Usai pertandingan Piala Raja melawan Malaga, Real Madrid kembali menjamu Granada di kandang. Hasilnya, dengan dua gol Sergio Agüero ditambah gol Cristiano Ronaldo, Kaká, dan Messi, Los Blancos menang mutlak 5-1 atas Granada.
Setelah pertandingan ini berakhir, tim yang dipimpin Raul berangkat ke Malaga untuk mempersiapkan leg kedua Piala Raja melawan Malaga di tengah pekan. Namun Yang Chengzhuo sendiri membawa pemain inti dan bintang-bintang top skuad, menggunakan pesawat pribadi Florentino Pérez, terbang ke Zurich untuk menghadiri acara penghargaan FIFA.
Kini Malam FIFA telah menjadi event besar di dunia sepakbola global. Seluruh penggemar di dunia memusatkan perhatian, ingin menyaksikan siapa sebenarnya yang akan menonjol dari sekian banyak bintang top. Kandidat terkuat tak diragukan lagi berasal dari Real Madrid.
Karena perbedaan seperti ini, ditambah dengan kemungkinan ini menjadi terakhir kalinya Yang Chengzhuo menghadiri acara bergengsi ini sebagai pelatih kepala Real Madrid, Florentino Pérez secara khusus turun tangan membujuk Yang Chengzhuo untuk memimpin tim menghadiri acara penghargaan di Zurich. FIFA pun memberikan muka sepenuhnya dengan memesan hotel setelah pesta anggur acara penghargaan lebih awal, serta menyediakan pesawat sewaan untuk penerbangan kembali dari Zurich ke Malaga.
Real Madrid hampir tepat waktu tiba di Zurich. Setelah disambut meriah oleh panitia penyelenggara FIFA, rombongan menuju hotel di dekat gedung opera Zurich. Setelah beristirahat sebentar di sini, mereka mendapat pemberitahuan untuk segera menuju gedung opera.
Meski merupakan acara bergengsi yang diselenggarakan FIFA, sebenarnya ini sudah bisa dianggap sebagai perhelatan sepakbola profesional. Pasalnya, event timnas yang menjadi fokus FIFA tidak menjadi poin-poin penting dalam FIFA Awards malam ini, setidaknya terlihat dari pemilihan Ballon d'Or FIFA yang paling suspenseful - lima kandidat utama sama-sama mengandalkan performa menonjol di turnamen klub.
Selama bertahun-tahun ini, kontradiktif dan konflik antara sepakbola profesional dengan sepakbola internasional terus bergulir. Namun semua ini mulai mereda setelah Alliance serikat klub berdamai dengan para bos besar seperti FIFA, UEFA, dan organisasi terkait. Di bawah kepemimpinan Beckenbauer di FIFA, polarisasi seperti ini pasti akan mengalami perubahan besar-besaran.
Dari daftar 11 pemain terbaik tahunan yang diumumkan sebelumnya, Real Madrid mutlak menjadi pemenang besar di papan peringkat ini. Mulai dari kiper Casillas, Arbeloa, Ramos, Thiago Silva, gelandang David Silva, Xabi Alonso dan Kaká, hingga striker Cristiano Ronaldo, Sergio Agüero dan Messi - semuanya pemain Real Madrid. Hanya bek kanan Alves yang terlewat.
Sekedar informasi tambahan, setelah Maicon pindah ke Inter Milan, performanya menunjukkan Pasang Surut yang besar. Hal ini membuat tahta bek kanan terbaik dunia agak terkuras ke tangan Alves dari Manchester City. Tapi dari segi kekuatan maupun ketenaran, Maicon tetap penantang paling kuat untuk posisi ini. Kunci utamanya adalah bagaimana dia dengan sadar bisa kembali ke status puncak legenda.
Pemilihan Lionel Messi sebagian didasarkan pada performa menonjolnya di Barcelona, dan sebagian lagi karena performa gemilangnya setelah bergabung dengan Real Madrid pada paruh kedua tahun, yang membuatnya menjadi salah satu pesaing terkuat untuk Ballon d'Or tahun ini.
Menariknya, meski peran Kaká dalam tim terus meningkat seiring transformasi gaya bermain dan usianya, dengan kemampuan individu dan performa yang semakin baik, namun peringkatnya dalam berbagai penghargaan justru menunjukkan tren penurunan. Alasannya tidak sulit ditebak - semua orang hanya mengejar jumlah gol.
Sebagai puncak tertinggi dunia sepakbola, gedung opera Zurich menjadi tempat pengumuman penghargaan tertinggi sepakbola tiap tahun. Namun terkadang, suspense dalam upacara penghargaan seperti ini nyaris tidak ada. Atau lebih tepatnya, semua orang sudah tahu Real Madrid akan kembali menjadi pemenang besar, namun acara megah ini tetap berhasil menyedot perhatian global.
Tidak bisa tidak mengakui kemampuan panitia penyelenggara dalam pengorganisasian dan pembentukan hype. Setidaknya mereka mampu mengubah acara pemberian penghargaan sepakbola yang awalnya kurang menarik menjadi semacam ritual penghargaan ala Oscar Hollywood. Melalui serangkaian cerita sampingan di luar penilaian utama, serta suspense pada berbagai detail kecil, mereka berhasil menarik perhatian fans dan media.
Hal ini membuat area karpet merah di gerbang utama gedung opera Zurich dipadati wartawan dan media dari seluruh penjuru dunia. Mereka semua datang lebih awal ke TKP, mengamati segala detail acara penghargaan, terutama para tamu undangan yang satu per satu harus berjalan masuk ke ruang acara di bawah sorotan lensa mereka. Bahkan sesekali, para tamu harus memenuhi permintaan untuk berpose selama beberapa saat, membiarkan mereka memotret sesuka hati.
Saat senja tiba, gelombang diskusi pertama dari seluruh ritual pemberian penghargaan muncul ketika Ketua FIFA Beckenbauer tiba di TKP. Kaisar sepakbola yang turun dari mobil Hyundai Korea ini langsung memukau para wartawan dengan sikap pria terhormatnya yang lemah lembut.
Beckenbauer yang mengenakan setelan jas rapi melambaikan tangan ke para wartawan, tapi segera menuju sisi lain pintu mobil. Setelah membukanya, terungkaplah kecantikan langka berbaju gaun malam hitam bermodel bustier yang muncul anggun dari mobil. Semua lensa kamera langsung terarah padanya, membuat para jurnalis terpana oleh kejadian tak terduga ini.
Melissa Theriot dengan senyuman elegan yang tenang menyandar pada tangan Beckenbauer. Keduanya berjalan berdampingan di atas karpet merah menuju gerbang gedung opera, tanpa berhenti sama sekali meski terus dihujani bunyi shutter kamera dari para fotografer.
“Ya Tuhan, Melissa Theriot, Perempuan Paling Berbakat Prancis, juga hadir di upacara pemberian penghargaan malam ini!”
“Sungguh cantik! Cantik Nomor Satu Prancis memang tak mengecewakan reputasinya!”
“Sangat memikat, tapi kenapa berjalan bersama Beckenbauer?”
Dengan kebingungan seperti ini, semua wartawan menunggu di luar pintu, lalu menyaksikan selebritas-selebritas muncul berurutan di tempat pertemuan, berjalan di karpet merah, dan masuk ke gedung opera.
Saat malam tiba dan lampu jalan menyala, seluruh anggota Real Madrid tiba serempak di luar venue.
Yang Chengzhuo dengan jas hitam langsing turun dari mobil, langsung memborong jutaan frame film fotografi para wartawan. Pelatih legendaris nomor satu di dunia yang selalu memancing perhatian ini tak pernah luput dari perhatian dan kasih sayang media. Dialah target buruan abadi lensa-lensa kamera.
Para pemain Real Madrid turun dari mobil satu per satu, semua mengenakan jas hitam, memberikan kesan seperti adegan dari The Matrix. Entah dari mana, apakah para anggota tim ini sebelumnya sudah janjian? Jika tidak, bagaimana mungkin penampilan mereka begitu serasi?
"Coba tebak, kira-kira apa yang mereka rasakan?" ujar Ramos dengan semangat saat memasuki ruangan.
Setelah mengetahui Yang Chengzhuo akan memakai jas hitam, Ramos mengusulkan agar seluruh tim mengikuti gaya itu menjadi Legiun Hitam. Melihat ekspresi terpana para wartawan, mereka yakin efek yang dihasilkan benar-benar luar biasa.
"Kurasa, mereka pasti mengira kita ini Mafia Tangan Hitam Italia!" canda Cristiano Ronaldo sambil tersenyum.
Tapi jangan salah, kehadiran rombongan jas hitam ini langsung menciptakan aura yang menyedot perhatian seluruh ruangan. Tekanan psikologis terasa jelas - bagaimana tidak, tim ini berisi bintang-bintang papan atas dengan penampilan sempurna.
"Zaman sekarang benar-benar tidak adil！" Semua keuntungan diberikan ke mereka, sudah tampan pula, main bola juga hebat. Bagaimana orang lain bisa bertahan? Mending bunuh diri saja！
"Anak muda ini selalu punya barang baru！" Di belakang panggung, Beckenbauer melihat Yang Chengzhuo dan kawanan Mafia Tangan Hitam masuk ke tempat pertemuan, tak bisa menahan tawa getir.
Melissa dengan wajah manis dan menggoda, dia pun bingung mendeskripsikannya. Yang pasti anggota Real Madrid ini dengan setelan jas hitam, benar-benar tampak keren！
Posisi Yang Chengzhuo dan pemain Real Madrid jelas berbeda. Kali ini dia sebagai tamu undangan pemberi penghargaan yang bertugas memberikan Penghargaan Ketua.
Penghargaan Ketua ini agak mirip dengan Penghargaan Prestasi Seumur Hidup di festival film, tapi maknanya lebih besar. Tapi tahun ini siapa penerimanya, Yang Cheng sendiri tidak tahu pasti karena FIFA tidak mungkin bocorkan informasi sebelumnya. Kalau tidak, bukankah sama sekali tidak ada suspense？
“Baru saja, Melissa juga datang!” Yang Chengzhuo yang sedang berjalan mendekat, bertemu dengan Wenger. Yang terakhir ini mengobrol sebentar dengannya sebelum menyebutkan wanita super paling memukau di seluruh arena tersebut.
“Oh?” Yang Chengzhuo tampak kaget, langsung memandang ke sekeliling, tapi tidak melihat siapa-siapa.
“Mungkin di belakang panggung, kamu tidak tahu?” Wenger heran melihat Yang Chengzhuo, dia mengira keduanya sedang rewel.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala dengan senyum getir, “Tidakkah kamu lihat dia menghujatku habis-habisan di program itu, seolah aku adalah pendosa Bumi yang harus segera ditendang kembali ke Mars baru senang. Menurutmu dia akan memberitahukan niat dan pergerakannya padaku?”
Melissa terlihat lemah lembut, tapi sebenarnya dari dalam tulangnya ia memiliki pendirian yang teguh. Sejak dulu, meski tahu bahaya, ia nekat kembali ke Prancis untuk membongkar skandal sepakbola, Yang Cheng sudah paham betul bahwa gadis ini tidak sesederhana penampilannya. Sebaliknya, keteguhan hatinya melebihi siapa pun, hanya biasanya terselubung di balik kelembutannya sehingga tak terlihat.
Yang Cheng juga tak pernah memaksa Melissa mengorbit di sekelilingnya. Ia mendukung Melissa mengejar passion dan karier sendiri, karena kehidupan dan jalan hidup itu adalah hak mutlaknya. Tak seorang pun berhak mengatur bagaimana ia harus menjalani hidup.
……
……
Penghargaan pertama yang diberikan adalah pemilihan tim terbaik tahunan. Seluruh pemain Real Madrid naik ke panggung untuk menerima trofi. Mereka tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada klub dan Yang Cheng. Messi bahkan khusus berterima kasih kepada Barcelona.
Setelah benar-benar berinteraksi dengan Messi, Yang Cheng baru menyadari bahwa pemuda ini sungguh luar biasa. Di luar sepakbola, dia sebenarnya adalah pribadi yang sangat membawa emosi. Setidaknya, kesetiaannya pada Barcelona benar-benar berasal dari hati yang tulus.
Tentu, ini adalah dunia yang penuh realitas. Bahkan loyalitas yang tulus sekalipun bisa dibeli dalam situasi tertentu. Seperti ketika Messi rela dijual ke Real Madrid demi membantu Barcelona melunasi utang. Ini sama sekali bukan karena dia tidak mencintai Barcelona, melainkan karena dia tahu ini adalah hasil terbaik baik bagi klub maupun dirinya sendiri.
Berikutnya adalah Penghargaan Ketua FIFA yang diberikan.
Sebagai tamu undangan pemberi penghargaan, Yang Cheng yang mengenakan jas hitam keluar dari belakang panggung. Baru saat ini dia melihat Melissa duduk di baris pertama didampingi Beckenbauer. Saat bertatapan, si cantik menyunggingkan senyum sambil mengangguk, menampilkan ekspresi manis nan menggoda.
"Maaf, saya bukan Ketua FIFA!" Yang Chengzhuo mendekati mikrofon, tiba-tiba melontarkan kalimat ini.
Awalnya semua orang membeku sejenak, tapi kemudian meledak dalam gelak tawa dan tepuk tangan.
Biasanya Penghargaan Bergengsi Ketua FIFA diberikan oleh Ketua FIFA sendiri, tapi hari ini justru Yang Chengzhuo yang melakukannya. Hal ini agak di luar dugaan, bahkan Yang Chengzhuo sendiri tidak menyangka, makanya dia membuka dengan sindiran diri.
"Bisa memberikan penghargaan besar ini, saya merasa sangat bangga dan terhormat!" ujar Yang Chengzhuo di depan mikrofon, tapi tangannya terus bergerak lincah membuka sampul surat. Dia mengeluarkan kertas penghargaan, melihatnya sambil berdecak, lalu menggelengkan kepala, "Sayang sekali!"
Saat semua orang penasaran apa yang disesalkannya, anak muda ini melanjutkan, "Aku kira aku yang akan dapat penghargaan, jadi disuruh memberi diri sendiri. Siapa yang tahu..."
Semua orang kembali tertawa terbahak-bahak, terutama dengan ekspresi dan gerak anggota tubuh 'itu' dari Yang Chengzhuo.
"Selamat, Alex Ferguson! Sir Ferguson, Anda memenangkan penghargaan!" tiba-tiba Yang Chengzhuo berteriak ke mikrofon sambil menunjuk Ferguson, "Anda benar-benar pantas, seharusnya mendapatkan penghargaan ini!"
Ferguson awalnya membeku, lalu menyaksikan semua tamu di ruangan itu memberikan tepuk tangan penuh semangat yang luar biasa. Di tengah gemuruh tepuk tangan, Sir Ferguson bangkit dari kursinya, perlahan menuju panggung. Ia memeluk Yang Chengzhuo sejenak sebelum berusaha mengambil penghargaan dari tangan sang pelatih.
"Tunggu, jangan terburu-buru, Sir!" Yang Chengzhuo mundur selangkah sambil bersembunyi dengan gaya lucu, "Meski saya tahu Anda tak sabar, tapi kita harus ikuti prosedur! Nanti waktu siaran langsung jadi kacau kalau tidak sesuai jadwal!"
Semua yang hadir langsung kembali tertawa terbahak-bahak, Ferguson hampir saja mencabik anak muda ini menjadi fragmen-fragmen.
"Mari kita saksikan dulu sebuah film pendek yang merekam perjuangan berat Sir Ferguson menuju kecemerlangan!"
Film pendek produksi FIFA menyertakan penilaian tinggi dari berbagai kalangan terhadap Ferguson, berupa rekaman komentar sehari-hari yang diklip menjadi sebuah film pendek. Di antara semuanya, ulasan Yang Chengzhuo dan David Beckham merupakan yang paling panjang.
Setelah menonton film tersebut, Ferguson tampak tetap kalem. Saat menerima penghargaan dari tangan Yang Chengzhuo, ia tak lupa memeluk erat pria itu sekali lagi sebelum berbalik menghadap mikrofon.
"Penghargaan ini bukan hanya pengakuan bagi saya pribadi, tetapi juga afirmatif bagi seluruh pemain MU dan staf yang pernah bekerja sama denganku. Terima kasih untuk semua! Trofi ini bukan milikku semata, melainkan milik Manchester United, dan milik seluruh fans MU!"
Setelah menyampaikan pidato tersebut, Ferguson jelas belum puas. Dia melakukan serangan balik atas parodi Yang Cheng terhadapnya tadi.
"Sekalian, aku ingin berterima kasih pada sahabat terbaikku, Yang Cheng, Sang Kaisarku. Meski kaulah yang menyerahkan penghargaan ini, tetap kukatakan: Untuk Penghargaan Pelatih Sepak Bola Pria Terbaik Tahun Ini, Mourinho-lah yang lebih berpeluang menang. Soalnya, penampilannya saat mengenakan jas jauh lebih keren dan tampan daripada dirimu!"
Ucapan Ferguson memicu ledakan tawa dari semua yang hadir. Kamera siaran langsung TV mengarah ke Mourinho, seolah membandingkan mana yang lebih tampan antara Mourinho dan Yang Cheng.
"Kamu yakin dia lebih ganteng dariku?" tanya Yang Cheng sambil menunjuk Mourinho dengan ekspresi ketidakpercayaan.
Mourinho di bawah panggung nyaris tertawa terbahak, tetapi segera menolehkan kepala untuk menyamarkannya. Lalu ia meletakkan jari di bibirnya berlagak cool, berpura-pura tenang, terlihat sangat ambigu. Anggota ini memang selalu bersikap cool sejak dulu kala.
"Saya sangat-sangat yakin!" Ferguson menjawab tanpa ragu, seolah khawatir Yang Chengzhuo merebutnya. Ia menyambar piala dari podium penghargaan, setelah berjabat tangan dengan pembawa acara, berjalan turun dari panggung bahu-membahu dengan Yang Chengzhuo. Kejadian ini kembali disambut tepuk tangan seluruh hadirin, karena persahabatan keduanya selama puluhan tahun telah menjadi kisah indah yang terus diceritakan di dunia sepakbola, terutama dinamika hubungan mereka yang campur aduk antara kawan dan lawan serta pertarungan tak henti.
Selanjutnya diberikan Penghargaan Pelatih Terbaik Timnas Wanita Tahun Ini, disusul Ballon d'Or dan Penghargaan Fair Play. Setelah rentetan penghargaan ini selesai, acara memasuki babak paling dinantikan: perebutan tiga penghargaan bergengsi edisi kali ini.
Saat di layar "kaca" besar di tengah panggung, muncul klip video yang diedit khusus menampilkan tiga pelatih legendaris - Ferguson, Yang Chengzhuo, dan Mourinho. Dengan penuh kharisma di arena pertandingan, terutama performa menakjubkan mereka selama setahun terakhir, ketiganya diperkenalkan kepada seluruh tamu undangan yang hadir. Kembali kita saksikan sosok tiga pelatih paling berpengaruh di dunia sepakbola modern.
Yang Chengzhuo menyaksikan video itu dalam diam. Bagian perkenalannya ditempatkan di akhir. Selain nama, disebutkan pula kewarganegaraannya - Tiongkok. Ini memancarkan kehangatan dalam hatinya. Pada detik ini, ia merasa bangga dengan perkenalan sederhana tersebut, kebanggaan yang tulus dari dalam hati!
Begitu video pendek itu diputar, semua yang hadir langsung menyadari: penghargaan Pelatih Terbaik Sepakbola Pria Tahunan akan segera diberikan. Dan hampir tak ada keraguan - Yang Chengzhuo adalah kandidat utama penghargaan ini.
Jika sebelumnya hubungan Yang Chengzhuo dengan FIFA selalu tidak harmonis sehingga ia tidak diakui oleh FIFA, maka dengan masuknya teman baiknya Beckenbauer ke Zurich, hubungan Yang dengan FIFA kini telah membaik secara menyeluruh.
Hal ini telah diakui secara resmi oleh seluruh kalangan sepakbola. Tentu saja, tidak ada yang meragukan bahwa Beckenbauer akan memberikan perhatian khusus kepada Yang dan Real Madrid-nya hanya karena hubungan pribadi.
"Ketiga pelatih kepala ini adalah pelatih legendaris top kelas dunia! Sepanjang tahun lalu, mereka semua menunjukkan kemampuan yang sangat menonjol. Siapa pun yang mendapat penghargaan pasti bisa dimaklumi!" Pembawa acara TKP tersenyum memberikan pengantar sebelum pemberian penghargaan usai pemutaran video pendek.
“Dari sudut pandang individu, saya rasa Sir Ferguson seharusnya menerima penghargaan ini. Dua kandidat lainnya masih sangat muda, terutama Tuan Yang Cheng yang baru berusia 40 tahun namun memilih meninggalkan sepakbola profesional. Kami semua merasa sangat kehilangan dan berharap beliau bisa tetap bertahan, membawakan kita sepakbola yang semakin spektakuler dan menakjubkan!”
“Akhirnya, mari kita persilakan tamu undangan pemberi penghargaan malam ini...”
Saat tangan pembawa acara menunjuk, terlihat siluet tubuh gemuk membengkak keluar dari saluran belakang panggung!
