Setiap edisi kompetisi besar dengan sistem turnamen, panitia penyelenggara selalu merumuskan standar wasit sebelum pertandingan dimulai.
Sistem standar wasit ini akan terus mengalami perbaikan seiring perkembangan lingkungan sepakbola, beberapa aspek dipertahankan dalam jangka panjang sementara yang lain disesuaikan. Oleh karena itu, sebelum setiap edisi kompetisi besar sistem turnamen, baik UEFA maupun FIFA selalu mengadakan serangkaian pelatihan wasit untuk menanamkan standar wasit edisi terkini.
Secara paralel, mereka juga mengirim koordinator komite wasit ke markas tim peserta secara bergantian untuk menjelaskan standar wasit Piala Eropa kepada pemain dan pelatih kepala. Kali ini, koordinator yang dikirim UEFA ke markas tim Jerman ternyata adalah mantan wasit legendaris botak Pierluigi Collina.
"Halo, Sang Kaisar!" Begitu turun dari mobil, Collina langsung terkekeh dan bergegas menghampiri Yang Chengzhuo yang sedang berdiri di sana.
Kini botaknya masih tetap, tapi ia mengenakan celana jeans yang terlihat sangat muda, kemeja putih dipadukan dengan setelan jas hitam. Kakak botak ini benar-benar terlihat awet muda. Sebaliknya, Yang Chengzhuo yang memakai jas latihan standar Timnas Jerman, terus-terusan tertawa melihat penampilannya, membuat wasit botak itu merasa sangat canggung, seolah-olah ada yang tidak beres dengan penampilannya sendiri.
"Kalau terus mengawasiku seperti ini, aku akan pertimbangkan untuk memberi perhatian khusus kepada timmu lewat wasit!" ancam Collina sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo langsung angkat tangan menyerah, "Baiklah, pria tampan, aku kalah!" Tapi ekspresinya yang terus tersenyum lebar sama sekali tidak terlihat seperti mengakui kekalahan.
Collina menggelengkan kepala sambil berkesedihan. Seharusnya dia tidak memakai pakaian seperti ini. Tapi kalau tidak pakai baju seperti ini, harus pakai jas? Itu pasti lebih konyol!
Semua salah karena citra botak di tahun-tahun lalu yang terlalu menarik perhatian, menyebabkan kesan baik yang dia berikan sekarang terasa sangat aneh. Bukan hanya menghadapi ledakan tawa dari Yang Chengzhuo, hampir setiap tim yang dia kunjungi, para pemain selalu menyambutnya dengan gelak tawa.
"Urusan penting lebih utama, ayo, mereka semua sudah menunggu!" Yang Chengzhuo segera menghentikan penyesalan Collina.
Di ruang rapat hotel, para pemain sudah duduk menunggu. Begitu Collina tiba dan memberikan salam, dia langsung memulai tugas kedatangannya kali ini: memberikan penjelasan kepada tim Jerman tentang berbagai aspek Piala Eropa edisi ini termasuk perlombaan adil, diving palsu, dan tipuan wasit.
"Meski di arena pertandingan wasit botak memberi kesan dingin dan tegas, sebenarnya secara pribadi dia sangat komunikatif. Saat berbicara mengalir deras, sering menanyakan secara tidak langsung, bahkan terkadang menyitir kasus-kasus kepelatihan era dulu untuk menganalisis aturan. Namun penekanan utamanya adalah: Wasitlah otoritas tertinggi dalam pertandingan, dan satu-satunya yang berhak menafsirkan aturan!"
"Kita semua sangat paham, dalam banyak pertandingan, aksi tertentu dan pelanggaran sangat mudah memicu kontroversi. Misalnya tackling galak, meski tidak menyentuh pemain lawan, itu tetap pelanggaran tak terbantahkan. Bintang top pasti diberikan, tak mungkin kabur, dan tak ada alasan untuk berdebat."
"Kita seharusnya sangat jelas: Penyusunan aturan bertujuan melindungi pemain dan pertandingan. Jadi keputusan wasit sebenarnya tidak didasarkan pada apakah kamu sudah melukai lawan, melainkan apakah pelanggaranmu sengaja melukai lawan, atau mengandung risiko melukai. Cara menilainya, mutlak ada di tangan wasit!"
“Tapi satu hal yang sangat pasti adalah, wasit masa kini tidak akan mentolerir pemain yang memberikan tekanan pada mereka. Pemain memiliki jalur resmi untuk mengajukan protes dan pembelaan, tapi pemain pertama yang tampil memprotes dan memberikan tekanan, pasti akan dapat kartu kuning, bahkan kartu merah, tergantung keputusan wasit berdasarkan situasi spesifik!”
Ucapan Collina ini sebenarnya ingin menyampaikan keputusan terbaru UEFA, yakni mengerahkan usaha maksimal untuk melindungi otoritas wasit di arena pertandingan. Ini merupakan mata rantai yang sangat krusial, karena jika wasit kehilangan wibawa, pertandingan akan kacau balau bahkan mustahil dilanjutkan.
Dari perkataan Collina, Yang Chengzhuo juga memahami tingkat penghargaan UEFA terhadap penguatan otoritas wasit, sekaligus upaya maksimal untuk mencegah berbagai perilaku penipuan wasit. Pasalnya, masalah-masalah ini telah menarik perhatian fans seantero dunia, dan sudah mencapai tahap yang harus segera ditangani.
Tentu saja, bagi tim Jerman, ini sama sekali tidak menjadi masalah adaptasi karena mereka tidak memilih strategi semacam ini.
Namun ucapan Collina tetap memberikan bantuan yang cukup besar bagi tim Jerman. Setidaknya semua orang kini lebih memahami standar wasit UEFA di Piala Eropa ini. Mereka semakin jelas tahu bagaimana menciptakan situasi paling menguntungkan dan memanfaatkan aturan permainan dengan lebih baik.
……
……
Setelah mengirim pergi Collina, tim Jerman kembali fokus pada beberapa sesi pelatihan terakhir jelang Piala Eropa.
Dalam menghadapi Spanyol, Yang Chengzhuo sangat menyadari bahwa titik lemah terbesar timnya masih di pertahanan. Dia lebih dari siapa pun memahami betapa dahsyatnya ofensif tim Spanyol saat ini. Namun Yang tidak memaksa timnya bertahan mati-matian, melainkan berharap para pemain menunjukkan cukup keberanian untuk menghadapi pertandingan ini.
Jadi dalam pelatihan, Yang Chengzhuo tak henti menyerukan tim untuk berani terlibat dalam serangan. Hanya dengan sikap seperti ini, mereka baru mungkin menantang Spanyol dan mengalahkan lawan.
Ada poin penting lainnya, yaitu bagaimana memaksa Spanyol meninggalkan zona ancaman mereka sendiri.
Yang Chengzhuo sangat paham aspek paling mengerikan Spanyol saat ini: penguasaan bola di area 32 meter lawan. Mourinho pernah berkata, untuk menghentikan Real Madrid, pemain mereka harus dijauhkan dari area penalti sendiri dengan menempatkan garis pertahanan di depan kotak penalti. Ini merupakan aksi untuk memindahkan area penguasaan bola Real Madrid keluar dari zona 32 meter.
Maka, masalah yang dihadapi tim Jerman kini muncul. Jika pertahanan ditempatkan di depan area penalti, begitu Spanyol mendapat kesempatan untuk menguasai bola di area berbahaya, seluruh sistem pertahanan Jerman akan menghadapi masalah besar. Sebab taktik kecil-cepat-tepat ala Spanyol justru menjadi momok bagi gaya pertahanan bertubuh besar dan tinggi khas Jerman.
Kecepatan Spanyol, kemampuan individu, koordinasi tim, dan keharmonisan tak terucap semuanya sangat menonjol. Hal ini membuat tim Jerman tenggelam dalam dilema yang sulit: Di satu sisi ingin menyerang, di sisi lain harus bertahan mati-matian.
Jika meneliti tim-tim yang berhasil menantang serangan Real Madrid di turnamen klub, sebenarnya ada ciri khas yang sama - organisasi pertahanan yang sangat rapi. Contohnya Chelsea, kombinasi bek John Terry dan Ricardo Carvalho bagaikan pasangan sempurna. Ditambah gaya bertahan ala Mourinho yang sangat ketat, mereka mampu secara efektif membendung serangan Los Blancos.
Namun tim Jerman kini, dalam menghadapi Spanyol, ciri khas pertahanannya langka komplementaritas. Bertarung habis-habisan di pertahanan, hampir tidak ada keunggulan.
Spanyol juga merupakan tim dengan menyerang kuat bertahan lemah. Kombinasi bek tengah Ramos dan Piqué terlihat bagus, tapi sebenarnya belum tentu saling melengkapi. Bosque berkali-kali mempelajari taktik Yang Chengzhuo dengan menempatkan De la Red mundur sebagai bek tengah, namun kerja sama De la Red dan Piqué terlihat sangat kurang harmonis. Yang terakhir selalu mengikuti De la Red merebut penguasaan bola, malah lebih baik ketika berpasangan dengan Ramos.
Oleh karena itu, Yang Chengzhuo sebelumnya telah menyusun taktik tim untuk melawan Spanyol: Pertahanan-balik Jerman tidak mungkin menyelamatkan diri dalam serangan Spanyol. Hanya bisa duel serangan, lalu melalui taktik penargetan yang efektif untuk menahan Spanyol. Dalam pelatihan, selain terus mengasah pertahanan, Yang Chengzhuo juga fokus melatih alur serangan.
Meski markas besar tim Jerman di Piala Eropa ditempatkan di Gdańsk, Polandia, namun ketiga pertandingan babak grup mereka justru dilaksanakan di Ukraina. Oleh karena itu, tim hanya tinggal di kamp pelatihan Polandia selama empat hari, lalu sehari sebelumnya yaitu pada 8 Juni, terbang ke Lviv, Ukraina untuk mempersiapkan laga perdana babak grup yang akan digelar di sini.
……
……
"Ayah!"
Yang Chengzhuo baru saja menerima telepon dan turun dari kamar hotelnya. Begitu keluar dari lift vertikal, matanya langsung menyaksikan Charles yang langsung terbang menyongsong dan mendekapnya erat-erat. Meski baru berusia 9 tahun, postur tubuh bocah ini terbilang tinggi untuk usianya. Selama beberapa tahun terakhir, dia rutin belajar bela diri dari suhu wushu di Chinatown sehingga memiliki tubuh yang berotot dan berpostur atletis, layaknya pria kecil yang bersinar cerah.
Membicarakan putranya ini, hati Yang Chengzhuo langsung dipenuhi sukacita. Meski banyak orang merasa kecewa karena mengira Charles tidak akan meneruskan jejaknya di bidang sepakbola, namun Yang sama sekali tidak ambil pusing. Baginya, yang terpenting adalah Charles bisa mengejalani hidup sesuai passionnya sendiri.
"Anak muda ini punya bakat olahraga yang bagus. Suhu wushu bilang dia punya talenta bela diri alami, dan dia sendiri mau bekerja keras serta tekun berlatih. Selain itu dia juga punya minat besar pada berbagai olahraga lain seperti menyelam, basket, sepakbola, dll. Tapi yang paling dia suka tetap di bidang wushu. Yang Chengzhuo dan Charlize Theron juga sepakat, selama tidak mengganggu pelajaran sekolah, mereka membiarkannya menekuni apa yang disukai."
"Ibu di mana?" Yang Chengzhuo bertanya penuh perhatian. Charlize Theron sedang hamil besar.
"Di belakang, sebentar lagi sampai!" Charles tersenyum sambil menunjuk ke gerbang utama hotel.
Persis saat itu, Charlize Theron terlihat pelan-pelan masuk ke lobi hotel.
Sang Dewi Afrika Selatan mengenakan celana hitam longgar, dipadukan dengan kemeja putih. Di luarnya terdapat jas santai hitam yang kontras hitam-putih. Kemeja sengaja tidak dimasukkan ke pinggang, ujungnya lebih panjang dari jas, menciptakan efek visual bertingkat. Meskipun perutnya besar, aura fashionable dan pesona yang terpancar dari seluruh tubuhnya tetap tak terbendung.
Katanya orang cantik pakai apa saja tetap menarik. Kini meski hamil dan berperut besar, tetap memesona!
"Kalau hamil, jangan keluyuran terus!" Yang Chengzhuo bergegas memapahnya menuju lift.
"Nggak apa-apa. Kalau nggak boleh jalan-jalan, malah makin stres. Nanti badan makin melar, bisa-bisa jalan aja susah!" Charlize Theron justru tertawa riang.
Keluarga kecil tiga orang ini masuk ke lift. Tak lama kemudian, mereka tiba di lantai tempat timnas bermarkas.
“Ha, Charles!” Begitu keluar dari lift, terdengar seseorang memanggil nama Charles.
“Paman Ballack!” Anak ini langsung berlari gembira begitu mendengar teriakannya, tak henti-hentinya memanggil semua paman. Dia sudah sangat akrab dengan Ballack, Kehl dan lainnya, apalagi anggota tim pelatih Yang Chengzhuo.
Mereka mengobrol dengan Charles. Tak lama kemudian istri-istri pemain tim Jerman datang mengelilingi Charlize Theron.
Semua tahu Charlize Theron dijuluki Cantik Nomor Satu Hollywood, pemenang Oscar yang kini beralih menjadi produser dan sutradara. Para istri pemain ini ingin berkenalan dengannya, sehingga sekumpulan wanita pun berkumpul menikmati momen.
Besok tim akan memulai pertandingan perdana melawan Spanyol. Sebelumnya Yang Chengzhuo melihat suasana tim terlalu tegang, sehingga hari ini secara khusus melanggar protokol dengan membuka waktu kunjungan keluarga. Satu grup akan makan malam bersama, setelah itu keluarga akan meninggalkan hotel.
Sekali gus, Kanselir Jerman Angela Merkel juga akan tiba di Ukraina malam ini. Didampingi Niersbach, beliau akan datang ke hotel untuk makan bersama tim dan memberikan semangat.
Yang Chengzhuo berharap dengan cara seperti ini pemain bisa lebih rileks, sekaligus menyetel atmosfer tim.
Anaknya ada yang menemani, pacarnya juga ada yang menemani. Justru Yang Chengzhuo sendiri tidak ada yang mendampingi, sendirian di aula lantai mencari tempat duduk. Memesan secangkir kopi ke pelayan, tapi tak disangka yang dikirimkan malah segelas air mendidih panas.
"Aku yang menyuruhnya mengganti!" Charlize Theron mendekat. Yang Chengzhuo segera bangkit dari sofa, membantunya menarik kursi sofa sebelah, mempersilakannya duduk. Setelah itu baru kembali ke tempat duduknya sendiri, menatap cangkir air mendidih yang masih mengepul dengan senyum pahit.
"Zaman sekarang jadi manusia memang sulit! Secangkir kopi saja dilarang diminum!"
"Bukan melarang, cuma khawatir kalau minum kopi nanti malah begadang lagi!" Charlize Theron meliriknya dengan ekspresi menyalahkan, seakan menegur: bukankah dia tahu kebiasaan anehnya sendiri yang tak bisa tidur setelah minum kopi malam hari?
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil tertawa getir. "Baiklah, siapa suruh kamu sekarang jadi bos?" Usai berkata, dia mengambil cangkir air panas itu, menyesapnya dengan hati-hati. Karena masih terlalu panas, diletakkannya kembali di atas meja. Gerakan ini membuat Charlize Theron terkekeh.
“Kamu terlihat santai sekali, sama sekali tidak khawatir?” Mata Charlize Theron malah dipenuhi kecemasan yang kental, karena dia sangat paham situasi yang sedang dihadapi Yang Chengzhuo saat ini.
“Khawatir? Kenapa?” Yang Chengzhuo balik bertanya.
“Aku sering memperhatikan berita dan koran belakangan, mereka semua sepertinya tidak memprediksi kemenanganmu. Apalagi Spanyol terlalu kuat, apakah kamu benar-benar tidak khawatir sama sekali akan kekalahan di pertandingan perdana?” Jelas dia juga melakukan riset mendalam tentang sepakbola, kalau tidak, sebagai orang yang bukan fans pasti tidak akan mengerti sebanyak ini.
“Kamu benar. Semua orang memprediksi kemenangan Spanyol. Justru karena seperti ini, semakin menunjukkan SATU HAL: yang seharusnya merasa terbebani tekanan adalah mereka. Merekalah kandidat panas, sementara kita bukan. Jadi jika aku kalah itu wajar saja, tapi kalau mereka yang kalah - itu tidak boleh terjadi!”
Yang Chengzhuo tersenyum santai saat berbicara, tapi hanya Charlieze Theron yang memahami dirinya sedemikian dalam yang bisa melihat kilatan ketidakpuasan tersembunyi di matanya. Bagaimanapun dia adalah Yang Cheng, sosok yang tak pernah mau mengakui kekalahan.
Beberapa pernyataan mungkin dipercaya orang luar, tapi Charlieze Theron tidak - karena dia terlalu memahami karakter Yang Chengzhuo.
Tentu ini bukan berarti Yang mudah cemas atau tergesa-gesa. Dengan kedewasaan dan ketenangan yang dimilikinya sekarang, sudah jarang hal yang bisa membuatnya gelisah. Pertandingan ini justru memberinya keseruan dalam menantang stimulasi melawan petarung kuat.
Terkadang Charlieze Theron merasa prianya ini sangat unik: Dia menyukai tantangan rumit, menikmati proses membawa timnya langkah demi langkah mengalahkan lawan kuat, mengalami metamorfosis dari underdog menjadi juara. Apakah benar proses ini bisa memberinya kepuasan yang belum pernah dirasakan sebelumnya?
Charlieze Theron tidak tahu, tapi dia sangat paham betapa dia menyukai duduk di tribun, mengawasi dirigen yang penuh percaya diri di bawah lapangan, dengan tenang memimpin timnya mengalahkan lawan.
"Jangan khawatirkan aku, rawat dirimu baik-baik!" Yang Chengzhuo mengulurkan tangannya, memijat lembut tangan ramping nan lembut miliknya.
Beberapa hal tak perlu mereka ucapkan. Seperti saat ini, Yang Cheng tahu Charlieze Theron sengaja datang karena khawatir dia menciptakan tekanan berlebihan sebelum pertandingan. Meski tak diungkapkan, Yang Cheng tahu maksud sebenarnya.
Charlieze Theron juga sangat memahami Yang Chengzhuo. Mendengar kalimat itu, dia tahu Yang Cheng telah mengerti isi hatinya.
Keduanya saling memandang dengan senyum. Tak sepatah kata pun terucap, namun aura kasih sayang yang kental dan saling pengertian terpancar jelas.
Kedatangan Merkel memecahkan atmosfer keramaian, Kanselir Jerman yang ditemani Niersbach dan Bierhoff memasuki aula makan bersama. Begitu masuk pintu, matanya langsung tertuju pada Charles. Ada kesan familiar sekilas tapi tak langsung dikenali - mengingat anak-anak tumbuh begitu cepat. Namun tak lama sang Kanselir menyadari siluet wajah bocah itu yang menyerupai Yang Chengzhuo.
Ballack selaku Kapten tim, didampingi Lahm dan Schweinsteiger, terlibat percakapan dengan Merkel.
Kanselir Jerman berharap seluruh pemain bisa melepaskan beban mental, tampil tanpa tekanan untuk menunjukkan kekuatan sebenarnya dalam pertandingan. Dia menegaskan keyakinannya bahwa timnas Jerman memiliki kemampuan untuk menonjol dari Grup Maut yang kejam ini.
Ucapan Merkel mendapat respons antusias dari para pemain. Seluruh anggota tim berjanji akan mengerahkan sepenuhnya kemampuan, berjuang keras untuk meraih hasil maksimal di Piala Eropa edisi ini.
Kemudian Kanselir Jerman kembali memberi semangat kepada Yang Chengzhuo beberapa patah kata, lalu berbincang dengan Charlize Theron. Di akhir acara bahkan menarik Charlize Theron untuk duduk di sampingnya, disusul oleh Yang Chengzhuo. Di sisi lain terdapat Niersbach dan rombongan, sementara Ballack, Lahm, dan Schweinsteiger duduk berhadapan dengan Merkel.
Saat makan, Merkel tak henti-hentinya menanyakan realitas saat ini tim. Kadang dijawab oleh Ballack, kadang oleh Lahm. Schweinsteiger sesekali juga aktif menjawab beberapa pertanyaan. Selama acara makan bersama, atmosfer terlihat sangat bagus dan baik. Para pemain secara umum tampak cukup rileks, tidak merasa canggung meski ada kehadiran Merkel.
Sebelumnya, partai konservatif tempat Merkel bernaung mengalami kekalahan memilukan dalam pemilihan lokal, yang membuat banyak rakyat merasa cemas akan prospek terpilihnya kembali sang kanselir. Analisis media luar dan tim kampanyenya secara jelas menyembunyikan satu informasi: Piala Eropa memiliki ketidakpastian penting yang bisa mempengaruhi pemilihan.
Merkel sejak dulu terus memberikan pernyataan dukungan dan afirmatif terhadap Yang Chengzhuo dan timnas. Jika Yang Chengzhuo dan timnas bisa mencapai sesuatu di Piala Eropa, status Merkel di hati fans Jerman akan melonjak lagi. Sebab dalam pemilihan mana pun di Jerman, pengaruh fans sama sekali tidak boleh diremehkan.
Tentu saja, bukan berarti hasil Piala Eropa bagus pasti membuat Merkel terpilih kembali. Hanya ada efek memacu tertentu.
Oleh karena itu, perjalanan Timnas Jerman di Piala Eropa kali ini juga dikomentari media Jerman sebagai turnamen penting yang kemungkinan besar akan mempengaruhi Pemilu Jerman, bahkan berdampak pada ekonomi Uni Eropa saat ini melalui pengaruhnya terhadap Pemilu Jerman!
