Sepakbola Meksiko sejak dulu memberikan kesan tradisional, atau bisa dibilang lebih bersifat klasik.
Postur tubuh mereka tidak tinggi, tergolong pendek, kemampuan fisik pun tidak menonjol. Bahkan dari segi tertentu, teknik pemain Meksiko juga tidak bisa disebut unggul. Hal ini terlihat dari gaya bermain Dos Santos yang pernah dijuluki "Bintang Harapan" di Barcelona, di mana sang pemain yang merupakan bintang teknik ternama di skuad Meksiko itu kini justru...
Namun justru tim seperti inilah yang mampu bertahan seimbang melawan Timnas Amerika dengan fisik superior berjuluk "Tinggi-Cepat-Gahar", bahkan tak inferior saat berhadapan dengan tim top seperti Brasil. Kunci keberhasilan mereka bukan terletak pada fisik atau teknik individu, melainkan pada sinergi taktis tim secara menyeluruh dan kemampuan bertempur koordinasi yang mumpuni.
Pada Olimpiade London 2012, tim Olimpiade Meksiko berhasil mengalahkan Brasil dan merebut gelar juara. Saat itu tim ini juga melahirkan banyak Bintang Harapan yang kini berada di skuad nasional. Meski kemampuan individu pemainnya mungkin tidak termasuk yang terunggul, tim ini memiliki dasar yang sangat kokoh dengan detail teknik yang dikaji secara teliti serta rasa bola yang luar biasa. Hal ini membuat koordinasi passing mereka sangat baik, ditambah penguasaan bola dan pergerakan tim yang sangat presisi - inilah alasan Meksiko selalu mampu mencetak prestasi bagus di ajang dunia.
Dalam pertemuan penting tim, Yang Chengzhuo menilai Meksiko sebagai versi upgrade Jepang. Alasannya, kedua tim sama-sama menekankan koordinasi passing, namun Meksiko memiliki keunggulan teknik dan kemampuan individu yang lebih baik daripada Jepang, cukup untuk membuat lawan mana pun merasa pusing.
Namun tim Meksiko juga memiliki kelemahan, yaitu karakteristik serangan mereka yang terlalu monoton.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia sepakbola mengalami perubahan luar biasa, terutama dalam hal membina pemain. Posisi gelandang serang tradisional kehilangan tempatnya, hal yang sama juga terjadi di Meksiko. Namun dalam gaya bermain tradisional Meksiko, posisi gelandang serang memegang peran krusial, menyebabkan munculnya celah bakat di lapisan inti timnas Meksiko.
Sebelumnya sempat muncul harapan dengan kehadiran Dos Santos, namun akhirnya terbukti kedua bersaudara itu hanyalah sampah yang menyebalkan, tak pernah menunjukkan kemampuan inti yang meyakinkan. Begitu pula Carlos Vela, striker muda yang bergabung dengan Arsenal, hingga akhirnya gagal menampilkan kemampuan yang mencerahkan. Malahan Javier Hernández yang kemudian bergabung dengan Manchester United menjadi harapan pencetak gol timnas. Ini menunjukkan kebingungan dalam sepakbola Meksiko.
Kehilangan gelandang serang tradisional, sepakbola Meksiko beralih ke serangan sayap dan pergerakan yang berlebihan. Di sayap kiri Meksiko ada Guardado yang memiliki kekuatan dan teknik menonjol. Di sayap kanan ada Barrella tipe pemain cepat, ditambah Dos Santos. Tiga orang ini membentuk formasi serangan di belakang Hernández.
Meski fokus di sayap, Meksiko tak memiliki target man yang mampu menguasai wilayah terlarang. Ini menjadi beban pasukan di Tingkatan taktik, membuat serangan mereka sulit menciptakan ancaman efektif. Mengingat tubuh kecil Hernández, mungkinkah memaksanya pressing ganas melawan bek bertubuh besar?
Dari Hernández, terlihat pula kelemahan lain Meksiko: kesenjangan kondisi fisik.
Tak perlu bicara banyak, hitung saja berapa pemain Meksiko yang tinggi badannya melebihi 1,8 meter. Bek tengah mereka adalah Márquez mantan bek Barcelona dengan tinggi 1,82 meter.
Kelemahan postur tubuh membuat tim Meksiko sering dirugikan ketika berhadapan dengan tim-tim gaya kekuatan yang bertubuh tinggi besar.
Jerman, tak diragukan lagi, justru menjadi tipe tim yang paling tidak disukai Meksiko, karena di bawah pelatihan Yang Chengzhuo, tim Jerman ini baik secara menyeluruh, aspek teknis, maupun pertarungan tenaga, sama sekali tidak kalah dari tim Meksiko.
Yang Chengzhuo selalu menerapkan kriteria ketat dalam mengenal diri sendiri dan lawan. Penelitiannya terhadap tim Meksiko sangat mendalam, sementara pemahamannya terhadap keunggulan tim sendiri juga sangat detail sempurna. Oleh karena itu, dalam pertandingan ini sejak awal permulaan ia memutuskan untuk menunjukkan kemampuan unggul tim kesayangannya.
……
……
De la Torre? Pelatih kepala yang direkrut terburu-buru oleh Meksiko setelah Pelatih Aguirre mengundurkan diri pasca Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Dibandingkan Aguirre, De la Torre tidak memiliki pengalaman gemilang yang glamor. Satu-satunya nilai yang memenuhi syarat adalah gelar juara liga yang diraihnya bersama Guadalajara pada tahun 2006.
Namun setelah menjabat, Dela Torre benar-benar mengubah citra lama Timnas Meksiko. Hal-hal seperti pemanggilan PSK secara kolektif sudah tidak mungkin lagi terjadi di timnya. Dengan displin dan keteraturan ini, Dela Torre berhasil memimpin timnya mengalahkan AS dan merebut gelar Piala Emas Amerika Utara.
Dela Torre sangat paham bahwa melawan Amerika, Brasil, maupun Argentina sama sekali berbeda dengan pertandingan melawan Jerman kali ini. Sebab di kursi lawannya kali ini bukan orang sembarangan, melainkan pelatih legendaris nomor satu di dunia saat ini, Yang Chengzhuo.
Setiap pelatih kepala yang berhadapan dengannya akan merasakan tekanan berat. Tekanan ini bahkan tidak sebesar saat dia menghadapi Timnas Brasil pimpinan Scolari di pertandingan pertama grup. Seolah ada perasaan bahwa mustahil baginya menyembunyikan apapun di hadapan Yang Chengzhuo.
Untuk mempersiapkan pertandingan ini, dalam beberapa hari terakhir dia hampir selalu bekerja sampai larut malam mempelajari taktik tim Jerman, berimajinasi bagaimana menahan keunggulan menyeluruh dan fisik Jerman, lalu menyeret pertandingan ke situasi yang paling menguntungkannya.
"Di awal pertandingan harus berhati-hati! Tim Jerman memiliki keunggulan kekuatan, kita harus memulihkan stabilitas permainan terlebih dahulu!" Dela? Torre memberikan isyarat tangan ke Kapten Márquez. Yang terakhir membalas dengan isyarat 'tenang' karena selama di Barcelona, dia sering bertarung melawan tim Yang Chengzhuo sehingga rasa takutnya justru lebih kecil dibanding rekan setim lainnya.
Tapi yang tak disangka Dela? Torre, sejak peluit kick-off dibunyikan, tim Jerman langsung memancarkan aura tak terbayangkan.
Jika sebelumnya tim Jerman memberi kesan lebih mengutamakan pertahanan yang stabil, maka dalam pertandingan ini sejak awal mereka aktif melakukan pressing ofensif. Dengan memanfaatkan keunggulan fisik, teknik, dan koordinasi tim secara menyeluruh, mereka langsung menghancurkan formasi Meksiko tanpa ragu-ragu sejak menit pertama.
Baru 20 detik pertandingan berjalan, serangan pertama Jerman langsung terjadi. Thomas Müller di sayap kiri menerima umpan terobosan dari Lahm, melepaskan bek lawan dengan dribel tajam sebelum memotong ke dalam. Mesut Özil yang sudah mengambil posisi strategis segera menyambut umpan silang Müller ke tengah sebelum jebakan pemain Meksiko sempat terbentuk.
Ketika bola mendarap di kaki Özil, pertahanan Meksiko bahkan belum sempat mengorganisir formasi. Markas mereka sudah dikepung - skuad Meksiko masih sibuk mengatur posisi, Márquez belum sempat menyampaikan instruksi pelatih, sementara persiapan bertahan pun belum rampung. Serangan Jerman sudah mengancam gawang mereka bagai tornado yang datang tiba-tiba.
Cepat, ini adalah kesan pertama semua orang terhadap tim Jerman; Akurat, ini adalah kesan kedua serangan Jerman yang membuat orang Meksiko terkejut, karena ketika Marcos menyadari tidak boleh membiarkan Özil menguasai bola di depan wilayah terlarang sambil menghadap gawang, dia memilih menerjang keluar tanpa ragu, sambil menyuruh rekan setimnya menjaga Thomas Müller dan Klose, saat itu dia melihat Schweinsteiger.
Pada detik ini, dalam otak Marcos muncul kesan ketiganya tentang serangan mendadak Jerman di awal pertandingan - keras!
Terlalu keras! Keras yang membuat tercengang, keras yang membuat tak sempat bersiap!
Schweinsteiger hampir menyerahkan tugas gelandangnya, bertekad bulat menerjang ke depan dengan kecepatan penuh, seolah sama sekali tidak khawatir bola akan direbut Meksiko dan dikonversi menjadi serangan balik. Dia seperti menggali sumber daya terakhir untuk memacu kecepatan maksimalnya dalam menerobos ke depan.
Posisi penguasaan bola Özil sangat brilian, tepat di antara garis pertahanan lawan dan lini tengah. Marcos dan rekan setimnya membentuk lingkaran kepungan tiga orang, tapi yang tak terduga - Özil memutar badan menggunakan punggungnya untuk menghalangi Marcos yang maju merebut, mempertahankan bola, lalu menggeser bola ke samping tepat sebelum kepungan lawan sempurna.
Tendangan ini dioper dengan sangat halus, kecepatannya lambat, tapi muncul secara mengerikan di titik langkah Schweinsteiger yang sedang menyerbu ke depan.
Schweinsteiger yang menerobos dari belakang sama sekali tak ragu. Memanfaatkan inersia serbuannya, kaki kirinya menahan tubuh sementara kaki kanannya mengayun meminjam momentum, menghantam bola karet dengan gaya dahsyat!
Terdengar suara "Brak!", seluruh tribun Stadion Pernambuco di Recife yang menampung hampir 50 ribu fans mendengarnya dengan jelas, seolah tendangan itu menyambar hati mereka. Dari dentuman dahsyat itu, mereka bisa merasakan kekuatan dinamis tendangan keras tersebut.
Tembakan bak sambaran petir melesat dari kaki Schweinsteiger. Bola bagai kilat menyusup celah sempit di kotak penalti Meksiko, menerobos sudut mati gawang! 1-0!
Schweinsteiger langsung melesat keluar lapangan setelah bola masuk, mengangkang dengan arogan sambil menyambut sorak-sorai gegap gempita dari para fans di tribun.
Gol ini tidak hanya membuat fans yang hadir di tribun terkejut, bahkan pelatih kepala tim Meksiko Dela? Torre pun terkejut. Karena dia juga tidak menyangka, permulaan tim Jerman bisa secepat dan sekeras ini, hampir tidak memberi tim Meksiko sedikit pun jeda untuk mengatur ulang formasi, langsung membawa pertandingan ke dalam perebutan berirama cepat.
Kehilangan bola di awal pertandingan yang bahkan belum mencapai 1 menit membuat Dela? Torre panik. Setidaknya sejak awal dia sudah sangat jelas: melawan tim Jerman, kehilangan bola pertama adalah berakibat fatal. Karena jika tim Meksiko ingin membalikkan situasi dari tim Jerman, mereka harus menyerang. Tapi apa keahlian terbesar tim Jerman?
Yang Chengzhuo sendiri pernah menyatakan, tim Jerman pimpinannya paling menyukai taktik pertahanan-balik!
Gol ini juga telah menghancurkan tuntas strategi Dela? Torre sebelum pertandingan yang menggunakan serangan balik untuk melawan serangan balik. Setidaknya mereka sekarang tertinggal!
"Bagaimana?" Asisten pelatih mendekat dengan gelisah dan bertanya.
？，，，"Kita harus menahan situasi terlebih dulu, jangan panik!"
Márquez yang berpengalaman juga sangat paham. Setelah mendapat pukulan keras di awal pertandingan seperti ini, hal pertama yang harus dilakukan tim adalah memulihkan stabilitas - sama sekali tidak boleh kacau. Karena sekali kacau, kesempatan untuk tim Jerman akan segera datang.
Benar saja. Baru sekitar 5 menit setelah gol pertama, selama beberapa menit terakhir ini baik Jerman maupun Meksiko belum melakukan tembakan apapun. Jadi secara ketat, ini adalah serangan kedua tim Jerman.
Bola yang masuk ke area terlarang Jerman ini berhasil direbut. Tim Jerman langsung melancarkan serangan balik dengan umpan silang diagonal ke sisi kanan pertahanan Meksiko. Marco Reus yang menggantikan Podolski di pertandingan ini dengan stabil menghentikan bola, lalu cepat menerobos ke kotak penalti sambil menggiring bola membentuk sudut 45 derajat.
Gerakan menggiring bola Reus berhasil mengalihkan perhatian pertahanan Meksiko, karena mereka sangat paham bahwa jenis dribel 45 derajat dari celah antara bek sayap dan bek tengah ini, jika tidak diblokir, akan mampu langsung melepas tendangan berbahaya setelah masuk ke kotak penalti.
Tepat saat seluruh konsentrasi bertahan Meksiko tertarik ke Reus, pemain Jerman itu melakukan operan balik tajam ke Özil yang sudah berpindah ke sisi kanan. Dengan cerdik, gelandang Jerman ini memanfaatkan ruang kosong yang diciptakan Reus, menerima bola dengan kokoh lalu mengirimkan umpan silang horizontal.
Pertahanan Meksiko sudah terpental terlalu ke kanan. Klose, Reus, dan Özil menguasai area itu, sementara Thomas Müller sengaja menahan posisi di kiri belakang. Ini menyebabkan zona tengah-agak-kiri menjadi ruang hampa - bukankah ini persis area dimana Schweinsteiger mencetak gol sebelumnya?
"Bahaya!!!" Marcos adalah yang pertama menyadari, karena dia langsung berhadapan dengan Schweinsteiger yang kembali menerjang. Tubuhnya segera terbang menyongsong, namun jelas terlihat, peringatan dan reaksinya sudah terlambat.
Hampir di tempat yang sama, hampir di posisi yang sama, dan juga hampir dengan cara yang sama. 5 menit kemudian, Schweinsteiger kembali melepaskan tembakan keras yang hampir sama persis dengan sebelumnya. Bola pun nyaris dengan cara identik menyusup ke sudut bawah gawang, kembali mencetak gol spektakuler!
Schweinsteiger yang diliputi kegembiraan dan semangat melesat keluar lapangan, bersuka ria melompat-lompat di pinggir lapangan merayakan golnya. Bersama rekan setim yang terbang memeluknya, mereka berpelukan erat di depan kamera siaran langsung TV, larut dalam sukacita atas gol tersebut.
2-0! Baru 5 menit pertandingan berjalan, tim Jerman sudah unggul 2 gol atas Meksiko!
"Ya Tuhan, apakah tim Jerman gila dalam pertandingan ini?" komentator terdengar mengeluarkan suara penuh kekaguman setelah Schweinsteiger kembali mencetak gol, "Ataukah seluruh pemain Meksiko kerasukan roh jahat hari ini?"
"Dalam 5 menit, dua tembakan, dua kali mengenai sasaran! Itu pun muncul di tempat yang sama persis dengan cara yang sama! Sungguh sulit mencari kata-kata untuk menggambarkan dua gol mengerikan ini, tapi nyatanya itu benar-benar terjadi dan tepat mengenai target. Tim Jerman berhasil mengkonversi 2 dari 2 percobaan tembakan pertama mereka, menunjukkan tingkat mengenai yang luar biasa tinggi!"
Kamera siaran langsung TV terus memutar ulang rekaman gerakan lambat dari dua gol tim Jerman tadi, sementara komentator juga menyaksikan seluruh proses dengan keseriusan. Dari pengamatannya, dia memang benar mendapatkan beberapa wawasan baru.
“Dapat kita lihat, tim Jerman memanfaatkan ketidakstabilan Meksiko di awal pertandingan untuk melancarkan serangan mendadak yang sangat tegas dan cepat. Meski serangan mereka terkesan ditujukan ke gawang, sebenarnya ada tujuan lain: menyediakan area tak terjaga bagi Schweinsteiger yang melakukan gerakan menerobos dari belakang.”
“Dari adegan slow-motion, terlihat jelas dua tendangan Schweinsteiger dilancarkan dari sisi kiri tepi area penalti besar. Posisi ini sangat cocok untuk kaki kanannya menghasilkan tenaga. Umpan Özil juga sangat presisi, memungkinkannya langsung mengayunkan kaki tanpa perlu banyak penyesuaian!”
Komentator tambah berdecak kagum, “Dua tembakan, dua gol! Tendangan Schweinsteiger hari ini sangat bertenaga, keinginan mencetak golnya sangat tegas dan intens, dengan akurasi luar biasa. Jelas pelatih Yang Chengzhuo memilihnya sebagai eksekutor akhir karena feeling mencetak golnya yang istimewa!”
Sebelum pertandingan, situs web resmi Asosiasi Sepak Bola Jerman pernah memuat laporan pelatihan interaksi dengan fans yang menyebutkan Yang Chengzhuo secara khusus mengadakan kompetisi shooting. Hasilnya Schweinsteiger dan Gomes menjadi pemain dengan efisiensi tembakan tertinggi dan frekuensi tembakan tepat terbanyak di tim. Hal ini tidak mendapat perhatian fans sebelumnya, bahkan diperkirakan banyak lawan juga mengabaikan poin ini.
Yang tak terduga, alasan Yang Chengzhuo mengadakan kompetisi shooting adalah untuk menguji insting finisher dan kondisi para pemain. Ini langsung menyebabkan Schweinsteiger menjadi penentu akhir serangan mendadak tim di awal pertandingan. Schweinsteiger pun tak mengecewakan harapan, dua kali melepas tendangan dua kali tepat sasaran, membuat tim Jerman mengunci keunggulan 2-0 hanya dalam 5 menit.
"Bagi Meksiko ke depannya situasi akan semakin tidak menguntungkan. Pertandingan akan semakin sulit karena kini mereka sudah tertinggal 2 gol. Ditambah lagi sejak awal pertandingan, pertahanan mereka telah dihancurkan berantakan oleh tim Jerman. Aura mereka juga sepenuhnya diredam Jerman, membuat mereka kehilangan inisiatif sama sekali dalam pertandingan."
Kamera siaran langsung TV menyorot pelatih Dela? Torre di pinggir lapangan. Tampak jelas raut wajahnya penuh ketidakberdayaan dan kebingungan. Jelas terlihat hingga detik ini ia masih belum paham apa sebenarnya yang terjadi di awal pertandingan, kesalahan apa yang telah dibuat, hingga harus menderita kekalahan telak seperti ini.
"Bagi Meksiko sekarang, hal terpenting adalah segera menyadari situasi setelah dihujani serangan mendadak dan badai gol dari Jerman di awal pertandingan. Mereka harus secepatnya memulihkan stabilitas situasi dan formasi. Jika tidak, dalam pertandingan ini mereka akan sulit menciptakan ancaman bagi Jerman, dan peluang untuk meraih kemenangan semakin tipis."
Setelah melancarkan serangan kilat di awal pertandingan, tim Jerman akan melanjutkan keunggulan dan inisiatif ini secara alami, sementara Meksiko terlihat kacau balau. Tak peduli bagaimana Dela? Torre mengatur strategi atau melakukan persiapan, sangat sulit untuk merebut kembali inisiatif pertandingan.
Dalam kondisi pasif, mencoba membalikkan 2 gol dari tim Jerman yang pertahanannya begitu kokoh, bahkan membalikkan skor sambil menghindari serangan balik dan gol balik Jerman, kemungkinan seperti ini Hampir Zero!
Justru karena semua pihak, termasuk pemain Meksiko, pelatih kepala mereka, bahkan fans di tribun, sangat memahami poin krusial ini, hasil pertandingan ini sudah kehilangan suspense sejak menit ke-5.
"Yang Chengzhuo, pantas disebut Yang Chengzhuo! Hanya 5 menit sudah mengalahkan Meksiko, benar-benar luar biasa!!"
Di tribun Estádio do Bonfim, Scolari juga hadir bersama asistennya untuk menyaksikan pertandingan ini - inilah penilaian yang dia berikan kepada Yang Cheng!
