Selama ini, sumber keuntungan terbesar FIFA tidak diragukan lagi berasal dari Piala Dunia. Namun justru karena ketergantungan membabi-buta FIFA pada Piala Dunia ini, mereka terus berupaya mencari sumber pendapatan baru.
Di bidang turnamen klub, FIFA mengambil alih Piala Toyota dan mengganti namanya menjadi Piala Dunia Antarklub, berjuang keras untuk mengubah kompetisi ini menjadi event besar yang mampu menyaingi Liga Champions Eropa. Namun setelah bertahun-tahun, karena kualitas tim peserta yang tidak seragam, pengaruh Piala Dunia Antarklub tetap terbatas.
Dalam kompetisi timnas, FIFA selain memiliki Piala Dunia, juga telah memodifikasi ulang Piala Konfederasi. Semua tim peserta turnamen ini berasal dari juara piala benua di bawah kepemimpinan FIFA dari berbagai benua.
Sesuai kebiasaan, tim yang berpartisipasi dalam Piala Konfederasi edisi ini masing-masing adalah tuan rumah Brasil (penyelenggara Piala Dunia berikutnya), juara Piala Eropa Jerman, juara Amerika Selatan Uruguay, juara Amerika Utara Meksiko, juara Asia Jepang, juara Oseania Tahiti, juara Piala Dunia sebelumnya Spanyol, serta juara Piala Afrika yang masih belum diputuskan.
Mulai tahun 2005, setahun sebelum Piala Dunia, Piala Konfederasi diselenggarakan di negara tuan rumah Piala Dunia. Tentu ini tidak lepas dari strategi tersendiri FIFA, namun event ini juga memberikan kesempatan bagi tim-tim tertentu untuk berpartisipasi dan mengasah kemampuan, sekaligus menjadi sarana observasi persiapan negara tuan rumah Piala Dunia. Bisa dibilang satu langkah mencapai banyak tujuan.
Mengikuti tradisi FIFA dalam beberapa tahun terakhir, mereka semakin menaruh perhatian besar pada ritual pengundian setiap edisi. Piala Konfederasi Brasil kali ini pun tak terkecuali. Selain pelatih kepala dan pejabat asosiasi sepakbola negara peserta yang diundang, hadir pula sejumlah superstar dari dalam negeri Brasil.
Begitu Yang Chengzhuo memasuki Pusat Pameran Anhembi di Santo Paulo yang menjadi lokasi ritual pengundian, langsung disambut pelukan hangat.
"Bos!" Ronaldo yang gemuk itu menyeringai memperlihatkan gigi kelincinya yang khas, celah di antara gigi depan terlihat jelas.
Yang Chengzhuo dipeluk erat oleh kedua tangannya, hampir sesak napas, dengan gesit mendorongnya pergi, "Kurasa, kau ingin membunuhku?"
"Bos!" Belum habis ucapannya, seseorang di belakangnya menepuk bahunya, nyaris membuat jantungnya copot.
Menoleh ke belakang, ternyata Denílson yang juga telah bertambah gemuk secara ekstrem.
Melihat dua mantan bintang lapangan yang dulu begitu perkasa, kini mungkin napasnya ngos-ngosan hanya dengan berjalan beberapa langok, Yang Chengzhuo langsung merasakan mimpi buruk. Dengan sengaja mengusap keringat imajiner di dahinya, ia menggelengkan kepala kuat-kuat, "Sialan, Brasil benar-benar mengerikan! Lebih baik aku kembali ke Eropa!"
Ronaldo yang paling mudah tertawa langsung terpingkal-pingkal sampai hampir terjatuh. Denílson pun tak kalah parah.
"Bos, jarang-jatang kau datang ke Brasil. Kali ini kami harus menjamu Anda dengan layak!" Sorot mata Ronaldo penuh nuansa mesum, sambil terus mengedip-ngedipkan matanya.
“Yang Chengzhuo mendengar juga merasa tergoda, cewek Brasil memang terkenal berkobar layaknya api, tapi dia takut, bagaimana jika besok koran menulis Yang Chengzhuo bermain-main di Brasil, hal ini pasti merepotkan, mengingat wilayah Brasil memang rawan kekacauan, ingat pengalaman Ferguson dulu di Brasil…”
“Kamu sudah dewasa, jangan selalu ingin bersenang-senang, lebih perhatikan keluarga besar, Ronnie!” Yang Chengzhuo menerapkan sikap bijak layaknya orang tua, dengan nada penuh kebijaksanaan untuk menasihati Ronaldo.
“Tenang saja, Bos, Ronnie baru-baru ini bercerai lagi, setelah kembali lajang, sekarang dia bisa bermain tanpa ragu-ragu!” Denílson tersenyum bahagia di samping Yang Chengzhuo sambil menjelaskan.
“Kamu bercerai lagi?” Yang Chengzhuo terkejut bukan main.
Ronaldo tetap tersenyum bahagia, tanpa sedikitpun ekspresi canggung atau malu, terlihat bagi dia perceraian memang tak ada artinya.
"Jangan bahas urusanku, Bos. Selama di Brasil, di Santo Paulo, makan, tinggal, hiburan, bahkan pelacuran—semua aku yang bayar!" Ronaldo terlihat sangat royal sambil menepuk dada. Dia sudah berkali-kali mengajak Yang Chengzhuo ke Brasil tapi selalu ditolak. Kali ini setelah datang, pasti tidak bisa dilepas dengan mudah.
Bagian makan dan hiburan masih wajar, tapi si tua bangka ini berani menyebut pelacuran?
"Kamu anggap aku orang apa?!" Wajah Yang Cheng memucat berkeringat dingin. Ronaldo ini benar-benar 'itu' banget!
Meski sudah meninggalkan liga profesional, jaringan sosial yang terkumpul selama bertahun-tahun dan mantan bintang Brasil yang pernah dilatihnya sangat umum. Begitu masuk ke tempat pertemuan, sudah pasti disibukkan oleh kerumunan orang.
Akhirnya, setelah berhasil melepaskan diri dari gangguan, dia dibawa oleh staf ke barisan terdepan. Lalu melihat Ketua FIFA Beckenbauer melambaikan tangan ke arahnya, menunjuk kursi di samping yang jelas disiapkan untuknya, tepat di antara Beckenbauer dan Bosque.
"Vinsent, ada perasaan kalau duduk bersamamu, aku selalu dirugikan!" ujar Yang Chengzhuo sambil tersenyum pahit sambil duduk di kursinya.
Dari obrolan santai dengan Ketua UEFA Olsen tadi, dia mendapat informasi bahwa Brasil dan Spanyol ditetapkan FIFA sebagai tim unggulan edisi Piala Konfederasi kali ini.
Dalam sistem undian Piala Konfederasi, tim dari benua yang sama akan dihindari dalam pengundian babak grup. Tuan rumah otomatis menjadi unggulan. Selain itu, penentuan tim unggulan kedua berdasarkan pertimbangan peringkat timnas dan gelar juara turnamen besar.
Spanyol dan Jerman saat ini masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua dalam ranking timnas, ditambah lagi Spanyol adalah juara Piala Dunia edisi sebelumnya. Meski tim Jerman adalah juara Eropa baru, dari berbagai aspek performa masih sedikit kalah. Maka Spanyol ditetapkan sebagai tim unggulan.
Artinya, tim Jerman pasti akan melakukan perlawanan sengit melawan tuan rumah Brasil di babak grup!
Bocsi sang orang tua ini benar-benar dapat keuntungan tapi masih merengek, gaya-gayaannya mirip pelatih Anzai dalam serial Slam Dunk. Ia hanya terkekeh tanpa sepatah kata pun, justru terlihat berwibawa. Hal ini membuat Yang Chengzhuo menggerutu dalam hati: "Bapak tua ini benar-benar 'itu' banget sih."
Dimulailah ritual pengundian dengan mantan kapten timnas Brasil Cafu yang memperlihatkan bola resmi Piala Dunia 2014 kepada semua orang. Kemudian Beckenbauer menjelaskan proses Piala Konfederasi yang akan digelar mulai 15 Juni hingga 30 Juni 2013 - menjadi kompetisi timnas terpenting sebelum Piala Dunia Brasil.
Di hati Yang Chengzhuo sebenarnya sudah ada persiapan matang. Gagal menjadi tim benih dan harus berhadapan dengan Brasil membuatnya pusing. Ia punya firasat buruk Grup A mungkin akan menjadi "Grup Maut", sebab dengan kekuatan Brasil dan Jerman - entah ditambah Meksiko atau Uruguay - kompetisi pasti akan berlangsung sangat sengit.
Fakta membuktikan bahwa niat Yang Chengzhuo telah memahami rencana FIFA. Benar saja, Grup A akhirnya resmi menjadi Grup Maut.
Brasil dan Jerman, Meksiko, Jepang dibagi ke dalam grup yang sama; Spanyol dikelompokkan dengan Uruguay, Tahiti dan tim juara Afrika di Grup B. Dengan demikian, bagaimanapun dilihat, persaingan di Grup A sangat mengerikan karena Jepang dan Meksiko juga memiliki kekuatan yang setara untuk menantang Brasil dan Jerman, sementara Tahiti justru secara resmi diangkat sebagai tim pengulang data.
Setelah ritual pengundian selesai, Yang Chengzhuo menggelengkan kepala dengan tak berdaya lalu berdiri untuk bersiap menghadiri pesta makan malam pasca ritual pengundian FIFA. Dari samping, Vicente del Bosque yang wajahnya berseri-seri juga ikut berdiri, bahkan menepuk bahu Yang Cheng dengan gesti menenangkan, seolah berkata: "Kakak, pasrahkan saja takdirmu!"
Tapi ini juga bukan karena FIFA sengaja ingin menghancurkan tim Jerman. Karena tim Jerman tidak mendapatkan status benih, sudah pasti akan bertemu Brasil. Entah Uruguay, Meksiko, atau Jepang, mengundi tim mana pun akan menciptakan persaingan yang sangat mengerikan - ini tak terhindarkan.
Tentu saja, bukan berarti kekuatan grup tempat Spanyol berada sangat buruk. Uruguay dan tim juara Afrika, kedua tim ini pasti bisa menantang Spanyol, hanya saja tim BUG ini kekuatannya terlalu dominan.
Pada akhirnya, dunia ini masih menganut hukum rimba: siapa yang tinjunya lebih besar, dialah yang punya keunggulan!
……
……
Di dunia sepakbola Brasil beredar pepatah: Di kaki Pegunungan Andes terbentang danau emas!
Alasan mengatakannya seperti ini adalah untuk menggambarkan fenomena kelahiran bakat-bakat jenius di kaki Pegunungan Andes seperti klub-klub profesional Brasil Vasco da Gama, Flamengo, Fluminense, dan São Paulo. Di antara mereka, São Paulo menonjol dengan sistem paling terstandarisasi, dimana klub ini memiliki basis pelatihan yang dijuluki sebagai fasilitas pelatihan paling lengkap se-Brasil.
Bicara soal basis pelatihan São Paulo, kita harus menyebut nama Kaká.
Menurut rumor, dulu Klub São Paulo membangun basis pelatihan ini dengan dana hasil penjualan Kaká ke AC Milan. Untuk standar sepakbola Brasil saat itu, ini dianggap sebagai pemborosan yang cukup besar, mengingat belum banyak klub yang mampu mengalokasikan dana sebesar itu untuk membangun fasilitas latihan semegah ini.
Tapi, bahkan hingga kini tibalah, ini tetap basis pelatihan paling modern dan fasilitas tersempurna di Brasil. Tak hanya memiliki kamp pelatihan khusus, tetapi juga area latihan tim utama yang cukup besar. Sekaligus dilengkapi fasilitas penelitian ilmiah yang sangat lengkap. Di antaranya, banyak peralatan di bidang olahraga dan rehabilitasi yang langsung diimpor dari pusat penelitian Yang Chengzhuo.
Dulunya Asosiasi Sepak Bola Jerman ingin mencari-carikan basis pelatihan, dengan menandai dua area penting: Santo Paulo dan Rio de Janeiro. Karena jaringan transportasi di sini sangat baik, dari sini ke kota mana pun yang menjadi tuan rumah Piala Dunia sangat mudah dijangkau. Iklimnya juga sangat cocok, jarang turun hujan, sehingga sangat sesuai dijadikan sebagai markas kamp pelatihan Piala Dunia.
"Yang Chengzhuo langsung teringat klub São Paulo yang sangat terkenal di dunia sepakbola Brasil ketika mendengar nama Santo Paulo. Dia segera menyebut klub yang pernah bekerja sama ini ke Asosiasi Sepak Bola Jerman. Setelah mengirim tim untuk observasi khusus, asosiasi memberikan penilaian sangat tinggi dan menganggapnya 'sangat cocok' untuk dijadikan kamp pelatihan timnas."
"Kali ini, memanfaatkan kesempatan menghadiri undian Piala Konfederasi di Brasil, Yang Chengzhuo secara khusus membawa Bierhoff, didampingi Ronaldo dan Denílson, mengunjungi lapangan latihan klub São Paulo."
"Selamat datang di São Paulo, Tuan Yang Cheng!" Sambutan hangat diberikan kepada pelatih legendaris ini. Ketua klub Juvencio sendiri memimpin manajemen klub menyambut di gerbang utama. Bagi mereka, Yang Chengzhuo sudah pantas disebut sebagai "orang penting" yang berstatus tinggi, semua sangat ingin menjalin hubungan dengannya."
"Halo, Ketua Juvencio!" Yang Chengzhuo dengan sopan balas salam.
Setelah itu Ronaldo, Denílson, dan yang lainnya kembali bersikap sopan dengan staf klub São Paulo, lalu masuk ke dalam basis pelatihan.
Dari gerbang utama, menginjak jalan beton yang rata, di kiri dan kanan terhampar taman hias yang menghijau.
"Di sisi kanan adalah kantor administratif klub kami!" ujar Juvencio sambil menunjuk bangunan tiga lantai dengan atap genteng di sebelah kanan. Meski terlihat agak kuno, arsitekturnya justru memancarkan pesan klasik. Seluruh kompleks pelatihan São Paulo memang mengadopsi gaya arsitektur tradisional seperti ini, sangat khas daerah setempat.
Saat rombongan tiba di persimpangan, Juvencio menunjuk jalan yang belok ke kanan sambil menjelaskan.
“Jalan sebelah kanan ini menuju ke lapangan latihan dan arena pertandingan tim muda. Semua pertandingan dan latihan tim muda berada di area ini, melewati sungai langsung sampai. Terpisah sepenuhnya dari tim utama! Selain itu, tim muda biasanya tidak menggunakan jalan ini, mereka memiliki pintu masuk/keluar khusus di area mereka. Jika diperlukan, dengan memblokir jembatan tepi sungai, kedua area akan terisolasi total!”
“Sebelah kiri ini adalah area pelatihan eksklusif tim utama klub. Total terdapat 3 unit arena pertandingan standar yang difungsikan sebagai lapangan latihan, ditambah 5 lapangan kecil dengan ukuran berbeda-beda. Kami juga memiliki stadion futsal indoor khusus, gedung ini adalah ruang ganti dan gym lengkap dengan kolam renang indoor dan fasilitas pendukung lainnya.”
Yang Chengzhuo berjalan sambil mendengarkan penjelasan. Meski belum pernah datang ke Santo Paulo sebelumnya, kesan pertama yang dia dapatkan dari basis pelatihan klub ini adalah: Bahkan jika ditempatkan di Eropa sekalipun, basis pelatihan ini pasti termasuk yang paling top. Mungkin tidak bisa dibilang yang paling ilmiah, namun fasilitasnya lengkap dengan lingkungan elite - semua itu mutlak tak terbantahkan.
Yang paling memuaskan Yang Chengzhuo adalah stadion futsal indoor. Dia sangat menyukai pertandingan sepakbola lapangan kecil, juga gemar melatih pemain di area terbatas seperti ini. Makanya begitu mendengar ada fasilitas futsal indoor, langsung penuh semangat pergi melihat-lihat.
Futsal indoor di Brasil memang sangat populer. Hampir semua bintang sepakbola ternama pernah bermain futsal, bahkan seperti Ronaldinho dan Robinho - pemain-pemain dengan teknik menonjol - memulai karir dari sini. Banyak gerakan improvisasi brilian mereka memang berakar dari pertandingan futsal indoor.
“Benar-benar tidak seperti klub Brasil!” Bierhoff juga pertama kalinya melihat langsung basis pelatihan Santo Paulo, sangat mengagumi tingkat modernisasi dan kelengkapan fasilitas mereka.
“Di sini mereka menyediakan asrama untuk istirahat siang, pemain kita nanti bisa beristirahat di sini sepenuhnya tanpa harus bolak-balik ke hotel, ini sangat ideal untuk kita semua!”
Yang Chengzhuo mengangguk terus-menerus setelah mendengar, yang paling langka adalah setiap kamar asrama di sini dilengkapi AC, toilet pribadi, ruang rekreasi, bahkan komputer dengan internet. Olahraga seperti tenis meja, basket, hingga bulu tangkis semuanya tersedia lengkap, hampir mirip dengan hotel yang sempurna.
Perlu diketahui, saat Yang Chengzhuo mengelola Inter Milan dulu, klub itu bahkan belum memasang AC di asrama pemain. Kini banyak klub Eropa pun masih belum mencapai level ini. Jadi Santo Paulo bisa memiliki fasilitas seperti ini, benar-benar bagus.
"Ada satu hal lagi yang membuat Yang Chengzhuo merasa puas: basis pelatihan ini tidak terletak di wilayah kota Santo Paulo, tapi di selatan kota kecil Cotia di bagian barat kota. Jika melakukan pelatihan intensif di sini, sejujurnya, kecuali ada yang menunjukkan jalan, kalau tidak, bagi yang tidak kenal daerah atau orang, sangat sulit untuk merayap sampai ke sini."
"Bahkan jika berhasil menyusup masuk, dengan tembok tinggi di sekelilingnya, kecuali bisa menyusup ke dalam basis pelatihan, jangan harap bisa melakukan pengintaian untuk mendapatkan laporan intelijen rahasia. Ini sangat sesuai dengan permintaan Yang Chengzhuo untuk menjaga kerahasiaan."
"Bagaimana pendapatmu?" Bierhoff sangat puas dengan tempat ini, tapi yang benar-benar berwenang memutuskan tetap Yang Chengzhuo.
Yang Chengzhuo berpikir sejenak, melihat ke kiri dan kanan, lalu mengangguk: "Aku juga tidak ada masalah!"
"Nantinya tim Jerman bisa melakukan pelatihan di Santo Paulo selama Piala Konfederasi. Jika ditemukan masalah, bisa diperbaiki perlahan, atau mengganti markas saat Piala Dunia. Ini sama sekali bukan hal sulit."
"Kalau begitu saya akan mulai bernegosiasi dengan mereka!" Bierhoff mengangguk.
Yang Chengzhuo juga mengangguk, "Saya jarang datang ke Brasil, ingin berkeliling menikmati pemandangan!" Sebenarnya dia juga seorang pecinta wisata, karena sudah sampai di Brasil, tentu tidak ada alasan untuk tidak menjelajahi berbagai tempat, terutama Patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro yang tidak jauh dari sini, pasti harus dinikmati keindahannya.
……
……
Brasil dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi wilayah paling diperhatikan di dunia olahraga, dengan penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013, Piala Dunia 2014, dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tiga kompetisi internasional besar ini digelar di Brasil, hal ini jelas memberikan peluang menguntungkan bagi olahraga Brasil, terutama sepakbola Brasil.
Santo Paulo juga sangat serius dalam kerja sama dengan Timnas Jerman kali ini. Mereka berharap bisa memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan pengaruh klub di kancah sepakbola internasional, bahkan membuka saluran bagi pemainnya untuk masuk ke Bundesliga dengan memanfaatkan pengaruh tim Jerman. Oleh karena itu, dalam negosiasi, Santo Paulo menunjukkan ketulusan yang luar biasa.
Jika tim Jerman menggunakan basis pelatihan Cotia milik Santo Paulo, pihak klub akan menyediakan fasilitas terbaik di berbagai aspek seperti staf, pelayanan, akomodasi dan makan. Nantinya tim Jerman hanya perlu membawa bahan makanan dan perlengkapan sendiri, lalu bisa langsung menempati lokasi. Segala kebutuhan lainnya akan disediakan oleh Santo Paulo.
Tentu saja, segala fasilitas yang mereka sediakan ini juga bukan dibagikan gratis. Tim Jerman harus memberikan nominal 300 ribu euro sebagai biaya selama dua minggu Piala Konfederasi, atas nama membantu merenovasi basis pelatihan Santo Paulo. Sebenarnya ini bisa dianggap sebagai imbalan. Yang Chengzhuo juga berjanji akan memberikan diskon saat Santo Paulo membeli beberapa instrumen, sebagai bentuk balas jasa.
Tapi Yang Chengzhuo juga menyebutkan, berharap nanti Santo Paulo bisa memberikan perlindungan di berbagai aspek seperti kerahasiaan dan keamanan untuk tim. Júlio Casares menepuk dada menjamin akan berkoordinasi penuh dengan pergerakan tim Jerman di bidang-bidang tersebut, serta akan menyampaikan hal ini kepada pemerintah kota Cotia. Nantinya polisi akan dijadwalkan oleh pemerintah kota untuk mengawal tim Jerman.
Untuk pengaturan yang dibuat Juventio, Yang Chengzheng sangat puas. Dengan adanya basis pelatihan Cotia milik Sao Paulo, tim Jerman dapat menginap di hotel yang lebih aman dan lengkap di wilayah kota Sao Paulo, alih-alih tinggal di wilayah terpencil Brasil.
Ini merupakan kemudahan besar lainnya bagi tim Jerman.
Setelah menyelesaikan pengundian dan penentuan markas di Brasil, Yang Chengzheng mulai memasuki masa liburan. Atas bujukan penuh kesungguhan dari Ronaldo dkk., Yang Chengzheng tetap tinggal beberapa hari hingga pertengahan Desember baru berangkat.
