Di detik peluit berbunyi, Yang Chengzhuo di pinggir lapangan menghentakkan tangannya geram, wajahnya menyiratkan kekecewaan.
Ini merupakan serangan balik pertama tim Jerman di pertandingan ini, tapi tumbang di jebakan offside Spanyol. Sungguh membuat frustasi, apalagi mereka membuang-buang kesempatan emas yang begitu bagus.
"Thomas Müller mengaktifkan terlalu awal, ketahuan lawan!" Benitez menggelengkan kepala + senyum pahit.
Yang Chengzhuo mengangguk. Dia tahu keputusan offside ini tidak bermasalah. Bahkan rekaman ulang gerakan lambat di layar "kaca" TKP memperlihatkan dengan jelas: Saat Özil mengoper, Thomas Müller memang sudah dalam posisi offside.
Bisa dibilang anak muda ini terlalu fokus pada bola, tidak memperhatikan posisinya sendiri sehingga terjebak perangkap orang Spanyol.
Menyadari hal ini, Yang Chengzhuo maju beberapa langkah sambil bertepuk tangan dengan kuat: "Hei! Semangat! Pertandingan baru berjalan! Kita masih punya banyak kesempatan. Jangan patah semangat, semua harus tetap semangat!"
Yang Chengzhuo di pinggir lapangan bertepuk tangan untuk menyemangati tim, Schweinsteiger juga berteriak memberi instruksi pada rekan setim agar segera kembali bertahan. Orang Spanyol akan segera melancarkan serangan balik. Bisa diprediksi bahwa setelah hampir ditembus pertahanannya oleh Jerman, serangan balik Spanyol pasti akan datang lebih ganas. Tim harus siaga penuh!
Benar saja, Spanyol yang melakukan tendangan bebas kembali dengan cepat mengorganisir serangan. Mereka memanfaatkan keunggulan teknis secara maksimal melalui koordinasi passing satu sentuhan, sama sekali tidak membiarkan bola lebih lama berada di kaki mereka. Setiap operan diselesaikan dalam satu sentuhan, membuat pressing Jerman hampir kehilangan efektivitas.
Terkadang kesenjangan kemampuan tidak bisa sekadar ditutupi dengan ketekunan atau usaha keras. Perbedaan level teknis membuat Jerman harus mengerahkan energi dan sumber daya manusia jauh lebih banyak daripada lawan untuk bisa menahan serangan Spanyol.
Dengan cepat, Spanyol melakukan koordinasi dalam area terbatas dan mengoper bola ke depan pertahanan Jerman. Untuk pertama kalinya mereka berhasil menguasai bola di depan garis pertahanan Jerman. David Silva mengirimkan umpan terobosan tajam yang menembus celah di belakang Mertesacker, sementara Mata melakukan penyusupan cepat.
Tepat saat Spanyol hampir menembus pertahanan Jerman, Kehl yang sengaja mempertahankan posisi sedikit di belakang berhasil menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Mata. Dengan gesit dia merebut bola sebelum lawan sempat bereaksi dan membersihkannya ke garis samping, menghasilkan lemparan ke dalam.
Penyelesaian stabil dari Kehl ini berhasil menghindarkan krisis bagi pertahanan Jerman. Setelah membersihkan bola, veteran ini segera memanggil rekan setimnya untuk kembali dan membentuk formasi pertahanan. Pasalnya begitu lemparan ke dalam dilakukan, situasi akan langsung berubah menjadi ancaman di zona berbahaya.
Tepat seperti dugaan, Spanyol segera melempar bola ke dalam. David Silva menguasai bola di sisi kiri, menghadapi kawalan ketat Jérôme Boateng, lalu mengoper kembali ke Álvaro Arbeloa yang maju membantu. Bek kiri Spanyol itu mengirimkan umpan diagonal ke wilayah terlarang, melambungkan bola ke titik belakang. Philipp Lahm dengan tegas menyambar bola sebelum Andrés Iniesta, melakukan header untuk membersihkan bola keluar garis gawang. Tendangan sudut untuk Spanyol.
Xabi Alonso mengambil tendangan sudut. Per Mertesacker langsung membersihkan bola. Tim Jerman melancarkan serangan balik cepat, bola sampai ke kaki Miroslav Klose yang melihat kecepatan pengejaran pemain Spanyol sangat tinggi, segera mengoper ke Thomas Müller.
Thomas Müller merasakan tekanan dari Sergio Ramos. Setelah menerima operan Klose, ia langsung mengembalikan bola. Keduanya melakukan koordinasi dua lawan dua mengelilingi Ramos dan Gerard Piqué. Namun saat Klose menguasai bola, pemain Spanyol sudah berhasil mengejar. Terpaksa ia melakukan tembakan langsung dari jarak sekitar 25 meter dengan upaya setengah hati.
Sudut tembakannya tepat, tetapi Casillas dengan kokoh berdiri di posisinya, berhasil menjatuhkan tembakan jarak jauh Klose ke rumput. Tembakan pertama Tim Jerman terlihat jelas belum membentuk ancaman yang cukup.
Klose menggelengkan kepala dengan kuat. Saat berjalan mundur, dia mengacungkan ibu jari ke Thomas Müller. Kesadaran anak muda ini luar biasa, terutama saat tadi ketika Klose tidak memberi sinyal apapun, namun dia bisa memahami maksudnya. Benar-benar pintar, bagus!
Thomas Müller hanya mengangguk sambil tersenyum. Ekspresinya tidak menunjukkan penyesalan saat berbalik, karena dia sangat paham bahwa sekarang bukan waktunya untuk menyesal. Jika harus kecewa setiap kali gagal, bagaimana caranya melanjutkan pertandingan?
Yang Cheng menyadari peluang, melambaikan tangan ke arah Mertesacker memberi isyarat agar pertahanan kali ini jangan mundur terlalu jauh, tahan tekanan untuk melancarkan satu gelombang serangan guna menekan semangat Spanyol.
Casillas mengeluarkan tendangan gawang yang langsung jatuh ke area tengah. Jérôme Boateng menyundul bola ke depan sebelum David Silva sempat bereaksi, Arbeloa menyundul kembali, kali ini Sven Bender menyundul bola ke Podolski yang mundur mengambil bola namun mendapat gangguan dari Arbeloa, lalu mengoper kembali ke Jérôme Boateng di belakangnya.
Bola berpindah beberapa kali di kaki pemain Jerman yang berhasil menstabilkan situasi, sampai di area pertahanan Spanyol. Tekanan dari lini depan lawan juga cukup kuat, jelas terlihat ingin memaksa tim Jerman mempercepat tempo permainan melalui pressing lokal di area serang.
Schweinsteiger menyadari celah di sayap kiri, segera berlari mendekat untuk menerima bola. Setelah menguasai bola, dia dengan cepat mengoper ke Lahm yang menerobos dari sisi kiri. Kapten Jerman ini langsung menggiring bola cepat menyusur sisi kiri. Di depan, Thomas Müller juga segera membuka celah pertahanan dan menjadi pengalih perhatian untuk Lahm.
Terlihat Lahm bergerak maju hingga area luar kotak penalti besar Spanyol, lalu mengoper ke Thomas Müller. Sambil terus berlari kencang ke depan, Müller menyodok bola ke garis dasar. Lahm yang telah menyusul Miguel Torres dengan kecepatannya, berhasil melakukan crossing akurat tepat sebelum bola keluar lapangan.
Klose yang sudah mengendap di kotak penalti segera melesat dari belakang, menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Piqué. Namun Casillas membaca niat Klose, nekat keluar dari gawang dan melompat tinggi di sekitar garis kotak penalti kecil, menangkap bola dengan mantap di kedua telapak tangannya.
Casillas menguasai bola, lalu berlari cepat ke depan dan langsung menendang bola sekuat tenaga ke depan.
Pemain Spanyol di depan langsung memacu kecepatan dan menyerbu begitu melihat Casillas melakukan tendangan panjang.
"Bahaya! Serangan balik cepat Spanyol! Pertahanan Jerman sedang berusaha kembali dengan cepat!"
Mata yang berlari paling depan di antara tiga pemain, dengan kecepatan tercepatnya, berhasil menahan bola dengan kokoh di sentuhan pertamanya. Rencana awalnya adalah memperlambat tempo setelah mengontrol bola, lalu tiba-tiba berakselerasi untuk melewati Kehl yang sedang mengejarnya.
Namun tak disangka, begitu bola berhasil ditariknya, Kehl langsung menyapu dengan tegas dan merebut bola. Jerome Boateng di sayap kanan yang berhasil kembali kemudian mengembalikan operan ke Neuer di depan garis gawang, berhasil menghentikan serangan balik berbahaya itu. Meski begitu, insiden ini cukup membuat keringat dingin mengucur di tim Jerman.
……
……
"Tim Jerman berhasil merebut bola, serangan balik, sangat cepat! Bola sampai di kaki Özil, operan, diberikan ke Klose. Klose menguasai bola dengan posisi membopong, mengembalikan operan ke Schweinsteiger. Langsung tendangan jarak jauh! Bahaya!"
"Aduh! Casillas menjatuhkan diri menyelamatkan bola, tendangan sudut!"
"Özil mengambil tendangan sudut, Jérôme Boateng menyundul! Sedikit melebihi mistar!"
"Ya Tuhan! Thomas Müller lagi yang mengoper melintang dari kiri. Klose menyapu habis di depan pintu! Aduh, Ramos di momen genting menggunakan tubuhnya menutup tembakan Klose! Tim Jerman lagi terlepas kesempatan emas!"
Komentator yang membawakan pertandingan ini terlihat kaget dan panik, tapi pantas saja karena sejak permainan dimulai, kedua tim langsung bermain sangat aktif dan terbuka tanpa kebosanan sama sekali. Sejak awal, pertandingan sudah memasuki duel sihir berirama cepat. Baik tim Jerman maupun Spanyol sama-sama tidak menyimpan strategi, keduanya bermain dengan sangat agresif.
Baru setelah memanfaatkan momen bola mati, komentator bisa menghela nafas lega sambil terus-menerus mengangguk kagum.
"Baru 21 menit pertandingan berjalan, tapi sudah sangat-sangat spektakuler! Ini mutlak menjadi pertandingan Piala Eropa edisi ini yang paling mengagumkan dan meninggalkan kesan baik terdalam sejauh ini. 20 menit pertama tadi benar-benar memuaskan, membuat kita semua ingin berteriak seru!"
Percaya ini bukan hanya kesan komentator dan penonton di stadion, tapi juga pandangan fans seantero alam semesta yang setia menunggu di depan TV. Meski kedua tim terus-menerus mengubah penguasaan bola dengan cepat, serangan timbal balik mereka terus-menerus membuat ancaman. Terutama tim Jerman yang bermain sangat aktif sejak awal pertandingan.
"Sejak laga ini dimulai, gerakan tim Jerman sangat dinamis dengan cakupan luas, tekanan defensif yang agresif, dan frekuensi tembakan tinggi. Dalam 20 menit pertama saja mereka sudah melakukan 7 kali tendangan, memaksa Casillas melakukan 3 penyelamatan berkualitas tinggi. Sementara Spanyol mencatat 5 tembakan dengan 2 di antaranya benar-benar mengancam gawang."
"Duel serang balik antara kedua tim ini sungguh spektakuler. Dibandingkan dengan dua pertarungan Piala Eropa sebelumnya yang sudah berakhir, pertandingan antara tim Jerman dan Spanyol ini benar-benar sepadan dengan julukan duel klasik sepakbola Eropa. Kedua belah pihak sama sekali tidak menyisakan keraguan, mempersembahkan pertunjukan yang memukau bagi para penggemar."
"Namun kita semua bisa melihat, baik Jerman yang sempat dianggap tak diunggulkan, maupun Spanyol yang lebih unggul secara teknik, keduanya menerapkan taktik penargetan di lini pertahanan dengan presisi sempurna. Inilah sebabnya meski sudah berjalan 21 menit, belum ada satu pun yang berhasil menaklukkan gawang lawan."
"Yang patut dicatat adalah sistem taktik permainan yang dihadirkan Jerman dalam laga ini, benar-benar mencerahkan pandangan. Terutama konsistensi veteran Sebastian Kehl di garis belakang, berkali-kali meredam serangan Spanyol bagai menghapus jejak. Pemain senior ini memang layak disebut sebagai penyangga utama tim Jerman, pilar kokoh yang menjamin stabilitas pertahanan."
"Yang Chengzhuo langsung melakukan serangan aktif di awal pertandingan, tapi tidak seperti tim lain yang maju menekan. Dia justru mengadopsi taktik pertahanan yang lebih kokoh, mirip dengan taktik pertahanan-balik. Terutama lini belakang mereka. Tapi serangan berbahaya dan frekuensi masuk ke area terlarang Spanyol cukup banyak. Kualitas serangan balik sangat tinggi, koordinasi dan variasi pola permainan juga beragam. Ini mengingatkanku pada satu tim - Real Madrid!"
"Tentu saja, yang kumaksud bukan Real Madrid hasil didikan Yang Chengzhuo ini, melainkan Real Madrid era sebelum Galácticos edisi pertama. Aku yakin semua fans Real Madrid yang menyaksikan akhir abad lalu pasti punya kesan sangat mendalam. Karena saat itu Real Madrid sebenarnya tidak bermain secantik era Galácticos edisi pertama, dan tidak menganut serangan megah seperti aliran Mercury. Mereka justru lebih mirip dengan taktik pertahanan-balik proaktif yang pernah dijelaskan Yang Chengzhuo sebelumnya."
"Final Liga Champions musim 97/98 melawan Juventus, saat itu Juventus menunjukkan keunggulan yang mencolok. Tahun 2000 di Liga Champions, Real Madrid juga tidak unggul. Vicente del Bosque memainkan formasi 5 bek, akhirnya membantu tim kembali mencapai puncak Liga Champions. Taktik permainan Real Madrid saat itu adalah pertahanan-balik aktif, memanfaatkan penguasaan bola untuk menarik lawan keluar, lalu dengan cepat mengirim bola ke lini depan, kemudian melakukan serangan multi-titik di area lawan disertai variasi irama dan koordinasi tim untuk merobek pertahanan lawan."
"Real Madrid saat itu memiliki pertahanan yang aktif dan terorganisir, serangan baliknya terstruktur rapi dengan variasi alur permainan yang banyak. Gaya bermain mereka sangat menghibur penonton. Ini agak mirip dengan taktik tim Jerman dalam pertandingan ini - mengetahui Spanyol suka pressing depan dan merebut bola lokal, kami sengaja membiarkan mereka maju pressing lalu dengan cepat mengirim bola ke depan."
"Dan Yang Chengzhuo sangat mempercayai Klose, hal ini sangat mirip dengan Real Madrid yang menerapkan serangan balik aktif dulu. Keduanya membutuhkan striker tengah serba bisa dengan cakupan aktivitas sangat luas dan kesadaran koordinasi tim yang sangat kuat, menjadi titik tumpu taktis di lini depan."
Saat menyampaikan ini, komentator lapangan semakin merasa kemiripannya. Namun dia juga tahu tidak semuanya persis, melainkan taktik yang dipakai Yang Cheng dalam pertandingan ini sangat mirip dengan gaya taktis tradisional Real Madrid era dulu, sama-sama mengadopsi konsep serangan balik proaktif.
"Masih aku ingat, dulu Yang Cheng pernah bilang pertahanan-balik juga bisa dimainkan dengan cantik dan penuh seni. Banyak yang mengejeknya, menganggapnya ngomong sembarangan. Tapi sekarang akhirnya dia bisa membersihkan namanya, karena tim Jerman-nya sejauh ini telah menunjukkan dengan sempurna apa itu serangan balik aktif lewat pertandingan ini."
Tepat ketika komentator sedang bertepuk tangan memuji taktik pembuka tim Jerman, bahkan menanti-nanti kapan mereka bisa menaklukkan gawang Spanyol, Yang Chengzhuo justru berjalan ke pinggir lapangan dan melambaikan tangan ke Schweinsteiger, memberi isyarat untuk mulai bermain stabil.
Begitu perintah diberikan, tim Jerman langsung terlihat merapatkan formasi, menjaga jarak yang ketat dan terperinci.
Ini memang situasi yang tak bisa dihindari - meski awal pertandingan berjalan mulus dengan sistem pertahanan yang terbangun rapi dari depan ke belakang, mampu membatasi operan Spanyol melalui kontraksi efektif dan perlawanan di area tertentu, begitu Spanyol berhasil beradaptasi dengan irama dan intensitas pressing agresif Jerman, merekalah yang mulai menguasai area tengah dengan mantap, memanfaatkan penjadwalan dan perpindahan untuk menarik-narik pemain Jerman.
Jika Yang Cheng tidak melakukan penyesuaian, membiarkan situasi berkembang seperti ini, maka pada akhirnya sangat mungkin berubah menjadi tim Jerman dikendalikan seperti hidung sapi yang ditarik tali oleh Spanyol, terus berlari tanpa henti namun tak bisa merebut bola, sampai pengeluaran energi terkuras habis dan menjadi domba tak berdosa di talenan Spanyol.
Yang Cheng sendiri adalah jagoan dalam hal ini. Ia lebih paham daripada siapa pun tentang niat Vicente del Bosque dan para pemain Spanyol ini.
Mungkin terus bertahan dengan taktik terbuka bisa menyenangkan fans, tapi pasti gagal mendapatkan hasil yang diinginkan!
Saat ia sedang berimajinasi, tiba-tiba melihat setelah serangan balik Jerman, Miroslav Klose berjalan tertatih beberapa langkah lalu rebah di tanah, sepertinya mengalami cedera kaki saat pemberhentian mendadak tadi.
Chris Schmidt dan dokter tim langsung menyambar maju memeriksa kondisi Klose. Yang Cheng juga sangat menghargai situasi ini.
"Agak keseleo!" Chris Schmidt segera menyampaikan diagnosis Dr. Müller-Wohlfahrt.
"Sialan!" Yang Chengzhuo mengumpat. Klose adalah elemen penting dalam taktiknya. Padahal pertandingan baru berjalan setengah jam. Jika Klose harus keluar karena cedera, bagaimana taktik tim Jerman bisa dijalankan?
"Bisa bertahan?" tanya Yang Chengzhuo.
Chris menatap Dr. Müller-Wohlfahrt. Yang Chengzhuo juga langsung memandang ke arahnya. Dokter segera memahami maksud pelatih. Setelah memeriksa kaki Klose dan berpikir sejenak, ia menggelengkan kepala sambil memberi isyarat agar penyerang itu tidak boleh tetap di lapangan.
"Mario, bersiap turun!" teriak Yang Chengzhuo ke arah Paulus Bayer.
Asisten pelatih itu segera berlari ke bangku cadangan untuk memanggil Gomes. Sementara Benitez memberi penjelasan strategis tentang hal yang perlu diperhatikan, Yang Chengzhuo tengah merancang reorganisasi taktik tim Jerman - terutama konsep serangan balik - dengan kehadiran Gomes sebagai pengganti.
“Jelas Klose mengalami cedera. Yang Chengzhuo menggantikan striker pembuka dengan Gomes. Tampaknya hoki tidak berpihak pada tim Jerman. Setidaknya dari pertandingan selama setengah jam pertama, di antara pemain terhebat tim Jerman, performa Klose benar-benar menonjol. Dia dan Kehl yang bermain di posisi depan-belakang merupakan dua tiang penyangga tim. Ditambah Thomas Müller yang semakin menunjukkan permainan energik, konfigurasi pertahanan dan serangan menyeluruh tim Jerman sangat rasional.”
“Kini dengan Klose yang cedera dan digantikan Gomes, serangan tim Jerman pasti akan terpengaruh. Sekarang tergantung bagaimana Yang Chengzhuo menghindari dampak negatif ini pada tim!”
Namun begitu pertandingan dimulai kembali, Spanyol jelas-jelas sengaja meningkatkan intensitas serangan. Garis pertahanan mereka maju sangat agresif ke depan.
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi "Bencana Bertubi-tubi di Tengah Malam Hujan, Kapal Tertunda Dihadang Angin Depan". Ketika seseorang mulai sial, benar-benar segala sesuatu tidak mulus, terutama dalam pertandingan sepakbola yang merupakan pertemuan tim-tim tangguh, di mana hoki seringkali menjadi faktor penentu utama kemenangan/kekalahan.
Setelah Klose keluar akibat cedera di menit ke-31, Spanyol langsung mendominasi inisiatif permainan. Mereka terus-menerus melancarkan serangan ke pertahanan Jerman, hingga pada menit ke-42 pertahanan Jerman akhirnya terekspos. Jérôme Boateng secara ceroboh terkecoh oleh dribel langsung David Silva, membuat Mertesacker harus meninggalkan posisinya untuk membantu menutup celah pertahanan.
David Silva kemudian mengoper bola ke Mata. Pemain Spanyol itu menyambar bola lalu menerobos masuk ke wilayah terlarang kecil, kemudian dengan tenang melepaskan tendangan keras kaki kiri yang tepat mengarah ke sudut kiri bawah gawang, mencetak gol pembuka untuk tim Spanyol!
Menghadapi serangan mendadak Spanyol ini, Sebastian Kehl yang tampil gemilang sepanjang babak pertama terlambat melakukan jaga ruang tambahan. Neuer pun gagal menghentikan gol Spanyol. Semua orang hanya bisa menyaksikan Mata mengirimkan bola ke gawang sendiri, lalu melihat seluruh pemain Spanyol berlarian keluar lapangan untuk merayakan kemenangan.
Spanyol mencetak gol pembuka! Tim Jerman jelas-jelas sudah terdesak ke jalan buntu!
