Jika ada yang mengatakan bahwa Spanyol-nya Vicente del Bosque selama bertahun-tahun tidak menunjukkan kemajuan, Yang Chengzhuo pasti akan menertawakannya. Sebab di dunia ini tak ada yang lebih memahami tim Spanyol ini daripada Yang Chengzhuo sendiri.
Setidaknya, sebagian besar pemain timnas di skuad ini adalah hasil binaannya, sementara sisanya merupakan musuh bebuyutannya.
Ada pepatah yang tepat: Tak ada yang lebih memahami musuh daripada musuh itu sendiri!
Pertama kali melihat daftar pemain yang disusun Bosque ini, mungkin banyak orang akan merasa ini adalah pilihan yang cukup mengejutkan. Namun bagi Yang Chengzhuo, meskipun ada unsur kejutan, yang lebih kuat terasosiasinya adalah bahwa Bosque akhirnya berhasil menyusun formasi terkuat Spanyol.
Formasi 4231 sejak dulu cenderung kurang dalam hal lebar strategis. Hal ini jelas terlihat dari tim Jerman. Dua sayap andalan Yang Chengzhuo - Thomas Müller dan Marco Reus, atau Lukas Podolski - semuanya termasuk tipe pemain yang suka memotong ke dalam. Tugas utama mereka adalah melakukan koordinasi serangan dengan melakukan gerakan diagonal ke tengah begitu bola masuk ke area pertahanan lawan.
Karena itulah Yang Chengzhuo menekankan betapa vitalnya makna taktis Kapten Lahm dalam skuad Jerman saat ini. Kehadirannya mampu menyediakan lebar taktis yang selama ini menjadi kelemahan timnas Jerman. Begitu serangan depan mentok, Lahm langsung maju membuka lebar lapangan, menarik pertahanan lawan. Begitu formasi pertahanan lawan teregang, celah pun tercipta.
Formasi Spanyol juga sama-sama kurang dalam lebar taktis. Vicente del Bosque sebelumnya lebih sering menggunakan Andres Iniesta dan David Silva yang bukan tipe pemain yang biasa aktif di sayap. Mereka lebih banyak melakukan koordinasi memotong ke dalam dari sisi lapangan. Inilah mengapa bek sayap kiri Spanyol Jordi Alba sangat penting, karena ia dapat memberikan fungsi dan efek bagi Spanyol mirip seperti yang dilakukan Lahm untuk Tim Jerman.
Oleh karena itu, dalam tingkat tertentu, Tim Jerman dan Spanyol benar-benar sangat mirip, memiliki kemiripan yang unik.
Pada akhirnya, kedua tim ini menyimpan tanda Yang Chengzhuo yang sangat mendalam!
Namun satu hal berbeda: pergerakan tanpa bola Tim Jerman, baik vertikal maupun horizontal, benar-benar menonjol. Melalui sistem pergerakan tanpa bola yang telah dikukuhkan Yang Chengzhuo bertahun-tahun lalu, ditambah pematangan dan perbaikan terus-menerus selama ini, Tim Jerman unggul dalam pergerakan tanpa bola bahkan hingga tingkat dunia. Dari segi rasionalitas, sistem pergerakan tanpa bola Real Madrid pun agak kurang dibandingkan.
Bagaimanapun, hal ini membutuhkan akumulasi dan endapan selama bertahun-tahun!
Seperti Thomas Müller, Klose, Mesut Özil, Podolski, Marco Reus, Schweinsteiger... Jika menganalisis lebih dalam arah pergerakan dan area pemain-pemain ini, tak sulit memahami bahwa pergerakan horizontal dan vertikal mereka sangat intens dengan kombinasi yang rasional.
Pergerakan horizontal bertujuan menarik garis pertahanan lawan agar muncul celah, sementara pergerakan vertikal langsung menyerang dan memanfaatkan celah tersebut!
Tapi Spanyol memiliki masalah besar: Del Bosque mengkombinasikan keunggulan Real Madrid & Barcelona ditambah pemain-pemain Barcelona, membuat pergerakan horizontal mereka selalu menonjol, namun kurang dalam pergerakan vertikal.
Inilah alasan mengapa tim Bosque sangat membutuhkan Navas. Yang terakhir bisa menciptakan lebar taktis sekaligus menyediakan daya dorong vertikal, aspek yang sangat kurang di tim Spanyol. Namun kekurangan Navas yang sangat jelas membuat Bosque tak pernah berani menitipkan harapan besar pada pemain ini.
Dalam situasi seperti ini, Bosque terus-menerus menyesuaikan serangan tim, sementara Pedro menjadi senjata andal di tangannya.
Meski keahlian bermain pemain sayap Barcelona ini tak terlalu mencolok atau istimewa - bahkan bisa dimasukkan ke barisan si kasar jika dibandingkan dengan segudang pemain berteknisi halus di lini depan Spanyol - kemampuan menerobos dan mencetak golnya plus kesadaran pergerakan vertikal yang luar biasa membuatnya menjadi faktor yang sangat diprioritaskan Bosque.
Untuk tim seperti Spanyol yang selalu suka mengontrol bola di kaki, mereka sangat membutuhkan pemain dengan kemampuan vertikal yang berada di posisi paling depan. Karena sudah tidak ada Villa, maka harus mencari penggantinya.
"Jérôme!" Yang Chengzhuo di ruang ganti sebelum pertandingan, setelah melihat daftar skuat Spanyol, menunjuk Boateng, "Hati-hati dengan Pedro. Pergerakan horizontal dan vertikalnya sangat menonjol! Pertahankan jarak yang tepat dengan bek tengah dan Sven·Bender, cekik dia, jangan biarkan dia menemukan celah!"
Keberadaan pemain seperti ini harus diwaspadai, tak boleh lengah. Jika tidak, yang rugi pasti diri sendiri. Maka Yang Chengzhuo sangat menekankan pertahanan Jérôme Boateng terhadap Pedro, dengan pesan khusus:
Jérôme Boateng mengangguk, "Aku paham, Bos!"
"Mata dan David Silva, jika tebakan saya tidak meleset, masih seperti dulu. Kunci mati Pedro, paku mati lini tengah mereka. Sementara Del Bosque kali ini memposisikan Iniesta di lini tengah, pasti dia tidak akan terlalu mundur. Dia bukan Xavi, juga bukan Xabi Alonso, jadi..."
"Sven, kau harus menjaga garis depan pertahanan dan celah di kedua sisi dengan ketat. Waspadai pergerakan Iniesta dan umpan vertikalnya, juga serangan tiba-tiba Pedro setelah melakukan perpindahan horizontal. Ini harus benar-benar diwaspadai!"
Dengan prinsip saling memahami, jika Yang Cheng ingin memaksimalkan Iniesta di tengah, pasti akan berusaha keras mendekatkannya ke area terlarang, lalu memanfaatkan operannya. Dia juga akan ditempatkan di sisi kiri untuk mengoptimalkan penetrasi vertikal Pedro. Meski tidak bisa menciptakan ancaman, setidaknya bisa mengacau pertahanan Tim Jerman, membuka peluang bagi serangan balik Mata dan David Silva dari belakang.
"Podolski bertanggung jawab mengawasi Jordi Alba. Schweinsteiger, kamu bertanggung jawab atas De la Red. Performa area tengah kita harus menunjukkan lebih banyak keberanian. Pertahanan perlu memperhatikan jarak dengan area tengah, jika diperlukan segera maju ke depan. Jangan beri celah bagi David Silva, Mata, dan Iniesta untuk menyusup!"
"Begitu De la Red dan Iniesta menguasai bola, kita harus menggunakan segala kemampuan untuk memaksa mereka segera memindahkannya. Gomes, kamu meredam Ramos dan Piqué. Kedua pemain ini adalah sekutu Busquets - awasi ketat, jangan biarkan mereka ikut campur di area tengah!"
Gomes mengangguk, "Aku tahu apa yang harus dilakukan, Bos!"
Seluruh pemain di ruang ganti Jerman mendengar instruksi Yang Chengzhuo ini. Sebenarnya mereka semua sudah paham bagaimana taktik tim yang disesuaikan ini harus dijalankan.
Sejak awal pertemuan taktis, Yang Chengzhuo telah mengajukan proposal untuk meredam lini tengah Spanyol, terutama tekanan terhadap De la Red, Xabi Alonso, dan Xavi. Tujuannya adalah memaksa Spanyol mengalirkan bola ke tangan Busquets. Pertama untuk menjepit titik oper paling berbahaya Spanyol, kedua untuk membuat Busquets yang menguasai bola.
Posisi Busquets agak mirip dengan Xabi Alonso. Bahkan, Busquets termasuk tipe pemain yang rela sejajar dengan dua bek tengah demi bisa menguasai bola dengan lancar. Jadi begitu bola dipaksa ke Busquets, itu setara dengan menggeser area penguasaan bola Spanyol keluar dari area 32 meter mereka. Ini jelas sangat melemahkan ancaman penguasaan bola Spanyol.
Sebaliknya, tugas Mesut Özil adalah mengganggu Busquets. Begitu berhasil menciptakan kesalahan pada Busquets, serangan balik setelah merebut bola akan berakibat fatal. Inilah strategi fondasi utama Yang Chengzhuo dalam pertandingan ini.
“Teman-teman!” Setelah menyelesaikan penyesuaian taktik dan penjadwalan, Yang Chengzhuo mengamati sekilas seluruh pemain di ruang ganti dengan mantap, “Pertandingan ini menentukan siapa yang bisa lolos ke final. Sudah bertahun-tahun kita berjuang, berkorban mati-matian, bukankah semua ini demi bisa masuk final dan merebut Piala Dunia yang selalu kita impikan itu?”
“Piala itu tidak jauh dari kita. Yang kita butuhkan sekarang adalah setiap dari kalian mengerahkan segala upaya untuk menyelesaikan pertandingan ini, mengalahkan Spanyol. Asal kita bisa masuk final, aku yakin piala itu akan menjadi milik kita!”
“Ayo, hancurkan Spanyol!!”
“Paham, Bos!” Para pemain berteriak kompak.
……
……
“Tim Jerman melancarkan serangan beruntun. Lahm maju, menyambar bola, cepat menyusuri sayap kiri, lalu mengoper ke Thomas Müller!”
“Thomas Müller melepaskan diri dari Arbeloa, turun ke garis bawah. Ramos keluar, Thomas Müller melakukan crossing akurat ke area tengah!”
"Casillas maju menyongsong!"
"Cantik! Casillas dengan kokoh mengambil bola yang melayang di udara, Spanyol mengatasi serangan lagi dari tim Jerman!"
Dengan penjelasan langsung dari komentator ini, seluruh Stadion Mineirão mendengar sorak-sorai "San Casillas". Kapten timnas Spanyol ini menunjukkan performa yang sangat stabil di Piala Dunia edisi kali ini, tapi banyak orang tetap merasa performanya masih sedikit kalah dibanding Neuer dari timnas Jerman.
Yang terakhir di Piala Dunia ini tampaknya tidak punya performa bagus, tapi diam-diam terus mengarahkan pertahanan untuk menutup celah. Dalam taktik pertahanan tim Jerman, perannya sangat krusial. Ditambah fakta bahwa pertahanan Jerman belum pernah ditaklukkan tim manapun, banyak orang yakin kiper terbaik Piala Dunia kali ini pantas diberikan kepada Neuer.
"Setelah pertandingan dimulai, Spanyol bermain sangat sabar, tapi tim Jerman malah aktif menekan keluar untuk menyerang. Ini memang membuat terkesima, karena dalam beberapa kali pertemuan sebelumnya, Jerman jelas-jelas selalu menampilkan sikap lebih lemah saat menghadapi Spanyol. Tapi di momen ini, Yang Chengzhuo justru memilih strategi ofensif yang benar-benar berani!"
"Spanyol terlihat agak pasif dan cemas dalam pertandingan, karena Jerman menempatkan senjata berat di area tengah. Bahkan Podolski terus-menerus muncul di lini tengah untuk terlibat dalam pertahanan. Begitu bola memasuki area tengah, langsung mendapat tekanan dan pressing kuat dari Jerman, terutama saat bola berada di kaki Iniesta dan De la Red. Pressing sistematis Jerman yang galak ini memaksa gelandang Spanyol harus segera mengoper bola keluar, membuat lini tengah Spanyol benar-benar tidak nyaman!"
"Perlu diketahui, pemain-pemain seperti Iniesta, De la Red, bahkan David Silva dan Mata yang ditempatkan Spanyol di lini tengah kali ini, semuanya memiliki kemampuan teknik yang sangat hebat dan kemampuan individu yang sangat kuat. Tapi mereka tetap merasa tidak nyaman dengan tekanan Jerman. Ini membuktikan betapa dahsyatnya pressing tim Jerman di area tengah!"
"Apakah dia sengaja memaksa kita untuk mengoper bola ke kaki Busquets?" tulis Vicente del Bosque dengan nada terkejut dalam analisis situasinya.
Tidak diragukan lagi, Busquets adalah pengontrol bola yang sangat hebat. Tapi menguasai bola tidak sama dengan mengendalikan pertandingan!
Pemain yang sangat cerdas ini lebih memilih mundur ke garis pertahanan daripada membiarkan diri terekspos dalam pengepungan lawan. Dengan cara ini, kapanpun bola sampai di kakinya, dia pasti bisa menemukan titik operan dengan mantap dan mengalirkan bola dengan stabil.
Baik di Barcelona maupun timnas Spanyol, keberadaan Busquets semata-mata demi mengontrol bola!
Karena perbedaan seperti ini, oper satu sentuhan Busquets selalu sangat stabil dan bisa diandalkan. Kemampuan membaca pertandingannya juga benar-benar top-class. Namun sebagai gelandang bertahan, cakupan dan tingkat akurasi-nya saat bertahan tidak bisa terjamin. Justru karena alasan inilah Del Bosque lebih memilih mengorbankan sedikit serangan dengan menempatkan De la Red di sampingnya untuk memberikan perlindungan.
Tapi masalahnya, begitu Busquets menjauh dari area 32 meter lawan, bahkan jika dia bisa mengontrol bola, efek apa yang bisa dihasilkan?
"Ternyata kita yang berkembang, dia juga tidak diam. Setidaknya taktik yang kami pelajari di Piala Dunia kualifikasi, dia juga mencari cara untuk memecahkannya. Benar-benar lawan yang sulit ditaklukkan!" kata Toni Grande sambil menggelengkan kepala dengan senyum pahit.
Dengan pemahaman Yang Chengzhuo tentang Spanyol dan keakraban dengannya, ditambah fakta bahwa selama beberapa tahun terakhir ini ia selalu menganggap Spanyol sebagai lawan utamanya, bisa dikatakan ia lebih memahami Spanyol daripada siapa pun - tingkat pemahaman ini bahkan dalam kadar tertentu melebihi pelatih kepala Spanyol Vicente del Bosque.
Menghadapi situasi ini, del Bosque dan Toni Grande juga tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, banyak dari pemain ini berasal dari bawah komando Yang Chengzhuo. Total waktu del Bosque bergaul dengan mereka masih lebih sedikit dibanding waktu Yang Chengzhuo selama satu tahun lebih. Siapa yang lebih memahami?
"Pedro sudah dicekik sampai mati, Andres Iniesta juga ditempel Sven Bender. Taktik penargetan yang dimainkan anak muda ini benar-benar tak tertandingi di dunia!" del Bosque pun tak kuasa mengeluh.
Yang Chengzhuo sendiri adalah maestro taktik, ditambah dengan Benitez, keduanya berkumpul. Dalam hal taktik penargetan, dunia sepak bola saat ini benar-benar tidak memiliki beberapa orang yang bisa disamakan dengan mereka, bahkan Bosque dan Toni Grande pun harus mengakui hal ini.
"Tiga garis kami harus tetap kompak! Meski tidak bisa melakukan penetrasi, kita tidak boleh memberi kesempatan Tim Jerman menciptakan ancaman!" Bosque berpikir sejenak, melakukan penyesuaian.
……
……
Penyesuaian Bosque yang terlihat di lapangan sepak bola segera mengubah pertandingan yang dinanti-nanti dunia ini menjadi kekacauan total.
Ketika posisi Iniesta dan David Silva mulai mundur, formasi Spanyol terlihat lebih mirip taktik 4411. Posisi Pedro relatif di sebelah kiri, namun berada di antara posisi sayap kiri dan gelandang serang, seolah siap kapan saja menyerang celah pertahanan Tim Jerman.
Jérôme Boateng juga menyesuaikan posisinya. Saat tim Jerman mempertahankan pertahanan, investasi di sektor serang juga cukup besar, namun belum mendapat kesempatan bagus.
Bola lebih banyak dikirim ke kaki Busquets. Tapi keahlian mengontrol bola Spanyol sama sekali tidak main-main. Ketika Ramos dan Piqué bergantian maju membantu Busquets, atau Busquets mundur untuk mengontrol bola, tim Jerman sulit membatasi penguasaan bola Spanyol.
Pada akhirnya, tekanan defensif Gomes terhadap Piqué dan Ramos kurang memadai. Kemampuan pressing-nya memang kurang baik. Beberapa upaya Jerman memanfaatkan Gomes untuk menciptakan peluang selalu digagalkan oleh Ramos dan Piqué yang langsung mengunci striker Jerman, membuat serangan Jerman berakhir sia-sia.
Begitu titik Gomes berhasil dibatasi, Thomas Müller di sisi kiri juga dijaga ketat oleh Arbeloa. Meski pergerakan Mesut Özil cukup aktif, tetap tidak banyak mendapat peluang. Serangan kedua tim terlihat tenggelam dalam kesulitan dan masalah.
"Terlihat dalam pertandingan ini kedua pihak lebih memilih pendekatan stabil di tingkatan yang tepat. Tak ada yang mau mengambil risiko gegabah, mengingat ini semifinal Piala Dunia. Siapa nekat, bisa tersingkir dengan memilukan dan dieliminasi lawan. Baik Yang Chengzhuo maupun Vicente del Bosque pasti enggan menyaksikan hal seperti ini terjadi."
Dalam situasi seperti ini, mustahil mengharapkan kedua tim bermain sangat aktif dan menggelar sepak bola ofensif besar-besaran!
Dengan satu tiupan peluit wasit, babak pertama pertandingan berakhir dalam atmosfer frustasi ini!
"Pertandingan babak pertama telah berakhir, pertandingan ini juga tidak terlalu menarik. Kedua tim sama-sama menerapkan taktik yang sangat spesifik, berfokus pada perebutan penguasaan di area tengah untuk membuat permainan. Baik Jerman maupun Spanyol, jelas-jelas memanfaatkan titik ini untuk menghantam rival. Terutama tim Jerman, dalam pertandingan mereka semakin aktif memilih untuk menyerang."
"Dari suasana babak pertama, ini adalah proses tarik-ulur. Tidak ada pihak yang memiliki keunggulan mutlak. Namun tim Jerman lebih menguasai inisiatif, juga menciptakan 4 kali kesempatan tembakan. Relatif terhadap Spanyol yang hanya 2 kali, keinginan menyerang Jerman terlihat lebih kuat meski hasilnya belum optimal."
"Spanyol seperti biasa menguasai keunggulan penguasaan bola. Hanya saja mereka kurang mampu mengubah kontrol bola menjadi ancaman. Ini menyebabkan seluruh babak pertama Spanyol hanya memiliki 2 kesempatan tembakan yang tidak membentuk bahaya. Area penguasaan bola Spanyol lebih banyak di belakang lapangan sendiri, agak menjauh dari area 32 meter Jerman sehingga kurang mengancam!"
“Babak pertama dimainkan dengan sangat membosankan, biasa-biasa saja, tetapi juga bisa dianggap sebagai eksperimen taktik oleh kedua pelatih kepala terhadap strategi masing-masing. Kini kita hanya bisa berharap pada babak kedua, menyaksikan apakah Yang Chengzhuo yang akan lebih dulu melakukan penyesuaian dan aktif memecah kebuntuan skor, atau Spanyol yang lebih baik beradaptasi dengan taktik tim Jerman dan menemukan cara untuk mengatasi tekanan mereka.”
"Dan saat ini di bangku cadangan kedua tim duduk sekelompok pemain hebat. Kedua pelatih kepala juga tidak kekurangan langkah brilian dalam mengubah situasi melalui pergantian pemain di menit tengah. Oleh karena itu, kita hanya bisa berharap mereka mampu menampilkan performa yang semakin gemilang di babak kedua!"
Sementara komentator terus berbicara, Yang Chengzhuo dan Vicente del Bosque masing-masing memimpin anak buahnya masuk ke saluran pemain menuju ruang ganti. Di tribun penonton, fans kedua tim tetap setia memberikan dukungan seperti biasa.
Bagi sekelompok fans ini, meski pertandingan agak membosankan, 45 menit berlalu cepat penuh ketegangan. Ini bisa dianggap sebagai permainan strategi dan kekuatan antara dua pelatih kepala. Kedua tim memang ahli di babak kedua: Spanyol ahli menunggu saat lawan kelelahan, sementara Jerman punya Yang Chengzhuo yang jago penyesuaian tengah lapangan.
Oleh karena itu, fans kedua tim cepat melupakan kebosanan babak pertama, dan beralih fokus ke babak kedua!
