Seluruh fans di alam semesta yang menyaksikan siaran langsung final Liga Champions dapat mendengar suara dari Stadion Santiago Bernabéu melalui layar TV dan speaker, termasuk sorakan fans di luar stadion.
Kamera siaran langsung TV mengalihkan fokus dari perayaan di dalam lapangan ke sudut pandang atas, merekam gerakan di luar Stadion Bernabeu. Terekamlah pemandangan di mana seluruh area luar stadion telah dikepung oleh lautan fans berbaju putih, banyak yang memakai kaos oblong bertuliskan "PERTAHANAN KEPULAUAN DIAOYU" sama seperti Yang Chengzhuo.
Dalam rekaman udara, manusia bagaikan semut yang berjejal sangat rapat memenuhi jalan-jalan di sekitar Stadion Bernabeu. Hanya tersisa jalur sempit yang dipisahkan polisi untuk penggemar Barcelona yang keluar, sementara seluruh area lainnya benar-benar dikubur oleh lautan fans Real Madrid. Bahkan di kejauhan, masih terlihat lebih banyak lagi fans Los Blancos yang terus berduyun-duyun mendekat.
"Menurut informasi yang diperoleh wartawan kami dari kantor polisi, saat ini setidaknya 500 ribu fans telah berkumpul di luar Stadion Bernabeu. Jumlah total fans Real Madrid di seluruh wilayah Madrid melebihi 1,7 juta orang, termasuk penggemar domestik dan turis asing - sebuah angka yang membuat terkejut."
"Melihat jumlah penggemar di pusat kota telah mencapai batas maksimal, kepolisian sejak dini telah mengumumkan larangan ketat masuk ke wilayah kota bagi penggemar baru. Namun meski demikian, tetap saja masih banyak fans yang menyusup masuk melalui berbagai cara."
Kamera siaran langsung TV diturunkan dari sudut pandang atas, langsung menuju ke jalanan. Terlihat di mana-mana dipenuhi fans Real Madrid. Orang-orang yang ingin masuk ke dalam pun mengalami kesulitan. Wartawan dan kru dokumenter terpaksa berdiri di Pintu Masuk Stadion Bernabeu, di saluran yang dipisahkan polisi, mewawancarai beberapa fans di sekitarnya.
"Kemenangan telak 5-0 atas Barcelona yang memecahkan rekor, meraih treble. Apa yang ingin kalian sampaikan?" tanya wartawan.
Seorang fans paruh baya mengenakan kaos oblong 'Bela Diaoyu' mengangguk-nangguk penuh emosi, kedua tangan mencengkeram batang hidungnya sendiri. Air mata mengalir deras di pipinya, "Tak ada yang perlu dikatakan! Sang Kaisar yang Agung memimpin Real Madrid yang Agung meraih kemenangan yang luar biasa!"
Berhenti sejenak setelahnya, dia menyedot napas tersedu-sedu lalu menenangkan diri. "Sekarang aku hanya punya satu harapan, aku berharap Tuan Yang Cheng bisa terus bertahan di Real Madrid. Kami membutuhkannya, kami sangat membutuhkannya. Kami semua berharap beliau bisa tetap melatih Real Madrid, terus memimpin kami. Dialah pelatih kepala terhebat di dunia ini!"
Pertanyaan yang sama kemudian dialihkan wartawan kepada seorang gadis penggemar sepak bola yang masih muda. Dia terlihat sangat bersemangat.
"Kami ingin Sang Kaisar tetap di sini! Semua fans Real Madrid rela mengorbankan segalanya untuk membujuknya bertahan. Kami yakin manajemen klub pasti akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan Sang Kaisar kami. Tanpa dirinya, tak ada Real Madrid yang seperti hari ini!"
Seorang fans senior berusia lebih dari setengah abad terlihat lebih rasional. Namun dia juga merasa: "Yang terpenting sekarang adalah tim harus menggunakan segala cara untuk mempertahankan Yang Cheng, mempertahankan Sang Kaisar kami. Hanya dengan cara ini kecemerlangan Real Madrid bisa terus berlanjut!"
“Biasanya satu tim setelah mencapai ketinggian seperti Real Madrid saat ini, pasti akan mengalami Pasang Surut. Motivasi pemain akan lebih tinggi, sekarang setiap dari mereka adalah bintang dunia, pasti agak sombong dan puas diri. Jadi dalam situasi seperti ini, kita lebih membutuhkan pelatih kepala yang berwibawa untuk meredam para pemain ini daripada masa mana pun.”
“Aku benar-benar tidak menyangka, selain Sang Kaisar, siapa lagi yang sekarang bisa menerima estafet tim ini? Kita punya bintang top kelas dunia, pasukan sekuat ini, serta sistem taktik tercanggih di dunia. Semua ini justru menjadi masalah bagi setiap pelatih kepala.”
“Apakah kita harus membuang sistem taktik yang susah payah dibangun Sang Kaisar selama 4 tahun, lalu beradaptasi lagi dengan arah taktik pelatih baru? Bukankah ini berarti kita malah kembali ke jalan yang sudah pernah ditempuh sebelumnya?”
Pemain senior ini memang memiliki kualifikasi yang dalam. Analisisnya terdengar sangat meyakinkan.
“Saya masih ingat, dulu setelah Sacchi meninggalkan AC Milan, mereka menunjuk Capello yang sebelumnya melatih tim muda AC Milan sebagai pelatih kepala tim. Yang terakhir ini melakukan penyempurnaan tertentu berdasarkan sistem Sacchi, tetap mempertahankan kecemerlangan AC Milan; Namun sebaliknya, Barcelona setelah Johan Cruyff mengumumkan pengunduran diri, merekrut Bobby? Robson, kemudian van Gaal, Ferrer, Rexach dan pelatih-pelatih lainnya, tenggelam dalam gejolak internal tim yang berlangsung hampir sepuluh tahun.”
“Dua contoh yang jelas terlihat sudah cukup menjadi peringatan bagi kita: yang bisa mempertahankan sistem taktik Real Madrid saat ini hanyalah pelatih yang dibina dari dalam sistem Real Madrid sendiri. Karena tidak ada yang lebih familiar dengan sistem taktik kita selain orang dalam sendiri. Tapi sekarang terlihat, kita sama sekali belum memiliki siapa pun yang bisa menerima tugas berat ini.”
Wartawan-wartawan di luar stadion mewawancarai fans yang datang dari jauh. Semakin banyak fans yang berebut-rebut ingin menyampaikan pendapat mereka di TV, ditambah dengan wartawan di dalam stadion yang mulai mewawancarai pemain. Akhirnya para wartawan terpaksa menghentikan wawancara luar lapangan dan mengarahkan kamera ke dalam.
"Untuk meraih treble, menurutku pahlawan terbesar adalah Bos kami. Kita harus menggunakan segala cara untuk mempertahankannya. Saya yakin beliau bisa memimpin tim berkembang dengan stabil!" di Area Wawancara Terpadu, Casillas menyatakan dengan tegas.
Mengenai internal tim, Casillas menyatakan tidak ada masalah.
"Meski selama empat tahun terakhir kami meraih semua penghargaan, saya yakin tak ada yang akan muak dengan kejayaan. Real Madrid terlahir untuk meraih kehormatan. Musim ini kita mencapai puncak, tapi musim depan harus mulai dari nol lagi. Kami ingin memastikan kecemerlangan tim ini bisa bertahan semaksimal mungkin."
Di dekat Casillas, Raul juga sedang diwawancarai wartawan.
"Ya, saya akan mempertimbangkan pensiun karena sudah tidak punya banyak penyesalan lagi. Bisa meraih sederet penghargaan ini di tahun-tahun terakhir saya di Real Madrid membuat saya sangat bangga. Musim depan saya sudah 33 tahun. Di skuad ada banyak pemain muda dan junior yang menonjol. Menurut saya saya harus mengorbankan posisi saya agar mereka bisa menampakkan bakatnya."
Ditanya lebih lanjut oleh wartawan, Raul mengangguk mengakui, "Setelah pensiun saya memang akan lebih fokus pada pekerjaan kepelatihan. Dalam beberapa waktu terakhir, saya belajar banyak dari Tuan Yang Cheng. Saya menyaksikan berbagai kualitas mulia yang harus dimiliki seorang pelatih kepala yang hebat. Beliau adalah panutan saya!"
"Pernahkah mempertimbangkan untuk suatu saat nanti memimpin Real Madrid?" tanya seorang wartawan sambil tersenyum.
Raul tertawa getir lalu mengangguk, "Tentu saja, ini hal yang paling baik. Tapi saat ini saya memang belum memiliki kekuatan seperti itu."
"Memenangkan treble, empat gelar juara liga berturut-turut, dua gelar Liga Champions berturut-turut, ditambah dengan pasukan sekuat ini dan sistem taktik teknik yang hebat, menurutku sekarang tidak ada yang lebih cocok daripada Tuan Yang Chengzhuo untuk mengelola Real Madrid. Aku yakin hanya dia yang bisa menstabilkan tim, karena hampir setiap pemain di sini dibina langsung oleh tangannya sendiri. Bagi para pemain kami, dia seperti seorang ayah. Kami menghormati dan menyayanginya. Jika diganti orang lain, pasti akan muncul masalah."
"Manajemen klub sudah menyatakan dengan jelas sebelumnya bahwa Tuan Yang Chengzhuo akan tetap bertahan. Aku juga belum pernah mendengar dia mengatakan ingin meninggalkan Real Madrid. Menurutku sekarang tidak bermakna membahas apakah dia akan bertahan di Real Madrid. Diskusi yang benar-benar bermakna adalah berapa lama dia akan bertahan di Real Madrid!"
Jawaban Raul membuat banyak wartawan ikut tersenyum.
Sebenarnya bukan hanya Raul, Guti, Casillas, Ramos, Cristiano Ronaldo, Kaká, Villa, Sergio Agüero dan lainnya juga dipenuhi keyakinan bahwa Yang Chengzhuo akan terus bertahan di tim. Saat diwawancarai wartawan, mereka semua menyatakan Yang Chengzhuo pasti akan tetap bersama tim.
Yang Chengzhuo sendiri duduk di bangku pelatih tim tuan rumah. Ia jarang duduk di area ini - kursi eksklusifnya biasanya selalu kosong. Kini ia duduk membungkuk di kursi itu, menatap lapangan yang familiar di hadapannya, mendengarkan riuh rendah suara penonton. Tak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Melalui pertandingan ini, ia menjelma menjadi monumen tak tertandingi di dunia sepakbola profesional. Ia telah mencetak tim fenomenal yang dijuluki "Terkuat Sepanjang Masa", mengungguli AC Milan-nya Sacchi dan Belanda-nya Michels.
"Apakah Dia akan mundur terhormat di puncak kejayaan seperti sebelumnya dan meninggalkan Real Madrid? Atau terus memimpin Real Madrid untuk memastikan stabilitas Real Madrid semaksimal mungkin? Jelas ini telah menjadi masalah sangat pelik di hati fans Real Madrid setelah meraih grand slam!" komentator menyatakan dengan penuh penyesalan setelah kamera menampilkan close-up besar Yang Chengzhuo.
"Menurutku, Dia seharusnya meninggalkan Real Madrid!" analisis Johan Cruyff.
"Sepertinya ini adalah harapan tersembunyi semua fans Barcelona!" komentator terkekeh.
Johan Cruyff tersenyum kecut, "Tentu saja, ada sebagian kepentingan pribadiku di sini. Tapi menurutku, satu-satunya fungsi Dia bertahan di Real Madrid mungkin hanya mempertahankan stabilitas saat ini. Sulit baginya meraih pencapaian lebih tinggi dari sekarang di Real Madrid!"
Lebih tinggi lagi, ya paling mentok grand slam saja!
“Saya juga pernah menjadi pelatih kepala. Sebenarnya saya cukup memahami perasaan Yang Chengzhuo setiap kali memilih mundur terhormat di puncak kejayaan. Sangat menyakitkan, namun terpaksa dilakukan. Itu seperti pelukis yang telah menyelesaikan lukisan sempurna. Apa yang akan dilakukan selanjutnya?”
“Jika terus menambahkan coretan, itu hanya akan menjadi tindakan yang tidak perlu dan merusak kesempurnaan karya. Jadi Yang Cheng memilih membuat kanvas baru. Mungkin ada rasa kehilangan, tapi dia harus melakukannya. Bagaimana mungkin dia tega menghancurkan karya seni yang dibangunnya sendiri dengan susah payah?”
Komentator merasa metafora Cruyff sangat tepat sambil terus mengangguk, “Tapi kita semua tahu manajemen Real Madrid, pemain, dan fans bersikukuh ingin mempertahankan Yang Chengzhuo. Ini mungkin akan mengubah keputusannya.”
"Tentu saja, seperti sudah kukatakan, sebenarnya masalah terbesar Real Madrid saat ini adalah tidak ada kandidat yang cocok yang bisa meneruskan estafet kepemimpinan Yang Chengzhuo. Terlalu kuat! Baik dari segi pasukan pemain maupun tingkat kemampuan teknik-taktis tim, semuanya terlalu kuat dan menonjol. Orang biasa takkan sanggup mengembannya, sementara yang mumpuni enggan menerima."
Membangun kerajaan itu sulit, mempertahankannya lebih sulit lagi. Masalah yang dihadapi Real Madrid saat ini benar-benar seperti yang dikatakan Cruyff.
Fernando Redondo musim ini memimpin Castilla melaju kencang di La Liga 2 dengan peluang besar jadi juara. Tapi baru setahun ia melatih secara mandiri, pengalamannya masih kurang. Selain itu, hubungannya dengan Florentino Pérez tetap menjadi masalah.
Sebelumnya Florentino Pérez telah membocorkan niatnya kepada Yang Chengzhuo, yaitu meminta Yang Chengzhuo terus memimpin tim sambil membina Raul sebagai penerus. Raul yang merupakan kapten dan pemimpin berprestise Real Madrid memiliki wibawa tinggi di ruang ganti. Yang Chengzhuo sendiri sangat yakin pada potensinya, sementara Raul menyatakan tidak menolak untuk menggantikan posisi pelatih.
Saat Cruyff masih berbicara, pemain Barcelona telah kembali ke ruang ganti. Setelah berganti baju, mereka kembali ke lapangan. Kali ini para pemain Real Madrid dengan penuh kewibawaan berdiri di depan podium, secara aktif membentuk dua barisan yang membentuk jalan penghargaan untuk pemain Barcelona.
Ketika panitia mengumumkan Barcelona sebagai runner-up di podium ketua, pemain Real Madrid spontan bertepuk tangan. Yang Chengzhuo juga tak ketinggalan memberikan aplaus sebagai ucapan selamat kepada lawan. Aksi ini secara tuntas memanifestasikan kewibawaan Los Blancos.
Carles Puyol memimpin para pemain Barcelona berjalan satu per satu melewati barisan pemain Real Madrid, berjabat tangan ke kiri dan kanan, juga menunjukkan aura mereka sendiri.
"Dalam situasi seperti ini, kemenangan/kekalahan pertandingan sudah tidak penting. Entah kalah atau menang, kita harus menunjukkan kewibawaan dan aura diri, tidak boleh mempermalukan tradisi seabad kita!" Johan Cruyff menyatakan kekagumannya terhadap aksi kedua tim.
Saat melewati samping Yang Chengzhuo, Puyol khusus memeluk orang Tionghoa itu sambil mengucapkan beberapa kata selamat. Jelas terlihat dia mengakui kekalahan dengan lapang dada, terutama karena kalah dari Yang Chengzhuo dan Real Madrid versi sekarang, benar-benar tanpa bisa berkata-kata.
Yang Chengzhuo menepuk bahu Puyol dengan keras. Meski sering berkonfrontasi dengan Barcelona, dia sangat mengagumi Puyol. Setidaknya pemain ini adalah pria sejati, jiwa sejati tim Barcelona yang nyaris sempurna.
"Kerja bagus!" Kata-kata Yang Chengzhuo singkat namun maknanya jelas.
Puyol dengan penuh syukur mengangguk ke arah Yang Chengzhuo yang sedang menenangkannya, tersenyum kecut, lalu melanjutkan langkah.
"Selamat, Sang Kaisar!" Messi sampai di hadapan Yang Chengzhuo dan mengulurkan tangannya secara aktif.
"Terima kasih!" Genggaman tangan Yang Chengzhuo erat. Ia ingin mengucapkan kata-kata afirmatif untuk Messi, meski sebagai lawan ia kerap menjelek-jelekannya, bahkan tak jarang mengkritik, tapi harus diakui Messi mutlak termasuk pemain terkuat di dunia sepakbola saat ini.
Sejujurnya, pemain seperti ini pasti diidamkan oleh pelatih kepala manapun.
Yang Chengzhuo akhirnya tak berkata apa-apa, hanya menepuk bahu Messi sambil tersenyum. Yang terakhir seolah bisa membaca makna dalam pandangan sang pelatih, mengangguk lalu berjalan menyusul rekan-rekannya.
Para pemain Barcelona naik ke podium di bawah pimpinan Carles Puyol, menerima medali perak yang dikeluarkan dari tangan Beckenbauer. Hal ini membuat mereka sedih karena usaha satu musim ternyata berakhir dengan tangan masih kosong, membuat mereka merasa kecewa.
Pada saat ini, medali perak bukanlah hadiah melainkan lebih menyerupai penghinaan bagi mereka.
Setelah upacara pemberian penghargaan, para pemain Barcelona sengaja tetap berada di bawah podium tanpa pergi. Mereka memilih bertahan untuk menunggu Real Madrid naik podium, sekaligus menunjukkan kewibawaan dengan memberikan tepuk tangan dan pengakuan kepada Los Blancos.
Iker Casillas berjalan di posisi terdepan. Para pemain bergantian naik, pertama-tama melewati Florentino Pérez. Sang patron menyambut setiap pemain dengan pelukan, wajahnya terkekeh seperti Buddha Maitreya yang berkacamata.
"Yang Chengzhuo berada di posisi terakhir pasukan. Saat naik ke podium, tepuk tangan meriah dan sorak-sorai gegap gempita menyambutnya. Jelas seluruh fans Real Madrid memancarkan sikap hormat dan kesayangan mendalam pada pelatih kepala mereka. Slogan 'Bertahanlah' kembali menggema di Stadion Santiago Bernabéu, membahana di langit malam Madrid."
Para pemain satu per satu menerima medali juara dari tangan Beckenbauer. Kaisar sepakbola itu dengan penuh hormat mengalungkan medali di leher setiap pemain. Ketika tiba giliran Yang Chengzhuo, dia tersenyum dan langsung menaruh medali di tangan sang pelatih, lalu memeluk erat teman lamanya. Kebanggaan memancar untuk prestasi yang diraih sahabatnya ini.
"Selamat!" Beckenbauer tersenyum lega.
"Kamu kelihatan iri!" Yang Chengzhuo terkekeh.
Beckenbauer tertawa terbahak-bahak sambil terus-menerus mengangguk, "Tentu saja, anak muda, bagus!" Tinjunya menepuk lembut bahu Yang.
Keduanya adalah teman baik, tetapi semua orang bisa merasakan bahwa Beckenbauer tidak memberikan perhatian khusus pada Yang Chengzhuo dan Real Madrid. Karena sepanjang perjalanan Real Madrid, lawan yang mereka hadapi seperti Manchester United dan Bayern München memiliki kekuatan yang lebih unggul dibanding Barcelona. Ini membuktikan bahwa Real Madrid menang murni mengandalkan kemampuan.
Keberhasilan Real Madrid mempertahankan gelar Liga Champions hanya membuktikan bahwa kekuatan tim ini terlalu dominan. Klub-klub lain sulit mengeluh karena mereka sebenarnya mendapat kesempatan bersaing secara adil, namun tetap kalah - mau tidak mau harus menerima kenyataan.
Setelah menerima medali, para pemain Real Madrid membentuk formasi setengah lingkaran mengelilingi Piala Santo Bled yang baru. Mereka bergandengan tangan menampilkan solidaritas yang membuat jutaan fans Los Blancos di tribun terharu hingga ingin menangis.
Beckenbauer keluar, dia mengambil Piala Santo Bled yang sebenarnya tidak berat namun terasa membebani ini, menyerahkannya dengan penuh hormat ke tangan raja Eropa - Kapten Real Madrid Casillas. Yang terakhir mengangkat tinggi piala tersebut, langsung memicu tepuk tangan gemuruh dan sorak-sorai gegap gempita di seluruh stadion.
Bahkan pemain Barcelona di bawah podium memberikan tepuk tangan untuk pemain Real Madrid. Dari ekspresi mereka, dengan mudah terlihat iri hati bahkan kecemburuan, tak sedikit pula yang memancarkan kebencian. Tapi di momen seperti ini, mereka terpaksa menahan penderitaan di hati. Mereka adalah pecundang pertandingan krusial ini, pecundang terbesar dalam sejarah Liga Champions.
Casillas dan Raul bersama-sama mengangkat tinggi Piala Santo Bled, lalu seluruh pemain Real Madrid turun dari podium dan berjalan ke tengah lapangan Stadion Santiago Bernabéu. Setelah menempatkan piala, semua pemain berkumpul mengelilinginya membiarkan wartawan di TKP dan media dari berbagai daerah mengambil foto.
Bisa diprediksi, headline utama di halaman depan semua media dunia besok akan membahas Malam Keajaiban Bernabeu - Real Madrid menghancurkan musuh bebuyutan Barcelona 5-0 secara mutlak di kandang sendiri, meraih trofi Liga Champions ke-11 dalam sejarah klub.
Sekaligus menyelesaikan treble musim ini, menjadi monumen besar yang tak tertandingi dalam sejarah sepakbola Spanyol bahkan Eropa. Selama dua tahun terakhir, mereka adalah tim profesional paling hebat di dunia ini.
Mereka yang terhebat!
