"Dia benar-benar berniat pergi!"
Perasaan ini muncul di hati Florentino Pérez saat membaca koran pagi ini. AS dan Marca masing-masing memuat transkrip wawancara eksklusif Yang Chengzhuo di program Canalís di televisi Italia kemarin malam. Jantungnya berdebar kencang - hari yang paling dia takutkan akhirnya tiba juga.
Tak ada yang lebih paham dari Florentino: segala kemasyhuran Real Madrid saat ini bahkan bisa dikatakan seluruhnya berasal dari Yang Chengzhuo. Jabatannya sebagai Ketua pun, jika dulu bukan berkat dukungan sang pelatih, mungkin dia sudah dikalahkan Calderon dkk. dalam persaingan. Mana mungkin ada kejayaan seperti sekarang ini?
Yang Chengzhuo tidak hanya mahir dalam taktik sepakbola, tapi juga sangat piawai dalam urusan utang budi. Dia paham betul cara berkomunikasi dengan manajemen. Meski selama bertahun-tahun banyak yang mengatakan pengaruhnya di Real Madrid membahana, namun sama sekali tidak ada konflik antara dirinya dengan Florentino Pérez. Sebaliknya, hubungan keduanya sangat harmonis.
Seandainya orang lain, mampukah melakukan hal serupa?
Florentino Pérez sebenarnya selalu berhati-hati karena tidak ingin memberikan stimulasi negatif pada Yang Chengzhuo. Bahkan ketika mendengar kabar bahwa Yang ingin melatih Timnas Jerman, dia justru memberikan dukungan dan persetujuan. Tak tanggung-tanggung, Real Madrid sampai membagi peran kepelatihannya dengan Timnas Jerman. Bagi klub sebesar Real Madrid, ini sudah merupakan konsesi yang sangat besar.
Seperti peribahasa Tionghoa: "Tidak ada pesta yang tak berakhir di dunia ini!"
Sebagaimana diucapkan Yang Chengzhuo: Real Madrid berusia lebih dari seabad. Tak ada pelatih yang bisa selamanya memegang tampuk kepelatihan di Santiago Bernabéu!
Sangat awal tiba di kantor Stadion Santiago Bernabéu, Piri dan Butragueño segera datang setelah menerima kabar. Tiga raksasa manajemen klub untuk pertama kalinya tiba di departemen administrasi Stadion Bernabéu sebelum semua staf, berkumpul di kantor ketua.
"Anggota ini, sama sekali tidak memberi kabar sebelumnya, jelas-jelas tidak ingin kami tahu!" Butragueño agak kesal karena Yang Chengzhuo tidak berkomunikasi terlebih dahulu, langsung menyampaikan pendapatnya ke media.
Piri hanya duduk dengan kerutan dahi, setelah mendengar ucapan Butragueño, dia sama sekali tidak berbicara.
"Dia tidak ingin kami membujuknya untuk tetap tinggal!" Florentino Pérez menghela nafas dalam-dalam.
Mereka berkali-kali membujuk Yang Chengzhuo. Tahun 2009 tim sudah mulai mencapai puncak. Setelah kontrak tiga tahunnya habis, dia tak kuasa menolak bujukan Florentino Pérez dkk sehingga akhirnya menandatangani kontrak 1+1. Namun di tahun 2010, sebenarnya dia bisa saja tidak memperpanjang kontrak dan meninggalkan Real Madrid, tapi lagi-lagi tak tahan dibujuk Florentino Pérez sehingga memperpanjang kontrak dua tahun lagi.
Bisa dikatakan, selama bertahun-tahun ini Yang Chengzhuo sudah melakukan segalanya bagi Real Madrid dan mereka - lebih dari cukup dalam hal kemanusiaan.
"Kita semua tahu titik lemah anggota itu: lembut lebih efektif daripada keras. Makanya setiap kali kalian duluan yang melancarkan serangan emosi, lalu aku yang turun tangan dengan argumen rasional dan emosional. Sekarang dia sudah sepenuhnya paham strategi kita. Dia tahu, dengan sifat aslinya, jika terus begini pasti tetap tinggal. Makanya dia langsung main kartu mati!"
Florentino Pérez menadahkan tangan kanannya dengan ekspresi tak berdaya. Setidaknya untuk momen ini, dia benar-benar tak bisa berbuat apa-apa terhadap Yang Chengzhuo.
Butragueño menggelengkan kepala dengan senyum getir, "Brengsek ini, perlu sampai serumit ini?"
"Kamu pikir?" Piri di sampingnya memandanginya dengan tatapan licik, "Yang paling getol menyemprotkan air liur untuk menahan Yang Chengzhuo kan kamu. Berani-berarinya masih bisa ngomong begitu!"
Butragueño membersihkan tenggorokannya, wajahnya agak memerah karena malu.
"Benarkah kita harus melepasnya kali ini?" Piri menoleh ke Florentino Pérez. Sebagai Ketua Real Madrid, pria ini lebih berpengalaman dalam hal semacam ini. Maklum, dialah yang mengelola grup konstruksi raksasa itu - urusan manajemen SDM pasti lebih piawai.
Florentino Pérez merenung sejenak, "Kali ini tekadnya sudah membatu. Untuk sementara, kita tak bisa berbuat apa-apa. Tapi..." Wajahnya yang gemuk itu merekah seperti Buddha Maitreya, daging gemuk di pipinya bergoyang-goyang, "Kita juga tak mungkin begitu saja melepasnya, bukan?"
"Dua penerus yang paling dipercaya oleh Yang Chengzhuo, sekaligus dibina dan dipromosikan langsung oleh tangannya sendiri, saat ini Fernando Redondo menunjukkan kinerja sangat menonjol dalam kepelatihan di Castilla, berhasil memimpin tim tersebut meraih gelar juara La Liga 2 selama dua musim berturut-turut. Sementara Raul menjabat sebagai asisten pelatih kepala Real Madrid. Keduanya adalah kandidat terbaik, tapi saya secara pribadi lebih condong ke Raul!"
Masih ada sedikit ketegangan tersisa antara Florentino Pérez dan Fernando Redondo. Meskipun yang terakhir menunjukkan prestasi gemilang di Castilla, Florentino tetap lebih memihak Raul yang merupakan ikon kebanggaan klub sekaligus pemimpin dan legenda berjasa bagi tim.
“Tapi Raul toh masih kurang pengalaman, perlu ada yang mengawasi dari samping. Jadi saya berpikir, jika kita saling mengalah sedikit, membiarkan Yang Chengzhuo mundur dari garis depan sebagai pelatih kepala, tapi tetap menjabat sebagai direktur teknik klub yang bertanggung jawab atas semua urusan departemen kompetisi. Tentu ini hanya jabatan seremonial yang tetap menerima gaji. Menurut kalian, bisakah dia menolak?”
Piri dan Butragueño diam-diam mengangguk kagum. Florentino Pérez benar-benar orang licik, langsung menemukan solusi win-win untuk Real Madrid.
Pertama, kerja sama dengan Yang Chengzhuo bisa dilanjutkan, termasuk urusan Departemen Bisnis. Kontrak sponsor bisa dinegosiasikan terpisah sambil meminimalisir dampak negatif. Kedua, jika Raul berprestasi bagus, tentu ideal. Jika gagal, di momen genting Yang Chengzhuo bisa turun tangan memimpin lagi. Saat itu, pasti sulit baginya untuk menolak.
“Dia mau?” Butragueño mengerutkan kening, Yang Chengzhuo jelas bukan orang bodoh.
Florentino dan Piri terkekeh, serempak menatap Butragueño, “Hal seperti ini pasti harus kamu yang membujuknya!”
“Asalkan dia mau menerima posisi Direktur Teknis, semua permintaan bisa kami setujui!” Florentino memberikan keputusan final.
Kini reformasi di departemen kompetisi Real Madrid sudah sangat tuntas. Sebagian besar wewenang terkonsentrasi di tangan pelatih kepala. Jika Yang Chengzhuo menjabat sebagai Direktur Teknis, dia pasti tidak akan menggulingkan capaian reformasi sebelumnya dengan memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri, melainkan melimpahkannya ke Raul.
Beberapa tahun terakhir, Yang Chengzhuo secara bertahap telah melepaskan banyak wewenang kepada Raul dan Redondo. Dari hal ini jelas, Yang Chengzhuo sama sekali bukan orang yang terobsesi kekuasaan. Kalau tidak, dia sama sekali tak perlu meninggalkan posisi pelatih kepala Real Madrid.
"Cari saat kondisi hatinya sangat baik, ajak bicara!" Florentino Pérez dengan ekspresi penuh kepercayaan memberi nasihat pada Butragueño, yang terakhir menunjukkan wajah masam penuh ketidakberdayaan.
……
……
"Benar-benar pergi?"
Di dekat pintu masuk utama Basis Pelatihan Valdebebas, di luar lapangan latihan Castilla, Yang Chengzhuo dan Fernando Redondo duduk di tribun, mengawasi asisten Redondo yang sedang menyiapkan peralatan latihan di lapangan.
"Benar-benar pergi!" jawab Yang Chengzhuo tegas. "Ini season terakhir!"
Fernando Redondo memandang ke kejauhan, menarik napas dalam. Ia bingung harus berkata apa, karena terhadap Yang Chengzhuo selalu ada rasa seperti guru sekaligus sahabat. Dulu saat Yang memimpin Real Madrid, dialah yang membawanya kembali ke Santiago Bernabéu. Dua tahun silam, berkat dukungan penuh Yang, Redondo bisa menjabat sebagai pelatih kepala Castilla yang mandiri.
Dan Yang Chengzhuo juga adalah orang yang paling memahami dirinya, tahu bahwa dalam dua tahun ini, terutama dari tahun lalu hingga tahun ini, dia tidak kekurangan tim liga top yang tertarik, tetapi tetap tidak meninggalkan Real Madrid, di hatinya sebenarnya sedang menunggu apa.
Dia sedang menunggu sebuah kesempatan!
"Kamu seharusnya meninggalkan Castilla, pergi ke panggung yang lebih luas untuk membuktikan kekuatan diri!" saran Yang Chengzhuo.
Redondo tersenyum tipis, tidak memberikan jawaban frontal. Dari ucapan Yang Chengzhuo, dia samar-samar bisa menebak bahwa manajemen seharusnya lebih condong ke Raul, sebenarnya dia sudah memperkirakan hal ini sejak lama.
"Kamu punya kekuatan yang cukup, kemampuan yang memadai. Yang kurang adalah kesempatan untuk membuktikan diri. Jadi kamu harus pergi ke panggung yang lebih bisa menunjukkan kemampuanmu untuk membuktikan diri. Aku percaya di masa depan, akan ada hari dimana kamu kembali ke Bernabeu!"
Kini seluruh sistem pelatihan remaja Real Madrid telah kembali normal. Seluruh tim di berbagai usia telah memiliki persiapan lengkap di bidang pelatih. Setelah kepergian Redondo, tim sepenuhnya bisa merekrut atau menggali pelatih kepala lain, misalnya Guti yang membimbing tim usia muda musim lalu terbukti sangat kompeten.
Akademi Real Madrid tak pernah kekurangan pelatih legendaris. Dari Vicente del Bosque, Benitez, hingga Redondo di era kini - para pelatih top terus bermunculan!
"Aku masuk Real Madrid bersamamu, dan akan pergi bersamamu juga!" ujar Redondo sambil terkekeh.
Yang Chengzhuo menangkap maksudnya. Ia menepuk bahu Redondo sambil berdiri, "Kamu ini semuanya bagus, cuma satu hal ini yang buruk, harus diubah. Terutama sebagai pelatih kepala, kadang harus lebih dingin secara emosional, berani mengambil keputusan keras!"
"Kalau diubah, mungkin aku bukan lagi Fernando Redondo yang ini," sang pemain Argentina membalas sambil tersenyum bangkit dari duduknya.
"Yang Cheng tidak banyak bicara. Sebenarnya hubungan mereka sangat erat. Maksud Yang Cheng sudah dipahami Redondo, jadi dia yakin Redondo akan membuat penilaian terbaik. Lagipula, si Argentina ini sama sekali tidak kekurangan tim baru yang berminat."
"Tak perlu jauh-jauh, Manchester City saja pernah mengajak Redondo menggantikan Mancini. Beberapa tim La Liga dan Liga Primer juga sangat tertarik pada bintang baru yang mewarisi ajaran Yang Cheng ini. Semua orang merasa meski masih muda, dua gelar berturut-turut bersama Castilla sudah cukup membuktikan kemampuannya."
"Yang paling penting, gaya kepelatihannya sangat mirip dengan Yang Cheng, sesuai dengan tren dan arah perkembangan sepakbola modern."
……
……
"Ini adalah musim terakhir saya memimpin Real Madrid!"
Kalimat ini, meski baru didengar di TV kemarin malam dan dilihat di koran hari ini, seolah bergema terus di ruang ganti markas pelatihan Valdebebas Madrid, bagai pusaran yang tak kunjung padam.
Semua yang masuk ke ruang ganti terlihat sangat hening. Tak ada yang berbicara. Bahkan Ramos dan Marcelo yang biasanya paling aktif, kali ini diam membisu. Mereka duduk di depan lemari masing-masing, berganti baju dalam diam, memakai sepatu dalam diam, melakukan persiapan sebelum latihan seolah ruangan ini hanya dihuni diri mereka sendiri.
Keputusan Yang Chengzhuo sama sekali tidak tiba-tiba. Sebenarnya sejak beberapa tahun sebelumnya, rumor ini terus bergulir. Saat Piala Dunia Afrika Selatan, desas-desus ini semakin nyata. Namun kemudian Real Madrid berhasil mempertahankan Yang Chengzhuo, membuatnya merangkap sebagai pelatih kepala Real Madrid dan tim nasional Jerman. Sejak saat itu, semua orang sudah menduga bahwa kepergian Yang Chengzhuo dari klub hanyalah masalah waktu.
Tapi ketika hari ini benar-benar tiba, mereka merasa sulit menerima kenyataan ini.
Dalam 5 tahun terakhir, para pemain sudah terbiasa melihat Yang Chengzhuo berdiri di pinggir lapangan, di lapangan latihan, memimpin mereka bertanding dan berlatih. Tiba-tiba jika diganti orang lain, mereka akan merasa tidak nyaman, akan merindukan sosok yang sering menghardik mereka itu.
Banyak yang sudah merapikan barang dan berganti baju, tapi belum juga keluar dari ruang ganti. Mereka hanya duduk diam di depan lemari masing-masing, termenung.
Messi dan Iniesta bisa merasakan suasana hati ini. Meski tak banyak berinteraksi dengan Yang Chengzhuo, dari segudang detail mereka menyadari pengaruhnya terhadap tim ini sudah tertanam kuat. Mereka paham betapa pentingnya sosok Yang Chengzhuo bagi semua yang hadir di sini.
Bersiap mental itu satu hal, tapi ketika benar-benar menghadapinya adalah persoalan lain sama sekali!
Peristiwa ini telah menjadi artikel utama di halaman depan berbagai koran di seluruh dunia pagi ini. Alam semesta gempar, respons yang ditimbulkannya bahkan mungkin melebihi peristiwa Amerika menembak mati pemimpin teroris Osama bin Laden.
Tidak ada yang bisa membayangkan, dalam beberapa waktu ke depan fans Real Madrid dan penggemar Sang Kaisar di seluruh dunia akan berusaha mati-matian membujuk beliau bertahan. Persis seperti tak ada yang menduga Yang Chengzhuo tiba-tiba mengumumkan akan meninggalkan klub di akhir musim ini.
Ruang ganti sunyi senyap, seolah hanya tersisa suara napas. Kesunyian yang membuat merinding.
"Cukup!" Casillas tiba-tiba berdiri, bertepuk tangan keras. "Keputusan Bos sudah final. Sekalipun berat menerima, kita harus menghormati pilihannya. Bukankah mencintai seseorang berarti menginginkan kebahagiaan dan kebebasan menjalani hidup sesuai kehendaknya?"
"Kita semua sudah dewasa. Harusnya kita paham maksud Bos. Jika ini benar menjadi musim terakhir beliau melatih kita, mari berjuang habis-habisan! Hadiah terbaik untuk beliau - bukankah prestasi gemilang adalah balasan paling mulia?"
Begitu Casillas berbicara, Kaká langsung berdiri segera, "Igor benar, Bos adalah pelatih kepala yang paling kuhormati sepanjang hidupku. Kalau dia sudah memutuskan pergi, aku akan memberinya hadiah perpisahan."
"Musim ini, kita harus bertarung habis-habisan!" Ramos juga tiba-tiba berdiri.
"Treble, grand slam, ini hadiah terbaik yang bisa kita berikan untuk Bos!" Cristiano Ronaldo pun berdiri.
"Tepat!" Casillas sebagai kapten tim bertepuk tangan kuat, "Ingin menang, ingin merebut penghargaan, ingin memberi Bos hadiah kemasyhuran - kita tidak boleh semangat turun! Kita harus bersemangat, berusaha keras memenangkan pertandingan!"
Semua orang serempak berdiri, menyambut ucapan Casillas dengan persetujuan dan afirmatif.
"Ayo, latihan di luar!" Casillas berjalan di depan, memanggil rekan-rekan. Para pemain berjalan berurutan mengikutinya keluar dari ruang ganti, menuju lapangan latihan terintegrasi nomor satu di Basis Pelatihan Valdebebas.
Yang Chengzhuo dan Raul berdiri di luar lapangan latihan, menunggu dalam diam. Meski waktu pemanasan reguler tim sudah lewat, para pemain belum muncul. Tapi Yang Chengzhuo tidak masuk untuk mendesak, tetap menanti di luar.
Dia percaya pada segenap murid-muridnya. Yakin mereka sudah matang sepenuhnya, mampu menerima segala situasi ini.
Memang, terlihat Casillas memimpin rekan satu tim keluar dari basis pelatihan satu per satu.
"Kalian terlambat!" teriak Yang Chengzhuo dari kejauhan, "Ikuti aturan keterlambatan - lari keliling untuk pemanasan dulu!"
Para pemain membeku sejenak, lalu serentak berbalik dan langsung kabur sambil berseru kompak: "Siap, Bos!"
Di samping, Raul melihat para pemain seperti ini, lalu menatap Yang Chengzhuo. Yang terakhir mengedip-ngedipkan kelopak matanya dengan kuat. Kejadian ini tiba-tiba membuat Raul agak terharu. Yang Chengzhuo memahami pemain-pemainnya, sementara para pemain mencintai pelatih kepala mereka. Inilah yang membentuk tim yang tidak mungkin dikalahkan. Inilah Real Madrid saat ini!
Sebagai seorang pecinta sepakbola, Raul merasa: Nilainya sepadan jika seorang pemain bisa menemukan pelatih kepala seperti ini dalam seumur hidup. Sementara bagi seorang pelatih, meraih pencapaian gemilang seperti Yang Chengzhuo dan mendapatkan rasa hormat sebanyak ini, sudah cukup!
Di hati Raul, Yang Chengzhuo adalah monumen besar yang jaraknya sedekat itu, namun tetap menjadi target yang begitu sulit digapai. Dia percaya, sepanjang hidupnya akan terus maju menuju monumen ini, mengejar target ini. Harapannya, suatu saat nanti bisa mendekati sosok tersebut.
Raul juga percaya, di dunia ini masih ada tak terhitung pelatih sepakbola yang menyimpan pikiran sama dengannya. Hanya dia yang beruntung, karena mendapat kesempatan belajar dan mengakumulasi pengalaman kepelatihan di bawah bimbingan Yang Chengzhuo. Hal ini jelas merupakan sesuatu yang didambakan namun sulit dicapai pelatih lain. Dia telah mendapatkannya, maka harus berusaha lebih keras.
Dari pemanasan biasa berubah menjadi lari keliling, Yang Chengzhuo juga merevisi rencana latihan pagi di buku catatan Raul dengan mengurangi intensitas pelatihan pemain. Semua ini tidak diketahui para pemain, namun Raul sangat paham dalam hati - ini adalah bentuk perhatian khusus Yang terhadap pemain, tersembunyi bagai embun menyusup pelan dan halus.
Perhatian dan pengertian yang meresap halus seperti ini seringkali luput dari perhatian. Tapi begitu disadari, cukup untuk terukir seumur hidup. Kini para pemain Real Madrid ini merasakannya dengan jelas, karena telah berbakti di bawah komando Yang Chengzhuo selama bertahun-tahun, mereka pun sangat memahami sifat asli sang pelatih.
Seluruh sesi latihan pagi, bahkan hingga sesi latihan sore, di Basis Pelatihan Valdebebas, tidak ada yang membahas pernyataan Yang Chengzhuo dalam wawancara eksklusif stasiun televisi Italia ini, seolah-olah hal ini sama sekali tidak pernah terjadi.
Namun, dari pagi hingga sore hari, ribuan fans Real Madrid berkumpul di luar Basis Pelatihan Valdebebas. Mereka membentangkan spanduk, meneriakkan slogan, dan membujuk Yang Chengzhuo untuk tetap tinggal - semua ini menjadi pengingat nyata bahwa hal ini benar-benar terjadi.
Musim kompetisi berikutnya akan menjadi musim terakhir Yang Chengzhuo memimpin Real Madrid!
