik permainan yang memiliki DNA sama dengan tim utama Real Madrid. Jika tim seperti ini tidak dipertahankan - disewakan atau dijual ke klub lain - efek pelatihannya belum tentu sebaik di Castilla.
Berkat mobilisasi dari ketua klub dan prospek tim yang begitu cerah, Real Madrid tetap menunjukkan semangat membara dalam El Clásico setelah menghadapi Manchester United, meski melakukan rotasi pemain yang cukup signifikan.
Taktik pressing ketat di lini depan Barcelona memang memberikan masalah besar bagi Real Madrid, namun mereka hanya mampu mempertahankannya selama 30 menit. Di setengah jam pertama, Barça masih bisa memberikan tekanan, tetapi seiring Madrid yang semakin menguasai situasi dan melemahnya intensitas pressing lawan, Los Blancos sepenuhnya mengambil alih inisiatif.
Menit ke-31, Marcelo melakukan terobosan cepat di sayap kiri lalu mengoper melintang ke Granero. Gelandang Spanyol itu kemudian memberikan umpan silang ke depan area penalti untuk Mesut Özil. Dengan cerdik, Özil mencungkil bola ke kotak penalti dimana Sergio Agüero berhasil melewati Gerard Piqué dan menembak keras dari jarak 10 meter untuk mencetak gol spektakuler, 1:0.
Setelah berhasil mencetak gol ini, semangat Real Madrid melonjak, terutama Mesut Özil. Gelandang tengah Real Madrid ini diberi tanggung jawab besar oleh Yang Chengzhuo dalam pertandingan ini, ditempatkan sebagai gelandang serang yang bertugas menyusup di lini tengah-depan, melakukan pergerakan fleksibel bolak-balik, khusus mencari celah pertahanan Barcelona. Setelah bola diolahnya, serangan menjadi sangat mumpuni.
Pada menit ke-41, Miguel Torres melakukan umpan silang dari sayap kanan ke sayap kiri kepada Sarabia yang mendapatkan kesempatan starter. Pemain muda Castilla ini berhasil meninggalkan Dani Alves, melakukan dribel cantik di sisi kiri sebelum mengirim crossing akurat ke kotak penalti. Carles Puyol berhasil melakukan header untuk mengantisipasi serangan Sergio Agüero yang menerobos dari belakang.
Bola yang keluar kotak penalti kemudian di-head oleh De la Red ke Juan Mata di sayap kanan. Mata berhasil melewati Eric Abidal, melakukan dribel diagonal ke dalam sebelum memberikan umpan terobosan ke wilayah terlarang. Sekali lagi Agüero yang menyambar bola, mengelabui Gerard Piqué, lalu melepaskan tembakan keras dengan kaki kiri ke sudut jauh gawang untuk membawa skor menjadi 2-0!
Striker Argentina yang mencetak dua gol baru-baru ini menunjukkan keinginan mencetak gol yang sangat kuat, terutama dalam situasi Real Madrid semakin banyak menciptakan kesempatan secara menyeluruh. Sebagai pencetak gol yang tenang, perannya di kotak penalti semakin vital dengan kekuatan menggentarkan yang semakin mencengangkan.
Jika melihat secara polos dari efisiensi mencetak gol, efisiensi Agüero lebih tinggi daripada Villa. Anak muda yang sebelumnya dijuluki sebagai Romario ini ciri khas terbesarnya adalah ketenangan. Ketenangan saat melakukan tendangan terakhir bahkan membuat orang curiga apakah dia robot.
Kedua tim bertukar sisi lapangan di babak kedua, Real Madrid melanjutkan serangan dahsyat ke Barcelona.
Menit ke-56, Özil kembali menerima crossing dari Sarabia di sayap kiri. Dengan satu sentuhan, dia mengirimkan umpan terobosan cerdik menusak garis belakang. Mata menerobos dari sisi kanan kotak penalti Barcelona, melakukan gerakan tipuan untuk mengelabui Valdés sebelum menendang keras ke sudut kiri bawah gawang, 3-0!
Bermain dengan pasukan cadangan dalam El Clásico, banyak yang masih khawatir apakah Real Madrid akan dikalahkan oleh keunggulan psikologis Barcelona selama bertahun-tahun. Tapi yang tak disangka, meski menggunakan lineup pengganti, kekuatan menyeluruh Los Blancos tetap unggul.
Sergio Agüero, Mesut Özil, Juan Mata, Esteban Granero, Rubén de la Red, Marcelo, Pepe, Vincent Kompany, Miguel Torres... Meski dalam lineup pembuka Madrid terdapat pemain muda seperti Pablo Sarabia, tim ini tetap menunjukkan kemampuan dan keunggulan sistem yang lebih baik dibanding Barcelona.
Dari menit ke-56, setelah mencetak gol ketiga, Pep Guardiola memperkuat pertahanan dan menyerah dalam pertandingan ini. Sementara Yang Chengzhuo dengan tujuan melatih tim, memasukkan Muniain, Canales, dan Parejo masing-masing, memperkenalkan generasi muda kader Real Madrid ini di pentas El Clásico. Mereka diajak merasakan sensasi bermain di Stadion Santiago Bernabéu yang dipadati 80.000 fans Los Blancos, mengalami kebanggaan dan kehormatan yang tak tergambarkan.
Sejak Yang Chengzhuo naik panggung, ia melakukan integrasi sistem akademi Real Madrid. Dari era Michel hingga sekarang, taktik Castilla tetap konsisten dengan tim utama. Formasi boleh berubah-ubah, namun konsep inti filosofi taktis tetap tak berubah.
Setelah Fernando Redondo memimpin Castilla, formasi taktiknya juga 4231. Dia memiliki pemahaman unik dan cara menanamkan konsep dalam membina gelandang organisasi. Sejak di tim utama dulu, De la Red dan Granero sudah menunjukkan kemajuan pesat di bawah bimbingannya. Kini Parejo juga matang sepenuhnya, sementara Canales semakin menampilkan gaya bermain seperti Guti.
Dulu Real Madrid terkenal menghasilkan striker. Setelah kepergian Negredo dan Soldado, kini muncul generasi baru striker berbakat seperti Morata, Muniain, dan Joselu. Meski lini belakang tidak memiliki pemain keturunan Spanyol, penampilan bek muda Raphael Varane semakin menjanjikan.
Rekrutan gelandang Prancis M'Vila menjadi salah satu gelandang terbaik Castilla musim ini. Kehadirannya menyeimbangkan taktik Redondo dan komposisi skuad, membuat Castilla lebih solid sekaligus membuat M'Vila banyak dilirik klub-klub lain.
Ini adalah sistem pembinaan pemain muda yang dikhususkan oleh Yang Chengzhuo untuk Real Madrid. Sebaiknya bisa swasembada, jika tidak maka mengandalkan rekrutan pemain. Dengan Castilla sebagai pedal, memastikan tim bertahan di La Liga 2 sambil memberikan kesempatan latihan dan platform bagi pemain muda. Idealnya mereka bisa masuk ke tim utama setelah mencapai tingkat tertentu, jika tidak maka akan di-transfer untuk dikonversi menjadi uang.
Melalui perkembangan teratur selama empat tahun terakhir, Castilla kini menjadi tim kuat di La Liga 2. Bahkan dengan keterlibatan departemen bisnis dalam operasional dan peningkatan tingkat kehadiran penonton di Stadion Di Stéfano, mereka mulai bisa swasembada. Contohnya pemain muda seperti Parejo yang masing-masing memiliki nilai pasar lebih dari 10 juta euro. Dengan menjual satu orang saja, dana yang didapat bisa menopang operasional Castilla selama beberapa tahun.
Kini Real Madrid telah menapaki jalan teratur dengan siklus positif. Selama tidak ada yang panik dan meruntuhkan semua ini secara total, dengan terus menjalankan sistem yang dirancang dan dibangun Yang Chengzhuo untuk tim secara teratur, dia yakin bahwa status Real Madrid di dunia sepakbola saat ini, ditambah operasi bisnis dan kemampuan profit klub, akan membuat tak ada tim yang mampu menggoyahkan posisi super kuat Los Blancos di masa depan.
……
……
Kemenangan 3-0 atas Barcelona di Santiago Bernabéu berhasil memperlebar selisih poin menjadi 11. Dengan tersisa 7 pertandingan di La Liga, selisih 11 poin ini telah menjadi hukuman mati bagi Barça. Gelar juara La Liga musim ini sudah menjadi milik pasti Los Merengues.
Usai menyelesaikan El Clásico, Yang Cheng segera mengadakan pertemuan tim pelatih. Arah penyesuaian dan target tim dalam periode berikutnya ditetapkan: memprioritaskan Liga Champions Eropa.
Di La Liga, Real Madrid mampu menyaingi. Sebelumnya, Yang Cheng berusaha mati-matian menciptakan selisih poin, demi memastikan tim memiliki cukup persiapan untuk memusatkan kemampuan bertarung di Liga Champions pada fase akhir sprint. Karenanya, dia mengumumkan fokus pekerjaan tim selanjutnya akan sepenuhnya terkonsentrasi pada Liga Champions.
Final Piala Raja melawan Atlético Madrid, Yang Cheng sangat yakin. Gelar La Liga juga sudah menjadi milik mereka. Tinggal Liga Champions tersisa. Dia berharap semua anggota tim bisa meningkatkan performa, merebut trofi Liga Champions, menyelesaikan treble bersejarah yang belum pernah tercapai sebelumnya dalam sejarah La Liga.
Treble!!
Juara La Liga Tanpa Kekalahan!!
Saat Yang Cheng menempelkan dua slogan ini beserta jadwal pertandingan berikutnya di luar ruang ganti Real Madrid, seluruh pemain merasakan darah berdesir panas. Dua target penciptaan sejarah ini—menyelesaikan salah satunya saja sudah cukup untuk mencatatkan Real Madrid dalam sejarah. Jika berhasil meraih keduanya, tak diragukan lagi akan menjadikan Real Madrid sebagai tim paling cemerlang dalam sejarah La Liga!
Klub memberikan hadiah besar, manajemen tim terus memberikan motivasi dan dorongan. Bahkan di Madrid, hampir setiap hari ada lebih dari seribu fans Real Madrid yang secara spontan datang ke luar Basis Pelatihan Valdebebas untuk memberikan sorakan dan dukungan. Semua ini memberikan semangat yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi seluruh pemain Real Madrid.
Manusia hidup seumur hidup, tujuannya adalah untuk bisa meninggalkan nama!
Bagi semua pemain Real Madrid, mereka merasa bangga dan terhormat bisa berada di era yang tepat ini. Jadi sama sekali tidak perlu dimobilisasi atau diingatkan. Di dalam hati, mereka lebih paham daripada siapa pun: Kalau sekarang tidak mau berusaha, kapan lagi? Apakah mau menyesal seumur hidup nanti?
Usai menyelesaikan El Clásico di akhir pekan, di tengah pekan langsung menyambut pertandingan pekan ke-32 La Liga.
Dalam laga tandang melawan Almería, meski Yang Chengzhuo memainkan pemain cadangan bahkan pemain tim muda, Real Madrid tetap menang gemilang 5-1. Kemenangan ini mengantar total gol Los Blancos musim ini tembus 104!
32 laga 30 menang 2 imbang, Real Madrid dengan 92 poin bertengger sebagai pemuncak klasemen La Liga, unggul 11 poin dari Barcelona. Hal ini membuat semua fans Barcelona merasa pasrah, karena di babak pertama selisih mereka tidak sebesar itu. Namun tim Pep Guardiola setelah babak kedua telah tuntas mengekspos ketidakmampuan bertahan di berbagai kompetisi.
3 hari kemudian, Real Madrid menjamu Valencia di kandang sendiri. Berkat hat-trick David Villa, Los Blancos sukses mengalahkan Valencia 3-0 di Stadion Santiago Bernabéu. Mereka terus mempertahankan momentum kemenangan beruntun belakangan ini, meningkatkan jumlah gol menjadi 107, sementara poin liga naik ke 95 - hanya selangkah lagi menembus angka 100!
Bahkan, banyak fans Real Madrid yang sudah tidak sabar, mulai merayakan lebih awal poin mencapai 100 tim setelah pertandingan selesai. Karena dalam situasi liga masih tersisa 5 pertandingan, Real Madrid hanya perlu meraih 5 poin lagi untuk mencapai 100 poin. Cukup dengan memenangkan 5 pertandingan tersisa ini, Real Madrid bisa menjuarai liga dengan catatan tak terkalahkan. Hal ini membuat seluruh Madridista bersemangat.
Setelah mengalahkan Valencia, Yang Chengzhuo beristirahat sehari di Bernabeu sebelum dipaksa menuju München, Jerman lebih awal.
Dengan letusan gunung berapi di Islandia yang menyelimuti langit dan bumi dengan abu vulkanik, banyak penerbangan dibatalkan. Untuk menghindari pengulangan nasib Barcelona di kehidupan sebelumnya, Yang Chengzhuo memilih mengirim tim lebih dulu ke München. Di sana mereka menyewakan sebuah arena untuk pelatihan dan penyesuaian, memungkinkan pemain menghemat energi sambil menunggu kedatangan Bayern pimpinan van Gaal.
Performa Bayern belakangan ini luar biasa bagus. Pada pertandingan putaran ke-31 Bundesliga yang baru saja berakhir, mereka menghancurkan Hannover 96 dengan skor 7-0 di Allianz Arena seperti BUG, menunjukkan kondisi kompetitif yang luar biasa. Pemain seperti Olić, Thomas Müller, Schweinsteiger semuanya menunjukkan kekuatan dan performa yang sangat menonjol, membuat Yang Chengzhuo tidak bisa mengabaikannya.
Taktik 442 yang diterapkan van Gaal juga terlihat semakin matang. Bagaimanapun, Bayern memiliki tradisi dan kecintaan khusus terhadap formasi 4-4-2, sehingga keputusan van Gaal untuk kembali menggunakan formasi ini tidak terlalu mengejutkan.
Setiba di München dari Madrid, Real Madrid fokus mempersiapkan diri untuk pertandingan pertama semifinal Liga Champions. Yang Chengzhuo juga menolak semua wawancara eksternal, hanya menyempatkan bertemu beberapa teman lama saat jeda latihan, sesekali mengobrol tentang situasi terkini dunia sepakbola Jerman.
Masalah terbesar di dunia sepakbola Jerman belakangan ini adalah penolakan Löw untuk memperpanjang kontrak. Pelatih ingin menunda perpanjangan kontrak hingga setelah Piala Dunia selesai. Selain itu, kritik Ketua UEFA Beckenbauer terhadap Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman Tschentscher dinilai sedang membawa sepak bola Jerman ke lingkungan berbahaya yang harus segera diperbaiki.
Namun Tschentscher yang pantatnya tak boleh diusik justru menyerang keras Beckenbauer. Dia menganggap Ketua UEFA ini terlalu ikut campur urusan internal asosiasi sepakbola Jerman dan melampaui batas kewenangannya.
Secara visual, Timnas Jerman yang akan bertanding di Piala Dunia Afrika Selatan tampak tenang. Tapi sebenarnya semua orang tahu, permainan air di balik layar ini sangat dalam - begitu dalam hingga dasarnya tak terlihat.
Dan tepat di pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions saat Real Madrid melakukan tantangan tandang ke Bayern München, Florentino Pérez muncul di ruang VIP Allianz Arena, didampingi oleh Sekjen Asosiasi Sepak Bola Jerman Wolfgang? Niersbach.
Yang menarik adalah, adegan ini berhasil direkam oleh kamera siaran langsung TV dan ditampilkan di hadapan fans seantero alam semesta!
Apa artinya ini?
Pasti akan memicu sensasi besar!
