Sejak Beckenbauer pertama kali mengelola UEFA, dia selalu ingin membuat Piala Eropa mengungguli Olimpiade dan Piala Dunia, menjadi turnamen paling panas dan menghasilkan uang di dunia ini. Di Piala Eropa 2008 sudah meraih prestasi membanggakan dengan total penonton 8 miliar dan pendapatan kotor 1,351 miliar euro.
Pada Euro 2012, hanya penonton final saja diperkirakan melebihi 400 juta, di mana sebagian besar berasal dari Tiongkok. Rating di wilayah Eropa di semua negara peserta melebihi 80%, dengan total pendapatan diperkirakan melampaui 1,5 miliar euro.
Meskipun transkrip nilai ini masih jauh di bawah Piala Dunia, tapi harus dilihat bahwa ini dicapai di bawah latar belakang besar krisis utang Eropa. Lagipula Piala Eropa pada akhirnya hanyalah turnamen regional Eropa, cakupan pengaruhnya masih memiliki batasan tertentu.
Banyak yang mengatakan, keberhasilan Piala Eropa edisi ini tak lepas dari pengaruh besar Yang Chengzhuo selaku pelatih kepala tim Jerman. Pelatih Super yang baru saja membawa Real Madrid meraih treble kedua dalam sejarah La Liga dan grand slam musim ini, telah menjadi sumber daya langka paling diminati di arena Piala Eropa kali ini.
Semua orang tahu, dialah papan nama emas di dunia olahraga. Sponsor, iklan, dan media berebut merekrutnya. Secara tak kasat mata, kepemimpinannya atas tim Jerman telah membantu meningkatkan pengaruh dan daya tarik Piala Eropa itu sendiri.
Yang paling mengejutkan, tim Jerman yang dipimpinnya berhasil meraih kemenangan beruntun hingga lolos ke final. Kini mereka bahkan membuat kejutan dengan membalikkan skor 2-1 atas Spanyol, meraih kemenangan perdana atas Spanyol dalam tiga turnamen besar terakhir, sekaligus menggagalkan ambisi Spanyol mempertahankan gelar juara Eropa.
Piala Eropa edisi ini jelas hanya akan menjadi kisah indah dalam sejarah sepakbola Eropa. Bukan hanya karena Yang Chengzhuo, tapi juga karena tim Jerman yang dipimpinnya ini, yang sempat kalah dari Spanyol di babak grup dan hampir gagal lolos, namun kemudian melakukan serangan balik habis-habisan sepanjang perjalanan, mengalahkan Spanyol, dan akhirnya menciptakan kejutan di final. Seluruh kisahnya persis seperti alur cerita dalam drama TV.
Mungkin karena kekalahan tak terduga di final datang terlalu tiba-tiba, para pemain Spanyol tampak tidak bisa menerima. Mereka tetap berdiam dengan dingin-dingin di tengah lapangan, ada yang berdiri, ada yang duduk, bahkan ada yang langsung berbaring.
Sementara para pemain Jerman mulai merayakan bersama istri-istri pemain yang dibawa staf ke dalam lapangan. Para pemain bersama pacar, istri, dan anak-anak mereka berpesta pora di setiap sudut stadion, saling berciuman penuh gairah merayakan gelar juara mereka. Adegan ini berhasil direkam oleh kamera siaran langsung TV dan ditampilkan di hadapan fans di seluruh alam semesta.
Satu-satunya yang agak disayangkan adalah Yang Chengzhuo, ia duduk sendirian di bangku pelatih sambil menutup wajah, terlihat penuh gairah dan kegembiraan. Setelah merayakan kemenangan bersama para pemain, ia memilih menyerahkan arena perayaan kepada anak buahnya sementara dirinya tetap duduk diam di bangku pelatih, menikmati sisa-sisa euforia setelah menjadi juara.
"Segera akan dilakukan penganugerahan penghargaan!" Bierhoff mendekat sambil tersenyum mengingatkan Yang Chengzhuo.
Melihat senyum Bierhoff, Yang Chengzhuo pun ikut tersenyum sambil mengangguk, mengulurkan tangan. Kedua tangan mereka bersalaman erat, bahkan Bierhoff langsung menarik Yang Chengzhuo bangkit disusul pelukan hangat penuh rasa terima kasih.
"Beritahu mereka untuk bersiap formasi menyambut tim Spanyol. Kita harus menunjukkan kewibawaan kita!" perintah Yang Chengzhuo.
Bierhoff sempat tertegun sejenak, namun segera mengangguk patuh dan pergi menjalankan instruksi tersebut persis seperti yang diperintahkan.
Kadang-kadang seorang pemenang harus memiliki kewibawaan pemenang. Jika kamu menang, tunjukkan kewibawaanmu. Itu bisa membantumu lebih baik mendapatkan pengakuan dari lawan, fans, dan dunia luar. Kalau tidak, semua orang akan menganggapmu seperti Si Kaya Baru. Bukan itu yang ingin dilihat atau didengar oleh Yang Chengzhuo.
Dia selalu sangat percaya pada satu hal: Menghormati lawan sama dengan menghormati diri sendiri. Karena mereka semua adalah lawanmu, status kalian setara. Jika kamu tidak menghormati mereka, bahkan meremehkan mereka, bukankah itu sama saja dengan merendahkan diri sendiri?
Tak lama kemudian, Bierhoff berhasil mengumpulkan semua pemain di bawah podium ketua.
Di podium ketua Stadion Olimpiade Ukraina terdapat sebuah podium penghargaan. Nantinya pemain dan pelatih akan berjalan melalui saluran tribun sempit dari podium ketua, menuju ke area di lapisan tengah tribun tempat Ketua UEFA Olsen dan lainnya berada. Saat ini, Piala Delaunay sudah dibawa oleh staf dari pintu keluar saluran pemain ke podium ketua, diletakkan di samping Ketua UEFA Olsen.
Saat Yang Chengzhuo tiba di barisan, Bierhoff sedang mengorganisir urutan pemain yang akan naik ke panggung penerimaan penghargaan. Sesuai kebiasaan, Kapten tim Jerman seharusnya berada di belakang barisan. Namun dalam pertandingan ini, Lahm selaku kapten lapangan justru melepas ban kapten dari lengannya sendiri saat Bierhoff mengatur formasi.
"Seharusnya Michael (Ballack), kapten kita, yang memimpin kita menerima piala!" kata Lahm sambil mengembalikan wewenang kapten kepada Ballack yang secara nominal masih menjadi kapten tim.
Semua orang sedikit membeku, bahkan Yang Chengzhuo pun terlihat terkejut. Karena aksi Lahm ini jelas bukan hasil perintah atau skenario dari siapapun, sepenuhnya berasal dari pemikirannya sendiri. Semua yang mendengar pun terkejut.
Ballack menatap Lahm dalam-dalam, lalu memandangi pemain lain. Tak ada yang protes. Dia pun tak lagi sungkan, langsung mengangguk. Sengaja menempati posisi terakhir dalam tim, tepatnya berdiri di ujung paling luar formasi penyambutan.
Yang pertama naik ke podium adalah lima anggota wasit. Saat melintas di depan barisan tim Jerman, mereka satu per satu memeluk pemain Jerman, mengucapkan selamat atas kemenangan mereka di Piala Eropa kali ini, sambil memberikan pujian atas performa mereka.
Sambil tetap menjaga etika formal dengan pelatih kepala, pemain Jerman memberikan penghormatan penuh kepada wasit. Mereka mengantar kelima wasit itu dengan hormat ke podium, memastikan mereka menerima medali peringatan dari tangan Olsen.
Spanyol, di bawah pimpinan kapten Casillas, berdiri membentuk barisan dan berjalan berurutan menuju saluran.
"Selamat, Michael!" Begitu melihat tangan Ballack yang terulur, Casillas segera menyambutnya dengan berjabat tangan. "Setidaknya dalam pertandingan ini, kami benar-benar kalah tanpa bisa berkata-kata."
Meski Spanyol memiliki keunggulan kekuatan, siapa yang bilang keunggulan itu pasti menjamin kemenangan?
Bisa dikatakan kekalahan Spanyol memang tak terbantahkan. Kemenangan Jerman yang mengejutkan mungkin di luar dugaan, tapi masuk akal. Dari segi performa final, tim Jerman menunjukkan level kompetisi yang sangat tinggi - baik dalam eksekusi taktis para pemain maupun strategi pengaturan formasi pelatih kepala, semuanya mencapai tingkat kemampuan yang luar biasa.
"Selamat, Bos!" Saat Casillas melewati hadapan Yang Chengzhuo, dia secara aktif memeluk lawan yang paling dihormatinya ini yang baru saja meninggalkan posisi pelatih kepala Real Madrid. Setidaknya menurut Casillas, pahlawan terbesar kemenangan tim Jerman atas Spanyol adalah Yang Chengzhuo.
Tanpa perencanaan strategi di balik layar dan kepemimpinan lapangan Yang Chengzhuo, mustahil tim Jerman ini bisa mengalahkan Spanyol!
Yang Chengzhuo tersenyum sambil menepuk bahu Casillas, tak mengucapkan sepatah kata pun sebelum mengantarnya pergi.
"Selamat, Bos!" Ramos yang menyusul segera mendekat, dia juga memberikan pelukan ke Yang Chengzhuo sebelum akhirnya pergi.
Setelah itu, Arbeloa, Miguel Torres, Xabi Alonso, David Silva, De la Red, Andres Iniesta, Mata dan pemain lain berjalan berurutan melewati hadapan Yang Chengzhuo. Mereka satu per satu memeluk Yang Chengzhuo untuk menyampaikan ucapan selamat, sementara Yang Chengzhuo juga menenangkan mereka semua.
"Kali ini kamu yang menang!" Vicente del Bosque mendekat dengan wajah masam yang menunjukkan ketidakterimaannya, "Tapi lain kali kita pasti akan bertemu lagi, sebaiknya kamu tetap berhati-hati!"
Yang Chengzhuo tersenyum mengawasi del Bosque sambil terus-menerus mengangguk, "Ya, aku mendengarkan. Saat itu tiba, yang menang pasti tetap aku!"
"Mimpi belaka!" Del Bosque melemparkan ancaman terakhir sebelum pergi.
Dalam hati Yang Chengzhuo sangat paham, kini Spanyol dipenuhi bakat-bakat jenius. Di tahun 2012 ini, bahkan hingga dua tahun kemudian di Piala Dunia Brasil 2014, meski Xavi dkk sudah tidak ada di timnas ini, dengan konfigurasi sumber daya manusia Spanyol yang tetap sangat keren.
David Silva, Iniesta, Mata, Ramos dkk akan berada di puncak masa keemasan karier mereka. Pemain muda seperti Parejo, Canales, Sarabia, Muniain juga akan memiliki kemampuan memimpin sektor permainan. Dalam situasi seperti ini, Spanyol tetap akan menjadi tim paling tangguh di dunia ini, tetap menjadi kandidat utama peraih gelar juara.
Tak hanya tahun 2014, bahkan di tahun-tahun berikutnya, selama sistem pembinaan pemain muda Spanyol bisa mengikuti perkembangan zaman, dan asosiasi sepakbola Spanyol tidak menerapkan kebijakan melukai diri sendiri yang bodoh, kejayaan La Furia Roja ini akan bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Tentu saja, bukan berarti tim Jerman sama sekali tidak punya kemampuan bertarung. Setidaknya menurut Yang Chengzuo, dia sudah menemukan jalan yang tepat untuk tim Jerman di Piala Eropa kali ini. Dia telah menemukan taktik paling cocok untuk tim Jerman. Selanjutnya dia hanya perlu mematangkan penerapan set taktik ini, mengembangkannya dan melakukan perbaikan, maka akan terbentuk sebuah sistem taktik yang menjadi milik sepak bola Jerman sendiri.
Dia tetap yakin bahwa Piala Dunia Brasil 2014 adalah timing optimal bagi tim Jerman untuk meraih hasil. Keberhasilan merebut gelar di Piala Eropa kali ini sangat bergantung pada faktor hoki yang besar, apalagi tim Bosque masih terlalu banyak dipengaruhi gaya Real Madrid. Hal ini membuat Yang Cheng sangat memahami tim ini. Namun dua tahun mendatang, pemahaman ini akan menjadi kaku, saat itulah waktu yang sesungguhnya untuk bertarung mati-matian.
Memikirkan hal ini, Yang Cheng pun menghela nafas dengan lembut dalam hati. Karena dia sudah memutuskan.
Setelah Piala Eropa edisi ini berakhir, para veteran seperti Ballack, Kehl, dan Deisler akan pensiun secara resmi dari timnas. Dari arena Piala Eropa kali ini sudah terlihat jelas: meskipun para veteran masih berkontribusi, para remaja juga membutuhkan kesempatan untuk berlatih dan berkembang.
Jika tetap mempertahankan para veteran ini, selain menghambat pertumbuhan pemain muda, apakah mereka masih bisa membentuk kemampuan bertarung untuk Piala Konfederasi tahun depan dan Piala Dunia Brasil dua tahun lagi? Masih layakkah mereka bertanding?
Daripada begini, lebih baik membuat keputusan tegas untuk mengakhiri semuanya!
Tidak memanggil sosok tertentu, terutama legenda seperti Ballack, Deisler, dan Kehl yang sangat dihormati, selalu menjadi pekerjaan yang menimbulkan konflik. Oleh karena itu Yang Cheng memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab ini sendiri. Ballack yang sudah pensiun lebih mudah diatasi, sementara untuk Deisler dan Kehl, Yang Cheng akan berbicara langsung. Dia yakin kedua veteran ini sudah bersiap mental.
Prinsipnya sejak zaman kuno, kecantikan bagai jenderal termasyhur, tak boleh terlihat uban di dunia manusia!
Bukan hanya sepakbola profesional yang mengerikan, timnas sekarang juga sama kejamnya!
Yang bisa dilakukan Yang Chengzhuo hanyalah membiarkan mereka sendiri yang memutuskan, memilih cara yang bisa mereka terima untuk mengakhiri karier timnas mereka. Ini sudah mencapai batas kemampuannya!
Mengikuti Spanyol, tim Jerman juga naik ke podium satu per satu. Di saluran tribun sempit, jutaan lengan merentang dari zona kursi berharap bisa menjabat tangan para pemain. Para pemain pun berjabat tangan dengan fans, namun langkah mereka tak sedikitpun melambat, semua dengan cepat menapaki panggung penghargaan.
Yang Chengzhuo berada di depan Ballack, tapi begitu melangkah ke saluran tribun stadion, langsung ditahan erat oleh fans bersemangat di sekelilingnya. Staf panik berusaha menenangkan kerumunan. Yang Chengzhuo tak henti mengangguk memberi isyarat ke arah fans, berharap mereka bisa lebih santun sambil menyampaikan terima kasih atas dukungan mereka.
"Tahun 2012-mu benar-benar sempurna, Sang Kaisar!" Olsen membuka tangan lebar dan memeluk erat Yang Chengzhuo sambil tersenyum saat bertemu. Saat ini kekagumannya pada pelatih itu tak terbendung. Setidaknya Yang Chengzhuo telah membuktikan kualitasnya melalui tiap laga, menunjukkan kesuksesannya sama sekali bukan karena platform kuat Real Madrid seperti tuduhan orang-orang sebelumnya.
"Gelar juara Eropa yang membebani ini, dengan fakta memberitahu semua orang: Real Madrid menjadi kuat karena ada Yang Chengzhuo! Tapi tanpa Real Madrid yang kuat, Yang Chengzhuo tetaplah Yang Chengzhuo. Dia tetap jaminan gelar juara, personifikasi Kemenangan!"
"Ya! Sekalipun kiamat benar-benar datang, aku tidak ada penyesalan!" Yang Cheng terkekeh membuat lelucon.
Olsen mendengarkan lalu tertawa terbahak-bahak, mendatangi Yang Cheng dan menyunggingkan medali juara di lehernya.
Mengikuti Yang Cheng adalah Ballack. Yang terakhir ini juga mendapat pujian dari Olsen, mengingat dialah yang mencetak gol penentu kematian yang sangat penting, membuat Ballack menjadi salah satu pahlawan kemenangan dalam pertandingan ini.
"Tunggu sebentar! Aku akan ambil Trofi Delaunay. Kamu berdiri di podium itu di atas tangga! Nanti kuberikan padamu di sana. Kamu dan rekan timmu akan difoto dan berfoto bersama wartawan di situ!" Olsen berbisik ke telinga Ballack.
Ballack mengangguk, lalu menyaksikan Olsen mengambil Trofi Delaunay. Di bawah sorotan semua orang, Olsen turun satu tingkat tangga, sementara Ballack langsung melompat ke bawah dan berdiri di podium yang terletak di lapisan tangga tersebut.
Saat Olsen dari posisi lebih rendah menyodorkan Trofi Delaunay ke tangan Ballack, sang kapten menggenggam erat kedua "telinga" trofi itu. Dengan gagah ia mengangkatnya tinggi-tinggi melebihi kepalanya. Pada detik ini, rekan setimnya dari Jerman langsung mengerubungi Ballack. Seluruh suporter Jerman di stadion serentak berdiri meledakkan sorak-sorai yang memekak telinga.
Konfeti berwarna-warni beterbangan bak hujan, menyelimuti para pahlawan Jerman di panggung penghargaan. Final Piala Eropa ini telah berubah menjadi panggung agung bagi kemenangan Der Panzer. Setiap orang Jerman merasakan gelora kebanggaan yang menyala-nyala dari dasar hati mereka.
“Di Stadion Olimpiade Kyiv, Ukraina, siaran radio mulai memutar lagu tema Piala Eropa edisi ini【Musim Panas Tak Berujung】. Kita bisa melihat para pemain tim Jerman merayakan dengan gegap gempita di podium, namun kedua tangan mereka tetap erat mencengkeram Piala Henri Delaunay, karena ini adalah satu-satunya piala juara kompetisi besar yang berhasil mereka rebut dalam puluhan tahun terakhir!”
“Mari kita ucapkan selamat kepada tim Jerman yang akhirnya meraih gelar juara, selamat kepada Ballack yang telah memecahkan kutukan runner-up timnas, dan tak lupa selamat kepada Sang Kaisar, Yang Chengzhuo! Dengan piala juara ini, ia kembali membuat kita semua merasakan langsung keajaibannya. Dialah Pelatih Super yang sesuai reputasinya, legenda sekaligus fenomena tak terbantahkan di bidang sepakbola!”
Setelah Ballack mengangkat Piala Delaunay, atas teriakan fotografer dan staf, para pemain tim Jerman berbaris rapi menyusuri pagar tribun. Mereka membiarkan fotografer dan wartawan mengambil gambar, lalu Ballack menyerahkan piala kepada Lahm.
Adegan kapten bertubuh kecil ini mengangkat piala terlihat lucu - tubuhnya tertutup rekan setimnya yang gagah di depan. Hummels dan Badstuber langsung memparodikan Lahm. Dengan formasi kiri-kanan, mereka memeluk erat kedua paha kekar Lahm dan mengangkatnya lebih tinggi agar dirinya beserta Piala Delaunay di tangannya bisa terpotret seluruh wartawan.
Kejadian ini membuat rekan satu tim di sekeliling tertawa terbahak-bahak, sementara fans di tribun juga riang gembira. Mereka semua terlihat seperti sedang merayakan festival, penuh kegembiraan.
Setelah Lahm, Schweinsteiger juga mengangkat piala ini, kemudian diikuti yang lain. Para pemain tim Jerman mengangkat piala juara satu per satu, beberapa bahkan memberikan ciuman dalam di piala tersebut.
Piala ini telah dikejar tim Jerman selama dua hingga tiga generasi. Mereka berulang kali berusaha meraihnya namun selalu berakhir dengan kekecewaan dan kesakitan. Namun kali ini, akhirnya setelah 16 tahun terpisah, mereka kembali mengangkat Piala Eropa - membuat setiap orang merasa sangat sombong dan bangga.
"Saya yakin, di momen seperti ini para pemain timnas Jerman belum merasa puas. Mereka baru meraih satu Piala Eropa, masih memiliki target yang lebih besar. Selanjutnya mereka akan mewakili Eropa di Piala Konfederasi, dan mulai September nanti akan berjuang mati-matian untuk memperebutkan tiket masuk ke Piala Dunia Brasil 2014."
“Ini adalah tim Jerman yang masih muda, tapi juga tim Jerman yang penuh harapan. Kita punya alasan untuk percaya, dalam dua tahun ke depan, tim Jerman ini akan terus menghadirkan pertandingan sepakbola yang semakin spektakuler dan membuat darah berdesir panas!”
“Tentu saja, ketika membicarakan tim Jerman, tak mungkin tak menyebut Sang Kaisar kita. Karena kita sudah bisa mendengar jelas, seluruh fans di stadion sedang meneriakkan namanya. Mereka semua berharap Yang Chengzhuo bisa tampil menerima sorak-sorai gegap gempita ini, karena inilah penghargaan yang layak ia dapatkan.”
Namun seperti biasa, Yang Chengzhuo juga tidak tampil sendirian. Dia memilih untuk membiarkan panggung perayaan ini dinikmati seluruh pemain, karena memang inilah momen yang layak untuk para pemain!
