Ada yang bilang, fans adalah sekumpulan orang paling menggemaskan sekaligus paling malang!
Jika kamu fans tim kuat, mungkin masih sedikit lebih baik karena bisa merasakan kebahagiaan dari kemenangan tim; tapi jika fans tim lemah, maka sedikit merintih pilu karena jelas hanya akan didominasi kesakitan daripada kebahagiaan.
Namun di seluruh alam semesta, jutaan fans tetap bergabung dalam keluarga besar ini tiada henti!
Guru terhormat Ferguson, Jock Stein pernah mengatakan: Tanpa fans, sepakbola bukanlah apa-apa.
Tapi jelas terlihat, kalimat ini semakin dilupakan, bahkan orang yang mengucapkannya pun tak lagi dikenal. Dunia sepakbola yang pragmatis dan gelisah perlahan menjadi arus utama. Pelatih kepala berirama cepat yang mengutamakan hasil instan menjadi pilihan utama semua tim. Bahkan di kamus banyak pelatih, sama sekali tidak ada kosakata "fans".
Mereka adalah kelompok yang paling tidak penting, paling tidak dihargai. Meski bisa mengeluarkan suara paling keras, tapi apa artinya?
Sebagai pelatih kepala, dia hanya wajib bertanggung jawab pada manajemen klub saja!
Fans itu menggemaskan sekaligus malang. Tapi mereka paham mana yang Bagus dan mana yang merugikan. Mereka bisa membedakan siapa yang tulus dan siapa yang omong kosong. Yang benar-benar baik pada mereka akan diingat, didukung, dan dirindukan. Sementara yang mengabaikan, jelas hanya akan menjadi orang yang lewat selamanya di hati mereka.
Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala yang sangat menghargai komunikasi dan diskusi dengan penggemar. Dia bisa membatalkan semua aktivitas komersial, namun pasti selalu berusaha mati-matian memenuhi permintaan dan harapan penggemar. Dia tak pernah ingin mengecewakan fans - bukan hanya penggemar fanatik dari Guild Santo Roh, tapi juga seluruh penggemar lainnya.
Semua ini membentuk citra Yang Chengzhuo yang sangat baik di hati penggemar. Ditambah prestasi kepelatihannya yang luar biasa, membuatnya diagumi di mana pun dia melatih, terutama di tim-tim yang pernah dipimpinnya.
Saat Yang Chengzhuo mengumumkan akan meninggalkan Real Madrid setelah musim berakhir, seluruh kota Madrid gempar. Semua Madridista tak ingin kehilangan pelatih kepala mereka. Mereka berusaha segala cara membujuknya tetap bertahan, melanjutkan kepemimpinan karena di seluruh alam semesta ini tak ada pelatih yang lebih baik dan lebih cocok daripada Yang Chengzhuo.
Mereka menggalang dana untuk membangun patung batu setinggi puluhan meter di gerbang utama Pusat Kaisar yang terletak di sudut Bernabeu, yang mewakili isi hati semua fans Real Madrid terhadap Yang Chengzhuo; jutaan fans mengirim surat ke klub, menuntut tim harus berusaha sekuat tenaga membujuk pelatih kepala tetap tinggal, bahkan beberapa fans tak segan meneriakkan slogan agar Yang Chengzhuo dijadikan Ketua Real Madrid.
Setiap pagi mereka mendatangi gerbang utama Basis Pelatihan Valdebebas, menanti kedatangan Yang Chengzhuo sambil meneriakkan berbagai slogan bujukan, berharap sang pelatih mengubah keputusannya.
Setiap hari di gerbang Basis Pelatihan Valdebebas, kerumunan fans berganti generasi demi generasi dengan jumlah yang fluktuatif, namun tak pernah kurang dari puluhan orang yang sudah berjaga sejak pagi buta sambil memasang spanduk-spanduk bujukan untuk pelatih kesayangan mereka.
Setiap hari, ketika Yang Chengzhuo mengemudi tiba di basis pelatihan, saat melihat sekelompok fans yang berteriak-teriak menyambut mobilnya di luar, selalu terasa kehangatan yang mengalir dari dasar hatinya. Kamu baik pada mereka, mereka tahu!
Waktu memasuki bulan Februari, jarak batas akhir Yang Chengzhuo meninggalkan Real Madrid hanya tersisa 3 bulan lebih. Namun baik klub maupun Yang Chengzhuo sendiri belum memberikan jawaban afirmatif terhadap dukungan fans. Ini membuat banyak fans sedih, karena mengisyaratkan pelatih kepala yang paling mereka hormati akan meninggalkan Real Madrid dan mereka di musim ini.
Yang akan ikut pergi adalah pelatih kepala Castilla Fernando Redondo. Ia akan hengkang setelah musim ini berakhir. Saat ini rumah baru yang paling mungkin adalah Manchester City di Liga Primer. Klub asal Manchester itu akhirnya kehilangan kepercayaan pada Mancini, berharap membawa Redondo - yang dijuluki media sebagai "murid terbaik Yang Chengzhuo yang paling mirip gurunya" - ke Manchester.
"Terkadang, memandangi mereka, aku sendiri merasakan keengganan yang dalam!" Yang Chengzhuo keluar dari kendaraannya, tepat melihat Benitez berjalan dari restoran. Keduanya bertemu di tengah jalan, memandang para penggemar di luar gerbang yang akan tetap menunggu hingga sesi latihan usai, lalu kembali datang di sore hari.
Bukan cinta sejati terhadap tim maupun individu tertentu yang mampu menggerakkan keteguhan harian seperti ini. Hal ini mengharukan Yang Chengzhuo, karena aksi spontan fans ini telah bertahan selama setengah tahun penuh. Hampir tiap pagi, sekelompok fans selalu muncul di gerbang utama Basis Pelatihan Valdebebas, bahkan saat hujan sekalipun.
Lihatlah di luar, Real Madrid khusus membangunkan atap pelindung mirip halte bus untuk para fans, itu dibiayai dari kocek pribadi Yang Chengzhuo. Ia tak ingin kawan-kawan ini kehujanan. Lalu para fans menyebut tempat ini sebagai "Pos Kaisar", bahkan konon halte bus Madrid berencana menambahkan posisi khusus ini.
"Berjuang puluhan tahun, siapa yang tak enggan berpisah!" ucap Benitez penuh penyesalan.
Dia mengikuti Yang Chengzhuo sejak era Inter Milan, kemudian bersama-sama pindah ke Liverpool hingga Real Madrid. Sekilas, sepuluh tahun berlalu begitu cepat bagai sekejap mata, namun tahun-tahun berlalu itu tak akan pernah ia lupakan.
"Jika suatu hari nanti aku benar-benar pensiun dari dunia kepelatihan, apa yang akan kamu pilih?" tanya Yang Chengzhuo tiba-tiba dengan penuh ketertarikan.
Wajah gemuk Benitez memancarkan senyuman yang sangat langka, "Aku akan terus menjabat posisi di pusat penelitianmu, lalu menulis kolom khusus di koran, atau belajar dari Grant menulis buku tentang pengalaman kami bersama selama bertahun-tahun ini. Dengan begitu seumur hidupku tak perlu lagi khawatir!"
Yang Chengzhuo tak bisa menahan senyum kecil, namun merasa ini memang benar jalan keluar yang sangat baik.
Grant Neck mengandalkan seri otobiografi Yang Chengzhuo berhasil meraup keuntungan besar. Kini seri ini bahkan belum berakhir, seolah anggota ini berniat menggali lebih dalam materi-materi tentang Yang. Entah dari mana anak muda ini bisa menulis sebanyak itu, yang penting hasilnya sangat menarik - sungguh sayang tak menulis novel web di Qidian.
"Kamu seharusnya pertimbangkan baik-baik untuk terjun ke kepelatihan!" usul Yang Chengzhuo. Ini juga merupakan dorongan yang terus ia berikan kepada Benitez selama bertahun-tahun.
Sebenarnya, Yang Chengzhuo bisa mencapai posisi saat ini, kontribusi Benitez sangat besar. Bahkan bisa dikatakan, kehadiran Benitez-lah yang menyempurnakan seluruh konsep taktik dan kerangka sistem Yang. Tanpa Benitez, mustahil Yang mencapai titik ini. Dan mengenai konsep sepakbola dan ide-ide Yang, Benitez adalah yang paling memahami sampai ke akar-akarnya.
Sepuluh tahun berdiskusi dan berkomunikasi bersama, siapa yang berani menyatakan lebih memahami sepakbola Yang dibanding Benitez?
Meski Paulus Bayer lebih lama bersama Yang, keahliannya lebih pada pengorganisasian dan pelatihan. Namun Benitez adalah jenius taktik yang memiliki penciuman taktis alami yang tajam. Ia jelas layak menjadi pelatih kepala hebat.
Selama bertahun-tahun ini Yang Chengzhuo sukses luar biasa, bahkan para asisten di sampingnya juga ikut terkenal. Banyak tim seperti Manchester City dan Bayern München yang mengajak Paulus Bayer dan Benitez untuk melatih secara independen, tapi mereka semua menolak dengan alasan tidak ahli dalam posisi pelatih kepala.
Benitez menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar perkataan Yang Chengzhuo, "Kamu tahu sekarang aku tidak kekurangan uang!"
Maksudnya: Aku punya cukup uang, jadi tidak perlu mencari masalah!
Minat Benitez sebenarnya terletak pada penelitian taktik. Dia suka mengidealkan setiap hal, meneliti taktik yang lebih mutakhir. Tapi semua ini tidak bisa didapatkan dari melatih tim karena dunia sepak bola saat ini tidak akan membiarkannya perlahan-lahan mempelajari taktik sendiri atau merekrut pemain yang diinginkan - mereka butuh efek yang langsung terlihat.
Makanya posisi pelatih kepala sekarang lebih sulit untuk dijalani dibanding masa lalu!
Yang Chengzhuo juga merasakan hal ini dengan mendalam. Bukankah fans Real Madrid sekarang memujinya setinggi langit karena kinerja luar biasa yang dihasilkannya? Begitu pula dengan dewan direksi Real Madrid yang selalu menuruti semua keinginannya - bukankah ini karena kemampuannya menghadirkan gelar juara?
Tapi jika suatu hari sistem taktiknya berhasil dipecahkan lawan, serangannya berhasil ditantahkan, prestasi kepelatihannya mulai menurun, bahkan mengalami kekalahan telak seperti Waterloo, apakah fans masih akan memberikan dukungan? Akankah manajemen tetap mendukungnya sepenuh hati?
Tidak ada fans dari tim manapun yang akan mendukung tanpa syarat pelatih kepala yang gagal memberikan kemenangan dan penghargaan. Demikian pula tidak ada manajemen tim manapun yang akan mempertahankan pelatih yang terus-menerus kalah dalam pertandingan. Ini adalah kebenaran mutlak yang tak terbantahkan!
Yang Cheng merasa tekanan kepelatihan di dunia sepakbola saat ini terlalu besar, begitu besarnya sampai terkadang membuatnya sesak napas. Karena popularitas, status, dan pengaruhnya di masa lalu bukanlah pendukung melainkan justru telah menjadi beban yang membebani bahunya.
Setiap kali menyebut Yang Cheng selalu dikaitkan dengan prestasi kepelatihannya, setiap kali menyebut Sang Kaisar pasti dihubungkan dengan rekam jejak gemilangnya. Satu kekalahan saja langsung dibombardir ulasan negatif, seolah dia adalah tipe pelatih yang sama sekali tidak boleh kalah.
Tekanan seperti ini yang terus bertambah seiring waktu benar-benar luar biasa mencengangkan!
Justru karena alasan inilah Yang Cheng memilih pergi dengan begitu tegas, karena dia tahu sekarang adalah waktu paling ideal untuk pergi!
……
……
"Kita harus melupakan apa yang disebut keunggulan yang kita pegang saat ini, karena sekarang belum saatnya kita berbangga diri!"
Sebelum latihan, di tengah lapangan latihan terintegrasi Real Madrid, Yang Chengzhuo memberikan wejangan kepada para pemain tim utama yang berkumpul. Hampir setiap hari dia terus menekankan SATU HAL: tidak boleh sombong, tidak boleh puas diri. Pertandingan harus dimainkan satu per satu, sama sekali tidak boleh terlalu tinggi mengkhayal mengira Bapak adalah nomor satu di Tianxia.
Real Madrid memang memiliki keunggulan besar di La Liga saat ini, telah melebar hingga 22 poin. Bahkan bisa dikatakan sudah memesan gelar juara Liga Spanyol lebih awal. Meski Barcelona berhasil merangkak kembali ke posisi kedua La Liga dengan stabilitas mengumpulkan poin, namun sudah tidak bisa menggoyahkan posisi pemuncak klasemen Real Madrid.
Tapi bahkan dalam situasi seperti ini, Yang Chengzhuo tetap enggan memberikan kesempatan bagi para pemainnya untuk lengah atau lega.
"Bulan Februari adalah masa krusial dalam jadwal pertandingan. Kita baru saja bermain imbang melawan Valencia di stadion Mestalla. Aku tidak puas dengan performa kalian selama pertandingan. Menurutku ada yang terlalu lengah dan mengira begitu masuk lapangan pasti bisa mengalahkannya. Pemikiran dan perasaan seperti ini harus kita redupkan sejak dalam buaian!"
"Permintaanku hanya satu: menang di setiap pertandingan, kalahkan semua lawan! Dengan begitu, sampai musim berakhir, kita pasti akan kembali ke puncak tertinggi!" Yang Chengzhuo menunjuk ubun-ubunnya sendiri sambil berteriak dengan khidmat.
Semua orang tahu Yang Chengzhuo kali ini benar-benar serius. Dia telah mengeluarkan peringatan resmi untuk Pepe dan Ramos yang performanya buruk di pertandingan melawan Valencia. Menurutnya permainan mereka tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya. Malah Vincent Kompany yang semakin menunjukkan performa menonjol musim ini, berhasil merebut posisi di pasukan inti.
Tapi Yang Chengzhuo bukan cuma otoriter, karena Dia tahu, yang hadir adalah bintang top kelas dunia di posisi masing-masing. Mereka berkumpul di Real Madrid. Untuk mengelola mereka, Yang tidak bisa hanya andalkan kekerasan dan sikap otoriter. Manajemen seperti itu tidak akan bertahan lama, pasti akan ada pemberontakan dan perlawanan. Jadi harus ada keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan.
"Aku tahu pikiran kalian..." Yang Chengzhuo menjaring setiap pemain yang hadir. Setiap langkahnya melewati depan para pemain. "Setelah musim ini berakhir, aku tidak akan lagi menjadi pelatih kepala kalian. Aku juga akan meninggalkan dunia sepakbola profesional..."
Semua orang yang mendengar ucapan ini langsung menengadah, mengawasi pelatih kepala di hadapan mereka. Banyak di antara mereka yang menyembunyikan rasa kehilangan. Karena para pemain ini adalah hasil binaan langsung tangan ke tangan Yang Chengzhuo sejak masa sulit. Bisa dikatakan Yang-lah yang menciptakan pencapaian mereka saat ini. Tanpa Yang Chengzhuo, tidak akan ada mereka!
“Jika kalian ingin saya bisa pensiun dengan penuh kehormatan, maka cara terbaik adalah sekali lagi mengantarkan tim kita ke puncak Eropa, membuat seluruh alam semesta merasakan otoritas dan kekuatan Real Madrid! Ini akan menjadi afirmasi terbaik untuk saya, sekaligus hadiah terbaik yang pernah saya terima!”
“Bisa?” tanya Yang Chengzhuo dengan nada bicara yang lebih tegas.
Para pemain satu per satu menatap pelatih kepala di hadapan mereka, mengangguk tanpa ragu. “Bisa!”
“Bagus!” Yang Chengzhuo mengangguk memberi pujian. “Saya percaya, selama ada tekad di hati kalian, tidak ada yang bisa menghentikan kalian!”
……
……
Sumpah serapemain Real Madrid di lapangan latihan segera diunggah ke situs web resmi klub. Meski perwakilan pemain dan kapten tim Casillas masih berharap bisa membuat Yang Chengzhuo mengubah keputusan, dia menegaskan seluruh pemain akan memberikan segala upaya untuk memenangkan setiap pertandingan.
“Inilah cara terbaik kami membujuk Bos untuk tetap bersama!”
Lalu, Real Madrid menyambut Valencia di Stadion Santiago Bernabéu dengan membawa semangat ini.
Yang Chengzhuo melakukan rotasi lineup pembuka untuk pertandingan ini. Kiper Casillas, lini pertahanan terdiri dari Arbeloa, Vincent Kompany, dan Miguel Torres. Performa Kompany musim ini memang semakin brilian, terutama di paruh kedua, sudah berhasil merebut posisi di pasukan inti tim utama Real Madrid. Hal ini memperketat kompetisi di lini pertahanan.
Gelandang bertahan adalah Granero. Posisi gelandang tengah Real Madrid ini terus mundur ke belakang. Setelah beralih ke posisi gelandang bertahan musim ini, performanya semakin menunjukkan tingkat kelas dunia dengan tingkat akurasi serangan dan pertahanan yang tinggi. Tekniknya lebih detil dibanding Xabi Alonso, menunjukkan prestasi yang memuaskan.
Trio gelandang serang terdiri dari Canales, Kaká, dan Mata. Formasi tiga striker adalah Muniain, David Villa, dan Sarabia.
Sejak menit pertama pertandingan, Real Madrid langsung melancarkan serangan dahsyat ke wilayah Valencia, terutama melalui serangan sayap kiri-kanan. Muniain dan Sarabia terus-menerus memanfaatkan kecepatan dan kemampuan teknik mereka untuk menembus pertahanan sayap Valencia, menciptakan ancaman yang memaksa Valencia harus masuk ke formasi kontraksi pertahanan lebih cepat dari rencana.
Tapi di menit ke-16, Canales mengirimkan umpan jauh menengah presisi ke depan area penalti tepat di kaki Villa. Striker tersebut menguasai bola dengan posisi membopong, melepaskan diri dari bek tengah Victor?Ruiz, lalu mengoper ke sisi kiri. Muniain yang memanfaatkan kecepatannya untuk meninggalkan Miguel, kemudian mencungkil bola melewati kiper lawan dari jarak kurang dari 6 meter. Gol! 1-0!
Para pemain Real Madrid ini satu per satu terlihat ganas seperti serigala dan harimau, terutama Lima Elang Kecil yang semakin menampakkan bakatnya musim ini. Mereka semakin berharap bisa mendapat kesempatan membuktikan kekuatan di panggung lebih besar.
Tapi Valencia juga bukan lampu hemat minyak. Mereka bertahan mati-matian mempertahankan skor 0-1, mengulur waktu hingga pertandingan masuk babak kedua.
Di awal babak kedua, Yang Chengzhuo memanfaatkan istirahat tengah untuk menyusun taktik penargetan terperinci. Dia meminta seluruh pemain menindih Valencia di area pertahanan, lalu memanfaatkan celah pertahanan Albelda dan Banega dengan gerakan menerobos dari belakang.
Strategi ini langsung membuahkan hasil di menit ke-71. Villa memberi umpan silang sempurna ke Mata yang menerobos dari belakang, menambah gol menjadi 2-0 untuk Los Blancos!
Gol ini secara resmi menjadi hukuman mati bagi Valencia. Meski Yang terakhir berusaha melancarkan serangan balik di saat-saat terakhir, namun Yang Chengzhuo segera melakukan pergantian anggota untuk terus memberikan tekanan. Akhirnya berhasil meredam lawan di separuh lapangan mereka sendiri, menggagalkan semua harapan Valencia.
Pada akhirnya, Real Madrid mengandalkan dua gol dari Muniain dan Mata untuk meraih kemenangan 2-0 di kandang sendiri. Dengan agregat 3-1, Los Blancos sukses mengeliminasi Valencia dari Piala Raja dan lolos ke babak final.
Di stadion lain, Athletic Bilbao awalnya mengalahkan tim kuda hitam La Liga 2, Milanudes, dengan skor 2-1 di tandang pada pertandingan pertama. Kemudian di leg kedua, mereka membantai lawan dengan skor telak 6-2 di San Mamés. Akhirnya keajaiban tim underdog dari divisi kedua ini gagal bertahan sampai akhir.
Yang Chengzhuo sebenarnya cukup percaya diri menghadapi Athletic Bilbao, namun ia juga merasa sedikit menyesal. Seandainya Castilla bisa ikut serta dalam kompetisi Piala Raja, mungkin final akan mempertemukan Real Madrid vs Castilla. Pasti ini akan menjadi kisah indah dalam sejarah sepakbola.
Tapi jelas, ini mustahil!
Kembali lolos ke final Piala Raja, Yang Chengzhuo tak ingin mengulangi kegagalan musim lalu. Athletic Bilbao bukan Barcelona yang punya Messi dan Iniesta. Semua pihak memprediksi Real Madrid akan kembali menjadi juara.
Dengan gelar La Liga yang sudah di tangan dan tiket final Piala Raja, jika Real Madrid bisa tampil baik di Liga Champions Eropa, treble kedua bukanlah mimpi belaka!
