Sementara Timnas Jerman berkumpul, Real Madrid terbang ke Mallorca untuk mempersiapkan diri menghadapi pertandingan pembukaan La Liga.
Pertandingan Barcelona digelar satu hari lebih awal. Dengan gol dari Messi, Andres Iniesta, dan Torres, mereka meraih kemenangan mutlak 3-0 di kandang Racing Santander, mengawali musim dengan permulaan gemilang.
Messi dan Iniesta yang baru-baru ini ramai dikaitkan dengan Real Madrid menunjukkan performa menonjol dalam laga ini. Jelas mereka tidak terpengaruh isu transfer, namun hal ini justru menjadi bahan dihype media.
Kabar bocor menyebutkan Florentino Pérez memang sedang mengoperasikan rekrutan rahasia bintang Barcelona. Identitas target masih misterius—bisa jadi Messi atau Iniesta, tidak menutup kemungkinan membeli keduanya sekaligus.
"Konon, transfer ini telah mendapatkan persetujuan Yang Chengzhuo. Sementara pihak Barcelona sangat membutuhkan dana besar untuk melunasi utang. Namun mengingat waktu yang mendesak dan kondisi mental fans, baik Florentino Pérez maupun Sandro Rosell sama-sama memilih bersikap rendah hati. Lagipula transfer sebesar ini bukan perkara yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat."
Tapi koran kecil dari wilayah Catalunya ini juga mengkonfirmasi bahwa negosiasi transfer memang sedang berjalan. Kapan pengumuman resminya? Tak ada yang tahu - mungkin di masa liburan musim dingin, atau mungkin tahun depan saat musim panas.
Setelah kemenangan Barcelona, Real Madrid sama sekali tidak menunjukkan sikap terlalu formal.
Bertandang ke Stadion Son Moix milik Mallorca, Yang Chengzhuo memainkan lineup rotasi dalam pertandingan ini. Kiper Casillas dijaga pertahanan oleh Marcelo, Kompany, Ramos, dan Maicon. Dua gelandang bertahan adalah Xabi Alonso dan Mascherano, sedangkan gelandang serang diisi oleh Cristiano Ronaldo, Kaká, Mata, dan Agüero.
Cristiano Ronaldo membuka skor untuk Real Madrid di menit ke-11 melalui umpan tajam ke belakang bek setelah Mata memotong ke dalam, memanfaatkan letusan tiba-tiba khas pemain Portugal ini untuk menerobos kotak penalti dan menaklukkan kiper, 1-0.
Menyusul kemudian, Agüero menggandakan keunggulan Madrid di menit ke-39. Kali ini melalui tembakan tambahan yang fleksibel setelah tendangan Kaká yang menerobos kotak penalti diselamatkan kiper, mencetak gol kedua untuk Los Blancos.
Kedua tim bertukar sisi lapangan, pada menit ke-63, kembali berasal dari aksi individu Agüero yang melakukan dribel indah di depan area terlarang disusul tembakan jarak menengah-jauh, berhasil mencetak gol ketiga untuk Real Madrid. Gol ini merupakan manifestasi kemampuan individu Agüero yang menonjol.
Yang Chengzhuo melakukan pergantian pemain beruntun. Özil yang menggantikan Cristiano Ronaldo berhasil mencetak gol spektakuler di menit ke-82, sekaligus menjadi gol pertamanya musim ini, mengunci skor 4-0.
Dengan demikian, Real Madrid membawa pulang kemenangan 4-0 dari Stadion Son Moix. Sevilla yang baru sehari menduduki puncak klasemen terpaksa turun ke posisi kedua, sementara Galácticos kembali naik ke tahta pemuncak La Liga.
Usai pertandingan, saat diwawancarai wartawan, Yang Chengzhuo menegaskan, "Setelah Real Madrid menduduki puncak klasemen, mustahil ada tim yang bisa menggeser kami!"
"Kami akan melakukan usaha maksimal, mengerahkan segala upaya untuk mempertahankan posisi liga saat ini. Saya berharap bisa menjaga peringkat ini hingga akhir musim. Benar, target saya adalah gelar juara, lima gelar La Liga berturut-turut!"
Terhadap kata-kata heroik Yang Chengzhuo di konferensi pers setelah pertandingan, fans Real Madrid umumnya memberikan respons afirmatif. Pasalnya, Madrid saat ini memang sangat menonjol. Pertandingan melawan Mallorca menunjukkan kekuatan yang jauh melampaui lawan. Jika bisa mempertahankan performa seperti ini, siapa berani menyangkal ambisi juara Madrid?
Usai mengalahkan Mallorca, tim Yang Chengzhuo kembali ke Madrid lalu langsung dibubarkan. Sang pelatih bahkan tidak sempat merapikan barang-barang, langsung bergegas naik pesawat menuju Frankfurt.
……
……
Setelah tiga hari pelatihan intensif timnas, semua pemain timnas Jerman hanya punya satu kesan: lelah.
Selama bertahun-tahun ini, Jerman memang melahirkan banyak bakat penyerang hebat. Namun kemunculan para bakat ofensif ini sekaligus mengekspos masalah krusial: pertahanan!
Banyak orang berpendapat, untuk menghadapi bakat ofensif harus dengan toleransi: menoleransi gaya bermain spontan mereka, menoleransi sikap tidak mau bertahan, membiarkan mereka berjalan santai di tengah pertandingan. Persis seperti era Galácticos edisi pertama Real Madrid dulu yang menoleransi Zidane, Figo, dan para bintang top lainnya.
Tapi bagi Yang Chengzhuo, logika ini keliru. Cara bermain seperti itu mustahil bertahan di dunia sepakbola modern. Manajemen yang kacau dan sistem serangan-pertahanan amburadul pada akhirnya hanya akan membuat tim stagnan.
Ada pepatah di bidang sepakbola: serangan memenangkan hati, pertahanan merebut gelar. Tim yang dilatih Yang tak hanya mengejar simpati publik, tapi juga berambisi jadi juara. Karena itu meski menganut sepakbola ofensif, pertahanan tak pernah diabaikan.
Maka beberapa sesi latihan pertama Timnas Kaisar edisi Yang sebenarnya fokus pada drilling sistem pertahanan dan taktik pressing tinggi.
Ketika lari, pressing, dan tekanan menjadi melodi utama dalam latihan, tak ada satu pun pemain yang bisa lolos tanpa cedera dari pelatihan mengerikan ini. Seperti biasa, semua latihan ini berbasis bola.
Semua orang tetap waspada, menjalankan tugas latihan dari tim pelatih dengan sempurna tanpa cacat, tak berani lengah sedikit pun. Karena di samping lapangan latihan, Yang Chengzhuo yang selama ini tak terlihat akhirnya datang terlambat. Dengan wajah khidmat, dia mengawasi ketat sesi latihan, memberi kesan siap marah-marah kapan saja.
Baru setelah sesi latihan pertama berakhir, saat para pemain terengah-engah terkapar di tanah, dia masuk ke lapangan.
"Bagaimana rasanya?" Yang Chengzhuo jelas puas dengan efek pelatihannya.
Dari awal dia sudah bilang: Harus membuat para anggota tim ini terkikis sampai ke tulang!
Meski intensitas pelatihan cukup tinggi, namun sangat memperhatikan pencegahan cedera. Tim Hank, Chris Schmidt, dan lainnya saat menyusun rencana pelatihan telah mempertimbangkan bahwa pemain mengikuti pelatihan intensif di tengah season yang padat. Oleh karena itu, mereka tidak melakukan latihan kebugaran dan tenaga berintensitas tinggi, tetapi lebih banyak berfokus pada latihan taktik teknik dan pertandingan latihan.
"Oper bola untuk meregangkan formasi, tekanan di seluruh lapangan, serangan balik seketika - inilah taktik yang ingin kulihat. Aku yakin selama beberapa hari terakhir, tim pelatih seharusnya sudah menanamkan konsep ini pada kalian. Jika masih ada yang belum paham, bisa bertanya padaku. Tapi begitu masuk ke lapangan sepakbola, kalian hanya boleh punya satu niat: lakukan sesuai perintahku!"
Selama beberapa hari ini, selain latihan, Paulus Bayer juga menggunakan sistem papan taktik yang dikembangkan pusat penelitian untuk memvisualisasikan dan menjelaskan detail taktis Yang Chengzhuo kepada pemain timnas. Mereka menganalisis rekaman pertandingan, lalu menjelaskan persyaratan untuk setiap posisi satu per satu kepada para pemain timnas.
“Dalam beberapa hari ke depan, kami masih akan melanjutkan pelatihan yang mengembangkan taktik permainan seperti ini!” Kalimat Yang Chengzhuo yang diucapkan dengan datar justru membuat seluruh pemain ingin menangis di hati, karena mereka merasa pelatihan seperti ini bahkan lebih menyiksa daripada pertandingan resmi.
“Kalian bisa mencoba berkhayal sedang melakukan gladi resik balet Danau Angsa!” Yang Chengzhuo agak humoris untuk sesaat, tapi tepat ketika para pemain mulai agak lega, ekspresinya berubah drastis dengan nada bicara yang memberat, “Tapi, begitu kalian melangkah ke lapangan, aku tidak ingin kalian menjadi angsa putih yang memukau, melainkan sistem grup serigala jahat yang terlatih!”
"Yang kuinginkan adalah tim yang dipenuhi rasa lapar akan gelar juara, kemenangan, dan pertandingan - tim berkarakter serigala! Bukan tim cantik tapi lemah dan pengecut! Aku ingin pasukan baja yang gigih dan pantang menyerah, bukan kawanan pengecut yang berubah jadi kura-kura mengkerut saat menghadapi kesulitan!"
"Aku akan terus mengobservasi kalian di latihan dan pertandingan. Siapa yang tidak memenuhi standar, atau merasa tuntutanku terlalu ketat - silakan! Gerbang ada di sebelah sana. Kalian bahkan tak perlu melapor, langsung saja pergi!" Yang Chengzhuo menunjuk gerbang di ujung lapangan latihan dengan nada tak kenal ampun.
"Mulai sekarang, buang jauh-jauh kemalasan kalian! Yang kumau adalah pasukan baja yang bisa mengalahkan semua lawan di lapangan hijau! Timku diciptakan untuk menang, untuk menjadi juara liga - bukan untuk jadi bahan belas kasihan atau penyesalan para pecundang!"
“Saya sangat menyambut pemain yang punya ambisi untuk diri sendiri dan tim untuk tetap tinggal. Kita akan berusaha bersama. Saya juga tidak akan membujuk pemain yang konsepnya berbeda dengan saya untuk bertahan, tidak peduli apa identitas dan status mereka di tim. Saya akan memberikan penghormatan setara pada setiap individu. Siapa yang punya kemampuan, siapa yang bisa membantu tim, dialah yang akan turun bertanding.”
“Terakhir, selamat datang di Timnas Jerman—sebuah tim yang empat tahun kemudian akan meraih gelar juara Piala Dunia Brasil!”
Begitu kata-kata Yang Chengzhuo meluncur, langsung membuat 23 pemain di lokasi tertegun seperti patung sambil menengadah, memandangnya dengan tak percaya. Namun ekspresi khidmat penuh percaya diri di wajah Yang Chengzhuo membuat semua orang paham: Dia tidak sedang bercanda, ini serius.
Dari sorot mata Yang Chengzhuo, seluruh anggota tim membaca makna satu hal bernama: Keyakinan!
Sebuah kepercayaan diri yang terpupuk melalui endapan puluhan tahun, dibaptis oleh rekam jejak menakjubkan selama belasan tahun, sebuah keyakinan yang tersaring murni. Tajamnya menusuk langsung ke relung hati semua orang, karena mereka paham betul: di dunia sepak bola saat ini, Yang Chengzhuo adalah personifikasi kemenangan!
……
……
Kantor Pusat Asosiasi Sepak Bola Jerman terletak di pinggiran Frankfurt, di sebuah jalan yang tak mencolok. Bangunan tiga lantai dengan struktur rangka baja ini tersembunyi di balik pepohonan, memancarkan keanggunan dan ketenangan yang khas.
Desain interior gedung memadukan kemegahan modern: garis-garis dan kekokohan arsitektur Barat berpadu dengan aliran lembut khas Timur.
Di bagian selatan aula masuk, terdapat Aula Penghargaan yang memajang berbagai piala kejuaraan sepak bola Jerman. Yang paling mencolok adalah tiga replika piala kejuaraan berkilauan emas yang dipajang dengan hati-hati di etase kaca - simbol tertinggi kejayaan sepak bola Jerman yang tiga kali meraih Piala Dunia.
Ruang penghargaan memiliki sebuah dinding kaca yang memamerkan prestasi sepak bola Jerman. Setiap foto juara liga, tim pemenang Liga Champions, serta pemain timnas Jerman di ajang Piala Dunia, Piala Eropa, dan kompetisi besar lainnya tercatat di sini.
Foto terbaru berasal dari Piala Dunia Afrika Selatan. Awalnya pelatih kepala dalam foto adalah Löw, namun setelah turnamen usai, asosiasi sepakbola mengadakan sesi foto ulang dengan pelatih Yang Chengzhuo. Di bawah telinga foto tertulis ironis: Runner-up!
Biasanya hanya ada satu resepsionis di lantai satu karena pengunjung jarang. Tapi hari ini tiba-tiba dibanjiri ratusan wartawan yang membuat petugas resepsi kewalahan dan panik mengatur kerumunan.
Tapi fokus perhatian para wartawan sebenarnya tidak pada layanan dan fasilitas ini. Mereka lebih menghargai konferensi pers yang akan datang, yang merupakan konferensi pers resmi pertama yang dipimpin dan dihadiri oleh Yang Chengzhuo sejak mengambil alih Jerman. Ini menandakan bahwa Timnas Jerman secara resmi memasuki era Sang Kaisar mulai hari ini.
Para wartawan melihat sekeliling, menjelajahi aula lantai satu dan ruang penghargaan untuk mencari poin berita yang bernilai. Banyak di antara mereka bukan wartawan Jerman, sehingga semua yang ada di sini masih terasa agak asing dan baru bagi mereka.
Saat Yang Chengzhuo masuk ke aula dengan jas latihan Adidas yang rapi dan senyum menyilaukan bagai mentari di luar jendela, semua wartawan di TKP secara refleks mengangkat kamera mereka. Suara kres-kres memotret habis-habisan memenuhi udara, bahkan beberapa tanpa sungkan melambaikan tangan ke supervisor departemen berita asosiasi sepakbola Stange di sampingnya, berharap dia menjauh demi angle foto yang lebih baik.
Stange yang bernasib sial menunjukkan wajah masam tersinggung dan frustasi, namun terpaksa menerima gelar!
Sistem grup yang riuh rendah memasuki lokasi konferensi pers yang sudah disiapkan. Yang Chengzhuo yang terbiasa dengan Suasana Besar, bahkan pernah membuka konferensi pers dengan jumlah wartawan lebih banyak dari ini. Banyak di antara yang hadir terlihat familiar, jelas sering dihubungi, sehingga tidak asing baginya.
"Kalian ini asal duduk saja, anggap seperti rumah kita sendiri!" kata Yang sambil tersenyum melambaikan tangan.
Seketika para wartawan tertawa serempak. Tanpa menunggu arahan staf, mereka langsung mencari posisi duduk hingga berjejal sangat rapat. Beberapa yang tidak kebagian tempat memilih berdiri di sisi-sisi.
"Silakan bertanya masalah apapun!" ujar Yang sambil membentangkan kedua tangan, ekspresi wajah masamnya menunjukkan sikap netral, terlihat sangat membuka akses.
Para wartawan langsung bersorak-sorak, lalu terlihat mereka semua mengangkat tangan setinggi mungkin seolah ingin menyentuh langit-langit. Deretan lengan bagai pepohonan membentuk hutan yang megah.
"Kalian yang duduk, mereka yang berdiri. Tiga pertanyaan pertama akan kami berikan kepada teman-teman yang berdiri!" usul Yang Cheng sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawaban, ia melanjutkan, "Aku jamin, hari ini pasti kalian semua pulang dengan membawa hasil jarahan yang melimpah, OK?"
Seketika tak ada yang memprotes. Dengan cepat Yang Cheng menunjuk seorang wartawan yang berdiri.
"Tuan Yang Cheng, Anda memiliki dua kantor. Menurut Anda mana yang lebih nyaman, kantor di Basis Pelatihan Valdebebas atau Kantor Pusat Asosiasi Sepak Bola Jerman?" Pertanyaan bernuansa paparazi ini—90% kemungkinan dari wartawan Inggris—langsung memicu gempar di seluruh ruangan.
“Hah……Gadis Inggris?” Yang Cheng tersenyum bertanya. Yang terakhir mengangguk, dia melanjutkan: “Menurutku ini seperti membandingkan tangan kiri dan kanan. Menurutmu mana yang lebih penting, tangan kiri atau kananmu sendiri?”
Di tengah tawa semua orang, Yang Cheng berkata sambil tersenyum: “Jawabannya jelas, semuanya penting!”
Tepuk tangan meriah menggema di tempat kejadian, tapi Yang Cheng segera berbicara lagi, “Baiklah, nona cantik dari Inggris ini, kami beri kesempatan bertanya sekali lagi, jangan sia-siakan!” Jelas dia mengingatkan wartawan perempuan Inggris yang cantik ini untuk tidak mencoba memasang jebakan lagi.
Sang gadis dengan jenaka melontarkan pandangan menggoda ke arah Yang Cheng, jelas terpukau oleh kemampuan mengendalikan suasana dan kewibawaan anggota ini.
“Tuan Yang Cheng, apa harapanmu untuk tim ini? Atau target seperti apa yang ingin kau capai?” Pandangan menggoda wartawan perempuan ini akhirnya tetap tidak mendapat respons dari Yang Cheng, membuat hatinya sedikit kecewa.
“Harapan saya adalah, saya berharap saya dan tim saya bisa memenangkan kembali hal-hal yang telah kami kalahkan di Piala Dunia 4 tahun mendatang!”
Ucapan blak-blakan Yang Chengzhuo langsung membuat para wartawan yang hadir gempar, terutama penampilannya yang penuh percaya diri, lampu kamera berkilauan memenuhi tempat kejadian.
“Kami adalah tim yang sangat berbakat. Seharusnya kami bisa mencapai sesuatu di Afrika Selatan, tapi sayangnya kami kalah dari Spanyol yang lebih kuat. Namun ini bukan berarti kami mengakui kekalahan dengan lapang dada. Sebaliknya, saya tidak rela! Kami akan terus berusaha, memperjuangkan kejayaan yang seharusnya menjadi milik kami di Brasil empat tahun mendatang!”
“Tapi banyak orang merasa tim Jerman sendiri memiliki banyak masalah. Apakah Anda sudah memikirkan metode perbaikan?”
Yang Chengzhuo mengangguk, “Saya sangat menyadari level dan kekuatan tim ini. Sebelumnya banyak hal berada di luar kendali tim pelatih. Sekarang saya ingin membawa timnas ini kembali ke orbit yang benar, kemudian menyatukan semua pemain bagai simpul tali, sehingga membentuk kemampuan bertarung.”
“Saya berharap semua pemain timnas memiliki rasa tanggung jawab yang kuat. Saat mengenakan jersey timnas, mereka harus memiliki kesadaran untuk bertarung habis-habisan hingga menit terakhir. Ini adalah dasar bagi seorang pemain timnas untuk menstabilkan diri dalam tim.”
“Tuan Yang Cheng, sebelumnya Anda hanya melatih klub dan belum pernah menangani timnas. Kini Anda tidak hanya melatih timnas Jerman, tetapi juga merangkap sebagai pelatih kepala Real Madrid - dua tim elite sekaligus. Apakah Anda khawatir dengan situasi ini? Atau apakah Anda yakin bisa terus meraih sukses?”
Yang Chengzhuo terus-menerus mengangguk, “Tentu saja, saya sangat menghargai kesempatan ini. Bisa melatih tim elite seperti Real Madrid dan Jerman secara bersamaan merupakan hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah sepakbola. Perasaan ini sangat indah, sekaligus menjadi stimulasi, motivasi, dan semangat bagi saya.”
“Meskipun klub dan timnas memiliki perbedaan dalam sistem pertandingan, saya yakin prinsip dasar sepakbola tetap sama. Setiap pemain harus bertarung hingga menit terakhir di arena pertandingan untuk timnya, mengerahkan segala kemampuan demi membantu tim meraih kemenangan.”
“Jadi dari segi tertentu, melatih klub dan timnas tidak berbeda. Yang ingin saya lakukan adalah melalui usaha keras, membuat timnas muda ini mendapatkan kembali keyakinan diri, menyalakan kembali gairah dan dedikasi mereka dalam pertandingan. Di saat bersamaan, saya juga akan mengajari mereka cara memenangkan setiap pertandingan dengan lebih baik.”
“Kami masih dalam masa pertumbuhan, para pemain kami masih muda. Tapi saya yakin, dua tahun lagi, empat tahun lagi, mereka akan membuat seluruh dunia terkagum-kagum pada keindahan sepakbola Jerman, terpukau oleh kenikmatan yang dibawa permainan kami.”
“Kami tidak hanya ingin menang, tapi menang dengan indah! Menang yang membuat semua orang mengakui dengan lapang dada!”
Ucapan Yang Chengzhuo sekali lagi mendapatkan tepuk tangan gemuruh yang terus-menerus, memenuhi seluruh aula konferensi pers, memekak telinga dan tak kunjung mereda!
