Sebentar lagi akan terbang ke Austria, tetapi semua pemain timnas Jerman merasa aneh dan bingung, kenapa tiba-tiba diadakan rapat? Apakah tidak khawatir mereka tidak bisa ikut pertandingan di Austria?
Saat memasuki ruang rapat, mereka melihat pelatih kepala Yang Chengzhuo duduk di bagian tengah dengan wajah masam. Di sebelahnya ada pemimpin tim timnas Bierhoff yang juga berwajah muram, serta supervisor departemen berita Asosiasi Sepak Bola Jerman Stanger yang khusus datang dari Frankfurt, ditambah kapten simbolis timnas Ballack.
Ruangan tidak terlalu luas tapi memadai. Suasana mengerikan membuat setiap orang yang masuk merasa tidak nyaman.
Mungkin merasakan ketegangan, semua pemain yang masuk mulai menyadari situasi tidak biasa. Mereka langsung bersikap serius, mencari kursi sesuai posisi resmi masing-masing. Baru saja duduk, Yang Chengzhuo langsung menyerang:
“Semua yang menerima wawancara media tanpa izin dariku, mengeluarkan pernyataan terkait urusan timnas, atau memposting konten tentang timnas di Weibo—keluar sekarang!” Dengan wajah masam, dia berdiri sambil menunjuk gerbang ruang rapat, membentak keras.
Sejak Yang Chengzhuo mengambil alih timnas, standar disiplin jauh lebih ketat dibanding era Löw. Meski di hari pertama sudah memberikan peringatan awal, manajemen selanjutnya masih terasa penuh perasaan—selama tidak melanggar batas, masih ada kelonggaran. Perubahan drastis ke sikap keras ini membuat semua orang terkejut sekaligus menyadari: kali ini tekadnya untuk menertibkan timnas sudah bulat.
“Apa kalian tidak mendengar perintahku?” Yang Chengzhuo sengaja memberikan penekanan pada setiap kata. “Siapa yang nekat wawancara dengan wartawan tanpa izin, atau mengomentari timnas di media dan Weibo—segera keluar! Kalian dinyatakan tidak layak terbang ke Austria!”
Ruang rapat yang semula riuh rendah seketika berubah sunyi senyap bagai kuburan. Semua orang menatapnya dengan ekspresi khidmat, banyak yang bahkan wajahnya berubah pucat karena sebagian dari mereka terlibat dalam persoalan ini.
"Michael!" Yang Cheng melototi Ballack, "Apa isi Pasal Ketiga Peraturan Ruang Ganti Timnas?"
"Dilarang menerima wawancara media tanpa izin dan membocorkan urusan internal timnas!" Ballack langsung berdiri.
"Kapan peraturan itu dibuat?" tanya Yang Cheng lagi.
Ballack ragu sejenak, "Selama Piala Dunia Afrika Selatan!"
"Kalian pasti tahu aturannya, tapi tetap ada yang tiga hari lalu diam-diam diwawancarai wartawan dan mengomentari rekan setim. Aku tak peduli ulasannya positif atau negatif, menerima wawancara tanpa izinku berarti melanggar aturan!"
Hanya suara Yang Cheng yang menggema di ruang rapat yang sunyi. Semua orang terlihat cemas dengan wajah serius penuh kekhawatiran.
“Aku sangat kecewa pada kalian. Dulu kupikir kalian sudah bukan lagi tim sampah yang kacau itu. Tapi sekarang, sungguh mengecewa! Kemenangan beruntun di kualifikasi membuat banyak dari kalian mulai sombong. Ini membuatku bertanya: Bagaimana jika kalian menghadapi Spanyol? Bagaimana jika lawan kalian adalah tim seperti Real Madrid?”
Manajemen timnas sebenarnya sangat rumit dan sulit. Pelatihan intensif yang singkat dan terburu-buru membuat banyak tindakan pengawasan tidak bisa dijalankan seperti di klub. Tapi Yang Chengzhuo paling paham: Tanpa disiplin ketat, tim akan kacau. Bagaimana membentuk kemampuan bertarung di lapangan?
Tim Jerman saat ini memang sudah mengikuti perkembangan teknologi, tapi dalam hal kualitas mental, eksekusi taktis, dan gaya bermain pantang menyerah? Bukan cuma tertinggal satu level, tapi beberapa level!
“Berani melakukan tapi takut mengakui?” Tatapan Yang Chengzhuo menyapu seluruh pemain, ekspresinya tetap sangat khidmat.
Matanya terus memindai para pemain di ruang rapat, memberikan kesan seolah-olah dia selalu curiga terhadap diri mereka setiap saat. Namun pada akhirnya tidak ada yang berdiri, membuat Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil menghela napas kecewa. Jika ada yang berani tampil mengakui kesalahan, mungkin masih ada kesempatan. Tapi jelas terlihat, mereka telah terlepas kesempatan terakhir untuk memperbaiki kesalahan.
Yang Chengzhuo kembali duduk di kursinya. "Saya berharap setiap dari kalian bisa menyadari dengan sangat jelas: Tak hanya menuntut konsistensi taktik tim di lapangan dan eksekusi strategi yang tegas, saya juga ingin kalian bisa mengendalikan diri dengan baik di luar lapangan! Bagaimana mungkin saya mempercayai seseorang yang bahkan tak bisa mengatur dirinya sendiri untuk menjalankan taktik tim dan menanggung tanggung jawab ini?"
“Saya juga tidak bermaksud memenjarakan kalian, atau menyuruh kalian hidup seperti robot. Bukan itu cara yang kuinginkan, karena kalian semua sudah dewasa. Tapi aku harap setiap dari kalian paham satu hal: kepentingan tim harus selalu diutamakan! Untuk masalah apapun bisa diskusi denganku, tapi tidak boleh muncul di media!”
“Yang kumau adalah prajurit yang bisa bertempur sampai detik terakhir, yang rela mengorbankan segalanya demi merebut penghargaan! Bukan sekumpulan si tidak berguna yang hanya bisa mengeluh ke media!”
“Terakhir, kutegaskan lagi: Ballack adalah Kapten tim, Lahm dan Schweinsteiger adalah Wakil kapten tim. Prinsip tim sudah kujabarkan jelas. Selama periode pelatihan intensif, di lapangan latihan maupun stadion, siapa pun yang tidak memenuhi permintaanku akan kukeluarkan dari timnas tanpa ragu!”
Setelah berkata demikian, Yang Chengzhuo berdiri. Di bawah tatapan tertuju semua pemain, wajah masamnya yang geram meninggalkan ruang rapat.
Setelah Yang Chengzhuo pergi, semua yang hadir di TKP jelas-jelas menghela nafas lega. Mereka semua mengira persoalan ini akan dibiarkan berlalu begitu saja, tapi tak disangka Ballack langsung berdiri.
"Di bawah ini mengumumkan hasil penanganan!" Ucapan kapten timnas ini langsung membuat semua yang hadir terkejut. Namun yang lebih mengejutkan adalah pengumuman hukuman dari Ballack berikutnya.
"Trochowski, maaf, kamu bisa meninggalkan tim terlebih dahulu!"
Semua orang tertegun seperti patung memandangi Trochowski. Pemain ini pernah masuk timnas selama Piala Dunia, tapi setelahnya tidak terpilih lagi. Namun kali ini Yang Chengzhuo memanggilnya kembali karena performa menonjol di klub. Kini justru akan dikeluarkan dari timnas, keputusan ini cukup mengejutkan.
Namun dari ekspresi Bierhoff dan Stange, jelas mereka sudah tahu dari dulu, hanya menggunakan mulut Ballack untuk mengumumkan, lebih lanjut mengkonsolidasi status dan pengaruh Ballack di timnas saat ini.
"Sebastian Kehl、Schweinsteiger、Thomas Müller、Gomes, karena menerima wawancara wartawan dan menerbitkan pernyataan yang melanggar peraturan timnas di Weibo, diberikan hukuman peringatan!"
Keempat pemain semuanya menundukkan kepala, sebenarnya saat diwawancarai dan mengirim Weibo, mereka lebih banyak membela Ballack, namun karena melanggar peraturan timnas, kini juga harus menerima hukuman. Tapi tidak separah Trochowski, alasannya terletak pada fakta bahwa Trochowski saat diwawancarai menyerang keras taktik tim.
“Dia menganggap posisi favoritnya adalah gelandang serang, tapi di timnas saat ini Yang Chengzhuo menggunakan Mesut Özil, bahkan Toni Kroos, membuatnya tidak bisa masuk daftar skuat timnas. Ini membuatnya tidak puas, jadi dengan memanfaatkan insiden Ballack kali ini, dia menyatakan di media bahwa berharap timnas mengubah taktik untuknya, memberinya peran lebih penting di timnas.”
“Tapi jelas sekali, Yang Chengzhuo sudah memberi tahu dengan tangan besi: Khayalan!”
“Aku lega bisa berada di timnas seperti ini!” Ballack menatap semua pemain di bawah panggung dengan wajah penuh keterusterangan, “Aku tahu pasti ada di antara kalian yang merasa aku seharusnya pergi. Aku juga pernah berpikir begitu. Tapi Bos bilang padaku, dia membutuhkanku. Dia berkata, dia ingin membangun tim sekuat Real Madrid. Dia butuh bantuanku, jadi tanpa ragu aku tetap di sini.”
Semua orang menatap Ballack di atas panggung, kapten timnas yang sudah tidak bermain ini.
"Ini adalah tim dengan target yang ambisius. Aku tidak tahu apakah bisa terwujud, seperti ketika Bos dulu pergi ke 1. FC Kaiserslautern, ke Inter Milan, ke Liverpool, ke Real Madrid. Tak ada yang tahu apakah beliau bisa mencapai target, tapi aku memilih untuk mempercayai dan membantu beliau!"
"Kalian jauh lebih beruntung daripada aku, karena memiliki rekan satu tim yang hebat dan pelatih kepala yang luar biasa. Karena itu aku juga berharap tulus, kalian bisa meraih gelar juara dan penghargaan yang selalu kami impikan tapi tak pernah berhasil dapatkan."
"Tapi aku juga harus mengingatkan setiap dari kalian: disiplin diri adalah syarat wajib bagi pemain profesional. Pengorbanan dan tanggung jawab adalah prasyarat untuk menyatu dengan tim, sekaligus kunci membangun tim top. Jika kalian ingin tetap bermain di Timnas Jerman yang kuat dan menjadi bagian darinya, kalian HARUS menguasai ini!"
Setelah kejadian yang baru saja terjadi, semua pemain timnas mulai mencatat ucapan Ballack dengan serius, satu per satu kata.
……
……
Keputusan timnas memecat Trochowski dan memperingatkan empat pemain diumumkan secara resmi melalui konferensi pers Stange. Seluruh media membenarkan bahwa Trochowski telah meninggalkan kamp pelatihan timnas di Sinsheim lebih awal.
Hal ini mengejutkan banyak pihak. Kekhawatiran muncul terhadap langkah Yang Chengzhuo mengangkat pedang pembantaian menjelang pertempuran besar, dikhawatirkan akan mempengaruhi kemampuan bertarung timnas. Meski Austria memiliki kesenjangan kekuatan yang signifikan dengan Jerman, mereka bukanlah mangsa mudah yang bisa dihancurkan begitu saja.
Sebagai kapten tim, Ballack tampil pertama kali menerima wawancara wartawan. Ini merupakan pertama kalinya ia menggelar konferensi pers sebagai kapten timnas sejak kembali bergabung. Ia menyatakan seluruh anggota timnas telah melakukan persiapan menyeluruh.
“Aku percaya semua pemain timnas harus paham, mengenakan seragam ini artinya mewakili sebuah negara. Kita wajib menunjukkan tekad dan semangat juang hingga mati. Bagi yang tak punya kesadaran ini, hanya ada satu kata: pergi dengan hina!”
Seluruh media langsung menyadari satu hal setelah mendengar pernyataan keras Ballack: Yang Chengzhuo ingin membangun kembali inti kekuasaan timnas. Pemain seperti Ballack, Lahm, Schweinsteiger akan menjadi tulang punggung tim sekaligus kepala naga absolut di ruang ganti.
Tapi hanya dalam kondisi kekuatan yang mendominasi seperti inilah ruang ganti bisa bersatu bagai simpul tali. Jika masih berjuang sendiri-sendiri seperti dulu, tetap akan tercerai-berai.
Setelah gejolak sebelumnya dan insiden pengusiran Trochowski, semua pihak memberikan perhatian besar pada pertandingan tandang Jerman melawan Austria. Pasalnya, timnas Jerman masih mempertahankan rekor 100% kemenangan di kualifikasi, namun berbagai peristiwa terkini membuat banyak yang khawatir apakah mereka akan terbalik di parit Wina.
Dalam laga tandang melawan Austria, permulaan Jerman memang berjalan buruk. Di babak pertama, Klose membuka skor lewat assist Özil, namun nyaris di penghujung babak Austria berhasil menyamakan kedudukan.
Saat istirahat, Yang Chengzhuo menunjukkan ketidaksukaan besar pada kesalahan Hummels. Pelatih menilai bek tengah itu terlalu asyik mengejar performa individual dengan nekat menerobos ke depan, hingga kehilangan posisinya dan membiarkan Kehl terekspos serangan lawan - kesalahan yang membuat tim terjebak dalam situasi sulit.
Selain Jérôme Boateng, pemain ini setelah Hummels maju, kurangnya konsentrasi dan tidak segera merapatkan pertahanan, memberikan celah pada lawan, juga seharusnya bertanggung jawab atas kebobolan.
Setelah mendapat teguran saat istirahat tengah, pertahanan tim di babak kedua menunjukkan perubahan, terutama Jérôme Boateng. Anak muda ini memang punya kemampuan bagus, tapi masih ceroboh, mudah melamun dan melakukan kesalahan. Namun dengan konsentrasi penuh, kekuatan individunya sangat menonjol.
Alih bola skala besar dari sayap kanannya mendarat sempurna di kaki Lahm yang tak terjaga di sayap kiri. Bek Bayern Munich itu kemudian memberikan umpan silang untuk Thomas Müller yang mencetak gol penentu kemenangan Jerman.
2-1, Tim Jerman membawa pulang kemenangan dari Wina!
"Ini juga merupakan enam kemenangan beruntun tim Jerman di Kualifikasi Piala Eropa. Kini tim Jerman menduduki puncak daftar klasemen dengan selisih jauh. Ditambah dengan hasil imbang 1:1 Turki di kandang Belgia, kelulusan Jerman dari babak grup hampir bisa dikatakan sudah dipakukan di papan besi. Kecuali jika empat pertandingan tersisa semuanya berakhir dengan kekalahan, tapi kemungkinan itu sangat kecil."
"Dalam konferensi pers setelah pertandingan melawan Austria, Yang Chengzhuo memberikan komentar tentang pertandingan ini, sekaligus memberikan penjelasan dan klarifikasi terkait beberapa persoalan terbaru yang dihadapi tim Jerman."
"Performa kami di babak pertama sangat buruk. Meski unggul lebih dulu, kami dengan mudah membiarkan lawan menyeimbangkan skor. Ini disebabkan banyak pemain kami yang kurang konsentrasi selama pertandingan, melakukan beberapa kesalahan yang langsung menyebabkan kami berada dalam posisi pasif untuk waktu yang cukup lama."
“Tapi saya senang, di babak kedua kita bersatu, para pemain cepat menyadari kesalahan mereka dan menebusnya. Mereka paham betul bahwa di momen kritis, hanya merekalah yang bisa menolong diri mereka sendiri, hanya merekalah yang bisa memimpin tim meraih kemenangan.”
“Saya ingin berterima kasih kepada seluruh pemain kami. Berkat ketangguhan mereka, akhirnya kita mengalahkan Austria. Ini memberi kita keunggulan di Peringkat grup, tapi tetap tidak boleh lengah karena kita belum mendapatkan kualifikasi putaran final dengan mantap. Sebelum detik terakhir tiba, kita tidak boleh lengah.”
Mengenai Trochowski, Yang Chengzhuo tidak menjelaskan alasan, hanya menyatakan bahwa pemain ini kurang nyambung dengan strategi pembentukan timnas-nya. “Tentu saja, bukan berarti dia tidak punya kesempatan lagi masuk skuad timnas. Masa depan siapa yang tahu? Tapi jelas dia tidak cocok dengan taktik tim saat ini.”
Banyak orang menangkap makna tersirat ucapan Yang Chengzhuo: "Kalau kamu Trochowski merasa taktik timnas saat ini tidak cocok, lebih baik kamu langsung pergi. Nanti ketika aku ingin mengubah taktik dan teringat padamu, baru akan kuperhatikan untuk memanggilmu kembali."
Tentu saja Trochowski juga bisa tampil menyatakan pensiun dari timnas. Tapi apakah seseorang yang bahkan tak berani mengakui ucapannya sendiri punya keberanian mengucapkan kata-kata ekstrem dan tegas seperti itu?
"Saya percaya melalui persoalan kali ini, seluruh anggota timnas harus memiliki pemahaman yang lebih jelas: Masuk timnas adalah kehormatan. Datang ke pelatihan intensif bukan untuk menikmati masa liburan atau wisata yang nyaman, tapi untuk bertempur demi nomor punggung yang melekat di tubuh kita."
“Jadi yang kuperlukan adalah sekumpulan prajurit yang gagah berani, bukan anak manja yang hanya pandai makan-minum dan bersenang-senang, langsung takut begitu menemui kesulitan, lalu mulai ragu-ragu. Pemain seperti ini selamanya tidak akan muncul di timku!”
“Standar seleksi pemainku hanya satu: baik dalam latihan maupun di lapangan, setiap menit setiap detik, dalam kondisi apapun, harus mampu mengerahkan seluruh tenaga. Hanya pemain seperti ini yang layak masuk timnasku!”
Pernyataan Yang Chengzhuo memicu berbagai dugaan media, banyak yang menganggap sejumlah pemain timnas mungkin akan meninggalkan Timnas Jerman. Dari ucapannya jelas terlihat ketidakpuasan terhadap pemain saat ini, atau bisa disebut sebagai tuntutan yang lebih tinggi.
Namun ada analisis media bahwa ini hanyalah tahap penertiban timnas oleh Yang Chengzhuo. Ia berharap mereformasi manajemen tim yang terlalu kacau di era Löw dan sikap ruang ganti, kemudian menyatukan seluruh pemain timnas bagai simpul tali, mengubahnya menjadi sistem grup tempur yang kuat dan solid, menghindari strategi yang terpecah-pecah.
Menyikapi langkah Yang Chengzhuo, juru bicara Asosiasi Sepak Bola Jerman pertama kali memberikan pernyataan: memberikan dukungan penuh terhadap upaya modifikasi lebih lanjut Yang Chengzhuo terhadap timnas, yakin tim akan semakin membaik di bawah latihannya.
"Enam kemenangan beruntun di Kualifikasi Piala Eropa jelas merupakan transkrip nilai yang memuaskan. Kami percaya di bawah pimpinan Tuan Yang Cheng, Timnas Jerman ini akan semakin perkasa! Kami berharap dapat melepaskan diri dari status lemas saat menghadapi pertandingan krusial di masa lalu, lalu membangun Timnas Jerman yang semakin kuat!"
Ketua Asosiasi Sepakbola Niersbach juga menyatakan secara terbuka, "Semua urusan timnas sepenuhnya menjadi keputusan Yang Chengzhuo. Saya memberikan dukungan tanpa syarat terhadap reformasinya terhadap timnas, dan sangat menyetujui pernyataannya. Hanya pemain yang memiliki hati rela berkorban dan mendedikasikan diri untuk timnas yang layak mengenakan jersey timnas."
Mengenai pemilihan ketua FIFA yang akan segera datang, Niersbach mengungkapkan bahwa dirinya paling yakin Beckenbauer akan mengalahkan Blatter dalam pemilihan ketua FIFA.
"Kemampuan memimpin Franz tidak perlu diragukan lagi. Saya yakin dia memiliki kemampuan dan kewibawaan untuk mengubah FIFA yang gelap. Ini tentu juga situasi yang paling diharapkan oleh seluruh penggemar sepakbola di alam semesta!"
Setelah Timnas Jerman kembali ke Jerman dan dibubarkan, Kongres FIFA diselenggarakan di Zurich, Swiss. Akankah sang penantang Beckenbauer naik takhta, atau Blatter mempertahankan gelarnya?
Saat media seluruh alam semesta memberikan perhatian khusus, sebagai sahabat karib Beckenbauer, Yang Chengzhuo justru tidak terlibat dan memilih untuk turun dari sorotan media dengan berlibur secara low-profile.
