Tingkat kepentingan Yang Chengzhuo bagi Universitas Leipzig tidak kalah dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang sedang menjabat.
Kanselir perempuan pertama dalam sejarah Jerman ini juga berasal dari Universitas Leipzig. Ia bahkan pernah melontarkan lelucon tentang Yang Chengzhuo, sementara banyak media menganggap ini alasan mengapa Merkel sangat mengagumi Yang Chengzhuo - karena keduanya adalah alumni, dan sebagai mantan warga Jerman Timur, Merkel seperti semua orang Jerman Timur lainnya sangat menyukai Yang Chengzhuo.
Kembalinya Yang Chengzhuo ke Universitas Leipzig bukanlah persoalan sepele bagi institusi legendaris di Jerman Timur ini. Mengingat saat ini Yang Cheng bukan hanya pelatih kepala paling berpengaruh di dunia, tetapi juga pelatih kepala Timnas Jerman sekaligus lulusan Universitas Leipzig, tentu disambut dengan sangat antusias.
Selama bertahun-tahun, berkat hubungan Yang Cheng dan Tim Hank, fakultas olahraga Universitas Leipzig menjadi sangat populer. Terutama di bidang ilmu olahraga, banyak talenta di laboratorium Yang Cheng yang berasal dari Universitas Leipzig dan Universitas Olahraga Köln. Bisa dikatakan dua universitas Jerman ini merupakan buaian talenta laboratoriumnya.
Tentu ada juga peneliti yang berasal dari Eropa dan wilayah lain di dunia, termasuk beberapa orang Tionghoa yang bekerja di laboratoriumnya.
Kunjungan Yang Cheng ke Universitas Leipzig kali ini sebenarnya bertujuan untuk menjalin kerja sama dengan almamaternya tersebut.
"Semua orang tahu, Piala Eropa 2012 tidak terlalu jauh dari kita. Sepakbola adalah sebuah perang, dan yang terpenting dalam perang adalah laporan intelijen. Mengenal diri sendiri dan lawan, barulah tak terkalahkan dalam seratus pertempuran. Karena itu, aku selalu sangat menghargai pengumpulan laporan intelijen!"
Di kantor rektor Universitas Leipzig, Yang Chengzhuo langsung menyatakan maksud kedatangannya tanpa basa-basi.
"Tapi yang disebut laporan intelijen kini tak hanya terbatas pada konfigurasi personil lawan, taktik permainan, atau serangkaian hal kasat mata lainnya. Teknologi masa kini telah memungkinkan kita melakukan pemahaman lebih mendalam dan pengintaian terhadap laporan intelijen lawan, misalnya kondisi raga pemain, perasaan, psikologi, dan aspek-aspek masalah lainnya."
Di dalam ruangan ini, ketujuh orang yang tersisa menyimak dengan hening. Selain Tim Hank dan Chris Schmidt, yang lain merasa sangat tertarik dengan ucapan Yang Cheng ini, karena banyak hal yang belum pernah mereka perhatikan sebelumnya.
Namun bagi tim pelatih Yang Cheng, semua ini sudah menjadi hal yang sangat biasa.
Dulu di Inter Milan, selain pengumpulan intelijen, hanya ada 2 orang profesional yang khusus melakukan analisis intelijen. Saat pindah ke Liverpool, jumlahnya meningkat menjadi 5 orang. Kini di Basis Pelatihan Valdebebas Real Madrid, staf yang bertanggung jawab untuk analisis intelijen mencapai 8 orang, dengan pembagian peran dan penelitian yang semakin detail.
Bahkan banyak aspek yang membuat perusahaan data profesional seperti OPTA pun kalah telak, menunjukkan tingkat profesionalisme tim pelatih Yang Chengzhuo yang luar biasa.
Namun ada kelemahan yang jelas: sulit menemukan talenta berkualitas. Kini dengan status Yang Cheng yang melatih Timnas Jerman dan Real Madrid secara bersamaan, seluruh tim ahlinya harus dibagi menjadi dua kelompok. Beban kerja yang berlipat ganda ini memaksa Yang Cheng harus mencari solusi secepatnya.
Florentino Pérez adalah seorang pedagang, tapi dia sangat memahami urgensi laporan intelijen. Selama bertahun-tahun ini, setelah dihubungi Yang Chengzhuo, dia juga menyadari kemampuan tim analisis intelijen. Oleh karena itu sebelumnya dia telah menyatakan harapannya untuk mempertahankan set pengumpulan laporan intelijen di Basis Pelatihan Valdebebas saat ini.
Tentu saja, bagi Yang ini tidak ada kekurangan. Perangkat lunak maupun keras semuanya dibeli dari laboratoriumnya. Upgrade dan pemeliharaan di masa depan tetap harus melalui Yang. Hal ini hanya memberi keuntungan baginya. Namun ini juga membuatnya sadar: dirinya tidak bisa membawa agen intel Real Madrid ke Timnas Jerman.
Kini, dia harus membentuk sendiri tim intelijen tambahan!
Tapi hal seperti ini tidak menyulitkannya. Tim Hank dan Chris Schmidt masih ada, personel pusat penelitian juga masih bertahan. Nanti cukup merekrut satu-dua asisten kompeten dari Real Madrid, maka seluruh tim bisa dibentuk.
"Saya datang ke Leipzig kali ini ingin bekerja sama dengan sekolah. Saya ingin membentuk tim pengintai tim yang terdiri dari 80 murid dan 10 peneliti teknis, khusus bertugas mengumpulkan laporan intelijen menyeluruh tentang lawan dan lawan potensial kami di Piala Eropa, lalu melakukan analisis sistematis."
Ini bukan analisis sederhana biasa, melainkan pemahaman dan analisis yang sangat mendalam.
Misalnya saat Jerman melawan Spanyol, Yang Chengzhuo harus mendapatkan laporan sebelum pertandingan. Dia perlu tahu persis apa yang dipikirkan pemain Spanyol di hati - ini bisa dinilai dari kondisi pelatihan mereka, wawancara media, dan kondisi psikologis. Lalu dia juga harus menganalisis psikologi Vicente del Bosque, melihat sebenarnya bagaimana pelatih Spanyol itu memandang tim Jerman sebagai lawan.
Tentu ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat. Dibutuhkan waktu panjang, makanya Yang Chengzhuo perlu membentuk tim ini setahun sebelumnya agar bisa berguna di masa Piala Eropa.
“Apakah tingkat kesulitannya terlalu besar?” Seorang profesor dari Universitas Leipzig berkata dengan nada tidak percaya.
Tim Hank menggelengkan kepala, "Ya, tingkat kesulitannya memang cukup tinggi dengan volume pekerjaan yang besar. Karena itu kami membutuhkan murid-murid profesional yang bersemangat untuk bergabung sebagai bagian dari praktik. Tapi ini sama sekali mungkin, karena saat ini kami telah berhasil membangun tiga sistem identik yang terus disempurnakan, ditambah kami memiliki fasilitas perangkat lunak maupun keras yang profesional."
Pusat Penelitian Kaisar milik Yang Chengzhuo memang memiliki posisi yang sangat krusial di kalangan industri. Beberapa lulusan Universitas Leipzig juga telah bergabung bekerja di pusat penelitian ini. Setiap tahun, laporan otoritas yang dipublikasikan dari sini masing-masing menjadi bahan kutipan dan sorotan majalah serta media besar di berbagai bidang olahraga seluruh dunia.
Dari sudut pandang ini, jika Yang Cheng mengatakan bisa melakukannya, maka dia pasti bisa melakukannya.
"Asosiasi Sepak Bola Jerman juga memiliki badan seperti ini, kenapa harus membentuk yang baru?" Ada yang kembali menyuarakan kebingungan.
Yang Chengzhuo tersenyum melihat ke arah Jürgen? Buschmann yang menemaninya. Dialah supervisor tim analisis intelijen yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini di asosiasi sepakbola. Dulu Asosiasi Sepak Bola Jerman mengimpor satu set lengkap perangkat lunak maupun keras dari Pusat Penelitian Yang Chengzhuo, lalu mendirikan tim analisis yang dipimpin Jürgen? Buschmann, meskipun jumlah personilnya terbatas.
Namun tim ini memiliki prestasi bersejarah yang menjadi sorotan seluruh dunia: pembuatan kertas catatan untuk Jens Lehmann di arena Piala Dunia Jerman 2006. Menulis catatan seakurat itu dalam waktu singkat mustahil dilakukan tanpa kemampuan intelijen mumpuni. Semua ini berasal dari set peralatan lengkap yang disediakan Pusat Penelitian Yang Chengzhuo.
Jürgen? Buschmann tersenyum sambil mengangguk ke arah Yang Chengzhuo, kemudian memandang hadirin. "Bukan membangun dari nol, tapi memperluas cakupan!"
"Di masa lalu, kami hanya memiliki 4 staf peneliti profesional. Ini jelas tidak memadai. Kami berharap bisa memperluas tim, namun karena dana terbatas, kami ingin menarik mahasiswa berminat untuk bergabung sebagai bentuk pelatihan dan praktik sekaligus pekerjaan paruh waktu. Tentu saja, jika menunjukkan performa luar biasa, kami akan pertimbangkan untuk merekrut langsung."
"Saya sudah berdiskusi dengan Tuan Yang Cheng. Kami berencana merekrut 40 mahasiswa berminat dari Universitas Leipzig dan Universitas Olahraga Köln masing-masing, plus 5 profesional untuk bergabung dengan tim inti riset dan analisis. Target kami bisa membentuk tim dalam waktu singkat dan segera beroperasi!"
Rencana ini tidak bisa dikatakan tidak kuat! Tim pengumpulan laporan intelijen dan analisis berskala besar seperti ini pasti membutuhkan dana besar. Meski sebagian besar adalah mahasiswa paruh waktu, biaya dan pengeluaran saja sudah sangat besar. Namun Yang Cheng punya alasan kuat untuk meyakinkan Ketua Asosiasi Sepakbola Niersbach bahwa ini investasi yang bernilai!
“Jika para murid tahu organisasi ini dipimpin olehmu, mereka pasti berebut slot sampai gila-gilaan!” Rektor Universitas Leipzig tertawa terbahak-bahak. Yang Chengzhuo memiliki pengaruh besar di kampus ini, hampir semua yang pernah belajar di sini mengenal nama alumni ini.
Selama bertahun-tahun, Yang Chengzhuo tak pernah berhenti memberikan donasi untuk alma mater-nya. Setiap kali Universitas Leipzig menghadapi masalah, ia selalu mengeluarkan biaya dan tenaga. Karena itulah, pihak universitas berjanji akan memberikan koordinasi dan pertolongan maksimal dalam hal ini.
Kedua pihak telah menentukan detail kerja sama dalam pertemuan pertama. Jürgen Buschmann akan bertanggung jawab atas proyek ini, sementara Chris Schmidt mengoperasikan seluruh sistem intelijen.
“Fokus perhatian kita harus tertuju pada Spanyol!”
Setelah mengakhiri pertemuan kerja sama dengan Universitas Leipzig, Yang Chengzhuo memberikan penjelasan lengkap kepada Jürgen Buschmann. Namun ia berpesan khusus: “Pantau secara ketat setiap gerakan Spanyol!”
“Inggris tidak cukup kuat、Belanda tidak cukup kuat、Prancis juga tidak cukup kuat, bahkan Italia pun tidak cukup kuat, tapi kalian harus tetap mengawasi ketat Spanyol, merekalah lawan terkuat kita di arena Piala Eropa!”
Sebelumnya ada media Spanyol yang khawatir apakah Yang Chengzhuo akan sengaja menyulitkan pemain timnas Spanyol di skuad Real Madrid demi Timnas Jerman. Namun kabar ini ditertawakan semua orang karena Yang Chengzhuo selalu menjaga etika profesi dan disiplin diri. Dia tidak akan dan tidak sudi melakukan hal kotor seperti itu.
Jika dia ingin menang, itu hanya akan dilakukan di lapangan dengan mengalahkan lawan secara terbuka!
Tim-tim seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Italia semuanya merupakan tim kuat. Di tingkat dunia, mereka memiliki daya saing tinggi. Namun dari segi kekuatan menyeluruh, mereka masih sedikit tertinggal dari tim Jerman. Yang Chengzhuo yakin bisa mengalahkan mereka semua, kecuali satu - hanya Spanyol.
Jika di bidang klub, Real Madrid adalah tim yang berasal dari masa depan, maka di ranah timnas, Spanyol adalah yang datang dari masa depan. Namun tragisnya, inti tulang punggung Spanyol berasal dari Real Madrid yang dilatih Yang Chengzuo, bisa dikatakan merupakan rancangan tangan Yang sendiri.
Ini seperti tangan kiri sendiri bertarung melawan tangan kanan sendiri. Sebagai orang yang dominan tangan kanan, tangan kanan Yang Chengzuo lebih kuat. Tapi kini dia harus mencoba menggunakan tangan kiri yang tidak dikuasainya untuk melawan tangan kanannya sendiri. Adakah hal yang lebih membuat retakan parau daripada pertarungan tangan kiri melawan kanan ini?
Terkadang Yang Cheng merasa kemenangan beruntun tim Jerman di kualifikasi bukanlah hal baik. Karena performa yang terlalu cepat matang dan status puncak yang datang terlalu dini, kemenangan beruntun ini akan membuat pemain terlalu kenyang sejak awal, mudah menyebabkan mereka kurang hasrat saat bertanding di turnamen besar krusial yang membutuhkan hasil.
Jadi kita sering bilang, tim yang penuh liku-liku di babak grup atau kualifikasi justru mudah menang di akhir turnamen besar. Sebenarnya ini bukan tanpa alasan, setidaknya dari sudut pandang psikologi, hal ini sepenuhnya valid.
Untungnya, hasil imbang melawan Belgia berhasil menjadi peringatan keras sekaligus memutus rentetan kemenangan tim Jerman.
Jerman adalah tim muda. Menurut estimasi Yang Chengzhuo, tahun 2014 adalah puncak kekuatan mereka. Tapi ini tidak berarti dia akan mengabaikan Piala Eropa. Sebaliknya, dia tidak akan menyerah dalam kompetisi apapun. Melalui Piala Eropa, dia ingin menguji kemampuan timnya. Dia penasaran apakah timnas Jerman yang pernah kalah telak di Final Piala Dunia bisa bangkit kembali!
……
……
Setelah libur dua minggu untuk pertandingan timnas, Real Madrid berkumpul kembali. Bertugas di Stadion Santiago Bernabéu, mereka menyambut rival satu kota, Getafe.
Pada momen ini "gaya api" ofensif Real Madrid kembali marak. Meski baru pulang dari event timnas, Messi, Cristiano Ronaldo, dan Agüero serempak meminta untuk jadi pembuka. Hasilnya Agüero mencetak dua gol, Messi dan Cristiano Ronaldo masing-masing mencetak satu gol. Real Madrid meraih kemenangan mutlak 4-1 atas Getafe di kandang sendiri, meraih dua kemenangan beruntun di La Liga.
Barcelona lolos dari hari pertama bulan Imlek, tapi tak bisa menghindari hari kelima belas. Saat tandang melawan Real Sociedad, meski Xavi dan Fabregas berhasil membawa Barcelona unggul dengan dua gol, di babak kedua Real Sociedad bertahan mati-matian menyamakan kedudukan 2-2.
Baru dua putaran liga berjalan, Real Madrid sudah kokoh di puncak klasemen La Liga dengan keunggulan 2 poin. Ini sesuai dengan hipotesis dunia luar, mengingat saat ini pasukan sekuat ini dari segi kemampuan teknik dan taktis menyeluruh memang lebih unggul dibanding klub-klub elit Eropa lainnya.
14，Real Madrid terbang ke Kroasia untuk menghadapi Dinamo Zagreb dalam pertandingan tandang. Berkat gol dari Mata dan Villa, Real Madrid berhasil mengalahkan lawan dengan skor 2-0 di kandang lawan. Sementara Messi dan Cristiano Ronaldo, dua bintang sial tersebut, dipaksa Yang Chengzhuo beristirahat di bangku cadangan.
Hasilnya, kedua anggota ini benar-benar marah dalam pertandingan La Liga.
Pertama, pada menit ke-5 pertandingan melawan Levante, Xabi Alonso memberikan umpan terobosan. Sergio Ramos yang menerobos ke wilayah lawan mengayuh bola sundulan ke Messi di kotak penalti. Yang terakhir menyambar bola dan melepaskan tendangan sliding dari jarak dekat yang menembus gawang Levante, 1-0!
Hanya 3 menit kemudian, Messi yang menerima operan dari David Silva melakukan gerakan one-two dengan Kaká. Setelah berpindah ke kanan dan memberikan umpan silang ke kotak penalti, Kaká yang berhasil melepaskan diri dari kawalan bek lawan melepaskan tendangan voli keras ke jala gawang, 2-0.
Menit ke-31, David Silva melepaskan diri dari bek lawan lalu memberikan umpan terobosan. Sergio Agüero mengelabui bek dan kiper di sisi kiri sebelum menceploskan bola ke gawang kosong, 3-0!
Menit ke-40, lagi-lagi umpan terobosan David Silva. Tendangan keras Cristiano Ronaldo di kotak penalti diselamatkan kiper lawan, tapi Messi yang menguntit tak menyia-nyiakan kesempatan, 4-0!
Tapi hanya 1 menit kemudian, Messi kembali menerima umpan dari Kaká lalu menempatkan bola dengan tendangan lembut ke sudut kanan bawah gawang, 5-0!
Messi yang telah menyelesaikan hat-trick tampil sangat menonjol, terutama dengan dukungan banyak playmaker di belakangnya. Ditambah kehadiran rekan setim seperti Agüero, Kaká, dan CR7 yang terus membuka ruang, membuatnya semakin banyak mendapat peluang sepanjang pertandingan.
Di babak kedua, pertama Messi mengirim umpan lambung ke CR7 yang mencetak gol, lalu ia sendiri menambah gol keempatnya, menyelesaikan kuartet spektakuler.
Menyaksikan situasi tim sudah unggul 7-0, Yang Chengzhuo segera mengganti Messi dengan Mata. Setelah itu Agüero kembali mencetak gol, membantu Real Madrid akhirnya membantai Levante 8-0.
Di pertengahan pekan, Liga babak kelima, Real Madrid melakukan tantangan tandang ke Racing Santander.
Seolah terstimulasi oleh hat-trick Messi sebelumnya, Cristiano Ronaldo secara aktif meminta izin bertanding kepada Yang Chengzhuo sebelum pertandingan.
Menghadapi anak buah kesayangannya, Yang Chengzhuo saling memahami. Dia tahu watak pemuda ini yang ambisius. Jika tidak diberi kesempatan sekarang, pasti akan ada amarah tertahan dalam hatinya. Maka dia menyetujui Cristiano Ronaldo untuk kembali menjadi starter.
Hasilnya dalam pertandingan tandang melawan Racing Santander, pemain Portugal ini mencetak 4 gol dengan sundulan dan tendangan, membantu Real Madrid meraih kemenangan mutlak 4-0 di kandang lawan.
Setelah 4 pertandingan liga, Cristiano Ronaldo dengan 9 gol menduduki puncak daftar pencetak gol, sementara Lionel Messi di posisi kedua dengan 8 gol. Keduanya melesat tak tertandingi. Peringkat ketiga diraih Falcão dari Atlético Madrid yang mencetak 5 gol, pencapaian yang cukup mengejutkan.
Performa gemilang dua penyerang andalan Real Madrid ini terus meningkatkan daya gedor tim. Saat menghadapi Rayo Vallecano di kandang sendiri pada jornada ke-6 La Liga, tim promosi itu langsung menerapkan formasi baja di depan gawang mereka dalam siaga penuh.
Di Stadion Santiago Bernabéu, Los Galáctikos terus menggempur pertahanan lawan selama setengah jam. Baru pada menit ke-38, Cristiano Ronaldo berhasil membobol gawang Rayo Vallecano dan memecah kebuntuan skor.
Setelah gawang pertama jebol, banjir gol pun tak terbendung. Di masa injury time babak pertama, Messi menggandakan keunggulan Los Blancos.
Memasuki babak kedua, Messi masing-masing mencetak dua gol di menit ke-57 dan 68 untuk Real Madrid, menyelesaikan hat-trick, membantu tim meraih keunggulan 4-0.
Namun tak mau kalah, Sergio Agüero segera menambahkan gol kelima yang memperindah skor, sementara Cristiano Ronaldo menyempurnakan kemenangan dengan gol keenam di menit akhir. Akhirnya, Real Madrid menuntaskan pertandingan spektakuler dengan skor 6-0 di Stadion Bernabéu, membantai lawan dan memicu sorak-sorai gegap gempita dari seluruh suporter.
Kesenjangan kekuatan yang begitu besar membuat dominasi Real Madrid terlihat jelas. Banjir gol memang sudah terprediksi, namun sorotan utama tetap pada persaingan sengit antara Messi dan Cristiano Ronaldo.
Dalam situasi gaya bermain Kaká yang semakin bertransformasi ke peran di balik layar, penyerang utama Real Madrid terkonsentrasi pada Cristiano Ronaldo, Messi, dan Sergio Agüero. Terutama kedua sayap kiri dan kanan yang terus membanjiri gol, setelah menyelesaikan 5 pertandingan, baik Cristiano Ronaldo maupun Messi sama-sama mencetak 11 gol dan mendominasi dua posisi teratas daftar pencetak gol La Liga.
Kekalahan Atlético Madrid 0-1 di kandang Barcelona membuat Falcão gagal mengejar, menyebabkan keduanya melesat tak tertandingi dengan keunggulan besar. Ini menjadikan mereka dua pencetak gol terbanyak di empat liga besar Eropa pada periode yang sama.
Persaingan sengit antara dua kartu truf Real Madrid menjadi santapan lezat media global. Gaya bermain terbuka Los Blancos menghasilkan ofensif yang memukau, terus menyuplai amunisi tak terputus bagi duo penyerang utama untuk mengekspresikan kemampuan mencetak gol mereka secara bebas.
Namun banyak yang bertanya-tanya dalam hati: sampai kapan status quo seperti ini bisa dipertahankan?
