Setelah tim kembali dari Tignes ke Jerman, semua orang bisa merasakan tekanan semakin dekatnya Piala Eropa.
Para pemain sendiri juga sangat paham, dua pertandingan pemanasan sebelum Piala Eropa merupakan kesempatan terakhir bagi para pemain pinggiran timnas untuk masuk dalam daftar 23 pemain. Jika mereka bisa membuktikan diri dengan performa hebat, mungkin ada kesempatan mengubah persepsi Yang Chengzhuo tentang mereka.
Melawan Swiss, tim Jerman mengalami kekalahan 0:1 dari tim pimpinan Hitzfeld. Ini pertama kalinya Jerman kalah dari Swiss dalam 56 tahun terakhir. Meski hanya pertandingan pemanasan, hal ini sudah cukup membuat jutaan orang menimbulkan kecurigaan terhadap timnas bentukan Yang Chengzhuo, karena tim ini sejak awal memang dibangun di atas kecurigaan.
Setelah kalah dari Swiss, majalah Der Spiegel Jerman memuat beberapa pertanyaan di artikel utama halaman depannya.
"Mengapa harus langsung ditarik ke Tignes untuk pelatihan persiapan fisik intensitas tinggi tepat setelah season berakhir?"
"Mengapa harus mempertahankan veteran seperti Ballack, Sebastian Kehl, dan Sebastian Deisler di timnas?"
“Mengapa dua tim terbaik Bundesliga musim lalu, Bayern memiliki begitu banyak pemain timnas sedangkan Borussia Dortmund hanya sedikit? Apakah ini ada hubungannya dengan preferensi pribadi Yang Chengzhuo?”
Tiga pertanyaan ini menyentuh akar kontradiksi: status Yang Chengzhuo sebagai rookie di timnas. Secara ketat, ini pertama kalinya ia sebagai pelatih kepala mempersiapkan tim untuk kompetisi besar sistem turnamen. Sebelumnya ia pernah menangani Piala Dunia Afrika Selatan, namun persiapan pra-pertandingan dilakukan Löw. Yang Chengzhuo mengambil alih di tengah jalan, sedangkan kualifikasi berikutnya pada dasarnya setara dengan liga biasa.
Sakura Masaya, jurnalis Jepang ini, selama timnas Jerman berada di Tignes, memberikan wawancara ke berbagai koran. Ia membandingkan persiapan timnas sekarang dengan era sebelumnya, misalnya metode pelatihan intensif ala militer Yang Chengzhuo yang sangat berbeda dengan filosofi "sepakbola menyenangkan" Löw yang mengedepankan kebebasan dan kesetaraan.
Tapi yang terpenting, orang Jepang ini menggunakan banyak istilah teknis untuk menjelaskan SATU HAL: membawa tim ke Tignes untuk melakukan persiapan fisik intensitas tinggi saat kompetisi besar sudah di depan mata adalah tindakan yang sama sekali tidak perlu. Itu adalah taktik persiapan yang biasanya dilakukan di tahap permulaan liga. Klub-klub lainnya lebih banyak menggunakan pemulihan dan penyesuaian.
"Percaya padaku, ini adalah tim yang hanya bisa bertahan tiga pertandingan!" Sakura Masaya dengan sangat percaya diri memprediksi dalam wawancara dengan Der Spiegel.
Yang dimaksud "tiga pertandingan" sebenarnya adalah prediksi bahwa Timnas Jerman pimpinan Yang Chengzhuo ini akan langsung tersingkir dari babak grup.
Kekalahan pertama dari Swiss dalam 56 tahun memang agak di luar dugaan. Tapi tim Swiss-nya Hitzfeld bukanlah lampu hemat minyak. Di pertandingan pembuka Piala Dunia Afrika Selatan, mereka sudah mengalahkan Spanyol 1:0. Kini Tim Jerman yang sedang dalam kondisi kurang baik kalah dari tim ini di pertandingan pemanasan, sebenarnya bukanlah hal yang aneh.
Tapi kemudian, dalam pertandingan pemanasan kedua tim Jerman di Leipzig, mereka bermain imbang 1:1 melawan Israel. Ini langsung menarik perhatian besar, bahkan Mingguan Der Spiegel menampilkan judul sampul "Hasil Imbang yang Memalukan" untuk meluapkan protes mereka terhadap pertandingan ini.
"Menghadapi Israel yang peringkat dunianya di atas 60, tim Jerman sama sekali tidak menunjukkan keunggulan dominan dari awal sampai akhir. Situasi ini sangat mengkhawatirkan karena pertandingan resmi akan segera dimulai. Kali ini kita menghadapi Israel di laga pemanasan, tapi di babak grup kita harus berhadapan dengan Spanyol, Portugal, dan Prancis - situasinya akan sangat buruk."
"Wartawan kami secara khusus mewawancarai ahli pelatihan kebugaran timnas era Klinsmann dan Löw. Dia sebelumnya dipecat dari timnas oleh Yang Chengzhuo karena perbedaan pendapat tentang persiapan. Dia memberitahu wartawan kami bahwa setelah menjalani persiapan fisik intensif seperti ini, tim Jerman membutuhkan setidaknya 2-3 minggu untuk memulihkan kondisi."
“Jelas terlihat, Yang Chengzhuo berharap tim bisa menghadapi situasi pasca kelulusan grup dengan kebugaran fisik yang lebih prima. Tapi dia lupa, jika bahkan fase grup saja tidak bisa lolos, untuk apa kebugaran fisik yang prima itu?”
“Kita semua mengakui, di bidang klub sepakbola, Yang Chengzhuo adalah ahli mutlak. Wibawa Sang Kaisar tidak boleh diragukan. Tapi di ranah timnas, dia tetap gagal membuktikan diri. Bahkan di Piala Dunia Afrika Selatan, meski banyak yang memujinya sukses memadamkan krisis, semua sumber internal paham betul bahwa kesuksesan Yang Chengzhuo sebenarnya mengandalkan jasa Löw.”
“Kabar terbaru menyebutkan suara protes internal timnas terhadap pelatihan dan persiapan Yang Chengzhuo semakin banyak. Menurut pemain timnas yang enggan membocorkan identitas, ruang ganti sudah sangat kecewa dengan persiapan Yang Chengzhuo. Mereka menganggap orang Tionghoa yang sombong ini sedang memaksakan kehendaknya ke tim, bertingkah seperti tiran yang terlalu berani!”
“Kami juga mendapat informasi dari seorang petinggi internal timnas, suara kecurigaan terhadap kepelatihan Yang Chengzhuo mulai bermunculan di asosiasi sepakbola. Namun karena popularitasnya terlalu besar, dan posisi ketua Niersbach sangat terkait dengannya, dalam kondisi apapun dia pasti akan memimpin tim hingga Piala Eropa selesai. Setelah turnamen berakhir, Sang Kaisar kita akan menganggur di rumah!”
Selain serangkaian laporan tersebut, Mingjing Zhoukan juga memuat artikel-artikel serupa yang jelas-jelas menargetkan performa buruk Yang Chengzhuo dan timnas dalam dua pertandingan pemanasan. Ini menimbulkan respons cukup besar di dalam negeri Jerman, mengingat semua fans telah menitipkan harapan besar pada timnas edisi ini.
Siapakah Yang Chengzhuo?
Dalam 17 tahun terakhir, Dia adalah personifikasi mutlak dari kemenangan. Bukan berarti Dia tidak pernah kalah, tapi Dia tak pernah menyerah. Bahkan saat kalah, kekalahan itu selalu meninggalkan kekaguman dan tetap menjaga harga diri. Hasil kerjanya selalu stabil, dan Dia selalu menemukan cara untuk meningkatkan kemampuan bertarung tim.
Sejak diangkat sebagai pelatih kepala Timnas Jerman, Dia langsung menjadi sosok Yang Maha Tinggi di hati fans Jerman. Survei sebelumnya oleh Bild menunjukkan, pengaruh Yang Chengzhuo di dalam negeri Jerman bahkan melampaui Kanselir Angela Merkel, menempati peringkat pertama. Ini membuktikan daya tarik pelatih nasional ini di tanah air.
Maka ketika artikel yang meragukan Yang Chengzhuo dan timnasnya terbit, langsung memicu respons besar di Jerman. Sebagian besar fans mendukung Yang Chengzhuo, mengkritik laporan tak bertanggung jawab yang hanya menggali sampai akar ini.
Contohnya, koran Bild langsung bereaksi di koran keesokan harinya, "Si informan terkait yang mengaku-ngaku itu, informasi internal yang ambigu, pemain timnas yang enggan membocorkan nama keluarga, petinggi internal, hingga keluarga pemain - Siapa sebenarnya? Kami tidak tahu!"
"Pelatih kepala Yang Chengzhuo adalah pelatih berpengalaman. Hanya karena dia bukan orang Jerman dan menolak mengambil kebangsaan Jerman, timbul kecurigaan dan Serangan Jahat yang tidak perlu. Adapun Sakura Masaya, jurnalis Jepang ini dipecat dari timnas oleh Yang Chengzhuo. Seberapa kredibel ucapannya? Jawabannya jelas!"
Majalah Kicker juga cepat merespons. Mereka menerbitkan ulasan bahwa tim Yang Chengzhuo sebenarnya tidak separah kekhawatiran dunia luar. Soal kualitas persiapan fisik, sulit dipastikan - mengingat Yunani-nya Rehhagel dan Rusia-nya Hiddink dulu bersinar di arena Piala Eropa berkat kebugaran fisik prima dan taktik yang rigor.
"Sebagai pelatih legendaris nomor satu di dunia, sudut pandang dan arah pertimbangan Yang Chengzhuo pasti berbeda dengan kita dan fans. Kalau tidak, dia bukanlah Yang Chengzhuo. Jadi mengenai seberapa kuat kemampuan bertarung tim ini sebenarnya, pada tahap ini tidak perlu dibuat hipotesis. Kita hanya perlu fokus mengamati situasi sambil memberikan dukungan pada tim ini - itu sudah cukup."
Namun persoalan ini jelas telah menimbulkan respons besar di dalam negeri Jerman. Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman Niersbach segera mengadakan konferensi pers. Beliau sendiri yang tampil untuk memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa apapun hasil tim di Piala Eropa kali ini, Yang Chengzhuo akan tetap bertahan hingga tahun 2014.
"Dia adalah pelatih kepala terbaik di dunia sepak bola saat ini. Kita sama sekali tidak perlu meragukan kemampuannya. Saya yakin dia memiliki rencananya sendiri, dan yang bisa kita lakukan adalah mendukung pemikirannya, bukan mencurigainya!"
"Pemimpin tim timnas Bierhoff juga segera tampil, menerima wawancara dari Bild,"Pelatih kepala menetapkan aturan ketat untuk tim, ini adalah ciri khas Yang Chengzhuo. Dari semua tim yang pernah ia latih, hal ini bisa terlihat. Jadi dia juga menetapkan banyak aturan baru yang berbeda dari sebelumnya untuk tim Jerman ini."
"Beberapa aturan ini sangat berbeda dari masa lalu. Misalnya dulu timnas mengizinkan minum alkohol asal tidak berlebihan, tapi sekarang Yang Cheng melarang total. Dia meminta pemain patuh pada daftar makanan dari tim pelatih. Dia khusus menjelaskan pada pemain, ini untuk memastikan fungsi raga pemain bisa lebih baik menyesuaikan. Seni kuliner adalah poin penting."
"Dulu Löw mengizinkan istri-istri pemain bebas keluar-masuk penginapan, tapi kali ini Yang Cheng melarang keras. Seluruh keluarga pemain tidak boleh sembarangan masuk/keluar penginapan timnas. Pemain timnas juga dilarang bermalam di luar. Tapi dia memberi kelonggaran: pada hari kedua setelah pertandingan selesai, keluarga boleh mengunjungi hotel."
“Ada beberapa aturan lain, misalnya tidak boleh merokok, tidak boleh menggunakan ponsel untuk mengakses Weibo, tidak boleh membocorkan rahasia tim, dan sebagainya.”
Saat membahas ini, Bierhoff tersenyum getir, “Sejak Sakura Masaya menyerang keras Yang Chengzhuo dalam wawancara Mingguan Spiegel, saya yakin jutaan fans pasti bertanya-tanya: Kenapa tidak ada yang tampil membela Yang Chengzhuo? Apakah dia benar-benar tidak memenangkan hati? Ataukah sebenarnya semua pemain timnas ingin sekali dia segera pergi?”
“Sebagai pemimpin tim timnas, saya bisa memastikan bahwa sama sekali tidak ada hal seperti ini. Alasan mereka enggan menerima wawancara dan enggan memberi pendapat adalah karena Yang Chengzhuo telah mengeluarkan larangan bicara bagi tim, melarang siapapun secara pribadi menerima wawancara. Bahkan Kapten Ballack, Lahm, dan Schweinsteiger sekalipun tidak boleh membahas urusan internal tim di tempat umum.”
"Saya tidak tahu bagaimana media dunia luar sebenarnya melihat hal seperti ini, tapi bagi saya, ini justru menjadi bukti bahwa atmosfer internal tim harmonis dan bersatu. Karena semua pemain mendengarkan pelatih kepala mereka, ini sudah merupakan serangan balik terbesar terhadap Sakura Masaya. Ini adalah timnas paling solid dan penuh tenaga yang pernah saya lihat selama bertahun-tahun ini."
Ucapan Bierhoff menjawab banyak pertanyaan sebelumnya. Misalnya, banyak fans yang heran mengapa tidak ada pemain yang membela Yang Chengzhuo, bahkan media menggunakan hal ini untuk menyerangnya dengan anggapan dia telah kehilangan dukungan. Namun setelah penjelasan Bierhoff, situasi berubah dramatis - ternyata Yang Chengzhuo sendiri yang aktif melarang pemain menerima wawancara. Keadaannya menjadi sangat berbeda.
Adapun masalah aturan-aturan ini, semuanya tergantung perspektif masing-masing.
Sebelumnya Bundesliga pernah memunculkan masalah menarik: Brekner, bek tengah Bayern Munich yang dijuluki "Dewa Bundesliga", mengungkapkan ketidakpuasan terhadap beberapa kebijakan klub di Weibo-nya. Hal ini menyebabkan kegagalan ekspansi merek jaringan Bayern yang telah dipersiapkan lama. Brekner menerima hukuman klub dan memicu protes fans.
Di era kepelatihan Löw, seorang pemain timnas pernah mengumumkan secara prematur di internet bahwa dirinya akan hengkang karena cedera, padahal tim pelatih bahkan belum memutuskan. Situasi ini membuat tim kesulitan menanganinya. Meski Löw sangat kecewa, akhirnya dibiarkan berlalu.
Namun dalam tim-tim yang pernah dilatih Yang Chengzhuo sebelumnya, jelas terlihat tidak pernah muncul masalah-masalah seperti ini.
"Penggemar Weibo Yang Chengzhuo merupakan yang tertinggi di dunia, para pemainnya juga memiliki banyak penggemar. Mereka sering berinteraksi di jaringan internet, bahkan saling bercandaan dan mengusili. Tapi mereka semua paham betul - apa yang boleh diucapkan, apa yang tidak, apa yang bisa dilakukan, apa yang dilarang. Tak ada yang berani melewati batas itu."
"Alasannya bisa mencapai efek sebaik ini sederhana saja: mereka mengerti aturan!"
"Ada yang berpendapat bahwa melarang pemain menggunakan Weibo dan internet adalah pembatasan kebebasan mereka, bentuk ketidakpercayaan. Menanggapi ini, wartawan Bild Grant Neck dalam kolom khususnya mengutip kata-kata mantan pelatih Yang Chengzhuo sebagai serangan balik:"
"'Mempercayai adalah rasa saling rasakan. Bukan berarti aku membiarkanmu berselancar di internet dan berbuat semaunya, itu artinya aku mempercayaimu. Bisa jadi justru sebaliknya - itu tandanya aku sudah kecewa berat, sehingga aku membiarkanmu begitu saja.'"
“Saya bisa memahami pemain saat ini, mereka adalah generasi baru yang tumbuh bersama jaringan internet. Mereka sudah terbiasa berkomunikasi lewat media online, mengupload foto ke internet, dan menyampaikan niat mereka melalui Weibo. Saya sangat mengerti dan setuju dengan hal ini, karena saya sendiri juga sering melakukan hal serupa.”
“Tapi apakah ini berarti mereka bisa bersikap semaunya sendiri? Boleh bertindak tanpa prinsip sama sekali?”
“Saya selalu berpendapat bahwa kebebasan sejati harus berlandaskan premis aturan. Kamu harus mematuhi hukum terlebih dahulu baru layak menikmati kebebasan, karena peraturanlah yang memberitahumu kapan harus berhenti. Oleh karena itu, kebebasan yang patuh hukum patut diapresiasi, namun kebebasan tanpa aturan hanya akan melahirkan Kekacauan dan ketidakteraturan.”
Dalam kolom yang sama, Grant Neck dengan hipotesis afirmatif menyatakan bahwa Ballack, Sebastian Deisler, dan Sebastian Kehl pasti masuk dalam daftar skuat. Ketiga veteran ini akan memainkan peran krusial dalam tim ini.
"Keberhargaan anggota senior, Yang Chengzhuo lebih paham daripada siapa pun. Oleh karena itu, selama ini dia sangat mempercayai Ballack, Deisler, dan Kehl. Karena dia sangat menyadari, hanya dengan tiga veteran ini yang bertugas, barulah dia bisa benar-benar merasa nyaman dengan tim ini."
Selain itu, Grant Neck menyatakan telah menerima undangan UEFA. Sebelum tim terbang ke Polandia, dia akan melakukan wawancara eksklusif dengan Yang Chengzhuo di Leipzig. Dia berharap fans bisa memposting pertanyaan menarik di Weibo dan website pribadinya. Jika cocok, dia akan menanyakan langsung ke Yang Chengzhuo dan mempublikasikan jawabannya di koran.
Ini merupakan kegiatan UEFA sebelum Piala Eropa, di mana 16 pelatih kepala tim akan menjalani serangkaian wawancara. Sebagai bintang top utama, Yang Chengzhuo tentu tak bisa diabaikan. Wawancara ini juga akan direkam untuk promosi dan publikasi Piala Eropa selanjutnya.
Seolah merespons hipotesis Grant Neck, Yang Chengzhuo segera mengumumkan daftar skuat 23 pemain di situs web resmi Asosiasi Sepak Bola Jerman. Tepat seperti prediksi, tiga veteran Ballack, Deisler, dan Kehl memang masuk dalam daftar.
Kiper yang dipilih adalah Neuer, Adler, dan Wessels. Di antara trio ini, Neuer sebagai pasukan inti tak terbantahkan. Dewa Pintu Bayern Munich ini, baik di timnas maupun klub, menunjukkan performa yang patut diakui sebagai Dewa Pintu nomor satu Jerman.
Delapan bek mengalami gejolak internal. Pemain seperti Lahm, Jérôme Boateng, Mertesacker, Badstuber, Kehl, dan Hummels masuk tanpa kontroversi. Namun kejutan datang dari bek kiri Borussia Dortmund Schmelzer dan bek Schalke 04 Benedikt Höwedes yang juga berhasil lolos seleksi.
Malah, Christian Träsch si pemain serbaguna dan bek kanan Andreas Beck yang sebelumnya sering dipanggil Yang Chengzhuo ke tim, kali ini gagal masuk daftar skuat akhir timnas. Hal ini membuat banyak fans pendukung kedua pemain tersebut merasa kecewa.
Di sektor lini tengah, Ballack, Schweinsteiger, Özil, Khedira, Toni Kroos, Götze, Deisler, dan Sven Bender berhasil masuk skuat lini tengah timnas kali ini. Namun pemain muda seperti Lars Bender dari Kaiserslautern, Marco Reus, dan André Schürrle gagal lolos seleksi 23 pemain di saat-saat terakhir, menjadi hal yang cukup disayangkan.
Di garis depan, Klose, Gómez, Thomas Müller, dan Podolski berhasil masuk sebagai empat penyerang yang terpilih.
Setelah pengumuman skuat, Lars Bender memberikan wawancara kepada wartawan Bild. Meski menyesali kegagalannya, ia mengungkapkan keyakinan penuh akan bisa kembali masuk skuat timnas di masa depan.
"Tuan Yang Chengzhuo memberitahu saya, kegagalan terpilih kali ini bukan karena kemampuan saya yang kurang, tapi karena dia hanya bisa membawa 23 orang. Tentang hal ini dia merasa sangat menyesal, tapi dia tidak ingin saya patah semangat karena dia sangat yakin dengan masa depan saya di tim. Dia bilang, selama saya terus menunjukkan performa dan kemajuan seperti sebelumnya, saya pasti bisa masuk kembali ke daftar timnas."
Marco Reus juga diwawancarai wartawan tentang kegagalannya masuk daftar skuat Piala Eropa: "Saya harap semua rekan setim bisa berusaha lebih keras, karena mereka memang beruntung dan pantas bertahan di tim. Saya akan berusaha lebih giat meningkatkan diri, berharap bisa masuk kembali ke daftar skuat setelah Piala Eropa."
André Schürrle menyatakan meski kali ini gagal masuk daftar skuat, pelatihan intensif beberapa waktu terakhir sangat membantunya: "Tuan Yang Chengzhuo mengatakan, dia tidak hanya ingin membantu kami meningkatkan performa di lapangan, tapi juga membimbing kami dalam proses tumbuh kembang dan mengarungi kehidupan."
