Setelah pertandingan memuaskan selama 90 menit berakhir, ketika Yang Chengzhuo muncul di lokasi konferensi pers Stadion Olimpiade Berlin, ratusan wartawan yang telah menunggu langsung berhamburan mengeluarkan serangkaian pertanyaan.
Tidak diragukan lagi, seluruh sorotan tertuju pada Samed·Yeşil—pemain muda yang baru saja memulai debut starter dan mencetak dua gol malam ini. Sebagian wartawan juga memperhatikan performa Emre·Kan, sekaligus menanyakan rencana penyesuaian garis depan Yang Chengzhuo serta apakah masih ada kesempatan bagi Gomes.
“Emre adalah pemain muda yang sangat berbakat. Usianya masih sangat muda, tapi sudah memiliki teknik dan kemampuan yang luar biasa. Menurutku, dia sepenuhnya berpeluang meraih pencapaian lebih tinggi, dengan premis bahwa dia harus menunjukkan ambisi dan semangat berkembang yang lebih besar. Ini akan mendorongnya untuk terus berkembang dan menantang tingkat kesulitan yang lebih tinggi.”
“Pertandingan malam ini bagi Emre mungkin memiliki makna tertentu, tetapi lebih merupakan sebuah dorongan!”
Dalam situasi di mana posisi gelandang Jerman sudah dipenuhi bakat-bakat hebat, Emre Can yang juga berusia 19 tahun sulit mendapatkan tempat berpijak. Saat ini di Bayern Munich pun, posisinya di skuat inti belum terjamin. Karena itu, Yang Chengzhuo tidak mungkin menjanjikannya posisi starter, bahkan janji masuk daftar skuat pun sulit diberikan. Pasalnya, lini tengah Jerman adalah tim dengan kompetisi tersengit di dunia sepakbola saat ini.
Gelandang Spanyol meski kuat, tapi persaingannya tak bisa dibandingkan dengan tim Jerman. Xabi Alonso, David Silva, Iniesta dkk dari kubu Real Madrid menguasai posisi inti. Hal ini membuat Xavi, Parejo, Canales dll sulit bersaing dengan mereka. Jadi gelandang Spanyol terlihat kuat, namun kekuatan dinamis kompetisinya kurang.
Sebaliknya di tim Jerman, persaingan di lini tengah hampir mencapai tingkat yang sengit. Bahkan Khedira pun tak bisa memastikan posisi inti, bahkan status cadangan utama pun belum tentu terjamin. Lars Bender, Götze, Toni Kroos dll juga berebut satu posisi. Terlihat betapa sengitnya persaingan.
"Tuan Yang Cheng, penampilan Samed·Yeşil malam ini benar-benar menonjol. Mengapa Anda memilihnya sebagai starter? Apakah saat memutuskan untuk menjadikannya starter, Anda mempertimbangkan skenario jika performanya buruk?" Seorang wartawan berdiri dan mengajukan pertanyaan ke hadapan Yang Chengzhuo, lalu duduk kembali.
Yang Chengzhuo menyesuaikan mikrofon di depannya, berpikir sejenak, lalu mengangguk: "Alasan penting mengapa saya memastikannya sebagai starter adalah karena kita sudah lolos dari babak grup sebagai juara grup. Sejak awal saya sudah menyatakan bahwa setelah lolos lebih awal, dua pertandingan grup tersisa akan lebih fokus pada observasi pemain muda dan pengganti. Seperti bisa kalian lihat, Samed·Yeşil, Emre·Can, dan İlkay Gündoğan semuanya mendapat kesempatan bermain di laga ini!"
"Bagi Samed·Yeşil, aku sama sekali tidak punya keraguan. Aku sangat memahami pemain ini. Dia telah berkali-kali mengikuti pelatihan timnas dan sering masuk sebagai pengganti. Ini pertama kalinya menjadi starter, menurutku ini proses yang mengalir lancar seperti air, sesuatu yang wajar saja. Jika masih ada keraguan, tentu aku tidak akan menjadwalkannya bermain. Menurutku, kesempatan starter ini adalah imbalan atas ketekunan latihannya yang luar biasa!"
Seorang wartawan berdiri, "Lalu berapa nilai yang Anda berikan untuk performa Yeşil? Apakah dia punya kesempatan merebut posisi di pasukan inti?"
Pertanyaan ini jelas menjadi perhatian semua fans Jerman, atau siapapun yang mendukung perkembangan Samed·Yeşil.
Yang Chengzhuo tersenyum tanpa ragu, "Kalau saja tendangan kerasnya di menit ke-14 yang spektakuler itu berhasil mencetak gol, maka pertandingan ini bukan sekadar dua gol tapi hat-trick! Saat itu aku akan memberi nilai sempurna. Sayangnya, di langkah terakhir masih kurang sedikit akurasi. Jadi maksimal hanya 80 poin untuknya!"
Semua wartawan di TKP langsung meledak dalam ledakan tawa, merasa Yang Chengzhuo seolah sangat terjebak dalam kebimbangan karena tendangan itu gagal mencetak gol.
"Menurutku, apakah tembakan itu masuk atau tidak tidak terlalu mempengaruhi situasi pertandingan. Tapi tendangan itu seperti gambaran sebenarnya dari karir Samed·Yeşil - gemilang di tahap permulaan, bersinar terang dan memukau, tapi saat tiba di tembakan krusial terakhir untuk mengumpulkan poin, mungkin terjadi penyimpangan!"
Ucapan Yang yang bermakna ganda membuat banyak wartawan yang hadir mulai bergolak berbagai pemikiran tentang maksut tersiratnya.
"Maksudku jelas: Samed·Yeşil baru 19 tahun. Dia pemain muda berpotensi besar dan berbakat. Memang dia sudah menunjukkan banyak sisi hebat, punya kekuatan dan bakat, tapi ini tidak boleh jadi alasan orang lain mengagung-agungkan dan memujinya berlebihan. Hal seperti ini sangat mudah membuatnya tersesat."
"Di hati saya, penyerang utama tim Jerman adalah Klose. Kekuatan yang terakhir ini tidak berasal dari bakat, melainkan dari perjuangan bertahun-tahun melalui pertandingan demi pertandingan dan pengalaman. Mungkin Yıldırım suatu hari nanti bisa menggantikan Klose, tapi itu sama sekali bukan sekarang, dan tidak akan terjadi di Piala Dunia Brasil!"
Saat mengucapkan ini, Yang Chengzhuo tiba-tiba tersenyum, "Di tanah air saya ada istilah 'pujian berlebihan yang merusak'. Istilah ini memiliki dua makna: yang pertama adalah memuji secara berlebihan, sementara yang kedua adalah membunuh. Menurut saya, memuji berlebihan pemain muda dan memberikan tekanan yang tidak wajar sangat mudah merusak bakat muda."
"Saya melihat potensi Yıldırım, tapi saya berharap semua fans dan media bisa memberinya lingkungan yang lebih longgar. Jangan beri tekanan berlebihan, biarkan dia tumbuh perlahan. Saya percaya itulah yang paling dibutuhkannya saat ini - jauh lebih penting daripada memaksanya menduduki posisi penyerang utama timnas!"
Ucapan Yang Chengzhuo ini membuat banyak wartawan yang hadir merasa agak tidak enak di hati. Dalam hati mereka sangat paham, di dunia sepakbola kini, media lebih banyak eksis untuk mencari sensasi. Saat krisis garis depan Jerman, mereka mati-matian menghype rasa krisis. Kini setelah muncul bintang baru, wajar saja mereka ingin menghype Yıldırım.
Tapi Yang justru mengingatkan mereka: hype seperti ini bisa membuat pemain muda tersesat, menggagalkan perkembangan pesat pemain berbakat, hingga ia tak mampu mencapai ketinggian yang seharusnya dicapai. Bagi si pemain sendiri, fans, media, bahkan sepak bola Jerman - apakah ini hal bagus?
……
……
Seruan Yang Chengzhuo ternyata tidak banyak berpengaruh bagi media.
Di Jerman, sejumlah media-media otoritatif seperti Bild dan Kicker secara umum selain memberikan perhatian, lebih banyak mempertahankan rasionalitas dan ketenangan yang cukup. Tidak seperti media lain yang membombastiskan prospek cerah dan performa berbakat Samed·Yeşil, mereka lebih memberikan fokus dan harapan pada Yeşil.
Bild dalam ulasannya menyatakan, "Samed·Yeşil adalah milik masa depan kita, bukan sekarang!"
Namun di negara-negara Eropa lain, bahkan media dan majalah di wilayah dunia lainnya, secara serempak memberikan perhatian besar pada Samed·Yeşil. Striker ini hampir dalam semalam menjadi 'yang beruntung' yang diperebutkan seluruh alam semesta, terkenal seketika di Tianxia, menimbulkan gelombang perhatian masif dalam sistem grup fans seantero dunia.
Bahkan ada banyak fans yang tidak cukup tenang dan rasional merasa bahwa Yeşil bisa menjadi pasukan inti tim Jerman di Piala Dunia Brasil. Bahkan Yang Chengzhuo seharusnya langsung mengeluarkan Gomes dari timnas, membiarkan Klose duduk di bangku cadangan, dan mempercayakan Yeşil.
Menghadapi situasi seperti ini, Yang Chengzhuo sudah punya firasat buruk. Dia sangat paham bahwa di era media dan informasi yang begitu sukses, ini adalah hasil yang tak terhindarkan. Oleh karena itu, sehari setelah menyelesaikan pertandingan melawan Irlandia, dia langsung mengatur pertemuan dengan Samed·Yeşil.
Dalam pertemuan satu-guru-satu-murid ini, Yang Chengzhuo memberikan penilaian tinggi dan afirmatif terhadap performa Yeşil di pertandingan melawan Irlandia. Dia menganggap Yeşil telah menunjukkan sisi terbaiknya. Namun, dia juga menegaskan bahwa pertandingan ini tidak mengubah status Yeşil di timnas saat ini.
Artinya, meski dalam pertandingan ini Yıldırım tampil sangat menonjol, ini tidak bisa menjamin dia bisa langsung menstabilkan posisinya di timnas, apalagi merebut posisi di pasukan inti. Jika pemain ingin mendapatkan semua ini, dia harus berusaha sendiri untuk meraihnya, menggunakan performa untuk meyakinkan pelatih kepala.
Selain itu, Yang Chengzhuo memberi tahu Yıldırım bahwa dalam pertandingan melawan Swedia, dia akan duduk di bangku cadangan dan tidak akan lagi menjadi starter. Yang menjelaskan ini adalah kebutuhan taktik, namun sekaligus mengingatkan Yıldırım untuk tetap menjaga ketenangan dan rasionalitas di tengah sorotan media dan pujian.
"Sebagai pemain profesional, aku yakin kamu lebih paham daripada siapa pun: Setiap tahun dunia sepakbola profesional selalu diramaikan oleh sejumlah besar pendatang baru. Mereka mungkin bersinar gemilang bagai komet yang melintas cepat, lalu menghilang. Ada yang tampak biasa, namun diam-diam berkembang dan akhirnya bersinar menjadi bintang elite bahkan top."
“Perbedaan kedua peristiwa ini terletak pada: Yang pertama tersesat dalam pujian dan sanjungan berlebihan, sementara yang terakhir selalu mempertahankan penentuan lokasi diri yang waras. Kapan saja di mana saja, dia sangat paham posisi dan tugasnya. Kuharap kamu bisa menjadi yang terakhir!”
Samed·Yeşil menyatakan penerimaannya atas keputusan Yang Chengzhuo menempatkannya sebagai pengganti selama pertemuan ini. Dia juga berjanji tidak akan menghiraukan pujian berlebihan dari dunia luar, serta akan terus memberikan peringatan pada diri sendiri dan mendorong semangat kompetitifnya.
Yang Chengzhuo menunjukkan kepuasan besar terhadap sikap pemain muda ini. Kembali dia berjanji: "Jika dia bisa mencetak angka dua digit gol di Liga, akan kubawa dia ke Brasil untuk ikut Piala Dunia."
“Kamu tahu, Timnas Brasil dipenuhi bintang-bintang berbakat. Hampir setiap edisi Piala Dunia, Brasil selalu membawa satu pemain muda berbakat untuk ikut kompetisi. Bukan untuk bertanding, tapi agar dia bisa merasakan atmosfer Piala Dunia, menerima latihan. Ronaldo, Ronaldinho, Kaká... seluruh bintang top Brasil ini semua melalui proses seperti ini.”
“Aku berharap kamu juga bisa meraih hasil dari Piala Dunia kali ini. Yang terpenting adalah mempelajari sesuatu!”
Panggung Piala Dunia mempertemukan bintang-bintang paling menonjol di alam semesta saat ini. Bahkan di garis depan pun terdapat siluet jutaan super bintang. Perlu diketahui, menonton melalui siaran TV dengan menyaksikan langsung di TKP sambil merasakan atmosfer Piala Dunia secara imersif adalah dua jenis pengalaman yang sama sekali berbeda.
Yang Chengzhuo berharap Yıldırım bisa mendapatkan kesempatan untuk merasakan atmosfer seperti ini.
Tentu saja, premisnya adalah Yıldırım harus mampu mencetak angka dua digit.
……
……
Bagi para pelaku hot Yıldırım, keputusan Yang Chengzhuo menempatkan pemain muda ini di bangku cadangan jelas menimbulkan rasa ketidakpercayaan bahkan protes. Pasalnya saat melawan Swedia, Yang memilih menggunakan taktik tanpa striker.
Kenapa lebih memilih taktik tanpa striker daripada memainkan Yıldırım yang punya potensi besar sebagai striker?
Tentu saja Yang tidak perlu menjelaskan maksud strategisnya pada orang-orang ini. Selama pemain sendiri tidak keberatan, pelatih tak perlu menghiraukan pandangan eksternal. Jika harus terus mempertimbangkan semua omongan, pasti akan sangat melelahkan.
Mungkin karena performa Mertesacker dan Khedira yang memuaskan di pertandingan pertama vs Swedia, atau sekaligus untuk kebutuhan melatih pasukan, kali ini Yang kembali menurunkan duo ini sebagai starter untuk bersama-sama membatasi Ibrahimović.
Malangnya Ibrahimović, yang sangat hebat dan tak terkalahkan di Ligue 1, namun di timnas justru terbatas oleh kemampuan rekan setimnya. Hal ini membuatnya selalu dalam posisi "telapak tangan kesepian" selama pertandingan, dan akhirnya kembali dibatasi dengan ketat oleh tim Yang Chengzhuo sehingga gagal mencetak gol.
Sebaliknya tim Jerman, setelah memastikan stabilitas pertahanan, sektor serangan juga menunjukkan performa yang sangat bagus. Mario Götze dan Lars Bender berturut-turut mencetak gol, akhirnya membantu tim Jerman mengalahkan Swedia 2-0 di kandang lawan.
Dengan demikian, tim Jerman menyelesaikan babak grup Kualifikasi Zona Eropa Piala Dunia dengan rekor gemilang 10 kemenangan beruntun. Mereka secara resmi lolos ke putaran final Piala Dunia Brasil tahun depan sebagai juara grup.
Setelah meraih kualifikasi Piala Dunia, tim Jerman mulai menyesuaikan rencana berikutnya, sepenuhnya memasuki fase persiapan kompetisi untuk mempersiapkan diri menghadapi Piala Dunia Brasil tahun depan. Namun hal-hal lebih konkret baru bisa ditentukan setelah ritual pengundian di bulan Desember menyusul berakhirnya seluruh pertandingan kualifikasi.
Babak grup Kualifikasi Zona Eropa telah resmi berakhir. Tim-tim seperti Italia, Jerman, Belanda, Swiss, Rusia, Inggris, dan Spanyol berhasil meraih tiket ke putaran final Piala Dunia sebagai juara grup. Pada bulan November, akan dilaksanakan play-off untuk menentukan 4 tim terakhir yang lolos.
Serangkaian kualifikasi dari benua lain seperti Afrika, Asia, dan Amerika Selatan juga akan dituntaskan pada hari pertandingan timnas di bulan November. Kemudian di bulan Desember, Brasil akan menjadi tuan rumah ritual pengundian grup Piala Dunia 2014. Sebagai pelatih kepala, Yang Chengzhuo wajib hadir dalam acara pengundian tersebut.
Meski tim Jerman tidak perlu menjalani play-off di bulan November, Yang Chengzhuo tetap menjadwalkan pertandingan pemanasan melawan Swiss yang juga lolos langsung. Pertahanan tim Hitzfeld sangat menonjol, hanya kalah dari Jerman dalam hal kehilangan bola di babak grup. Menurut Yang Chengzhuo, memanfaatkan Swiss untuk mengasah serangan timnya bukanlah hal yang buruk.
Selain itu, periode 2 minggu di hari pertandingan timnas November merupakan kesempatan berharga bagi Jerman yang mengalami kekurangan parah waktu persiapan. Tentu saja Yang Chengzhuo tidak akan melewatkannya - semua pasukan inti dipanggil masuk timnas tanpa terkecuali.
Meski performa Gomes di Bayern München mulai membaik dengan mencetak 4 gol dalam tiga laga liga terakhir, menunjukkan kembali kualitasnya sebagai striker top Bundesliga beserta niat membunuhnya, Yang Chengzhuo memutuskan untuk memberinya waktu lebih. Dengan membuat si anak muda ini frustasi sejenak, diharapkan ia bisa mempertahankan performanya secara konsisten.
Jika performanya bagus, langsung tak sabar memanggilnya masuk, orang yang tidak tahu pasti mengira timnas sangat membutuhkannya!
Terkadang, pelatih juga perlu meningkatkan nilai pasar diri sendiri, mempertahankan otoritas dan prestise agar bisa mengendalikan pemain di bawah.
Dalam situasi seperti ini, Yang Chengzhuo menyiapkan dua set formasi berbeda untuk pertandingan pemanasan melawan Swiss. Di babak pertama, Klose turun dengan taktik 4231 - formasi khas tim Jerman - berhasil unggul 1 gol dengan serangan yang sangat bagus dan baik.
Di babak kedua, tim Jerman menggunakan taktik 4330 tanpa striker. Thomas Müller yang masuk sebagai pengganti mencetak dua gol, membantu Jerman akhirnya mengalahkan Swiss 3-0. Kali ini Hitzfeld memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap tim Yang Chengzhuo.
"Setelah melewati pembaptisan Piala Eropa dan Piala Konfederasi, tim Jerman ini telah menunjukkan kondisi mental yang baik serta kemampuan teknik dan taktik yang menonjol. Saya percaya, selama mereka bisa mempertahankan dinamika saat ini, mereka memiliki kesempatan untuk mencapai sesuatu di arena Piala Dunia Brasil."
Namun Hitzfeld juga menyebutkan bahwa alasan penting Swedia kebobolan dua gol saat menerapkan taktik tanpa striker di babak kedua adalah karena tim Swedia ingin menyamakan skor, sementara Hitzfeld sendiri ingin memperkuat serangan. Hasilnya, tim Jerman mendapat ruang untuk mengembangkan taktik tanpa striker. Situasi seperti ini mungkin tidak akan terjadi dalam pertandingan resmi.
Pada akhirnya, ini tetap masalah klasik: taktik tanpa striker kekurangan titik tumpu di lini depan. Secara teori, aliran pergerakan di lini tengah-depan terlihat sangat kuat, tetapi jika lawan tetap diam, mempertahankan posisi dengan kuat, membatasi ruang gerak, dan memaksa kita melakukan pertahanan rapat, maka efektivitas taktik tanpa striker akan sangat berkurang.
Dalam pertandingan pemanasan lainnya, Spanyol yang juga menggunakan taktik tanpa striker meraih kemenangan mutlak 4-0 atas Italia. Yang Chengzhuo menyaksikan pertandingan ini, namun sama sekali tidak merasa Spanyol bermain menonjol. Akar kekalahan telak Italia terletak pada performa yang terlalu buruk.
Saat menonton rekaman pertandingan, Yang Chengzhuo sering melakukan jeda untuk mengamati detail. Misalnya dalam satu serangan balik Spanyol yang menghasilkan gol, Italia memiliki 6 bek lawan di wilayah pertahanan sendiri namun dihancurkan oleh 3 pemain serang Spanyol. Masalah utamanya terletak pada sistem pertahanan yang kacau dan kurang aktifnya pemain dalam kembali bertahan.
Ini bukan fenomena kebetulan. Sepanjang pertandingan, Spanyol bermain terlalu mudah. Italia membiarkan Spanyol bebas menguasai irama permainan dan berimprovisasi. Alasan seperti "Spanyol terlalu kuat dan hebat" sama sekali tidak bisa diterima.
Pada dasarnya, taktik tanpa striker Spanyol sama seperti tim Jerman yang kekurangan titik tumpu. Hanya saja dalam pertandingan pemanasan ini, persiapan Italia dalam menargetkan titik lemah ini terlalu buruk, ditambah performansi pemain juga terlalu buruk, sehingga menyebabkan kekalahan memilukan.
Oleh karena itu, Yang Chengzhuo sangat paham: Meskipun taktik tanpa striker terlihat elegan, namun kekurangannya jelas terlihat. Ini bukan formasi untuk menghadapi pertahanan rapat. Jadi jika tim Jerman ingin merebut Piala Dunia, mereka tetap membutuhkan striker - terutama striker seperti Klose yang sama sekali tidak boleh melakukan kesalahan!
