Presiden dan Perdana Menteri Jerman memiliki wewenang berbeda. Yang pertama lebih bermakna simbolis daripada kekuasaan nyata, sementara yang terakhir lebih memegang kendali riil. Oleh karena itu Angela Merkel lebih sering muncul dalam laporan media, berbeda dengan Presiden Jerman. Bahkan mungkin banyak orang di dunia ini tidak tahu bahwa Jerman ternyata memiliki presiden.
Namun belakangan ini di dalam negeri Jerman, rumor tentang Presiden Jerman justru semakin banyak. Bukan hanya karena mantan presiden Horst Köhler yang mengumumkan pengunduran dirinya pada 31 Mei - menjadi presiden pertama yang mengundurkan diri setelah Perang Dunia II - tetapi juga karena presiden baru Christian Wulff yang dilantik pada 30 Juni.
Lebih dari itu, Christian Wulff yang berusia 51 tahun memiliki Ibu Negara berusia 36 tahun. Bettina, sang Ibu Negara ini bertubuh jenjang dan berparas menawan, dijuluki sebagai perwujudan perempuan modern Jerman yang memperhatikan tren fashion dan citra pribadi, menjadi target buruan berbagai media.
Sepakbola menempati posisi vital di Jerman. Ditambah dengan performa memuaskan timnas di Piala Dunia, setelah menjabat, Wulff memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada anggota Timnas Jerman yang meraih runner-up di ajang tersebut.
Seluruh 23 pemain skuad Timnas Jerman di Piala Dunia berkumpul di Istana Bellevue, Berlin. Mereka menerima audiensi dari Presiden Jerman Christian Wulff dan mendapatkan medali penghargaan, dengan prosesi yang disiarkan langsung secara nasional oleh stasiun televisi Jerman.
Selain Presiden Wulff, upacara ini juga dihadiri oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Ibu Negara Bettina.
Seluruh tembok luar istana presiden dipadati jutaan fans bola. Di tempat kejadian terdapat lebih dari 100 wartawan yang sedang memotret, suasana sangat meriah.
Yang Chengzhuo jelas menjadi yang paling mencolok di antara mereka. Dengan setelan jas rapi dan dasi yang jarang dipakainya, penampilan formalnya kali ini memperlihatkan aura kedewasaan dan kematangan yang tak terduga dari seorang jantan sejati.
Banyak orang baru tersadar tiba-tiba - pria berusia 38 tahun ini sebenarnya tidak terlihat sepantas usianya. Gaya berpakaiannya yang modis ditambah kegemaran berlatih, membuat seluruh energi dan semangatnya menyamai anak muda tiga puluhan.
Di sini mustahil tidak menyebut Dr. Müller-Wohlfahrt. Dokter berusia 60-an tahun ini terpelihara begitu baik hingga sulit dibedakan dari Yang Chengzhuo. Dari fotonya saja, tak ada yang menyangka usianya telah mencapai angka tersebut.
"Halo, Tuan Yang Cheng!" Istri Presiden Bettina tersenyum mendekat. Yang Cheng langsung mengenali busana yang dikenakannya adalah rancangan tangan Haiti Krume. Menurut pemberitaan media, istri pertama Jerman ini memiliki hubungan sangat erat dengan Haiti Krume.
"Halo, Nyonya Wulff!" Yang Cheng sopan merespons, mengingat beliau adalah kliennya.
"Saya dan suami benar-benar menyaksikan konsep sepakbola Anda. Kami tidak hanya fans tim Jerman, tapi juga penggemar Anda. Kami sangat menyukai Real Madrid yang Anda pimpin - sungguh tim yang luar biasa!" Bettina tersenyum elegan.
"Terima kasih!" jawab Yang Cheng dengan keramahan yang terukur.
Obrolan penuh senyum kedua orang di samping itu segera direkam oleh wartawan dan media. Kamera siaran langsung TV juga terus-menerus mengarah pada mereka. Melihat mereka yang terlihat akrab berbincang, orang awam pasti mengira mereka sedang membahas topik diskusi bersama. Sebenarnya tidak lebih dari basa-basi timbal balik yang mereka lakukan.
Setelah Betina, giliran Presiden Jerman Wulff yang memberikan medali penghargaan dan trofi kenang-kenangan bermakna kepada Yang Chengzhuo.
Saat Yang Chengzhuo menerima dua hadiah tersebut dari tangan Wulff, Presiden Jerman itu tersenyum dan berharap pelatih dapat terus memimpin timnas meraih kecemerlangan yang lebih tinggi. Dia menegaskan seluruh rakyat Jerman menaruh harapan besar pada Yang Chengzhuo dan tim Jerman yang dipimpinnya, berharap mereka terus berjuang tanpa mengecewakan.
Dengan senyuman, Yang Chengzhuo menjawab bahwa dirinya akan berusaha maksimal untuk membawa timnas Jerman dan sepakbola Jerman mencapai puncak kejayaan.
Setelah itu, Yang Chengzhuo menerima wawancara eksklusif dari stasiun televisi Jerman untuk membahas perasaan setelah memenangkan penghargaan.
"Aku merasa bangga dan terhormat bisa menerima penghargaan dari Presiden Wulff. Di sini, aku juga berharap melalui ritual pemberian penghargaan ini, dapat memotivasi seluruh anggota Timnas Jerman untuk membawa pulang piala juara bagi sepak bola Jerman di masa depan yang tidak terlalu lama, membuat seluruh fans Jerman bangga karenanya!"
Ucapan Yang Chengzhuo disambut sorak-sorai gegap gempita dari para fans yang berkerumun di luar istana presiden. Mereka berteriak-teriak menyebut nama pelatih, sementara Yang Chengzhuo - atas ajakan staf stasiun televisi - keluar dari taman istana presiden, mendekati pagar besi di tepi tembok untuk berinteraksi dengan fans, memberikan tanda tangan dan berfoto bersama.
Setelah itu, Kanselir Jerman juga bertemu dengan para pemain secara terpisah untuk memberikan dorongan kepada fans. Merkel akan bersama-sama dengan Wulff menyaksikan langsung pertandingan antara Tim Jerman melawan Turki di TKP. Muncul bersamaan di tribun juga ada Ketua UEFA Beckenbauer dan Perdana Menteri Turki Erdogan, membuktikan betapa mumpuninya pertandingan ini dan tingkat perhatian yang diterimanya.
Setelah mengikuti ritual pemberian penghargaan di istana kepresidenan, Yang Chengzhuo langsung menghadiri konferensi pers prapertandingan yang diselenggarakan Asosiasi Sepak Bola Jerman. Kali ini yang mendampinginya dalam konferensi pers tersebut adalah Mesut Özil yang sedang menjadi sorotan media belakangan ini.
……
……
Sejak kejadian parade fans Turki di depan Timnas Jerman, media sangat berharap mendapat kesempatan mewawancarai Yang Chengzhuo dan pihak terkait Özil. Namun sebelumnya Yang Chengzhuo telah memerintahkan pemimpin tim Bierhoff untuk menolak semua permintaan wawancara. Ia ingin menciptakan lingkungan persiapan kompetisi yang damai bagi timnas.
Jadi kali ini, kehadiran Yang Cheng di konferensi pers masih bisa dipahami. Tapi kehadiran Mesut Özil justru mengejutkan semua orang.
Reputasi Yang Cheng dalam melindungi anak buahnya memang legendaris. Bahkan ia sudah berkali-kali berseteru dengan media demi membela pemainnya. Maka ketika melihatnya muncul di konferensi pers bersama Özil yang sedang berada di pusaran popularitas, para wartawan langsung berbisik-bisik penasaran. Namun sang pemain justru terlihat tenang.
Hanya Yang Cheng sendiri yang paham: Mesut Özil yang duduk di sampingnya sama sekali tidak tenang. Seluruh tubuh pemain itu mengeluarkan aura kecemasan.
"Selamat siang, Tuan Yang Cheng!" Seorang jurnalis berhasil mendapat giliran pertama. "Pertama-tama, kami semua ingin tahu: saat Jerman melawan Turki dan kembali berhadapan dengan Hiddink, apakah ada rencana khusus yang Bapak siapkan?"
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Saya sangat menghormati Hiddink. Beliau adalah pelatih kepala dengan kemampuan luar biasa. Kami pernah berdiskusi yang cukup baik, dan saya mengagumi pengetahuan teknisnya. Tapi sayangnya, saya harus memimpin tim Jerman untuk mengalahkan dia dan Turki dalam pertandingan yang akan datang ini dengan segala usaha. Saya yakin dia pun berpikir sama."
"Tapi apakah absennya Sebastian Deisler akan mempengaruhi pengaturan formasi Anda?" tanya wartawan lain yang berdiri.
"Pasti!" Yang Cheng mengangguk. "Sebastian adalah pemain profesional tingkat tinggi dengan teknik dan kreativitas yang menonjol. Keberadaannya membuat kontrol bola dan operan kami lebih mengancam. Dia bisa membuat pertandingan sepakbola menjadi sederhana. Tapi kita harus bisa beradaptasi bermain tanpa kehilangan pemain mana pun."
"Sepakbola saat ini lebih mengandalkan permainan menyeluruh untuk memenangkan pertandingan. Ketidakhadiran Sebastian pasti memberi pengaruh, tapi kami masih punya pemain-pemain hebat lain yang sepenuhnya mampu menggantikan perannya. Jadi ini sama sekali bukan masalah, kami tetap akan menampilkan level tertinggi di lapangan."
Banyak wartawan tak henti-hentinya mengangguk setuju setelah mendengar jawaban Yang Cheng yang tak meninggalkan celah sedikitpun.
Sang Kaisar yang berpengalaman tentu paham cara menghadapi situasi ini - memuji Deisler sembari menegaskan pemain lain akan mendapat kesempatan membuktikan diri. Taktik ini pasti memicu motivasi besar di skuad.
"Tuan Yang Cheng, bagaimana pandangan Anda mengenai insiden penggemar Turki yang mengepung lapangan latihan Timnas Jerman sebelumnya?" tanya seorang jurnalis sambil berdiri.
Yang Chengzhuo tersenyum sambil berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala: "Istilah 'pengepungan' kurang tepat digunakan, karena aku tidak melihat adanya pengepungan, dan masalah ini sudah terselesaikan sehingga tidak ada persoalan lagi. Menurutku ini lebih mirip tindakan kurang tenang dan rasional yang dilakukan sekelompok fans fanatik demi membantu tim yang mereka cintai, hanya segitu saja."
Bukan hanya Yang Chengzhuo, kepolisian dan Asosiasi Sepak Bola Jerman juga sengaja ingin mengurangi intensitas kasus ini. Bagaimanapun, jumlah imigran Turki di Jerman sangat besar. Bahkan tanpa menyebut para imigran, jumlah pemain timnas imigran di berbagai level Jerman sendiri telah mencapai 24 orang. Jika masalah ini diperbesar, pasti akan berdampak buruk pada mereka.
Selama bertahun-tahun ini, selalu ada tim pengintai yang dibentuk asosiasi sepakbola negara lain yang mencari bakat-bakat baru di Jerman. Sejak sistem pembinaan pemain muda berbasis konsep Yang Chengzhuo didirikan di Jerman, bakat-bakat dari berbagai level terus bermunculan. Misalnya Nuri Şahin, saudara Alten Top, dan lainnya - mereka semua adalah bintang yang dibina sistem pembinaan pemain muda sepakbola Jerman.
Asosiasi sepakbola negara lain kurang maksimal dalam hal pembinaan pemain muda, sehingga mereka berusaha mati-matian untuk merekrut orang-orang seperti ini.
Yang Chengzhuo sebelumnya pernah mendengar Niersbach menyebutkan, Asosiasi Sepakbola Turki khusus membentuk sistem pengintaian berisi 25 pengintai tim. Sistem ini bertugas mencari bakat-bakat baru di seluruh Jerman. Pemimpinnya bernama Coşkun, mantan pemain Borussia Dortmund di Bundesliga yang memiliki pemahaman mendalam tentang sepakbola Jerman. Sejak demam pembinaan pemain muda merebak di Jerman, ia sangat yakin dengan perkembangan sepakbola Jerman dan mendapat dukungan dari Asosiasi Sepakbola Turki.
Tim pengintai yang dipimpin Kose ini didirikan di Köln, bertugas mencari keturunan Turki di berbagai daerah. Namun mereka tidak fokus pada usia dini, melainkan mulai mengamati dari timnas U15 ke atas. Hampir semua kelompok usia timnas memiliki tim observasi mereka. Dulu merekalah yang menyampaikan data dan informasi pemain seperti Mesut Özil dan Serdar Tasci ke asosiasi sepakbola Turki. Asosiasi tersebut juga menggunakan jaringan ini untuk menjalin kontak dengan pemain, lalu berusaha mati-matian membujuk mereka kembali berbakti untuk tanah air.
Setelah memahami situasi, Yang Chengzhuo menyadari ini sebenarnya adalah perebutan sumber daya talenta sekaligus perebutan kepentingan. Bukan masalah patriotisme atau pengkhianatan, karena asosiasi sepakbola Turki gagal dalam sistem akademi mereka. Melihat kesuksesan akademi sepakbola Jerman, mereka ingin ikut mencaplok keuntungan. Keberadaan tim pengintai Kose ini menjadi bukti nyata.
Dan termasuk Nuri Şahin dan saudara Alten Top yang memilih kembali ke tanah air merupakan prestasi besar dari Köse dkk. Hal ini sebenarnya wajar-wajar saja. Sementara Mesut Özil dan Serdar Tasci berbakti untuk tim Jerman juga bisa dimaklumi, mengingat sepak bola Jermanlah yang membina mereka sejak kecil, sehingga seluruh persoalan ini benar-benar tidak perlu dibesar-besarkan.
Tentu saja, Asosiasi Sepak Bola Jerman tidak sepenuhnya tanpa persiapan. Baru-baru ini Niersbach merumuskan kebijakan khusus untuk pemain imigran, salah satu poinnya menyatakan: setiap anak dari keluarga imigran yang direkrut ke timnas atau akademi klub, pelatih kepala dan pelatih yang bertanggung jawab wajib melakukan pemahaman mendalam dan komunikasi intensif dengan keluarga pemain. Mereka harus menyusun laporan terperinci mengenai keyakinan agama, pantangan, serta pola makan para pemain tersebut.
Di saat yang sama, selain memberikan perhatian lebih dalam kehidupan sehari-hari dan pelatihan, Asosiasi Sepak Bola Jerman juga rutin mengirimkan cenderamata khusus dan hadiah untuk meningkatkan perasaan identifikasi pemain terhadap sepak bola Jerman.
Perhatian ini sama sekali bukan dorongan untuk mengelak kerja, melainkan seperti mengurangi volume latihan pemain Muslim selama Ramadan, atau menyediakan berbagai pertolongan lainnya. Pusat penelitian Yang Chengzhuo telah mengumpulkan satu set lengkap metode pelatihan dan pola makan yang kaya pengalaman untuk membantu pemain Muslim melalui bulan puasa.
"Permisi Tuan Yang Cheng, apakah Anda khawatir persoalan kali ini akan memberikan dampak buruk terhadap persiapan kompetisi timnas?"
"Saya sama sekali tidak khawatir!" Yang Chengzhuo mengangguk, "Semuanya sudah dewasa, memiliki pengalaman pertandingan yang kaya. Menurut saya jika mereka sampai terpengaruh performa dan kondisi bertanding hanya karena hal seperti ini, mustahil mereka bisa masuk timnas. Saya percaya mereka mampu menangani tekanan dari aspek ini dengan baik."
"Permisi Mesut Özil, apa pendapatmu tentang peristiwa ini? Apakah ada penyesalan atas pilihanmu dulu?"
Özil melirik ke arah Yang Chengzhuo. Yang terakhir mengangguk, memberi isyarat bahwa dia boleh menjawab dengan terbuka.
"Tidak ada yang kusesali. Saya keturunan Turki, orang tua saya juga keturunan Turki. Tapi kakek-nenek saya yang pindah ke Jerman. Saya lahir di Gelsenkirchen, besar di Jerman sejak kecil, menerima pendidikan dan budaya Jerman. Jujur saja, saya hampir tidak mengenal Turki sama sekali. Meski begitu, memilih menolak Turki dan mewakili tim Jerman tetap merupakan keputusan yang sangat sulit!"
Berhenti sejenak, Özil menengadah memandang semua orang, "Tahun itu aku berusia 18 tahun. Aku mencintai Turki, mencintai budayanya. Tapi aku memutuskan untuk berbakti bagi negara tempatku tumbuh dan dibina. Menurutku ini tidak ada yang patut disalahkan, bukan?"
"Di skuad timnas kami saat ini, ada banyak imigran dari negara lain. Kami semua pernah berdiskusi. Kami merasakan Jerman dengan sangat baik. Kami tumbuh dalam sistem pembinaan pemain muda sepak bola Jerman sejak kecil. Tidak pernah terpikir untuk berbakti ke negara lain. Bukan karena kami tidak mencintai tanah air, tapi karena kami menyukai negara tempat kami sekarang."
"Keluarga, saudara, dan teman-temanku semuanya memahami dan mendukung keputusanku. Kuharap fans Turki juga bisa memberi dukungan dan pengertian. Meski tak bisa berbakti untuk Turki, aku akan menjadi fans mereka. Aku juga mau menyemangati mereka, berharap mereka bisa meraih hasil lebih baik."
Tepat setelah ucapan Özil selesai, seorang wartawan lain berdiri dengan geram menunjuk Özil, mengucapkan serangkaian kata-kata yang bahkan Yang Chengzhuo sendiri tidak terlalu paham. Namun segera, peralatan terjemahan simultan membuat Yang Chengzhuo mengerti: wartawan itu sedang menuduh Özil. Lalu dalam pertandingan mendatang antara Turki dan tim Jerman, siapa yang akan dia dukung?
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Sebagai pemain profesional, tugasnya adalah menyelesaikan dengan baik segala tugas yang saya sebagai pelatih kepala berikan kepadanya dalam kondisi apapun. Ini adalah tugas utamanya!"
Semua orang di TKP langsung diam-diam memuji. Yang Chengzhuo bukan hanya pelatih kepala timnas Jerman, tapi juga pelatih kepala Real Madrid. Pernyataan ini tidak secara eksplisit menyebut timnas Jerman maupun Real Madrid, sehingga membantu Özil keluar dari situasi sulit.
“Beberapa pertanyaan selanjutnya juga terkait pertandingan. Pembawa acara sengaja memilih dengan selektif, khusus memilih wartawan media yang bisa diandalkan dari dalam negeri Jerman untuk bertanya. Tak lama kemudian, konferensi pers ini pun ditutup secara tergesa-gesa.”
“Terima kasih, Bos!” usai konferensi pers, Mesut Özil keluar dari TKP dengan wajah masam penuh rasa syukur. Saat itu ia benar-benar bingung bagaimana menjawab. Jika menyatakan dukungan untuk Jerman, fans Turki mungkin akan semakin gencar melawannya.
“Tak perlu berterima kasih. Ini kewajibanku!” Yang Chengzhuo menepuk bahunya sambil tersenyum. “Aku senang kau memenuhi permintaanku untuk hadir di konferensi pers ini. Ini membuktikan tekad yang sama juga menggelora dalam hatimu.”
“Benar!” Özil mengangguk. “Kau benar. Aku tak boleh menjadi pengecut dan kabur dari masalah.”
"Bagus, aku bisa memprediksi bahwa di pertandingan nanti, puluhan ribu fans dari Turki akan berusaha mati-matian mengganggumu. Karena kamu adalah bagian penting dalam serangan lini depan kita. Mereka berharap bisa mempengaruhi serangan tim kita melalui gangguan-gangguan ini. Ini murni strategi mereka, tak ada hubungannya dengan hal lain."
"Aku berharap kamu bisa tetap tak terpengaruh, menunjukkan kekuatanmu, membantu tim meraih kemenangan, dan membalas mereka dengan performa hebat." Yang Cheng berkata dengan nada penuh kebijaksanaan.
Mesut Özil mengangguk, "Aku tahu langkah selanjutnya, Bos. Tenang saja!"
"Beranilah nak, kamu pasti bisa!" Yang Cheng tersenyum memberi dorongan.
Terlihat jelas, kesediaan Özil untuk tampil menunjukkan keinginannya menerima dan menghadapi fans Turki. Setidaknya ini membuktikan dia lebih berani dibanding masa lalu. Sementara Yang Cheng berharap melalui peristiwa ini, pemuda itu bisa semakin kuat, percaya diri, dan bersemangat juang - setidaknya tak mudah lagi terpengaruh atau terganggu.
Bagi Mesut Özil, Yang Chengzhuo selalu merasa bahwa dia akan menjadi komponen penting dalam serangan lini depan Jerman, terutama di posisi gelandang serang tengah, di mana dia bisa menunjukkan keahliannya. Sebagian besar taktik serangan tengah-depan Yang Chengzhuo memang berpusat pada Özil, membuat perannya sangat mencolok dalam skuad tim Jerman saat ini.
Jika Özil bisa memperkuat kemampuan mencetak gol sekaligus membuat performanya semakin stabil, dia akan naik ke lapisan berikutnya. Ini juga akan meningkatkan kekuatan menyeluruh tim Jerman secara signifikan.
Tentu saja, ini membutuhkan waktu dan tidak bisa dipaksakan!
