Sebagai bintang Bundesliga yang terkenal, kemampuan mencetak gol Marco Reus-lah yang paling dipuji. Banyak orang menganggapnya memiliki ciri khas serupa dengan Thomas Müller - sama-sama berperan sebagai pencetak gol. Adapun crossing...
Thomas Müller juga sangat jelas bahwa crossing Marco Reus agak tidak tepercaya, jadi setelah melepaskan diri dari Schildenfeld, dia tidak terus-terusan menyerang hingga ujung, melainkan menggunakan raganya untuk mengunci posisi guna menghindari gangguan Schildenfeld, sambil mengawasi bola dengan sengaja memperlambat selangkah untuk menyesuaikan langkahnya.
Jika dia terus memaksakan kecepatan hingga ujung, 90% darinya bola ini akan hilang. Namun perlambatan ini justru membuat bola datang tepat ke heading-nya. Terlihat dia hampir tidak perlu melompat, menyambut bola dengan dahi yang dihempaskan kuat ke depan.
Dari kontak antara dahi dan bola, dia merasakan kendali penuh. Menggunakan dahi untuk sundulan memudahkan penguasaan sudut, sehingga kali ini dengan sengaja dia mengarahkan ke tiang jauh sisi berlawanan, bahkan menambahkan efek pantulan dari tanah!
Umpan silang Marco Reus tidak terlalu cepat, kemampuan crossing anak muda ini benar-benar tidak tepercaya. Demi akurasi, dia tidak bisa meningkatkan kecepatan bola. Ini memberi kesempatan kiper untuk merespons dan melakukan penyelamatan. Tapi kiper lebih fokus mengawasi kemungkinan Thomas Müller menyundul bola setengah tinggi atau lambung, sehingga perhatiannya tertuju pada tubuh atas. Tak disangka, anak muda ini malah menyundul bola pantulan dari tanah menggunakan dahinya, dan yang paling menentukan - arahnya secara terbalik!
Jerman sialan ini...
Umpatan dalam hati kiper bahkan belum sempat terlontar, ketika suara peluit wasit membahana!
"Gol sah!!! Tim Jerman akhirnya memecah kebuntuan di menit ke-57 melalui sundulan kepala Thomas Müller yang brilian, mengakhiri stagnasi pertandingan di lapangan!"
Terlihat Thomas Müller setelah menyundul bola, dia sudah punya firasat buruk, bola ini sudah hampir pasti menang. Jadi bahkan tidak menunggu wasit meniup peluit, begitu sundulan selesai, seluruh tubuhnya langsung berbalik dan melesat keluar area kotak penalti. Sepanjang jalan tidak ada yang sempat menghentikannya, hanya menyaksikannya mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi, menerobos keluar lapangan, sampai ke bawah tribun pinggir lapangan.
Anak muda ini menengadah ke atas, menatap tajam tribun penonton. Kedua tangan yang terangkat perlahan diturunkan. Dalam pandangannya terpancar ketulusan, perlahan menarik kaus hitam yang melekat di tubuhnya, memperlihatkan pada semua orang tulisan yang tertera di dalam kaus tersebut.
"Miro, kami menunggumu kembali!"
"Miro, kami menunggumu kembali!" Saat kamera mendekat ke depan Thomas Müller, komentator lapangan membacakan kalimat yang tertulis di kemejanya. Kemeja putih dengan tulisan merah menyala, sangat mencolok. Jelas terlihat Thomas Müller sengaja menulis ini untuk diperlihatkan kepada Klose yang berada di tribun.
"Miro adalah Klose! Thomas Müller bermaksud mendedikasikan sebuah gol ini untuk striker timnas Jerman, Klose yang sedang cedera. Ini jelas bentuk penghormatannya pada sang senior!"
Berdiri di pinggir lapangan, Yang Cheng juga memperhatikan aksi Thomas Müller. Ia sempat membeku sejenak, tapi segera bertepuk tangan dengan gesit.
Thomas Müller dan Klose sama-sama berasal dari Kaiserslautern, kemudian bersama bergabung ke Bayern München. Keduanya juga membela timnas, bisa dikatakan sudah bermain bersama selama bertahun-tahun. Berkat hubungan masa lalu di Kaiserslautern, persahabatan mereka sangat erat.
Menyaksikan momen ini, Yang Cheng benar-benar merasakan keharuan yang tak terduga.
Masih ingat waktu di Kaiserslautern dulu, Thomas Müller masih berapa tahun, cuma anak kecil. Saat itu Kaiserslautern tidak punya kemampuan besar, tidak punya uang, tidak ada orang. Akademi sering latihan campur dengan tim utama. Anak ini seharian cuma nonton Van Nistelrooy, Larsson, dan Klose latihan serta main bola.
Mungkin karena terpapar jaringan seperti ini, baru tercipta efisiensi mencetak golnya yang semakin brilian, serta kemampuan pergerakan tanpa bola-nya yang dipuji jutaan orang - tanda khas murid andalan Yang Chengzhuo yang dijuluki itu.
Sekarang Kaiserslautern sudah jadi klub besar. Punya basis pelatihan lengkap, lapangan latihan dan akademi yang mumpuni. Tapi tim utama dan tim muda sudah dipisahkan. Tak lagi bisa melihat persahabatan sedalam Klose, Thomas Müller dkk. Sekarang lebih banyak bicara kepentingan.
"Kamera siaran langsung menyorot Klose di tribun yang tersenyum penuh haru, mengacungkan ibu jari ke arah Thomas Müller sebagai apresiasi atas gol spektakuler yang baru saja dicetak striker ini."
"Setidaknya, tanpa kemampuan penyesuaian hebat dan kesadaran mengkoordinasikan, mustahil Thomas Müller bisa meraih gol!"
"Pemandangan yang mengharukan! Terlihat lebih banyak pemain timnas Jerman berkumpul di bawah tribun. Meski tidak membawa spanduk slogan seperti Thomas Müller, jelas terlihat mereka semua menanti kepulangan Klose!"
"Benar, banyak yang bilang Klose bisa digantikan. Tapi di hati para pemain timnas Jerman ini, setiap rekan setim adalah pribadi unik yang tak tergantikan. Itu sebabnya mereka berharap sang veteran bisa kembali mengenakan jersey Die Mannschaft!"
“Thomas Müller dan Klose sama-sama berasal dari 1. FC Kaiserslautern, tim Setan Merah Bundesliga yang dulu dipimpin Yang Chengzhuo saat menyerbu Eropa. Selain itu, tim ini juga punya pemain seperti Schweinsteiger dan Podolski yang sama-sama berasal dari tim legendaris itu - benar-benar tim yang luar biasa!”
Thomas Müller mengepalkan tangan memberi dorongan kepada Klose, berharap sang rekan lama dan kakak tingkat ini bisa segera pulih dari cedera. Usai itu, ia menoleh dan memeluk rekan satu timnya untuk merayakan gol. Ketika melihat Yang Chengzhuo di kejauhan, ia langsung berlari menghampiri dan memeluk erat pelatih yang paling dihormatinya itu.
Dulu ia hanyalah seorang anak kecil yang diundang Yang Chengzhuo ke Kaiserslautern. Undangan itu mengubah hidupnya dan melahirkan kecemerlangan yang ia raih sekarang. Karena itu, ia takkan pernah melupakan setiap orang di tim Kaiserslautern itu - terutama sang Bos!
“Aku ingat, Yang Chengzhuo pernah mengucapkan kalimat yang sangat menyentuh.”
“Apa itu sepakbola? Tergantung individunya. Baginya sekarang, sepakbola bukan lagi permainan menang atau kalah, melainkan media diskusi dengan banyak teman, rekan seperjuangan, murid, dan lawan. Bagi dia, hasil pertandingan mungkin sudah tidak penting lagi - yang lebih bermakna adalah bagaimana dia menikmati segala hal yang dibawa sepakbola ini!”
“Kita mungkin tak bisa memahami perasaan Yang Chengzhuo saat ini, tapi bisa ditebak - pastinya dia sangat bangga! Karena anak kecil yang dulu dibinanya, sekarang sudah dewasa dan mampu memimpin sektor permainan sendiri!”
Kamera siaran tetap fokus pada Yang Chengzhuo yang terlihat tersentuh, bergantian memeluk Paulus Bayer dan Ballack sambil menepuk tangan. Mereka semua adalah pemain senior dari era 1. FC Kaiserslautern dulu, bersama-sama mengalami dan menjadi saksi zaman legenda itu - pengalaman paling tak terlupakan dalam hidup mereka.
……
……
Tim Jerman mencetak gol, Kroasia pun dalam masalah!
Selama ini, strategi Kroasia menghadapi Jerman selalu berfokus pada pertahanan dengan target utama menjaga gawang tetap bersih. Mereka sangat paham, melawan tim kuat seperti Jerman, kehilangan gol adalah hal sangat berbahaya. Hanya dengan menjaga gawang aman, mereka bisa meraih poin bahkan kemenangan dari Jerman.
Namun, setelah tim Jerman mencetak gol, mereka langsung panik total!
Menyerang atau bertahan, ini jelas menjadi dilema yang harus mereka hadapi!
Begitulah tim yang lebih lemah, saat menghadapi tim kuat, antara menyerang dan bertahan, kamu hanya bisa memilih satu.
Pilihan sulit ini membuat Kroasia mengalami kekacauan, terutama ketika tim Jerman dengan momentum menghancurkan segala rintangan berhasil Mengendalikan Modrić, membuat Mandžukić di depan benar-benar terisolasi tanpa bantuan. Sementara Yang Chengzhuo secara terang-terangan memerintahkan Schweinsteiger dan Toni Kroos untuk ofensif ke depan, memanfaatkan aura kemenangan ini untuk langsung meredam lini tengah Kroasia. Kroasia benar-benar kacau balau!
Ketika irama perlahan dikuasai oleh tim Jerman, ketika situasi pertandingan semakin condong ke sisi yang menguntungkan Jerman, ketika sorak-sorai penuh semangat dari fans Jerman di tribun semakin membahana, ketika para pemain Jerman yang ganas seperti serigala dan harimau itu melancarkan serangan bagai air pasang - Kroasia pun linglung total!
Kesalahan datang bertubi-tubi. Andai bukan karena mundur bertahan total, gawang mereka sudah tak terhitung berapa kali ditembus tim Jerman, tapi tampaknya tak punya cara efektif.
Gelandang bertahan menggantikan Rakitić, ingin mempertahankan situasi di lini tengah dan melanjutkan pertahanan stabil, tapi percuma. Semangat tim Jerman sudah berkobar, mustahil membiarkan Kroasia menstabilkan formasi dengan mudah. Terutama saat Jerman mahir mengontrol bola dan mendorongnya mulus ke area 32 meter Kroasia, badai serangan pun benar-benar dimulai.
Di bawah tekanan serangan yang kuat dari Jerman, Kroasia mengekspos masalah demi masalah. Tinggal menunggu kapan tim Jerman kembali memanfaatkan kesempatan.
Mats Hummels dengan stabil mencegat umpan jauh dari Kroasia, mendahului Mario Mandžukić, lalu mulai menggiring bola maju sendiri. Yang terakhir terlihat mengeluarkan napas berat, berusaha mengejar dari belakang namun terlihat tak berdaya.
Sejak Luka Modrić dibekukan oleh tim Jerman, ditambah dengan Ivan Rakitić yang digantikan, pergerakan bola Kroasia menghadapi masalah signifikan. Serangan tengah yang memang sudah lemah langsung dipotong pinggang, memaksa Kroasia hanya bisa mengandalkan umpan jauh saat tidak bisa mengalirkan bola ke lini depan untuk disalurkan ke kaki Mandžukić.
Mandzukic memang bagus, menjadi titik tumpu, namun sayangnya dia bukan striker level kebuasan binatang seperti Didier Drogba. Di bawah tekanan gabungan Mats Hummels dan Badstuber, kesempatan penguasaan bola Mandzukic bisa dihitung jari, bahkan hampir tidak ada. Umpan-umpan jauh sembrono Kroasia yang dilakukan sekali demi sekali lebih terlihat seperti mengalihkan kepemilikan bola ke tim Jerman.
Hummels membawa bola melewati lingkaran tengah tanpa gangguan berarti. Dia memperhatikan pergerakan Marco Reus di sayap kanan yang sangat aktif. Sang sayap kanan ini terus-menerus membuka ruang dan bergerak dinamis di sisi kanan, menciptakan peluang dengan performa yang menonjol. Melihat Reus berhasil membuka ruang kosong, Hummels langsung mengirimkan umpan lambung melewati pertahanan.
Umpan jauh ini ingin menciptakan lekukan, langsung menukik ke wilayah terlarang di belakang pertahanan Kroasia. Namun di depan wilayah terlarang, Coleluka yang bertugas di pertahanan memiliki perhatian yang sangat terkonsentrasi. Dia terus memantau pergerakan Reus, begitu melihat sayap Jerman itu mulai berlari kencang, dia dengan cepat mundur sambil mengawasi jatuhnya bola, lalu memblokir posisi lebih dulu.
"Coleluka dengan mantap menghentikan umpan jauh Hummels, serangan Tim Jerman gagal!" Komentator berkata dengan nada pasrah. "Titik jatuh umpan jauh ini sebenarnya bagus, tapi kurang unsur kejutannya. Lawan sudah mengawasi ketat, tetap saja dikirim. Ini jelas-jelas mengirim bola ke tangan lawan. Jadi umpan jauh Hummels ini sama sekali tidak perlu."
Marco Reus juga menyadari dirinya telah melakukan sprint sia-sia, namun ia tak rela menyerah. Setelah melihat bola dicegat Cole, ia langsung menekan Cole sesuai instruksi terbaru Yang Chengzhuo. Karena posisinya paling dekat dengan bek lawan, seharusnya ia segera melakukan pressing balik alih-alih menyesali kegagalan mencetak gol tadi.
Cole berhasil menghentikan bola. Begitu bola mendarat sempurna, ia melihat Reus menekan dari sisi kiri. Dengan tenang, bek itu menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Reus. Melihat Vukojevic mundur meminta operan, ia langsung menendang bola ke depan.
Tepat saat Vukojevic mengira bisa menguasai bola dengan lancar, Mesut Özil yang juga mundur tiba-tiba menyodok bola ke sisi kanan dengan gerakan kaki cepat. Tendangan operan yang ditujukan untuk Vukojevic pun berhasil dipotongnya lebih dulu.
Toni Kroos menerobos masuk dari belakang, setelah mendapat bola dia melakukan pengamatan dan menemukan celah antara Corluka dan Schildenfeld yang agak lebar, sementara Vukojevic juga tidak berhasil menutup celah tersebut. Dia langsung menyadari ini adalah kesempatan, tanpa ragu melepas tendangan keras ke arah bola.
Tendangan lurus Toni Kroos ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan momentum yang sangat besar. Sulit dibayangkan bagaimana pemuda yang tampak tidak terlalu berotot ini bisa menghasilkan tendangan sekeras itu. Bola melesat lurus dari jarak sekitar 23 meter, langsung mengarah ke sudut kanan bawah gawang.
Posisi penjaga gawang ada tepat di sana. Begitu melihat Toni Kroos melepas tendangan, dia langsung memilih terjatuh dan mencoba menangkap bola dengan kedua tangan. Namun tendangan ini datang dengan kekuatan dahsyat, kecepatan bola yang sangat tinggi, ditambah sedikit putaran, membuatnya sama sekali tidak mampu menahan bola.
Bola seolah menghantam kedua tangan penjaga gerbang yang dikatupkan, malah memantul keluar dan mendarat di jarak agak ke kiri titik penalti.
Sejak Cole mencegah gol tim Jerman sebelumnya, semua pemain Kroasia mengira tim mereka akan melancarkan serangan balik. Baik Srna di sayap kiri maupun Modrić dan kawan-kawan, semuanya bersiap untuk pressing ofensif dengan formasi keseluruhan yang mulai mengembang. Namun tiba-tiba bola direbut lawan dan malah mendapat serangan balik, membuat semua kaget dan langsung bergegas mundur bertahan.
Tapi proses mundur membutuhkan waktu. Sekencang apapun kecepatan pemain atau secekatan respons mereka, tetap tak bisa menyaingi kecepatan tembakan jarak jauh mendadak Toni Kroos. Saat bola memantul dari tangan kiper, di wilayah terlarang hanya tersisa dua orang.
Satu adalah Thomas Müller yang berpakaian hitam, satunya lagi Field.
Bagus, yang tragis adalah bek tengah Kroasia ini sebelumnya sudah dikalahkan oleh Thomas Müller dengan kecepatan dan kelincahan, kehilangan posisi, hanya bisa menonton orang Jerman mencetak gol spektakuler dengan sundulan. Sejak itu, dia terus menempel seperti plester lintah pada Thomas Müller, membuat yang terakhir tidak pernah mendapatkan kesempatan.
Tapi kali ini, setelah melihat Cole membantu membebaskan, dia agak lega, sedikit relaks. Tiba-tiba Toni Kroos melepas tendangan, kiper terlepas tangannya. Segalanya terjadi dalam sekejap mata. Saat dia menyadari bahaya, ternyata dia membelakangi gawang. Lalu bagaimana dengan Thomas Müller?
Sialan tim Jerman entah kapan sudah berbalik, sekarang menghadap langsung ke gawang.
Bek lawan paling takut saat lawan yang mereka kawal melakukan serangan frontal. Ketika Schildenfeld menyadari bahaya, Thomas Müller kembali meningkatkan kecepatan, meninggalkannya di belakang, lalu mendorong bola yang terlepas dari kiper dengan tendangan frontal.
Karena bola yang dipantulkan kiper jatuh ke tanah, Thomas Müller sengaja menekan arah bola untuk memastikan stabilitas, membuatnya hampir menyusur rumput sebelum menyelinap masuk ke gawang.
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！！”
Komentator mengeluarkan teriakan panjang "GOOOOOL!", lalu kamera menangkap fans di tribun yang berbaris-baris bangkit dari kursi, meneriakkan sorak-sorai gegap gempita dengan penuh semangat.
"Thomas Müller sekali lagi mencetak gol untuk tim Jerman, menyelesaikan double, ini merupakan gol kedua-nya di Piala Dunia edisi kali ini, sekaligus gol ketujuhnya sepanjang partisipasi di Piala Dunia, sebuah tembakan susulan yang sangat indah! Pemain Kroasia kembali menerima pukulan memilukan, bahkan bisa dikatakan tim Jerman sudah meraih kemenangan di pertandingan ini lebih awal!"
Yang Chengzhuo, setelah melihat gol Thomas Müller, dengan penuh semangat mengepalkan tangan merayakan, lalu berpelukan satu per satu dengan para asisten di sekitarnya, saling menepuk tangan bergantian. Dia tahu, setelah gol ini masuk, pertandingan sudah berada dalam genggaman!
Gol ini terlihat seperti kebetulan, tapi sebenarnya tidak. Tim Jerman secara jelas meningkatkan intensitas tembakan jarak jauh di sekitar wilayah terlarang pada babak kedua. Saat istirahat, Yang Chengzhuo menekankan agar pemain lebih tegas dan tanpa ragu melepas tendangan ke gawang Kroasia. Maka Toni Kroos langsung melepas tembakan begitu melihat celah, tanpa banyak berpikir.
Tembakan seperti ini tidak jarang terjadi di babak kedua. Hingga menit ke-23 babak kedua, tim Jerman total telah melakukan 7 kali tembakan, meski hanya 3 yang tepat sasaran, namun semuanya memberikan ancaman besar bagi Kroasia.
"Terlihat jelas, penyesuaian yang dilakukan Yang Chengzhuo saat jeda babak sangat tepat dan bijaksana. Di babak kedua tim Jerman bermain lebih terarah, terutama dalam hal melepas tembakan - total 4 tembakan jarak jauh dengan eksekusi sangat tegas dari para pemain, yang langsung menghasilkan gol kedua mereka!"
"Selain itu, Thomas Müller tidak lagi bertahan di sayap seperti di babak pertama, melainkan lebih sering bergerak ke tengah lapangan untuk mengeksploitasi kelemahan Schildenfeld. Taktik ini terbukti efektif, karena kedua gol Jerman justru bermula dari titik lemah Schildenfeld ini!"
"2:0, dengan sisa waktu pertandingan kurang dari setengah jam, tim Jerman jelas telah mempercepat kemenangan dalam pertandingan ini. Kecuali Kroasia bisa melakukan serangan balik habis-habisan, tapi melihat situasi saat ini dimana Kroasia sepenuhnya pasif, bukan saja serangan balik tidak realistis, mungkin mereka bahkan tidak bisa mempertahankan skor 0:2 - ini masih belum pasti!"
